Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGUKURAN VOLUME
Dibuat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Matematika Geometri
Dosen Pengampu: Arissona Dia Indah Sari, M.Pd

Oleh:
1. Erida Fitriani (200404093)
2. Feby Puspitasari (200404079)

KELAS A
JURUSAN PGSD
FAKULTAS PENDIDKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya . Shalawat serta
salam tak lupa pennulis haturkan pada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membimbing kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pada mata
kuliah MATEMATIKA GEOMETRI ini dengan judul “PENGUKURAN VOLUME”
Pembuatan makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu sekiranya ada
kritik ataupun saran dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis peribadi dan para pembaca yang budiman.

Gresik, 15 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………..……………….…………….……..…… 2
DAFTAR ISI……………………………………….…………………………..….………… 3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………..……….………. 4
1.1 Latar Belakang………………………………………..….……………….……… 4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….…...….. 4
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………….…..…………….………. 5
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………….…..…………….……... 5
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………...……….…... 6
2.1 Pengertian Pengukuran Volume………………………….………………….…… 6
2.2 Mengukur Volume..……………………………………………………………… 7
1. Mengukur Langsung……………...……………………………………………….. 7
2. Mengkur Volume Benda Padat Dengan Gelas Ukur……………..…………...….. 7
2.3. Mengenal Satuan Volume………………………………………………….....… 8
A. Satuan Baku Volume…………………………………………….…..………..… 10
B. Satuan tidak baku volume…………………………………………………..…… 11
2.4. Mengira Volum Suatu Benda Dengan Satuan Tidak Baku………...….………. 12
2.5. Operasi Hitung Satuan Volume…………………………….....………….……. 13
2.6. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan Dengan Volume……………….……. 14
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………….…….. 17
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….…….……. 17
3.2 Saran……………………………………………………………….…….……… 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang
telah disepakati. Misalnya menghitung volume balok, maka harus mengukur untuk dapat
mengetahui panjang, lebar dan tinggi balok, setelah itu baru menghitung
volume.Pengukuran dapat dilakukan baik dengan menggunakan satuan internasional
maupun tidak, besaran pokok juga besaran turunan seperti contohnya: meter, centimeter,
milimeter, kilometer, meter kubik, meter persegi, dll. Berdasarkan metode pengukuran
maka pengukuran dapat dilakukan dengan cara sistematis ataupun dengan cara
penggunaan gelas ukur.

Pengukuran secara sistematis biasa dilakukan pada benda yang berbentuk beraturan,
memiliki panjang, lebar, dan tinggi yang dapat di ukur menggunakan alat ukur. Metode ini
lebih sering digunakan karena alat pengukuran yang lebih sederhana. Namun sayangnya
metode ini tidak dapat mengukur jika benda berbentuk tidak beraturan. Pengukuran
menggunakan gelas ukur dapat dilakukan pada benda yang berbentuk tidak beraturan
seperti kerikil. Namun sayangnya alat pengukuran metode ini dapat di katakan bahwa alat
metode pengukuran ini terbilang tidak sesederhana metode sistematis.Oleh karena itu
praktikum pengukuran ini merupakan suatu bagian yang penting dalam memperlajari ilmu
fisika, terlebih lagi metode pengukuran seringkali digunakan dalma kehidupan sehari-hari.

Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak ruang
yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda yang beraturan
ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang beraturan
misalnya kubus,balok, silinder, limas, kerucut, dan bola. Benda yang tidak beraturan
misalnya batu yang ditemukan di jalan. Volume digunakan untuk menentukan massa jenis
suatu benda.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Apakah pengertian pengukuran volume?

4
2. Bagaimana cara mengukur volume?
3. Menjelaskan bagaimana cara mengenal satuan volume?
4. Menjelaskan bagaimana cara mengira volum suatu benda dengan satuan tidak baku?
5. Menjelaskan oprasi hitung satuan volume?
6. Menjelaskan masalah yang berkaitan dengan volume?
1.3 Batasan Masalah
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisn ini, maka diperlukan suatu
pembatasan terhadap masalah yang dibahas. Pembatasan suatu masalah adalah penting
untuk menghindari penyebaran masalah pokok yang akan dibahas, agar masalaah yang di
bahas lebih terarah dan tujuan pembuatan akan teracapai. Pada makalah ini dibatasi yang
hanya akan membahas Pengukuran Volume saja.

1.4 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Pengukuran Volume.


2. Untuk mengetahui dan memahami cara mengukur volume.
3. Untuk mengetahui dan memahami satuan volume.
4. Untuk mengetahui dan memahami cara mengira volum suatu benda dengan satuan tidak
baku.
5. Untuk mengetahui dan memahami oprasi htung satuan volum.
6. Untuk mengetahui dan memahami masalah yang berkaitan dengan volume.

1.5 Manfaat Penulisan


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk berbagai pihak.
Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis
Memberikan pengetahuan dan wawasan baru tentang materi Pengukuran Volume.
2. Bagi Pembaca dan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang PengkuranVolume.
3. Bagi Perpustakaan
Menambah referensi tentang materi Pengukuran Volume yang meliputi jenis-jenis alat
ukur.
4. Bagi dosen

Dapat menjadi tambahan sumber referensi baru dibidang Pengukuran Volume.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran Volume


Pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur (besaran)
dengan sesuatu yang ditetapkan sebagai patokan (satuan). (Nufus & AS, 2009)
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek
secara sistematik. (Nasution, 2019) Pengukuran adalah suatu proses pemberian angka
kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang,hal atau objek
tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. (Rasyid, 2008) Pengukuran
merupakan proses mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan nilai besaran yang
sedang kita ukur dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai acuan. (Arkudanto,
et al., 2007).
Pengukuran merupakan kegiatan yang diperlukan dalam mem bandingkan suatu
besaran dengan besaran lainnya secara akurat dan universal. Akurat dalam arti sesuai
dengan ukuran yang se benarnya menurut acuan standar internasional; universal karena
dapat di gunakan di segala tempat dan wilayah. (Iskandar, 2017) Berdasarkan beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pengukuran adalah membandingkan,
memberikan, angka suatu objek, hal atau orang tertentu secara sistematik menurut
aturan dengan besaran lain sejenis sebagai acuan dan patokan (satuan) secara akurat
dan universal.
Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak
ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek tersebut bisa berbentuk benda
yang beraturan maupun tidak beraturan. (Suranti, 2011) Volume adalah isi atau
besarnya benda dalam ruang. (Widiastuti, 2012) Volume adalah ruangan yang
ditempati oleh suatu benda. (Martin, 2012) Dari beberapa pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa Volume adalah besarnya isi atau objek dalam suatu ruangan. Maka
pengukuran volume adalah membandingkan, memberikan angka suatu objek atau
benda yang berada dalam suatu ruang.

6
2.2 Mengukur Volume
Menurut Iskandar (2017) ada dua cara mengukur volume benda , yaitu :
1. Mengukur langsung
a. Pengukuran volume zat cair
Pengukuran volume zat cair dapat dilakukan secara langsung, yaitu dengan
memasukkan zat cair tersebut ke dalam gelas ukur (atau gelas pengukur volume
yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah bahan dalam memasak kue)
kemudian baca skala pada gelas ukur tepat pada permukaan zat cair.
b. Pengukuran volume benda padat
Pengukuran volume benda padat secara langsung berlaku pada benda-benda
yang teratur bentuknya maupun yang tidak teratur, yaitu dengan menggunakan
gelas ukur atau mengukur dengan mistar. Benda-benda yang teratur misalnya :
benda berbentuk balok, kubus,silinder, bola,kerucut.
Gambar Ilustrasi gelas ukur

2. Mengukur volume benda padat dengan dengan gelas ukur


Pengukuran volume benda-benda padat yang teratur maupun tidak teratur
bentuknya dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan gelas ukur.
Berikut ini cara yang perlu dilakukan dalam melakukan pengukuran dengan
menggunakan gelas ukur:
a. Jika benda yang akan diukur berukuran kecil hingga bisa dimasukkan ke dalam
gelas ukur, maka pengukuran bisa langsung dilakukan dengan mencelupkan benda
tersebut ke dalam gelas ukur yang telah diisi air dalam jumlah atau volume tertentu,
misalnya 100 mL. Selanjutnya catat perubahan volume yang terjadi pada skala
ukuran, misalnya air naik hingga pada ukuran 120 mL. Volume benda yang akan

7
diukur di dalam gelas ukur bisa diketahui dengan menghitung selisih antara volume
air V1 sebelum dicelupkan benda, dan V2 sesudah dicelupkan benda. Pada contoh
ini volume benda diperoleh:
Volume benda = V2 – V1
= 120 mL – 100 mL
= 20 mL
b. Jika benda yang hendak diukur berukuran besar hingga tidak bisa muat ke dalam
gelas ukur, maka memerlukan suatu bejana yang lebih besar (atau gelas
berpancur) untuk melakukan pengukuran. Selanjutnya masukkan benda padat yang
hendak diukur ke dalam bejana yang terisi air penuh. Luap an air dari bejana tersebut
ditam pung di dalam bejana yang lebih besar. Selanjutnya air luapan di dalam be
jana yang lebih besar dimasukkan ke dalam gelas ukur. Dengan meng amati
permukaan air di dalam gelas ukur tersebut yang berimpit dengan skala ukur pada
gelas ukur tersebut bisa terbaca volume benda tersebut.
Catatan:
Beberapa benda begitu ringan hingga saat dicelupkan di air tidak tenggelam tapi
mengambang/ mengapung. Hal ini menyebabkan tidak seluruh permukaan benda
tertutup air hingga jumlah zat cair yang dipindahkan ke tempat lain juga berkurang.
Untuk mengatasi hal ini benda yang mengapung tersebut perlu ditekan dengan
menggunakan ujung jari atau lidi hingga seluruh permukaannya tertutup air.
Lakukan secara hati-hati hingga ujung jari atau lidi tidak tercelup ke dalam air,
karena bisa mempengaruhi jumlah zat cair yang dipindahkan.

2.3 Mengenal Satuan Volume


A. Satuan baku volume
Satuan baku telah diakui secara internasional, karena hasil pengukurannya selalu
tetap biarpun diukur oleh siapapun dan dimanapun berada. Satuan adalah pembanding
di dalam mengukur suatu besaran (Iskandar, 2017). Satuan volume sama halnya
dengan satuan Panjang namun yang membedakan adalah penambahan kubik (pangkat
3) dalam satuannya. (Suranti, 2011) Volume merupakan hasil kombinasi dari tiga
besaran panjang, yaitu panjang, lebar, dan tinggi. (Iskandar, 2017) Volume
didefinisikan sebagai sebuah besaran turunan yang diambil dari besaran pokok

8
panjang. Satuan volume ditandai dengan akhiran kata kubik,misalkan centimeter
kubik atau milimeter kubik. (Karamy, 2018)

Volume diukur menggunakan unit pengukur kubik. Satu yang umum, satuan
ukur untuk volume adalah sentimeter kubik (cm3) (Holt, Rinehart, & Winston, 2006)
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa satuan volume
merupakan turunan besaran Panjang yang ditandai dengan akhiran kubik (pangkat 3)
ataupun liter.

1. Satuan volume dalam m3


Volume = panjang x lebar x tinggi ( untuk balok ) = (satuannya m x m x m = m3 ).
(Iskandar, 2017)
Hubungan antar satuan volume.

𝑘𝑚3

ℎ𝑚3

𝑑𝑎𝑚3

𝑚3

𝑑𝑚3

𝑐𝑚3

𝑚𝑚3

Km3 : kilometer kubik


Hm3 : hektometer kubik
dam3 : dekameter kubik 1 km3 = 1.000 hm3 (turun 1 tangga)
m3 : meter kubik 1 m3 = 1.000.000 cm3 (turun 2 tangga)
dm3 : desimeter kubik 1
1 m3 = dam3 (naik 1 tangga)
cm3 : sentimeter kubik 1.000

mm3 : milimeter kubik 1 m3 =


1
hm3(naik 2 tangga)
1.000.000

2. Satuan volume dalam liter (ℓ)


Satuan volume yang sering digunakan adalah liter (ℓ) dan mililiter (ml). (Permana
& Triyati, 2008) Liter merupakan sebuah satuan volume yang digunakan untuk

9
menentukan volume suatu benda yang memiliki sifat menempati ruang. (Karamy,
2018) Umumnya liter digunakan untuk satuan volume benda cair.
Hubungan antar satuan volume yang lain dalam liter (ℓ)

𝑘ℓ

ℎℓ

𝑑𝑎ℓ


𝑑ℓ

𝑐ℓ
𝑑ℓ
kℓ : kiloliter
hℓ : hektoliter
daℓ : dekaliter
1ℓ = 1 dm3 Beberapa satuan dari besaran volum
ℓ : liter
1 m = 1 cc yang lain,
dℓ : desiliter
1ℓ = 1000 cm3 1ℓ = 1 dm3
cℓ : sentiliter
mℓ : mililiter 1 d = 100 cm3 1 cc (centimeter cubic) = 1 cm3 = 1000
mm3 = 1 mL

(Astuti & Sunardi, 2019) dan (Iskandar, 2017)


B. Satuan tidak baku volume
Satuan tak baku, disebut demikian karena hasil pengukurannya bisa berbeda-
beda bergantung pada kondisi. (Iskandar, 2017) Contoh satuan tidak baku pada
volume adalah gayung, gelas, sendok, dan ember. Berbeda dengan satuan baku yang
memiliki tingkatan, satuan tidak baku tidak memiliki tingkatan hanya ada
perbandingan apakah benda tersebut lebih besar ataukah lebih kecil, sebagai contoh:

10
Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa teko air memiliki volume lebih besar
karena memiliki ruang yang besar sehingga dapat diisi volume air yang lebih banyak.
Kedudukan volume terbesar kedua terdapat pada mug keramik kemudian disusul oleh
gelas kaca dan yang paling kecil volumenya adalah mug bayi.

Contoh lain:

Gambar A Gambar B

Dari gambar ilustrasi diatas gambar A memiliki volume lebih banyak dari gambar B,
3
karena ember pada gambar A terisi bumbu 4 ember sedangkan pada gambar B hanya
1
terisi tidak sampai 4 ember.

Sama halnya dengan gambar disamping, botol yang


berisi toner tersebut memiliki volume yang berbeda-
beda, pada botol tengah memiliki volume lebih besar
dan botol paling kanan memiliki volume yang terkecil
diantara ketiganya.

Setelah membahas apa itu satuan baku dan


membandingkan benda volume benda dengan benda
lainnya, pembahasan makalah selanjutnya adalah
mengira volume suatu benda dengan satuan tidak
baku

11
2.4 Mengira volume suatu benda dengan satuan tidak baku.
Satuan tidak baku yang terdapat pada volume contohnya seperti sendok, gelas,
ceret, teko, mangkok, kardus dengan kata lainalat yang bisa menampung benda alat

tersebut bisa digunakan sebagai acuan atau satuan tidak baku volume. Perhatikan
gambar ilustrasi dibawah ini:

4
4
Kardus kubus tersebut terisi oleh kardus kecil kecil yang kalua dihitung ada 4 x 4 x 4
= 64 buah. Jadi Volume dari kardus kubus itu adalah 64 satuan kardus kecil.

Referensi: Mathematics In Context “Geometri and Measurement”

Contoh lain:

Erida berbuka puasa dengan satu mangkuk es buah di suatu resto, ia memakan es buah
tersebut dengan sendok.

Gambar ilustrasi :

Ternyata setelah dihitung dalam satu mangkok es buah tersebut terdapat 30 sendok.
Maka volume es buah dalam mangkok tersebut adalah 30 sendok. Jika dipermisalkan
sendok tersebut memiliki volume 5ml maka total volume es buah tersebut adalah

Volume= 30 x 5ml = 150ml.

Jadi kira-kira dalam satu mangkok terdapat 30 sendok atau 150ml

12
2.5 Operasi Hitung Satuan Volume
Jika suatu benda memiliki bentuk yang bisa dipotong-potong yang semuanya
memiliki potongan yang sama ukuran, Anda dapat menghitung volumenya dengan
rumus: Volume = luas irisan x tinggi

Luas irisan Tinggi

Tidak berlaku untuk bentuk kerucut dan piramid:

(Holt, Rinehart, & Winston, 2006)

Formula atau rumus tersebut tidak berlaku untuk kerucut dan piramida (limas)
dikarenakan luas potongan bawah (alas) dan luas potongan atas (atap) tidak sama
besarnya.

Contoh:

Kaleng tersebut memiliki tinggi 16 cm, dan diameternya sepotong

adalah 6 cm (Holt, Rinehart, & Winston, 2006)

a. Hitung luas potongan.

b. Gunakan jawaban anda dari a untuk menghitung volume kaleng.

Pembahasan:

a. L = 𝜋 × 𝑟 2 b. v = Luas potongan × tinggi


= 3, 14 × 3 × 3 = 28, 26 𝑐𝑚2 × 16
= 28, 26 𝑐𝑚2 = 452, 16 𝑐𝑚2

13
Operasi hitung satuan volume yang yaitu dengan mengubah suatu satuan volume ke
satuan volume lainnya. (Astuti & Sunardi, 2019)

Contoh:
1. 2 m3 = ….......... dm3 4. 700 cm3 = ….......... ℓ
2. 6.000 cm3 = ….......... dm3 5. 1 kℓ + 2 daℓ = ………... ℓ
3. 1ℓ = ……….. mm3
Pembahasan:
1. 2 m3 = 2 x 1.000 dm3
= 2.000 dm3
2. 6.000 cm3 = 6 : 1.000 dm3
= 6 dm3
3. 1ℓ = 1 dm3
= 1.000.000 mm3
1
4. 700 cm3 = 700 × 1.000 dm3

= 0,7 dm3
= 0,7 ℓ

5. 1 kℓ + 2 daℓ = 1 × 1000 ℓ + 2 × 10 ℓ

= 1000 ℓ + 20 ℓ
= 1.020 ℓ

2.6 Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Volume


1. Berikut tiga tempat sampah yang berbeda. Yang mana yang paling bisa menahan
sampah? Jelaskan bagaimana Anda tahu.

Pembahasan:
Wadah di sebelah kiri, wadah A, dapat menampung sampah paling banyak.

14
A. Volume = Luas Potongan × tinggi C. Volume = Luas Potongan × tinggi
= p × l × tinggi = p × l × tinggi
= 10 in × 5 in × 25 in = 9 × 8 × 10
3
= 1250 in = 720
B. Volume = Luas Potongan × tinggi

=𝜋 × 𝑟 2 × tinggi

= 3, 14 × 10 × 10 × 10
= 3140 in3
2. Jonathan membelikan vas khusus untuk temannya Erin yang tinggal di Irlandia. Dia
perlu mengemas vas dengan sangat hati-hati agar bisa dikirim ke luar negeri. Kotak
pengirimannya berukuran 35 cm kali 16 cm dan memiliki tinggi 10 cm. Dia membeli
sekarung bahan kemasan untuk melindungi dan melindungi vas. Jaminan pada karung
menyatakan “akan mengisi kotak sebesar 6.000 sentimeter kubik. Apakah bahan
kemasan ini akan cukup untuk menjaga vas tetap aman? Tunjukkan pekerjaan Anda.
Pembahasan:
Volume kotak pengiriman = p× 𝑙 ×t
= 35 cm × 16 cm × 10 cm
= 5.600 cm3
Jaminan pada karung akan meningisi sebesar 6.000 cm3, sedangkan volume kotak
hanya = 5.600 cm3 maka bahan kemasan pelindung vas tidak dapat menjaga vas tetap
aman karena volumenya melebihi kerdus.

3. Maria mencoba mencari volume paket ini. Paket tersebut sebagian telah diisi dengan
kubus. Maria berkata, “Saya dapat dengan mudah menemukan volume paket ini!
Bagian bawah paket berukuran 8 cm kali 7 cm. Saya bisa muat 56 kubus di lapisan
bawah… ”

15
a. Jelaskan apa lagi yang harus Maria lakukan untuk menemukan volume paket.
b. Berapa volume paket Maria?
Pembahasan:
a. Maria dapat menemukan volume paket dengan menggunakan formula volume =
Luas potongan × tinggi
b. Volume paket Maria
Volume = luas potongan × tinggi
=p×l×t
=7×8×4
= 224 cm3
Jadi, volume paket Maria adalah 224 cm3

16
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran volume adalah


membandingkan, memberikan angka suatu objek atau benda yang berada dalam suatu
ruang. Pengukuran volume dapat dilakukan dengan dua, yang pertama pengukuran
langsung dan pengukuran dengan gelas ukur. Pengukuran langsung biasanya digunakan
untuk mengukur benda cair dan benda padat yang bentuknya teratur, sedangkan
pengukuran dengan gelas ukur digunakan untuk benda padat yang tidak teratur.

Satuan pada pengukuran volume terbagi menjadi dua, yaitu satuan baku dan tidak
baku. Satuan baku terdiri dari dua, satuan dengan m3 dan dengan liter. Sedangkan satuan
tidak baku sangat banyak, beberapa diantaranya adalah gelas, sendok, ember dan kaleng.
Pada satuan baku volume, memiliki tingkatan seperti kilometer kubik dan sentimeterkubik.
Namun berbeda dengan satuan tidak baku yang tidak memiliki tingkatan namun memakai
perbandingan.

Pada pengukuran volume ini terdapat suatu formula yang digunakan untuk mencari
volume suatu benda padat dengan bentuk teratur, yaitu volume= luas potongan x tinggi.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk benda yang berbentuk kerucut atau piramida (limas)
dikarenakan kedua bentuk tersebut tidak memiliki kesamaan dalam luas potongan bawah
(alas) dan luas potongan akhirnya (atap), dan hal ini juga berlaku untuk semua benda yang
potongan bawah dan alasnya tidak sama.

3.2 Saran

Terkait beberapa hal tersebut materi pengukuran volume tidak lepas dari
permasalahan sehari-hari. Alangkah baiknya jika materi dalam makalah ini dapat
diterapkan dengan baik dan diharapkan agar berguna untuk membantu beberapa
permasalahan yang menyangkut tentang volume benda.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arkudanto, A., Rahman, L., Sutisna, Rafi'i, I., Warnana, D. D., & Endarko. (2007). Alat Ukur dan
Metode Pengukuran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Astuti, L. T., & Sunardi, P. (2019). Matematika Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Holt, Rinehart, & Winston. (2006). Britannica Mathematics In Contexs. In Holt, Rinehart, & Winston,
Realrollment Geometry an Measurement (pp. 61-75). Chicago: Encyclopædia Britannica.

Iskandar, H. (2017). Pengukuran Ilmu Pengatahuan Alam (IPA) Paket B setara SMP/MTs. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

Karamy, S. (2018). Definisi Satuan Volume. Satuan.

Martin, A. E. (2012). Kamus Sains. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Nasution, S. W. (2019). Penguasaan Pengukuran. Pengaruh Hasil Penguasaan Pengukuran Terhadap


Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Besaran Dan Turunan, 176.

Nufus, N., & AS, A. F. (2009). Fisika Kelas 10 SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Permana, A. D., & Triyati. (2008). Bersamahabat dengan Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Rasyid, H. (2008). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Cv Wacana Prima.

Suranti. (2011). Mengenal Berbagai Satuan. Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.

Widiastuti, I. E. (2012). Skripsi FKIP Universitas Surakarta. Peningkatan Kemampuan menghitunga


Volume Bangun Ruang menggunakan Pendekatan Konstektual Pada siswa Kelas V SD Negeri
Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, 3.

18

Anda mungkin juga menyukai