PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan nilai percepatan
gravitasi bumi (g) secara eksperimen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Osilasi atau getaran adalah gerak bolak – balik disekitar posisi setimbang.
Pada posisi setimbang gaya netto yang bekerja pada sistem. Gerak osilasi adalah
gerak menuju titik kesetimbangan. Tetapi pada saat mencapai titik setimbang
sistem memiliki kelebihan energi sehingga melampaui posisi setimbang. Tetapi
sistem akan kembali berbalik arah menuju titik setimbang. Agar gerak bolak –
balik disekitar posisi setimbang harus ada gaya yang menarik, maka saat benda
menyimpang dari posisi setimbang harus ada gaya yang menarik kembali benda
kearah posisi setimbang. Ini berarti pada peristiwa osilasi arah gaya selalu
berlawanan dengan simpangan. Salah satu bentuk gerak osilasi adalah gerak
bandul matematis sederhana. Bandul tersebut terdiri dari seutas tali yang dianggap
tidak memiliki massa dan sebuah benda diikat ujung bawah tali. Ujung atas tali
dikaitkan pada posisi tetap. Beban tergantung bebas dan bergerak bolak – balik
akibat pengaruh gaya gravitasi. Sifat bandul matematis sederhana adalah
simpangan tidak boleh besar. Jika simpangan sangat besar maka gaya yang
bekerja pada benda tidak lagi berbanding lurus dengan simpangan. Gaya
berbanding lurus dengan simpangan hanya untuk simpangan kecil yang dapat
dilalui oleh gaya (Abdullah, 2016:501).
Gaya pemulih merupakan gaya yang membuat bandul berusaha untuk
kembali keposisi setimbangnya. Gaya pemulih juga menyebabkan bandul
bergerak secara periodik atau berulang dalam beberapa waktu sampai akhirnya
bandul berhenti bergerak dan kembali keposisi awal setimbangnya. Gaya yang
disebut sebagai gaya pemulih adalah gaya yang arahnya berlawanan dengan gerak
bandul. Tanda negatif pada gaya pemulih menunjukkan bahwa gaya pemulih
arahnya berlawanan dengan gerak bandul dan bertujuan untuk mengembalikkan
bandul keposisi setimbang. Gaya pemulih juga dimiliki pegas yang ditarik
kemudian dilepaskan sehingga mengalami getaran (Ainiyah, 2018:195-196).
Bila suatu benda bergerak bolak – balik terhadap suatu titik tertentu, maka
benda tersebut dinamakan bergetar dalam ilmu fisika dasar, terhadap kasus
bergetar diantaranya adalah gerak harmonik sederhana. Gerak harmonik
sederhana (GHS) adalah gerak bolak- balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap detik selalu
konstan dan tidak berubah (Syahrul, dkk., 2013:5).
Salah satu cara untuk menentukan persamaan simpangan adalah dengan
mengikatkan benda bandul kesebuah tali, maka tali akan bergerak dan membentuk
gelombang transeversal. Gelombang transversal menunjukkan bahwa simpangan
getaran akan membentuk grafik sinusoidal atau disebut juga grafik fungsi sinus.
Sehingga persamaan simpangan dapat ditulis dengan
y= A sin 𝜃
sudut fase (𝜃) pada gerak melingkar merupakan sudut yang terbntuksaat benda
bergerak melingkar. Sedangkan pada gerak harmonik sudut fase adalah sudut
yang dibentuk saat menyimpangkan bandul. Sudut fase (𝜃) diperoleh dengan
persamaan
𝜃 = 𝑤. 𝑡
𝜃 = 2𝜋 𝑓. 𝑡
2𝜋
𝜃= .𝑡
𝑇
Sehingga persamaan simpangan menjadi
2𝜋
y = A sin ( ). t
𝑇
2𝜋
y = A sin ( . 𝑡 + 𝜃₀ )
𝑇
simpangan maksimal adalah ketika sudut fase 90° sehingga sin 90° = 1
y= A sin 𝜃
y = A sin 90°
y = A. 1
y=A
periode adalah waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan suatu
getaran. Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selam 1 sekon (Aniyah,
2018:196 - 202).
Bentuk sederhana dari gerak periode adalah benda yang berisolasi pada
pegas. Gerak harmonic sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari –
hari yaitu getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana.
Gerak harmonic sederhana pada ayunan yaitu ketika beban digantung pada
ayunan dan tidak diberi gaya maka benda akan diam dititik kesetimbangan
(Bahtiar, 2010: 213 – 214).
Semakin pendek panjang lengan bandul maka semakin tinggi kecepatan
bandul disebabkan jarak tempuh linear dibutuhkan massa untuk melakukan satu
putaran penuh lebih pendek dibandingkan jika panjang lengan bandul lebih besar.
Semakin tinggi peningkatan kecepatan bandul pada frekuensi yang semakin tinggi
dipermukaan gerak dipengaruhi oleh kecepatan lempeng pontoon datar miring.
Semakin tinggi frekuensi maka semakin cepat lempeng pontoon datar miring.
Semakin miring lempeng pontoon datar maka semakin mudah bandul untuk
bergerak/semakin tinggi peningkatan (Novianarenti, dkk., 2013: 127).
Suatu benda juga dapat berayun dengan frekuensi tertentu jika benda
tersebut dalam posisi setimbang labil. Misalnya sebuah catatan yang diam
mendatar pada permukaan horizontal, dibuat berputar oleh gaya F1 dan F2 yang
bekerja pada tepi cakram, tidak akan menyebabkan cakram berputar. Jadi untuk
membuat suatu benda dapat berputar, lokasi titik tangkap gaya – gaya adalah
penting. Jarak tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dan sumber rotasi
dinamakan gaya tersebut. Hasil kali sebuah gaya dengan lengannya dinamakan
torsi. Torsi yang diberikan oleh suatu gaya kepada sebuah benda adalah besaran
yang mempengaruhi kecepatan angular benda (Khanafiyah, 2009:48).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
1. Pendulum, berfungsi sebagai bahan atau objek yang digunakan dalam
percobaan bandul sederhana.
2. Benang, berfungsi sebagai tali untuk menggantungkan pendulum atau
beban.
b
Keterangan:
a. Skala panjang (cm)
b. Skala inci
3.3.2 Stopwatch
a
b
c
Keterangan:
a. Ring
b. Tombol Start
c. Tombol Stop
d. Minute Hand
e. Second Hand
f. 1/₁₀ Second Hand
3.3.3 Statif
Keterangan:
a. Tempat Menggantung Tali dan Beban
b. Batang Statif
c. Kaki Statuf
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
N = 10 ayunan
L = 50 cm = 0,5 m
𝐿 0,5
Jawab: 𝑇 2 = 2,25 = 0,267
4.3 Ralat
1. L/T2
∑𝑥 0,225+0,225+0,225+0,225+0,225
̅𝑥= = = 0,225
𝑛 5
̅̅̅̅̅
√∑(𝑥−𝑥)²
𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0
= √0 = 0,225 x100%
=0 =0%
2. Percepatan gravitasi
̅̅̅̅̅
∑(𝑥−𝑥)² 8,87+8,87+8,87+8,87+8,87
̅𝑥= = = 8,87
𝑛 5
√∑ 𝑥−𝑥̅ 𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0
= √0 = 8,87 x100%
=0 =0%
1.L/T2
∑𝑥 0,221+0,221+0,221+0,221+0,221
̅𝑥= = = 0,221
𝑛 5
̅̅̅̅̅
√∑(𝑥−𝑥)²
𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0
= √0 = 0,221 x100%
=0 =0%
2. Percepatan gravitasi
∑𝑥 8,75+8,75+8,75+8,75+8,75
̅𝑥= = = 8,75
𝑛 5
√∑ 𝑥−𝑥̅ 𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0
= √0 = 8,75 x100%
=0 =0%
1. L/T2
∑𝑥 0,242+0,242+0,242+0,242+0,216
̅𝑥= = = 0,236
𝑛 5
̅̅̅̅̅
√∑(𝑥−𝑥)²
𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0,0001088 0,00016
=√ = x100%
4 0,236
= 0,00016
2. Percepatan gravitasi
∑𝑥 9,55+9,55+9,55+9,55+8,52
̅𝑥= = = 9,34
𝑛 5
̅̅̅̅̅
√∑(𝑥−𝑥)²
𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0,8488 0,46
=√ = 9,34 x100%
4
= √0,2122 = 4,93%
= 0,46
1.L/T2
∑𝑥 0,234+0,234+0,234+0,234+0,234
̅𝑥= = = 0,234
𝑛 5
̅̅̅̅̅
√∑(𝑥−𝑥)²
𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0
= √0 = 0,234 x100%
=0 =0%
2. Percepatan gravitasi
∑𝑥 9,24+9,24+9,24+9,24+9,24
̅𝑥= = = 9,24
𝑛 5
̅̅̅̅̅
√∑(𝑥−𝑥)²
𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0
= √0 = 9,24 x100%
=0 =0%
1.L/T2
̅̅̅̅̅
√∑(𝑥−𝑥)²
𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0
= √0 = 0,267 x100%
=0 =0%
2. Percepatan gravitasi
∑𝑥 8,76+8,76+8,76+8,76+8,76
̅𝑥= = = 8,76
𝑛 5
̅̅̅̅̅
√∑(𝑥−𝑥)²
𝑅𝑀
RM= RN= x 100%
√𝑛−1 𝑥̅
0
= √0 = 8,76 x100%
=0 =0%
4.4 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa yang
dilakukan pada saat menentukan nilai percepatan gravitasi bumi pada bandul
sederhana dengan menggunakan data hasil percobaan meliputi waktu selama di
ayunkan, periode, kuadrat periode, dan panjang tali terhadap kuadrat serta
gravitasi.
5.2 Saran
Dari laporan yang telah dibuat diharapkan pada para pembaca dapat memberikan
kritikan karena belum sepenuhnya sempurna dan benar. Dalam melakukan percobaan ,
praktikan sebaiknya selalu teliti dalam melakukan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA