Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH MENENGAH

PERCOBAAN KE 1
PENGUKURAN

A. Latar Belakang
Dimasa sekarang ini, penggunaan suatu alat ukur merupakan hal yang tidak
asing lagi bagi kita, karena banyak sekali berbagai percobaan ilmuwan fisika yang
menggunakan salah satu alat ukur dari bermacam-macam alat ukur. Dalam
pembelajaran fisika dikenal yang namanya pengukuran.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur
dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran adalah cara
menguantitatifkan hasil observasi panca indera untuk memperoleh informasi atau
data. Observasi merupakan langkah yang dangat penting dalam IPA. Oleh karena
itu dalam pelajaran IPA sedapat mungkin dilakukan observasi yang lebih eksak
daripada yang kualitatif.
Dalam fisika terdapat beberapa macam pengukuran, misalnya pengukuran
massa, pengukuran massa jenis zat padat beraturan dan tidak beraturan,
pengukuran zat padat dan zat cair. Pengukuran tidak kan terlaksana jika tidak ada
alat ukur. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan tersebut, maka pentingnya
dilakukan praktikum pengukuran untuk mengetahui cara-cara menggunakan alat-
alat ukur yang baik dan benar.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan yang hendak ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui cara mengukur massa jenis benda padat yang bentuknya
beraturan dan tidak beraturan.
2.Untuk mengetahui cara mengukur massa jenis zat cair.
3. Untuk mengetahui cara mengukur benda padat.
C. Kajian Teori
Kegiatan pengukuran dapat diartikan sebagai proses perbandingan terhadap
suatu objek terhadap standar yang relevan dengan mengikuti peraturan-pertauran
terkait dengan tujuan untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
objek ukurnya. Dengan melakukan proses pengukuran dapat membuat gambaran
melalui karakterisitk suatu objek atau prosesnya, mengadakan komunikasi antar
perancang, pelaksana pembuatnya (Antika, 2012).
Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan (massa jenis) atau
nama lainnya adalah densitas (density). Kerapatan (atau massa jenis) merupakan
perbandingan antara massa terhadap volume zat. Satuan sistem internasional
untuk massa jenis adalah kilo gram per meter kubik (kg/m 3). Untuk satuan CGS
alias centimeter, gram, dan sekon satuan massa jenis dinyatakan dalam gram per

cemtimeter kubik (gr/cm3) (Kartika, 2009).


Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah
satunya menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya
distandarkan,bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran.
(Giancoli,2013)

D. Metode Praktikum

1. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran massa
adalah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Nama Alat Dan Bahan Kegunaan
Beban Sebagai bahan pengamatan
Balok aluminium Sebagaibahan pengamatan

Balok kayu Sebagai bahan pengamatan


Kubus material Sebagai bahan pengamatan
Neraca digital Untuk mengukur massa benda
Air Sebagai cairan
Gelas kimia Sebagai wadah
Silinder ukur Sebagai wadah
Minyak goring Sebagai bahan pengamatan

2. Prosedur kerja
a. Pengukuran massa jenis zat padat beraturan
Prosedur kerja pada praktikum pengukuran massa jenis zat padat
bertauran adalah sebagai berikut;
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok aluminium dengan
menggunakan mistar. Kemudian menghitung volume balok tersebut.
3. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
4. Mengulangi langkah b sampai c untuk kubus material.

b. Pengukuran massa jenis zat padat tidak beraturan

Prosedur kerja pada praktikum pengukuran massa jenis zat padat


tidak beraturan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan.
2. Mengukur atau menimbang massa beban pada neraca.
3. Meletakkan silinder ukur dibawah pancuran tabung berpancuran,
kemudian mengisi air ke dalam tabung berpancuran sampai ada
sebagian air yang mengalir ke dalam silinder ukur.
4. Membaca dan mancatat volume awal air di dalam silinder ukur (Vo).
5. Memasukkan beban ke dalam tabung berpancuran, sehingga ada
sebagian air yang mengalir ke dalam silindermukur.
6. Membaca dan mencatat volume air di dalam gelas ukur (V1).
7. Mencatat semua data ke dalam tabel hasil pengamatan.
c. Pengukuran massa jenis zat cair
Prosedur kerja praktikum pengukuran massa jenis zat padat tak
beraturan adalah sebagai berikut:
1.Menyediakan alat dan bahan.
2.Mengukur atau menimbang massa silinder ukur kosong (m o) dan
mencatat hasilnya ke dalam tabel.mengisi air ke dalam silinder ukur
sampai 20 ml.
3.Mengukur atau menimbang massa silinder ukur yang berisikan air (m1),
dan mencatat hasilnya ke dalam tabel.
4.Mengulangi langkah b sampai c untuk volume air 40 ml, 60 ml.
5.Mengulangi langkah b sampai d untuk minyak goreng.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
a. Data pengamatan

1) Pengukuran massa
Data pengamatan praktikum pengukuran massa dapat dilihat
pada tabel 2 berikut:
Beban Massa (kg)
Satu beban 0,05121
Dua beban 0,06331
Tiga beban 0,06840
2) Pengukuran massa jenis zat padat beraturan
Data pengamatan praktikum pengukuran massa zat padat
baraturan dapat dilihat pada tebel 3 berikut:
P
Benda l (m) t (m) v (m3) m (kg) (kg/m3)
(m)
Balok
0,05 0,01 0,01 0,00001846 0,0512 27,831,52
aluminiu
7 8 8 8 1 2
m
Kubus 0,0121
0,02 0,02 0,02 0,000008 1515
material 2

3) Pengukuram massa jenis zat padat tidak beraturan


Data pengamatan pengukuran massa jenis zat padat tidak
beraturan dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Beban Balok
Massa (m) 0,02512 kg 0,05121
Volume awal 0,000044 m3 0,000032 m3
(V0)
Volume akhir (V1) 0,000052 m3 0,000051 m3
Volume benda (V) 0,000008 m3 0,000009 m3
Massa jenis () 3140 kg/m3 5690 kg/m3

4) Pengukuran massa jenis zat cair


Data pengamatan praktikum pengukuranmassa jenis zat cair
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 Data pengamatan pengukuran massa jenis zat cair


mo = 0,03792 kg

Massa Silinder
Jenis Massa Cairan Volume massa jenis
Ukur Cairan
Cairan (kg) Cairan (m3) cairan (kg/m3)
(kg)
Air
m1 = 0,0569 m1-m0 = 0,01898 v1=0,00002 949
m2 = 0,07557 m2-m0 = 0,03765 v2=0,00004 941,25
m3 = 0,09715 m3-m0 = 0,05923 v3=0,00006 987,16667

m1 = 0,05430 m1-m0 = 0,01638 v1=0,00002 819

Minyak
m2 = 0,07358 m2-m0 = 0,03566 v2=0,00004 891,5
Goreng

m3 = 0,09136 m3-m0 = 0,05344 v3=0,00006 890,66667

2. Pembahasan

Dalam praktikum ini terdapat empat kali pengukuran dengan


mengggunakan neraca digital. Pertama pengukuran massa terhadap satu beban,
dua beban, dan tiga beban. Berdasarkan pengukuran massa diperoleh massa satu
beban sebesar 0,05212 kg, massa dua beban sebesar 0,06331kg, sedangkan
massa tiga beban sebesar 0,06840kg. Berdasarkan data pengamatan tersebut
dapat diketahui bahwa semakin banyak beban yang diletakkan pada neraca,
maka semakin besar pula nilai massanya.
Kedua, pengukuran massa jenis zat padat beraturan terhadap balok
aluminium dan kubus material. Dengan menggunakan mistar diperoleh panjang
balok aluminium 0,057 m, lebar 0,018m, dan tinggi 0,018 m. Dari panjang,
lebar, dan tinggi balok tersebut sehingga diperoleh volume balok aluminium
sebesar 0,000018468 m3. Maka massa jenis balok aluminium yaitu dengan
membagi antara massa dan volume sehingga diperoleh 2783,1522kg/m3.
Selanjutnya kubus material dengan panjang tiga sisi yang sama yaitu 0,02m.
Dengan mengalikan ketiga sisi tersebut sehingga diperoleh volumenya sebesar
0,000008m3. Dengan membagi massa 0,01212 kg dan volume tersebut sehingga
diperoleh nilai massa jenisnya sebesar 1515kg/m3.
Ketiga, pengukuran massa jenis zat padat tidak beraturan terhadap beban
dan batu. Massa beban yang ditunjukkan oleh neraca sebesar 0,02512 kg dan
volume awal beban sebesar 0,000044 m3 dan volume akhirnya 0,000052 m3,
sehingga dengan mengurangkan volume akhir dan volume awal maka diperoleh
volume beban 0,000008 m3. Nilai massa jenis balok diperoleh dengan cara
membagi massa dengan volume beban yaitu sebesar 3140 kg/m 3. Selanjutnya
batu dengan massa 0,05121kg dan volumenya 0,000009 m3, sehingga diperoleh
massa jenis batu sebesar 5690 kg/m3.
Keempat, pengukuran massa jenis zat cair berupa air dan minyak goreng.
Pada pengukuran massa air diperoleh massa silinder ukur cairan m 1, m2, m3
secara berturut-turut sebesar 0,0569 kg, 0,07557 kg, dan 0,09715 kg . Dengan
massa awal 0,03792 kg maka diperoleh massa cairan secara berturut-turut
adalah 0,01898 kg, 0,03765kg, 0,05923 kg. Dengan volume 0,00002m 3,
0,00004m3, dan 0,00006m3 sehingga diperoleh nilai massa jenis air secara
berturut-turut adalah 9490kg/m3, 9412,5 kg/m3, dan 987,16667 kg/m3.
Kemudian pengukuran massa minyak goreng diperoleg massa silinder ukur
cairan m1, m2, m3 secara berturut-turut adalah 0,05430 kg, 0,07358 kg, dan
0,09136 kg. Dengan massa awal 0,03792 kg, maka diperoleh massa cairan
minyak goreng secara berturut-turut adalah 0,01638 kg, 0,03566 kg, dan
0,05344 kg. Dengan volume 0,00002m3, 0,00006m3, 0,00004m3 maka diperoleh
nilai massa jenis minyak goreng secara berturut-turut adalah 8190 kg/m 3, 8915
kg/m3, dan 8906,6667 kg/m3. Berdasarkan pengamatan tersebut , dapat
diketahui bahwa apabila massa atau volume bahan ditambah, maka massa jenis
bahan juga bertambah.

F. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
a. Dapat mengetahui cara mengukur massa benda padat .
b. Dapat mengetahui cara mengukur massa massa jenis zat benda padat
beraturan dan tidak beraturan.
c. Dapat mengetahui cara mengukur massa jenis zat cair.
2. Saran
a. Untuk lab agar tetap terjaga terjaga kebersihannya.
b. Untuk asisten agar meningkatkan kualitas bimbingannya.
c. Untuk praktikan agar meningkatkan cara belajarnya agar dapat menguasai
materi praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Antika,L. 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Aluminium. Vol.13
Edisi 1 Mei 2012. Jakarta
Giancoli. 2014. Fisika. Erlangga. Jakarta
Kartika,Ellis. 2009. Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair. FMIPA UI. Jakarta
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH MENENGAH
LARUTAN ASAM BASA, CAMPURAN HOMOGEN DAN
HETEROGEN, KONSENTRASI LARUTAN, DAN PERUBAHAN
MATERI
OLEH
NAMA : WA NURIA
STAMBUK : A1K115163
JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA
KELOMPOK : VI A

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

Anda mungkin juga menyukai