Anda di halaman 1dari 7

4.

2 Pembahasan

Setelah melakukan praktikum ini, kita tahu bahwa gaya gesek adalah gaya yang terjadi
antara benda dengan permukaan yang saling bersentuhan. Bahkan walaupun benda tersebut
tidak bergerak.

Gaya gesek sebagaimana diketahui arahnya berlawanan dengan gerak benda. Gaya
gesek ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Gaya gesek benda
kecepatannya juga dipengaruhi oleh bidang landasan yang dilewatinya. Karena ada berbagai
macam landasan seperti kayu, kaca dan lain-lain. Namun, pada praktikum kali ini yang
digunakan sebagai landasan hanya kayu dan kaca. Hingga satu landasan tersebut bersifat
kasar dan satunya lagi bersifat halus.

Suatu landasan yang berbeda akan berpengaruh terhadap kecepatan benda dari titik
awal menuju ke titik acuan. Terlihat disaat benda meluncur di atas permukaan kayu yang
kasar akan lebih lambat sampai ke titik acuan daripada benda yang meluncur di landasan kaca
yang licin. Baik pada percobaan gaya gesek statis maupun gaya gesek kinetis.

Selain dipengaruhi oleh landasan permukaan yang dilewati, gaya gesek juga
dipengaruhi oleh sudut yang diguakan. Sebgaimana diketahui, pada percobaan gaya gesek
statis, di mana sudutnya dibuat bermacam-macam. Dari situ terlihat bahwa semakin tinggi
atau semakin besar sudut, maka benda akan meluncur semakin cepat dari titik awal ke titik
akhir. Berdasarkan dengan persamaan yang telah dibahas di bab sebelumnya, dapat diketahui
semakin besar sudut, maka koefisien geseknya semakin besar pula. Begitupula sebaliknya.
Sedangkan pada percobaan gaya gesek kinetis, jika sudut diperbesar, maka benda akan
lambat bergerak dari titik awal ke titik acuan, sehingga waktu untuk sampai semakin lama.

Pada percobaan gaya gesek kinetik, di mana digantungkan sebuah beban untuk menarik
benda atau balok kayu agar bergerak ke titik acuan. Disitu massa beban juga berpengaruh
terhadap kecepatan benda untuk bergerak dari titik awal menuju titik acuan. Dari percobaan
yang telah dilakuka, terlihat bahwa semakin berat massa beban, maka balok akan bergerak
semakin cepat. Karenanya, waktunya juga semakin cepat, baik itu pada landasan kayu yang
kasar, maupun pada landasan kaca yang licin. Dari situ kita tahu semakin berat massa benda,
maka keceptannya juga akan semakin besar.
4.2 Pembahasan

Dalam praktikum kali ini yaitu menentukan koefisien gesek bahan , yang diukur koefisien
gesek statis (µs) dan kinetis (µk) pada balok yang didapatkan hasil tabel seperti diatas. Dalam
percobaan kali ini menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis pada balok
dengan landasan berbeda yaitu kaca dan kayu.Berdasarkan percobaan tersebut dapat
diketahui bahwa koefisien gesek yang dilakukan antara balok dengan kayu memiliki gaya
statis maksimum dan gaya kinetisnya lebih besar dari pada balok dengan landasan
kaca.Karena semakin kasar permukaan benda atau permukaan landasan meluncur, semakin
besar pula gaya gesek statis maksimumnya dan semakin bessar pula gaya kinetisnya.

Pada percobaan pertama, yaitu menentukan nilai koefisien gesek statis pada balok
dengan landasan kaca dan kayu dengan dua perlakuan yaitu yang pertama diberi beban dan
yaang kedua diberi penambahan baban, dan ini ini tidak mempengaruhi gaya gesek statis
karena dalam rumusnya dapat dilihat bahwa yang mempengaruhi yaitu kemiringan beserta
sifat permukaan benda (halus ataau kasar). Dimana prinsip kerja gesekan statis yaitu akan
timbul ketika benda akan bergerak dengan sudut tertentu,di dapatkan hasil menggunakan
landasan kayu 0,690,75 sedangkan pada kaca 2,06 2,756.

Pada percobaan kedua yaitu menentukan nilai koefisien gesek kinetis pada balok
dengan landasan kaca dan kayu juga denga perlakuan sama ditambah beban dan satunya juga
ditambah beban karena gaya gesek kinetis dipengaruhi oleh beban maupun massa juga sifat
permukaan benda (halus atau pun kasar).Besar gaya kinetis ini konstan dan selalu lebih tinggi
dari besar gaya gesek sstatis maksimum, karena ketika kita mendorong benda diatas
permukaan yang kasar yaitu pada landasan kayu, pada saat benda belum bergerak kita harus
memberikan gaya tarik yang kuat yaitu pada balok 2 dengan ditambahi beban yang cukup
besar untuk membuatnya begerak.
4.2. Pembahasan

Pada percobaan atau praktikum kali ini yaitu tentang gesekan. Adapun media
yang digunakan adalah papan luncur, balok kayu, mistar ukur dan stopwatch. Praktikum kali
ini bertujuan untuk menentukan koefisien gesekan statis dan koefisien gesekan kinetis dari
dua permukaan dan juga untuk menentukan kecepatan dan percepatan gerak benda pada
bidang miring. Jadi jelas bahwa pada praktikum kali ini menggunakan bidang miring. Pada
praktikum kali ini dibedakan menjadi dua kali percobaan yaitu : yang pertama menentukan
koefisien gesekan statis dan yang kedua menentukan koefisien gesekan kinetis. Yang mana
setiap percobaan terdiri dari tiga kali uji coba.

Pada percobaan yang pertama yaitu menentukan koefisien gesekan statis. Pada
percobaan yang pertama ini hanya menentukan posisi saat benda akan bergerak. Jadi, pada
percobaan yang pertama ini hanya menentukan X dan h nya saja. Dari percobaan yang
pertama ini yang dilakukan tiga kali percobaan maka di dapatlah data sebagai berikut :

- Rata rata koefisien gesekan statis

- Rata rata ketidakpastian gesekan statis

- Ketidakpastian mutlak

- Ketidakpastian relative

- Hasil koefisien gesekan statis

Dari data diatas dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak valid atau tidak akurat ini
bisa dilihat dari x atau panjang bidang miring yang di gunakan pada bidang itu seharusnya
berbeda sesuai dengan prosedur kerja di dalam buku panduan praktikum fisika dasar tapi
kami sewaktu praktikum kemarin menggunakan x atau panjang bidang miring yang sama,
yamh kedua adalah h atau ketinggian bidang miring itu seharusnya tidak sama semua karena
sulit bisa mendapatkan hasil yang sama ini karena kita menghtung ketinggian bidang miring
saat benda akan mulai bergerak, jadi itu bisa dikatakan mustahil mendapatkan hasil yang
sama. Yang ketiga adalah pada saat praktikum kami menggunakan papan luncur yang manual
jadi pada saat mengangkat bidang miring tersebut pasti ada kesalahan baik itu disengaja
maupun tidak disengaja. Yang terakhir adalah ketidaktelitian pada saat mengukur baik itu
pada saat mengukur panjang (x), maupun mengukur tinggi (h). jadi dapat kikatakan bahwa
data yang dihasilkan itu tidak akurat.

Pada percobaan kedua yaitu menentukan koefisien gesekan kinetis. Pada


percobaan kedua ini baru ditentukan semua yaitu : x, h, s dan t karena kita mengukur benda
dari mulai akan bergerak sampai ia menuju titik akhir bidang miring. Dari percobaan yang
kedua ini dilakukan 3x percobaan maka didapatkan hasil berikut :

- Rata rata koefisien gesekan kinetis

- Rata rata ketidakpastian gesekan kinetis


- Ketidakpastian mutlak

- Ketidakpastian relative

- Hasil koefisien gesekan kinetis

Dari data diatas bisa dikatakan bahwa data tersebut lebih sedikit akurat dari pada data
percobaan pertama karena (h) itu sudah bervariasi atau berbeda beda tidak seperti pertama
yang h nya sama. Ini berarti keakuratan data sedikit lebih baik tetapi masih terdapat kealahan
yang membuat data tersebut yang membuat data tersebut kurang akurat. Yang pertama adalah
sama seperti percobaan yang pertama yaitu kesalahan pada x. pada percobaan yang kedua ini
kami tetap menggunakan x yang sama, jadi ini merupakan salah satu factor yang membuat
kurang akuratnya data tersebut. Yang kedua adalah sama dengan percobaan pertama yaitu
pada saat mengangkat bidang miring yang digunakan, pada saat mengangkat bidang miring
itu pasti ada kesalahan seperti saat menahan bidang miring tersebut pasti ada kesalahan
seperti saat menahan bidang miring pada saat mengukur itu terdapat gerakan gesaekan jadi
ketinggiannya tidak tidak seperti yang seharusnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada praktikum kali ini tentang gesekan itu
ketidakakuratan atau ketidak validan data yang di dapat itu di sebabkan oleh factor-faktor
berikut :

- Tidak membaca buku panduan praktikum saat melakukan praktikum

- Keadaan alat yang digunakan pada saat praktikum

- Ketidaktelitian pengamat pada saat membaca hasil pengukuran.

- Ketidaktepatan pengamat saat menekan stopwatch saat benda mulai bergerak


sampai menuju akhir lintasan atau bidang miring
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai