Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Massa Jenis Zat Padat Beraturan

Diajukan untuk Memenuhi Laporan Praktikum Fisika Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok II (A2)

Jasmani NIM. 180140039


Rizky Prasetyo NIM. 180140041
Aldilla Zuhra NIM. 180140065
Taufik Hidayah Acga NIM. 180140066

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2019
ABSTRAK

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Tujuan dari
percobaan ini adalah menentukan massa jenis zat padat dengan bentuk beraturan.
Adapun zat padat yang digunakan adalah kelereng, balok kayu dan silinder
berlubang (pipa PVC). Prosedur Kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah
ditimbang massa pada masing-masing bahan dan menentukan volume masing-
masing bahan yang digunakan dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.
Untuk rumus mencari volume kelereng yaitu V = 4/3 πr3, volume balok kayu yaitu
V = p×l×t dan volume silinder berlubang yaitu V = πr2t. Hasil pengamatan untuk
balok kayu diperoleh rata-rata massa jenisnya adalah 0,393 gr/cm3. Untuk pipa
silinder diperoleh rata-rata massa jenisnya adalah 0,64 gr/cm3. Dan untuk bola kaca
diperoleh rata-rata massa jenisnya adalah 2,67 gr/cm3. Dari semua benda tidak
memiliki massa jenis yang sama karena masing-masing memiliki massa dan
volume yang berbeda. Sehingga semakin besar volume benda maka akan semakin
kecil massa jenis dari benda tersebut, sebaliknya semakin kecil volume benda yang
diukur maka akan semakin besar massa jenis benda tersebut. Massa jenis benda
dipengaruhi oleh bentuk geometri dan jenis pembuat suatu benda.

Kata kunci: Massa, Massa Jenis, Volume, dan Zat Padat.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Massa Jenis Zat Padat Beraturan


1.2 Tanggal Praktikum : 19 November 2019
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok II (A2)
1. Jasmani NIM. 180140039
2. Rizky Prasetyo NIM. 180140041
3. Aldilla Zuhra NIM. 180140065
4. Taufik Hidayah Acga NIM. 180140066
1.4 Tujuan Praktikum : Menentukan massa jenis zat padat dengan bentuk
beraturan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Massa Jenis


Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah
kilogram per meter kubik (kg/m3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.
Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya,
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk
menentukan massa jenis adalah :
massa m
ρ = volume = .............................................................................. (2.1)
v

Dimana :
ρ = Massa jenis (gr/cm3)
m = Massa (gr)
v = Volume (cm3)
Massa jenis zat dapat dihitung dengan membandingkan massa zat (benda)
dengan volumenya. Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui
kerapatan. Pada volume yang sama, semakin rapat zatnya semakin besar massanya.
Sebaliknya semakin renggang zatnya semakin kecil massa suatu benda. Pada massa
yang sama, semakin rapat zatnya semakin kecil volumenya. Sebaliknya semakin
renggang kerapatannya semakin besar volumenya (Bredthauer, 1993).
Konsep massa jenis sering digunakan untuk dapat menentukan dengan tepat
jenis suatu zat (benda) apa yang sesuai dengan kebutuhannya, misalnya dalam
industri pesawat terbang, dibutuhkan suatu zat yang kuat tetapi ringan, maka
digunakan alumunium sebagai badan pesawat karena alumunium lebih ringan
massanya. Sebagai contoh massa 1 liter air pada suhu 4oC adalah 1 kg. Jika volume
air tersebut 2 liter, massanya pasti 2 kg demikian seterusnya. Nilai suatu benda atau
suatu zat adalah tetap, tidak bergantung pada massa dan volume adalah m3. Satuan
massa jenis zat (ρ) adalah kg/m3. Selain itu massa jenis zat juga sering dinyatakan
dengan satuan gram/cm3 (Hidayat,1979).
Untuk menentukan massa benda, dapat dilakukan dengan menimbang benda
tersebut dengan timbangan yang sesuai seperti neraca digital, neraca analisa dan
lain sebagainya. Untuk menentukan volume benda dapat dilakukan dengan
berbagai cara sesuai dengan bentuk bendanya. Volume benda yang bentuknya
beraturan dapat dihitung misalnya volume balok dengan mengabaikan panjang,
lebar, dan sisinya. Berbeda dengan volume benda yang tidak beraturan, volume
benda dapat dihitung dengan memasukkan suatu benda (misalnya batu) ke dalam
zat cair yang sudah ditentukan volumenya (Halliday, 1998).

2.2 Pengukuran Secara Statis


Pengukuran cara statis digunakan untuk mengukur zat padat yang teratur,
dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan cara mengukur perubahan
yang membangunnya. Alat-alat yang sering digunakan dalam pengukuran secara
statis yaitu jangka sorong dan mikrometer sekrup. Jangka sorong dan mikrometer
sekrup merupakan alat pengukur yang memiliki ketelitian lebih tinggi dibanding
alat ukur biasa seperti mistar.

2.2.1 Jangka Sorong


Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,005 cm. jangka sorong
digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan
menggunakan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter
sebuah tabung. Diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun kedalaman
sebuah tabung (Lasmi, 2008).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan
rahang geser. Jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat
pada rahang tetap dan skala nonius yang terdapat pada rahang geser. Ketelitian dari
jangka sorong adalah ½ dari skala terkecil. Dengan ketelitian jangka sorong 0,005
cm.

2.2.2 Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer
sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tinggi. Tingkat
ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. dengan ketelitian
yang sangat tinggi, mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi
luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis serta seperti kertas, pisau silet dan
kawat. Mikrometer sekrup terdiri dari rahang utama sebagai skala utama dan rahang
putar sebagai skala nonius. Skala utama yaitu skala pada pegangan putar yang tidak
bergerak atau diam ditunjuk oleh bagian kiri pegangan putar dari mikrometer
sekrup sedangkan skala nonius yaitu skala pada pegangan putar yang membentuk
garis lurus dengan garis mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm atau 0,001 cm.
mikrometer sekrup difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran
millimeter atau beberapa sentimeter saja (Istiyono, 2005).

2.3 Pengukuran Secara Dinamis


Dalam pengukuran secara dinamis untuk menentukan massa jenis suatu
benda pada suatu percobaan, diterapkan Hukum Achimedes : “Setiap benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya kedalam fluida, akan mendapat gaya ke atas
sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu”. Contoh pengukuran secara
dinamis salah satunya terdapat pada pengukuran kunci. Menghitung volume pada
benda padat secara dinamis dapat dilakukan dengan cara mengurangi massa udara
dengan massa air sehingga :
V = Mu – Ma ………………………………………………………….(2.2)
Dengan : Mu : Massa udara
Ma : Massa air

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Massa Jenis


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi massa jenis yaitu :
1. Temperatur atau suhu, apabila suhu bertambah tinggi benda dapat menguap,
dan suhu rendah benda dapat membeku sehingga sulit mengetahui
densitasnya karena volumenya tidak stabil.
2. Massa benda, apabila massa benda besar kemungkinan massa jenisnya atau
densitasnya juga besar.
3. Gaya gravitasi
Suatu benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi karena masing-masing
gravitasi bumi berbeda maka nilainya pun akan berbeda. Sedangkan untuk
massa jenis suatu benda nilainya tetap tidak dipengaruhi oleh besarnya gaya
gravitasi massa suatu benda diantaranya dua tempat adalah sama. Dari dua
faktor tersebut dapat dibuat suatu persamaan untuk mencari berat suatu
benda yaitu :
W = m x g …..........................................................................................(2.3)
Keterangan :
W = berat benda (kg m/s2)
m = massa benda (kg)
g = kecepatan gaya gravitasi bumi (m/s2)
4. Volume benda, apabila volume benda besar massa jenisnya akan berpengaruh
dan massa benda juga akan berpengaruh pada ukuran partikel dan
kekentalannya (Bueche, 2006)
2.5 Wujud Zat
Zat merupakan sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Sedangkan wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh
berbagai fase materi berlainan. Sifat-sifat partikel tersebut yaitu, partikel tidak
diam, tetapi selalu bergerak atau bergetar. Diantara satu partikel dengan partikel
yang lain terdapat ruang antar partikel yang disebut pori-pori. Didalam kehidupan
sehari-hari kita menemukan banyak benda, tetapi benda-benda tersebut dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu : zat padat,cair dan gas.

2.5.1 Zat Padat


Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng yang
bentuknya bulat, jika dimasukkan ke dalam gelas akan tetap bulat. Volume kelereng
akan selalu tetap walaupun berpindah tempat. Hal ini disebabkan karena daya tarik
antar partikel zat padat sangat kuat. Dan pergerakkan antar partikel tidak bebas,
hanya berputar ditempatnya.
2.5.2 Zat Cair
Zat cair memiliki ciri-ciri yaitu bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan
wadah. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas maka bentuknya seperti gelas, tetapi
volumenya tetap. Hal ini disebabkan partikel-partikel penyusunnya sedikit
berjauhan satu sama lain. Selain itu partikelnya lebih bebas bergerak karena ikatan
antar partikelnya lemah.
2.5.3. Zat Gas
Zat gas merupakan suatu materi atau zat yang memiliki volume serta bentuknya
akan selalu berubah-ubah mengikuti bentuk wadahnya. Dengan ciri-ciri: bentuk
,volume selalu berubah-ubah mengikuti wadah dan ruangnya. Susunan partikelnya
tidak teratur dan jarak antar partikelnya sangat berjauhan. Gaya tarik-menarik antar
partikelnya sangat lemah dan pergerakkan partikelnya acak dan cepat.
(Trippler 1998)

2.6 Kerapatan
Teori kerapatan DPT ( Density Functional Theory ) merupakan salah satu
dari Massa jenis atau kerapatan suatu zat dapat bergantung pada banyak faktor
seperti pada temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida tersebut.
Akan tetapi pengaruhnya sangat sedikit sehingga massa jenis suatu fluida
dinyatakan sebagai konstanta atau bilangan yang tetap. Rapat jenis adalah besaran
turunan yang diperoleh dari massa dibagi oleh suatu benda atau zat dengan
volumenya. Fungsi beberapa pendekatan populer untuk perhitungan struktur
elektron. Banyak partikel secara mekanika kuantum untuk sistem molekul dan
bahan padat. Teori fungsi kerapatan adalah teori mekanika kuantum yang
digunakan dalam fisika dan kimia untuk mengamati keadaan dasar dan sistem
banyak partikel (Bredthelver, 1993).

2.7 Mengukur Massa Jenis


Massa jenis dibagi dua macam, yaitu:
1. Massa jenis zat yang bentuknya beraturan. Caranya massa jenis diperoleh
dengan membagi massa dengan volumenya. Volume benda yang bentuknya
beraturan dapat dihitung misalnya volume balok dengan membagikan
panjang, lebar dan sisinya.
2. Massa jenis zat yang bentuknya tidak beraturan. Cara menghitungnya
adalah massa jenis batu diukur dengan neraca digital dan mengukur volume
batu dengan memasukkan batu ke dalam zat cair yang sudah ditentukan
volumenya (Bredthelver, 1993)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Timbangan digital 1 buah
2. Jangka sorong 1 buah
3. Mikrometer sekrup 1 buah
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Balok kayu 1 buah
2. Silinder berlubang 1 buah
3. Bola kaca (kelereng) 1 buah

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah:
1. Ditimbang massa dari masing-masing objek.
2. Diukur panjang, lebar dan tinggi balok kayu dengan jangka sorong, masing-
masing lima (5) kali pengukuran pada tempat yang berbeda.
3. Diukur diameter luas, diameter dalam dan tinggi pada silinder berlubang
dengan jangka sorong, masing-masing lima (5) kali pengukuran pada tempat
yang berbeda.
4. Diukur diameter pada bola kaca atau kelereng dengan mikrometer sekrup,
masing-masing lima (5) kali pengukuran pada tempat yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan ini dari percobaan ini adalah :
Tabel 4.1 Hasil pengukuran silinder berlubang
Tinggi (cm) Diameter dalam (cm) r V ρ
SU SN Hasil rata-rata SU SN Hasil rata-rata (cm) (cm ) 3 (gr/cm3)

11 2,5 11,12 2,1 5 2,35

11 4 11,2 2,1 1 2,15

11 5 11,25 11,14 2,1 2 2,2 2,22 1,11 43,12 0,64

11 1 11,05 2,1 1 2,15

11 1 11,05 2,1 3 2,25

Tabel 4.2 Hasil pengukuran balok kayu


Panjang Lebar Tinggi
ρ
Rata- Rata- Rata- V (cm3)
SU SN SU SN SU SN (gr/cm3)
rata rata rata

9 8 4 3 4,1 9
9 7,5 4 3,5 4,1 9,5
9 7,5 9,38 4 3,5 4,265 4,1 9 4,56 182,42 0,393
9 7 4 8 4,1 9,5
9 8 4 8,5 4,1 9

Tabel 4.3 Hasil pengukuran bola kaca


Diameter V ρ
r (cm)
SU (mm) SN (mm) Hasil (mm) Rata-rata (cm) (cm3) (gr/cm3)
15,5 33 15,83
15,5 21 15,71
15,5 25 15,75
1,58 0,79 2,07 2,67
15,5 21 15,71
15,5 30 15,8
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, objek yang dihitung yaitu balok kayu, silinder
berlubang, dan kelereng atau bola kaca. Alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu timbangan digital, jangka sorong dengan ketelitiannya 0,05 mm dan
mikrometer sekrup dengan ketelitiannya 0,01 mm. Pada objek pertama yaitu balok
kayu yang ditimbang terlebih dahulu didapatkan hasilnya 71,77 gram. Untuk
volume rata-ratanya adalah 182,42 cm3, sehingga massa jenis dari balok kayu yang
didapat yaitu 0,393 gr/cm3. Pada objek kedua yaitu silinder berlubang didapatkan
massanya sebesar 27,75 gram. Untuk volume rata-ratanya adalah 43,12 cm3,
sehingga massa jenis dari silinder berlubang yang didapat yaitu 0,64 gr/cm3. Pada
objek ketiga yaitu bola kaca didapat massanya sebesar 5,53 gram. Dengan
menggunakan mikrometer sekrup untuk menghitung diameter bola kaca. Untuk
volume rata-ratanya adalah 2,07 cm3, sehingga massa jenis dari bola kaca yang
didapa yaitu 2,67 gr/cm3.
Untuk massa jenis tiap-tiap bahan yang diukur tidak memiliki tetapan massa
jenis karena massa jenis pada benda padat bergantung pada massa dan volumenya.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa massa
jenis benda dipengaruhi oleh volumenya. Sehingga semakin besar volume benda
akan semakin kecil massa jenis dari benda tersebut, sebaliknya semakin kecil
volume benda yang diukur maka akan semakin besar massa jenis benda tersebut.
Massa jenis benda dipengaruhi oleh bentuk geometri dan jenis benda pembuat
benda tersebut. Massa jenis benda dipengaruhi oleh bentuk geometri suatu benda.
Pada kelereng dan silinder berlubang tidak memiliki bentuk geometri yang sama
pada setiap permukaan bendanya. Oleh karena itu bentuk geometri dapat
mempengaruhi proses pengukuran untuk memperoleh besar diameter suatu benda.
Pada massa benda, apabila massa benda besar maka kemungkinan massa jenisnya
atau densitasnya juga besar. Adapun faktor lain yang mempengaruhi massa jenis
adalah gaya gravitasi. Namun pada percobaan ini benda tidak diberi gravitasi
khusus melainkan pada semua benda memperoleh gaya gravitasi yang sama,
sehingga faktor yang mempengaruhi massa jenis pada ketiga benda tersebut
hanyalah tergantung pada besar massa dan volumenya saja.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Massa jenis zat dapat dipengaruhi oleh volume zat, dan massa benda
2. Massa jenis pada balok kayu diperoleh sebesar 0,393 gr/cm3
3. Massa jenis silinder berlubang diperoleh sebesar 0,64 gr/cm3
4. Massa jenis pada bola kaca (kelereng) diperoleh sebesar 2,67 gr/cm3

5.2 Saran
Dalam praktikum selanjutnya, agar memperbanyak alat-alat praktikum
seperti micrometer sekrup, neraca digital, gelas ukur, jangka sorong, dan lain
sebagainya. Agar tidak saling menunggu alat, sehingga menghambat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello. 1999. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga


Bredthauer, Williem et al. 1993. Impulse Physic Jilid 1. Struttgard: Erast Klet
Schubuchvelag
Bueche, J. Frederick. 2006. Fisika Universitas Edisi Ketujuh. Jakarta: Eralngga
Djumanta, Wahyudin. 2005. Matematika Kelas VIII. Bandung: Grafindo
HalliDay dan Resnick. 1998. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Hidayat, Bambang. 1979. Bumi dan Antartika Jilid1 dan 2. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Istiyono, Edi. 2005. Fisika Kelas X. Klaten: Intan Pratiwi
Lasmi, Ni Ketut. 2008. Fisika SMA dan MA. Bandung : Erlangga
Trippler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. Balok kayu
a. Pengukuran I
Dik: Massa = 71,77 gram
Panjang = 9 cm + 0,04 cm = 9,04 cm
Lebar = 4 cm + 0,015 cm = 4,015 cm
Tinggi = 4,1 cm + 0,045 cm = 4,145 cm
Dit: ρ1?
Volume =pxlxt
= 9,04 cm x 4,015 cm x 4,145 cm
= 150,445 cm3
massa gram
ρ1 = volume
71,77 gram
= 150,445 cm3

= 0,477 gr/cm3

b. Penggukuran II
Dik: Massa = 71,77 gram
Panjang = 9 cm + 0,0375 cm = 9,0375 cm
Lebar = 4 cm + 0,0175 cm = 4,0175 cm
Tinggi = 4,1 cm + 0,0475 cm = 4,1475 cm
Dit: ρ2 ?
Volume =pxlxt
= 9,0375 cm x 4,0175 cm x 4,1475 cm
= 150,588 cm3
massa
ρ2 =
volume
71,77 gram
=
150,588 cm3

= 0,476 gr/cm3
c. Penggukuran III

Dik: Massa = 71,77 gram


Panjang = 9 cm + 0,0375 cm = 9,0375 cm
Lebar = 4 cm + 0,0175 cm = 4,0175 cm
Tinggi = 4,1 cm + 0,045 cm = 4,145 cm
Dit: ρ3?
Volume =pxlxt
= 9,0375 cm x 4,0175 cm x 4,145 cm
= 150,497 cm3
massa
ρ3 =
volume
71,77 gram
=
150,497 cm3

= 0,476 gr/cm3

d. Penggukuran IV
Dik: Massa = 71,77 gram
Panjang = 9 cm + 0,035 cm = 9,035 cm
Lebar = 4 cm + 0,04 cm = 4,04 cm
Tinggi = 4,1 cm + 0,0475 cm = 4,1475 cm
Dit: ρ4?
Volume =pxlxt
= 9,035 cm x 4,04 cm x 4,1475 cm
= 151,389 cm3
massa
ρ4 =
volume
71,77 gram
=
151,389 cm3

= 0,474 gr/cm3
e. Penggukuran V
Dik: Massa = 71,77 gram
Panjang = 9 cm + 0,04 cm = 9,04 cm
Lebar = 4 cm + 0,045 cm = 4,045 cm
Tinggi = 4,1 cm + 0,045 cm = 4,145 cm
Dit: ρ5 ?
Volume =pxlxt
= 9,04 cm x 4,045 cm x 4,145 cm
= 151,475 cm3
massa
ρ5 =
volume
71,77 gram
=
151,475 cm3

= 0,473 gr/cm3

2. Silinder berlubang
a. Penggukuran I
Dik: Massa = 27,75 gram
Diameter = 2,1 cm + 0,025 cm = 2,125 cm
Jari-jari = 2,125 cm / 2 = 1,0625 cm
Tinggi = 11 cm + 0,0125 cm = 11,0125 cm
Dit: ρ1?
Volume = π r2 t
= 3,14 . (1,0625 cm)2 . 11,0125 cm
= 39,056 cm3
massa
ρ1 =
volume
27,75 gram
=
39,056 cm3

= 0,71 gr/cm3

b. Penggukuran II
Dik: Massa = 27,75 gram
Diameter = 2,1 cm + 0,005 cm = 2,105 cm
Jari-jari = 2,105 cm / 2 = 1,05 cm
Tinggi = 11 cm + 0,02 cm = 11,02 cm
Dit: ρ2 ?
Volume = π r2 t
= 3,14 . (1,05 cm)2 . 11,02 cm
= 38,168 cm3
massa
ρ2 =
volume
27,75 gram
=
38,168 cm3

= 0,72 gr/cm3

c. Penggukuran III
Dik: Massa = 27,75 gram
Diameter = 2,1 cm + 0,01 cm = 2,11 cm
Jari-jari = 2,11 cm / 2 = 1,055 cm
Tinggi = 11 cm + 0,025 cm = 11,025 cm
Dit: ρ3?
Volume = π r2 t
= 3,14 . (1,055 cm)2 . 11,025 cm
= 38,55 cm3
massa
ρ3 =
volume
27,75 gram
=
38,55 cm3

= 0,71 gr/cm3

d. Penggukuran IV
Dik: Massa = 27,75 gram
Diameter = 2,1 cm + 0,005 cm = 2,105 cm
Jari-jari = 2,105 cm / 2 = 1,05 cm
Tinggi = 11 cm + 0,005 cm = 11,005 cm
Dit: ρ4?
Volume = π r2 t
= 3,14 . (1,05 cm)2 . 11,005 cm
= 38,116 cm3
massa
ρ3 =
volume
27,75 gram
=
38,116 cm3

= 0,72 gr/cm3

e. Pengukuran V
Dik: Massa = 27,75 gram
Diameter = 2,1 cm + 0,015 cm = 2,115 cm
Jari-jari = 2,115 cm / 2 = 1,05 cm
Tinggi = 11 cm + 0,005 cm = 11,005 cm
Dit: ρ5?
Volume = π r2 t
= 3,14 . (1,05 cm)2 . 11,005 cm
= 38,116 cm3
massa
ρ5 =
volume
27,75 gram
=
38,116 cm3

= 0,72 gr/cm3

3. Bola Kaca
a. Pengukuran I

Dik: Massa = 5,53 gram


Diameter = 1,555 cm + 0,033 cm = 1,583 cm
Jari-jari = 1,583 cm / 2 = 0,79 cm
Dit: ρ1 ?
Penyelesaian:
Volume = 4/3 π r3
= 4/3 . 3,14 . (0,79 cm)3
= 2,06 cm3
massa
ρ1 =
volume
5, 53 gram
=
2,06 cm3

= 2,68 gr/cm3
b. Pengukuran II
Dik: Massa = 5,53 gram
Diameter = 1,55 cm + 0,021 cm = 1,571
Jari-jari = 1,571 cm / 2 = 0,78 cm
Dit: ρ1 ?
Penyelesaian:
Volume = 4/3 π r3
= 4/3 . 3,14 . (0,78 cm)3
= 1,98 cm3
massa
ρ1 =
volume
5, 53 gram
=
1,98 cm3

= 2,79 gr/cm3

c. Pengukuran III
Dik: Massa = 5,53 gram
Diameter = 1,55 cm + 0,025 cm = 1,575 cm
Jari-jari = 1,575 cm / 2 = 0,78 cm
Dit: ρ1 ?
Penyelesaian:
Volume = 4/3 π r3
= 4/3 . 3,14 . (0,78 cm)3
= 1,98 cm3
massa
ρ1 =
volume
5, 53 gram
=
1,98 cm3

= 2,79 g/cm3

d. Pengukuran IV
Dik: Massa = 5,53 gram
Diameter = 1,55 cm + 0,021 cm = 1,571 cm
Jari-jari = 1,571 cm / 2 = 0,78 cm
Dit: ρ1 ?
Penyelesaian:
Volume = 4/3 π r3
= 4/3 . 3,14 . (0,78 cm)3
= 1,98 cm3
massa
ρ1 =
volume
5, 53 gram
=
1,98 cm3

= 2,79 gr/cm3

e. Pengukuran V
Dik: Massa = 5,53 gram
Diameter = 1,55 cm + 0,03 cm = 1,58 cm
Jari-jari = 1,58 cm / 2 = 0,79 cm
Dit: ρ1 ?
Penyelesaian:
Volume = 4/3 π r3
= 4/3 . 3,14 . (0,79 cm)3
= 2,06 cm3
massa
ρ1 =
volume
5,53 gram
=
2,06 cm3

= 2,68 gr/cm3
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Hitunglah massa jenis masing-masing objek!


Jawab:
A. Balok kayu
Diketahui: Massa = 71,77 gram
Volume = 182,42 cm3
Ditanya : ρ1 ?
Penyelesaian:
massa gram
ρ1 =
volume
71,77 gram
=
182,42 cm3
= 0,393 gr/cm3
B. Silinder Berlubang
Diketahui: Massa = 27,75 gram
Volume = 43,12 cm3
Ditanya : ρ1 ?
Penyelesaian:
massa
ρ1 =
volume
27,75 gram
=
43,12 cm3
= 0,64 gr/cm3
C. Bola Kaca
Diketahui: Massa = 5,53 gram
Volume = 2,07 cm3
Ditanya : ρ1 ?
Penyelesaian:
massa
ρ1 =
volume
5,53 gram
=
2,07 cm3
= 2,67 gr/cm3
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT

NO Nama Dan Gambar Alat Fungsi


1. Timbangan Digital Untuk menimbang
massa dari objek.

2. Jangka Sorong Digunakan untuk


mengukur besaran
panjang, diameter
dalam, dan
diameter
luar suatu benda.

3. Mikrometer Skrup Untuk mengukur


ketebalan serta
diameter luar suatu
benda.

Anda mungkin juga menyukai