Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : KOEFISIEN GESEK


NAMA PRAKTIKAN : Amanda Dewi Cahyani
KELAS/GRUP : Teknik Logistik-1A/09
TANGGAL PRAKTIKUM : 4 November 2022
ASISTEN : Muhammad Nurul Haq AR

LABORATORIUM KIMIA-FISIKA DASAR


UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Percobaan................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 6
2.1 Gaya Gesek ......................................................................................................... 6
1.2.1 Gaya Gesek Kinetik ............................................................................................ 6
1.2.2 Gaya Gesek Statis ............................................................................................... 7
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Gesek .......................................................... 7
2.2.1 Permukaan Benda .............................................................................................. 7
2.2.2 Koefisien Gesekan ............................................................................................. 8
2.2.3 Kemiringan Bidang ............................................................................................ 8
2.2.4 Gaya Normal ...................................................................................................... 8
2.3 Gaya yang Bekerja pada Bidang Miring ............................................................ 9
2.4 Hukum Newton .................................................................................................. 9
2.4.1 Hukum Newton I ................................................................................................ 9
2.4.2 Hukum Newton II .............................................................................................. 9
2.4.3 Hukum Newton III ........................................................................................... 10
BAB III METADOLOGI PERCOBAAN ...................................................................... 1
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................... 1
3.2 Langkah Kerja ..................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................iv
LAMPIRAN....................................................................................................................... v
SKEMA KERJA ............................................................................................................... v
LAMPIRAN.......................................................................................................................vi
SKEMA ALAT ..................................................................................................................vi
LAMPIRAN......................................................................................................................vii
BUKTI LITERATUR ......................................................................................................vii

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gaya Gesek Alat Pemotong Logam ..................................................6


Gambar 2.2.4 Gaya Normal pada Benda ................................................................9
Gambar 2.3 Gaya pada Bidang Miring................................................................10

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.2 Koefisien Gesekan Antara Beberapa Material .....................................8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam fisika memiliki berbagai pembahasan yang sangat berguna untuk kehidupan
sehari-hari. Tak banyak orang yang menyadari akan hal ini, dan banyak pelajar yang
menganggap bahwa fisika merupakan pelajaran yang susah. Padahal ilmu fisika sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah gaya gesek. Gaya gesek digunakan
untuk memperlambat laju mobil. Bukan hanya itu, gaya gesek juga digunakan untuk
menghangatkan badan, dengan cara menggosokkan kedua telapak tangan kita. Ketika di
gosok akan timbul rasa hangat, itu merupakan gaya gesek yang bisa menghasilkan panas.
Gaya gesek adalah gaya yang berlawanan arah antara benda satu dan benda lainnya.
Gaya gesek sendiri terdiri ada gaya gesek kinetik dan gaya gesek statis.Gaya gesek statis
terjadi pada saat suatu benda meluncur ke bawah pada bidangmiring. Gaya gesek kinetik
sendiri terjadi ketika dua benda bergerak relatif satusama lainnya dan saling bergesekan.
Denganmempelajari hukum gaya gesekan diharapkan mampu menyatakan gaya dan sifat-
sifat benda dan lingkungannya. Maka dari itu diperlukan praktikum ini seputar koefisien
gesek untuk mengetahui dasar serta mengukur gaya untuk mengetahui besar kecilnya gaya
gesek.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam praktikum kali ini dengan modul berjudul massa jenis, memiliki rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang terjadi pada benda ketika meluncur pada papan bidang miring?
2. Bagaimana koefisien gesekan kinetis atau dinamis balok pada bidang miring?

1.3 Tujuan Percobaan


Dalam praktikum kali ini dengan modul berjudul koefesien gesek, memiliki tujuan sebagai
berikut:
1. Mempelajari apa yang terjadi atau dinamika pada benda ketika meluncur pada papan
bidang miring
2. Menentukan koefisien gesekan kinetis atau dinamis balok pada bidang miring

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Gesek


Gaya gesek adalah gaya berlawanan arah antara objek satu dengan objek yang lain. Gaya gesek
timbul ketika dua benda atau objek saling bersentuhan satu sama lain. Ketika dua benda saling
bersentuhan dengan arah berlawanan terus menerus maka akan menghasilkan panas. Bisa dilihat
ketika menggesekkan kedua telapak tangan ketika cuaca sedang dingin, maka telapak tangan akan
merasakan rasa hangat. Selain contoh tersebut, ketika alat pemotong besi memotong besi, maka
menghasilkan percikan seperti api yang terlihat (Hardiansyah, 2021).

Gambar 2.1 Gaya gesek alat pemotong logam


Gaya gesek dibagi menjadi dua macam yaitu, gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya
gesek statis dilambangkan dengan (Fgs) adalah gesekan antara dua benda yang diam atau tidak
bergerak satu sama lainnya. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang terjadi sebelum
benda mulai bergerak. Gaya gesek juga dapat bernilai 0 ketika tidak ada gesekan yang terjadi. Gaya
kinetis dilambangkan dengan (Fgk) adalah gesekan yang terjadi ketika dua benda bergerak satu sama
lainnya dan saling bergesekan. Gaya gesek kinetik terjadi saat benda dalam keadaan bergerak
(Fitrianto, Darmanto, & Syafa’at, 2015)
1.2.1 Gaya Gesek Kinetik
Gaya gesek dibagi menjadi dua macam yaitu, gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya
gesek kinetik terjadi saat benda dalam keadaan bergerak. Gaya gesek kinetic biasanya
dilambangkan dengan (Fgk) adalah gesekan yang terjadi ketika dua benda bergerak satu sama
lainnya dan saling bergesekan. Persamaan gaya gesek kinetik dinyatakan sebagai berikut
Fk = µk . N

Dimana:
Fk= Gaya gesek kinetis maksimum (Kgf atau N).
µk = Koefisien gesekan kinetis (Tanpa Satuan)
N = Gaya normal yang bekerja pada benda (N).
contoh gaya gesek kinetik adalah benda yang bergerak terhadap suatu permukaan. Misalnya, bola
sepak yang sedang bergulir. Bola sepak yang bergulir mendapatkan gaya gesek kinetik dari
permukaan tempatnya bergulir. Bola tersebut akan terus mendapatkan gaya gesek kinetik yang
mengurangi kecepatannya. Hingga pada suatu titik, bola akan berhenti bergulir dan gaya gesek
kinetikpun berhenti (Fitrianto, Darmanto, & Syafa’at, 2015)

6
1.2.2 Gaya Gesek Statis
Gaya gesek dibagi menjadi dua macam yaitu, gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya
gesek statis dilambangkan dengan (Fgs) adalah gesekan antara dua benda yang diam atau tidak
bergerak satu sama lainnya. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang terjadi sebelum
benda mulai bergerak. Gaya gesek juga dapat bernilai 0 ketika tidak ada gesekan yang terjadi. Gaya
gesek statis dapat dinyatakan sebagai berikut
Fs=µs . N
Dimana :
Fs = Gaya gesek statis maksimum (Kgf atau N).
µs = Koefisien gesekan statis (Tanpa satuan).
N = Gaya normal yang bekerja pada benda
Contoh peristiwa gaya gesek statis adalah ketika berdiri di atas tanah. Permukaan tanah dan kaki
memiliki gaya gesek yang besar. Gaya gesek statis tersebut membuat seakan-akan tanah
mencengkeram dan menahan kaki, sehingga kita dapat berdiri dengan tegak (Fitrianto, Darmanto,
& Syafa’at, 2015)
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Gesek
Ketika kita membahas tentang gaya, apalagi gaya gesek, pastinya ada faktor atau hal penyebab
mengapa gaya tersebut bisa terjadi. Itu karena benda berada dibidang miring, ataupun yang lainnya.
Gaya gesek dipengaruhi oleh gaya normal, gaya tarik benda, koefesien benda, dan kondisi
permukaan benda. Makin besar gaya normal suatu benda maka gaya tarik yang diperlukan akan
semakin besar. Benda yang mempunyai massa yang besar, mempunyai sudut kritis yang kecil,
akibatnya benda lebih cepat meluncur dalam bidang miring.
Lantaran dalam bidang miring gaya gesek statik berbanding terbalik dengan berat benda. Gaya
tabrakan kinetik menggunakan jeda tempuh yang panjang dilewati balok dalam bidang miring,
memerlukan saat yang lebih lama agar sampai pada ujung bawah bidang,. Hal ini ditimbulkan
lantaran benda mengalami gaya kinetik yang lebih lama dibanding menggunakan benda yang
meluncur dari jeda yang singkat. Ketika pada bidang datar, massa benda berat akan lebih besar
pula. Hal ini dibuktikan ketika kita menarik kulkas terasa lebih susah dibanting kita menarik sebuah
kursi (Awwaliyah, Herawati, Sidriani, & Aprilia, 2014).
2.2.1 Permukaan Benda
Gaya gesek suatu benda dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kondisi
permukaan benda kerja terhadap permukaan benda lain, seperti kekasaran permukaan dan
pelumasan. Gaya gesek timbul pada dua permukaan benda yang saling bersentuan atau
bersinggungan, gaya geseknya akan bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Gaya
gesek dapat terjadi pada benda yang permukaannya licin maupun kasar. Pada benda yang
pelumasannya kering atau tanpa pelumas, besar gaya gesekan sebanding dengan gaya normal.
Kekasaran pada permukaan benda merupakan ketidakteraturan konfigurasi dan penyimpangan
karakteristik permukaan benda yang nantinya menimbulkan tekstur pada permukaan benda.
Kekasaran permukaan ini mempengaruhi koefesien gesek, koefesien gesek dapat diubah dengan
memberikan pelumas pada permukaan benda (Fitrianto, Darmanto, & Syafa’at, 2015).

7
2.2.2 Koefisien Gesekan
Gaya gesek suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya koefisien gesekan.
Koefisien sendiri dibagi menjadi dua yaitu koefisien gesek statis dan koefisien kinetis. Selama
benda belum bergerak, maka gaya gesek yang bekerja pada benda adalah gaya gesek statis, dan
ketika benda bergerak, maka gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek kinetis. Koefisien gesek
statis (μs) merupakan perbandingan antara gaya gesek statis dengan gaya normalnya. Koefisien
kinetis (μk) merupakan hasil dari perbandingan antara gaya gesek kinetis dengan gaya normal
mempunyai nilai yang relatif konstan (Astro, Amirudin, Mufida, Siti, & Sparisoma, 2014). Berikut
daftar koefisien gesek pada beberapa material :
Bahan Koefisien Statis Koefisien Kinetis
Besi pada Baja 0,74 0,57
Alumunium pada Baja 0,61 0,47
Tembaga pada Baja 0,53 0,36
Kuningan pada Baja 0,51 0,44
Seng pada Besi 0,83 0,21
Tembaga pada Besi 1,05 0,29
Kaca pada Kaca 0,94 0,40
Tembaga pada Kaca 0,68 0,53
Karet pada Beton (kering) 1,00 0,80
Karet pada Beton (Basah 0,30 0,25
Tabel 2.2.2 Koefisien Gesekan Antara Beberapa Material
2.2.3 Kemiringan Bidang
Bidang miring dapat diartikan sebagai bidang datar yang diletakkan dengan posisi miring.
Sehingga dapat memperkecil gaya yang diberikan. Kemiringan bidang menjadi salah satu factor
yang mempengaruhi gaya gesek. Semakin miring suatu bidang maka semakin memudahkan untuk
bergerak meluncur. Sebaliknya, jika bidangnya datar, maka Ketika benda tidak digerakkan maka
akan tetap diam tak bergerak. Kemiringan dilambangkan dengan (θ) yaitu berupa sudut yang
dihasilkan dari kemiringan bidang. Kemiringan bidang pada umumnya didapatkan dari hasil
pengukuran secara manual menggunakan busur (Tacenca, Nerli, Lein, Idur, & Doa, 2021)
2.2.4 Gaya Normal
Di dalam rumus dari gaya gesek ada lambing huruf “N”, itulah lambing untuk gaya normal.
Maka dari itu, untuk mengetahui gaya gesek suatu benda, perlu mengetahui gaya normalmya juga.
Gaya normal sendiri merupakan gaya yang mencegah benda atau objek untuk 'jatuh' ke apa pun
yang didudukinya. Gaya normal merupakan besaran vektor karena memiliki arah. Arah dari gaya
normal tegak lurus dengan permukaan yang bersentuhan dengan benda (Pujayanto, 2015)

Gambar 2.2.4 Gaya Normal pada Benda

8
2.3 Gaya yang Bekerja pada Bidang Miring
Jika suatu benda di taruh pada bidang miring, benda tersebut tentunya akan bergerak karena
adanya gaya tarik gravitasi. Akan tetapi, bisa terjadi dua kemungkinan pada benda tersebut. Benda
dapat diam atau bergerak. Pertama, benda tersebut akan diam jika gaya berat benda (W) tidak lebih
besar dari gaya gesek statis. Kedua, bendaakan bergerak apabila gaya berat benda (W) lebih besar
dari gaya gesek statis (Prastyo, Hermawan, Salsabila, & dan, 2021)

Gambar 2.3 Gaya pada Bidang Miring

2.4 Hukum Newton


Hukum gerak Newton adalah hukum fisika yang menjelaskan perpindahan suatu objek sebagai
hasil hubungan antara nilai dan jarak dari gaya yang berlaku pada objek tersebut.] Hukum gerak
Newton merupakan salah satu dari tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika klasik. Hukum
ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak yang
disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama hampir
3 abad, dan dapat dirangkum sebagai berikut;
Hukum III Newton biasa disebut dengan gaya aksi dan reaksi, yang menunjukkan setiap aksi
akan menimbulkan reaksi. Jika suatu benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda
tersebut akan menerima gaya dari benda lain dengan besar gaya yang smaa namun dari arah yang
berlawanan. Bunyi Hukum II Newton “ Jika suatu benda mengerjakan gaya (aksi) pada benda lain,
maka benda yang dikenaik aksi akan melakukan gaya (reaksi) pada bendapertama yang besarnya
sama tetapi arahnya berlanan gaya aksi” (Purwanto, 2014)
2.4.1 Hukum Newton I
Hukum I Newton menunjukkan resultan gaya yang bekerja pada benda dengan sama dengan
nol, maka benda yang awalnya diam selamanya akan diam dan tidak ada pergerrakan walaupun
diberi gaya sebesar apapun.sedangkan benda awalnya bergerak lurus beraturan, selamanya akan
bergerak dalam kecepatan yang tetap jadi, Hukum I Newton adalah perceptan benda berbanding
lurus dengan gaya yang bekerjapada benda tersebut dan berbanding etrbalik dengan massa atau
berat benda itu sendiri. Bunyi Hukum Newton “Setiap benda akan terus berada pada keadaan diam
atau bergerak dengan kelajuan tetap sepanjang lintasan lurus jika tidak dipaksa untuk merubah
keadaan geraknya itu oleh gaya-gaya yang bekerja padanya.” (Purwanto, 2014)
2.4.2 Hukum Newton II
Hukum II Newton berkaitan dengan kondisi benda yang bergerak dalam keadaan massa benda
dan gaya yang ada pada benda tersebut diperhtungkann. Hal ini menunjukkan percepatan benda
akan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerjapada benda tersebut, sedangkan massanya
akan berbanding terbalik. Dalam konsep hokum II Newton, gaya benda akan menjadi besar jika
memperoleh kekuatan gaya yang searah dengan gerak laju benda tersebut. Sebaliknya,jika diberikan
gaya berlawanan maka laju gaya akan semakin lambat atau kecepatannya akan mengecil karena
terjadi perubahan kecepatan dan laju yang berubah. Maka, dalam Hukum II Newton benda akan
9
bergerak dengan kecepatan. Bunyi Hukum Newton” Resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
akan mengakibatkan terjadinya perubahan momentum. Perubahan momentum tiap satu satuan
waktu yang dialami oleh benda tersebut berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja
padanya” (Purwanto, 2014)
2.4.3 Hukum Newton III
Hukum III Newton biasa disebut dengan gaya aksi dan reaksi, yang menunjukkan setiap aksi
akan menimbulkan reaksi. Jika suatu benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda
tersebut akan menerima gaya dari benda lain dengan besar gaya yang sama namun dari arah yang
berlawanan. Bunyi Hukum Newton III “Jika suatu benda mengerjakan gaya (aksi) pada benda lain,
maka benda yang dikenai aksi akan melakukan gaya (reaksi) pada benda pertama yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan gaya aksi”

10
BAB III
METADOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Papan bidang miring
2. Balok kayu pejal
3. Stopwatch
4. Meteran
5. Penggaris busur
6. -Neraca Ohaus

3.2 Langkah Kerja


1. Menimbang massa balok kayu menggunakan Neraca Ohaus
2. Mengukur Panjang papan bidang miring dan balok menggunakan meteran
3. Rangkai alat
4. Sesuaikan kemiringan yang telah ditentukan
5. Luncurkan balok mulai dari ujung atas hingga dasar bidang miring,
a. Untuk yang pertama, luncurkan pada sisi kasar balok kayu
b. Dan yag kedua, luncurkan pada sisi halus balok kayu
6. Hitung waktu yang ditempuh yang diperlukan balok untuk mencapai
dasar bidangmiring untuk mendapatkan percepatan
7. Ulangi langkah (1-4) sebanyak tiga kali dan tentukan rata- ratanya
8. Ulangi langkah (1-6) dengan menggunakan kemiringan papan bidang
miring yang berbeda

1
DAFTAR PUSTAKA

Astro, R. B., Amirudin, D., Mufida, D. H., Siti, & Sparisoma. (2014). Analisis Koefisien Gesek
Statis dan Kinetis Benda di Bidang Miring Menggunakan Video Tracker. Prosiding
SKF, 266.

Awwaliyah, M., Herawati, Sidriani, N., & Aprilia, L. (2014). Gaya Gesekan. Kelas B Biologi
FMIPA UNM, 30.

Fitrianto, M. B., Darmanto, & Syafa’at, I. (2015). Pengujian Koefesien Gesek Permukaan
Plat Baja ST 37 Pada Bidang. Momentum, 14.

Hardiansyah, I. W. (2021). Penerapan Gaya Gesek Pada Kehidupan Manusia. Jurnal


Pendidikan IPA, 70.

Husain, Z., Firmansyah, B., Lazuardi, E., Prasetyo, A., & Nurhasanah, N. (2014). STUDI
AWAL PERANCANGAN PROTOTIPE. Mikrotiga, 34.

M. Khoirur Rozikin, S. N. (n.d.). Pengukuran koefisien zat cair menggunakan metode. 2.

Maulyda Awwaliyah.P, H. N. (n.d.).

Prastyo, A. U., Hermawan, P., Salsabila, E., & dan, F. C. (2021). Eksperimen Gaya Gesek
Pada Bidang Miring Untuk Menguji Koefisien Gesek Statis dan Kinetis. Journal of
Industrial Engineering Universitas PGRI Yogyakarta, 2.

Pujayanto. (2015). Diagram Gaya Normal. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan
Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6, 340.

Purwanto, J. (2014). Hukum Newton Tentang Gerak Dalam Ruang Fase . Jurnal Kaunia, 30.

Lein, F. A., Idur, N., & Doa, H. (2021). Analisis Koefisien Gesek Statis Benda Pada Bidang
Miring Menggunakan Video Tracker. Jurnal Luminous, 9.

iv
LAMPIRAN
SKEMA KERJA

Mulai
Disiapkan Alat dan Bahan

Diukur panjang papan bidang miring

Diukur panjang balok kayu

Diluncurkan balok mulai dari ujung hingga dasar


bidang

Dihitung waktu yang ditempuh balok untuk


mendapatkan percepatan

Diulangi langkah-langkahnya dengan balok pejal


yang berbeda

Hasil

v
LAMPIRAN
SKEMA ALAT

No. Skema Percobaan Keterangan


1.

Menimbang massa balok kayu


dengan menggunakan neraca
ohaus.

Mengukur panjang papan bidang


miring dengan cara diukur
menggunakan meteran

Mengukur panjang balok kayu


menggunakan meteran

Meluncurkan balok kayu dari


ujung papan bidang miring hingga
ke dasar, catat waktunya kemudian
ulangi langkah-langkah sebanyak
1-5 kali dengan massa
balokberbeda-beda

vi
LAMPIRAN
BUKTI LITERATUR

1. Literatur Gaya Gesek

vii
2. Literatur Gaya Gesek Kinetik

3. Literatur Gaya Gesek Statis

viii
4. Literatur Faktor yang Mempengaruhi gaya gesek

5. Literatur Permukaan Benda

6. Literatur Koefisien Gesekan

ix
7. Literatur Kemiringan Bidang

8. LIteratur Gaya Normal

x
9. Literatur Gaya yang Bekerja pada Bidang Miring

10. Literatur Hukum Newton

xi
11. Literatur Hukum Newton I

12. Literatur Hukum Newton II

xii
13. Literatur Hukum Newton III

xiii

Anda mungkin juga menyukai