I.
II.
III.
Judul Praktikum
Muai Linier
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum muai linier ini adalah sebagai berikut :
II.1Untuk mempelajari sifat-sifat muai termal dari batang logam.
II.2Untuk menentukan besarnya koefisien muai linier dari berbagai logam.
Landasan Teori
Kebanyakan benda padat bertambah panjang bila suhunya dinaikkan. Pada perubahan
suhu yang tidak terlampau besar, hubungan linier antara perubahan suhu dengan
pertambahan panjang bisa dipakai untuk menentukan muai panjang benda tersebut.
Penampakan panas pada suatu material atau bahan akan menambah rata-rata
amplitudo vibrasi atom-atom penyusunnya. Oleh karenanya, jarak antara atom pun akan
membesar yang berarti secara makroskopis ukuran (volume, luas, dan panjang) dari
material itu akan bertambah. Andaikan sebatang logam dengan panjang L diberikan
perubahan suhu sebesar
L
T , maka bila
dengan:
L L T
dengan
......................................................................................................(1)
bisa
berbeda, tergantung pada arah sumbu mana pemuaiannya diukur. Dalam percobaan ini
akan diukur bahan isotropik di mana pemuaiannya diukur dalam satu dimensi.
Demikian juga
L2 L1 1 T2 T1
Muai Linier
...........................................................................................(2)
Page 1
dengan L2 panjang bahan saat suhu T2, L1 panjang bahan pada suhu T1 dan
nilai rata-
rata koefisien muai linier antara T1 dan T2. Untuk perhitungan yang lebih teliti maka
dapat digunakan persamaan:
L L0 1 at bt 2 ct 3
.......................................................................................(3)
dengan a, b, dan c adalah konstanta untuk perubahan suhu-suhu yang kecil b dan c kecil
dan
...........................................................................................................(4)
Beberapa nilai
sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
IV.
Bahan
Aluminium
Kuningan
Baja atau besi
Tembaga
Timah hitam
Kaca (pyrex)
Kaca (biasa)
Kwarsa
Beton atau bata
Marmer
(0C-1)
25 x 10-6
19 x 10-6
12 x 10-6
17 x 10-6
29 x 10-6
3 x 10 -6
9 x 10-6
0,4 x 10-6
12 x 10-6
1,4 x 10-6
dengan 110oC.
Satu set alat ukur Dial Gauge dengan Nst 0,01 mm.
Satu set generator uap.
Satu buah bejana.
Satu buah mistar dengan Nst 1 cm dan batas ukur 0 sampai dengan 100 cm.
Satu buah statif.
Muai Linier
Page 2
V.
Page 3
kamar (tempat melakukan percobaan) dengan melihat nilai dari multimeter dan
mencocokan dengan nilai suhu yang terdapat pada multimeter.
10. Menuangkan air secupnya pada generator uap, kemudian menghidupkan generator
uap.
11. Memperhatikan skala penunjuk pada Dial Gauge setelah uap air mengalir.
12. Mencatat hasil yang ditunjukkan pada jarum skala Dial Gauge (yang ditunjuk oleh
dial gauge adalah berupa
VI.
yang telah dicocokan dengan jumlah arus yang ditunjukkan oleh multimeter.
13. Mengulangi langkah 3 sampai dengan 12 untuk pipa logam yang lain.
Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Sebagai dasar analisis untuk menghitung koefisien muai linier logam adalah persamaan
(1) yaitu
L L T
Y =a+bx .............................................................................................................(5)
dengan konstanta a = 0. Dengan demikian, maka analisis data digunakan teknik analisis
regresi linier sederhana berdasarkan azas kuadrat terkecil sebagai hasil modifikasi dari
persamaan (5), yaitu:
Y i=b X i .................................................................................................................(6)
dengan Yi = L, dan Xi = T masing-masing menyatakan perubahan panjang dan
kenaikan suhu yang dialami oleh batang logam (bahan). Berdasarkan persamaan (1) dan
(6), maka konstanta b memenuhi persamaan:
b=a L ...................................................................................................................(7)
dengan
adalah koefisien muai panjang batang dan L adalah panjang batang logam
N X i Yi ( X i )( Yi )
2
N X i ( X i ) 2
..............................................................................(8)
dengan N adalah banyaknya variasi L sebagai fungsi T. Simpangan baku (b) dapat
ditentuka dengan persamaan:
Muai Linier
Page 4
b S y
N
2
N X i ( X i ) 2
...............................................................................(9)
dengan Sy adalah taksiran terbaik simpangan baku Yi terhadap garis lurus Yi = bXi yang
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
X i2 ( Yi ) 2 2 X i ( X i Yi ) Yi N ( X i Yi ) 2
1
2
2
Sy
i
N 2
N X i2 ( X i ) 2
.........(10)
Untuk memudahkan menghitung Sy, b, dan b dapat dibantu dengan tabel kerja seperti
berikut:
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Xi = T
Yi = L
Xi2
Yi2
XiYi
b L
Dari persamaan (7) yaitu b L , diperoleh
, maka:
b
L
.............................................................................................................(11)
Untuk menghitung besarnya koefisien muai panjang logam digunakan persamaan (7)
yang bentuk lainnya memenuhi:
b
L
.................................................................................................................(12)
Dengan demikian, maka hasil perhitungan besarnya koefisien muai panjang logam dari
percobaan dapat diusulkan sebagai berikut:
.......................................................................................................(13)
Dengan:
= besarnya koefisien muai panjang logam yang digunakan,
= nilai rata-rata koefisien muai panjang logam yang dihitung dari persamaan (11),
Muai Linier
Page 5
= simpangan baku koefisien muai panjang logam yang diperoleh dari perhitungan
menggunakan persamaan (12).
Kesalahan relatif hasil pengukuran adalah:
KR
x100%
............................................................................................(14)
yang masih dapat ditolelir jika besarnya kurang dari 10%.
Keakuratan nilai koefisien muai panjang logam hasil pengukuran dapat dihitung
menggunakan persamaan:
s tan dar
Keakura tan
x100%
s tan dar
....................................................................(15)
VII.
Bahan
L (cm)
L (mm)
T Kamar
T Panas
(0C)
(0C)
T (0C)
1.
Besi
75,0
0,27
36,0
81,0
45,0
2.
Besi
75,0
0,26
36,0
76,0
40,0
3.
Besi
75,0
0,24
36,0
71,0
35,0
4.
Besi
75,0
0,20
36,0
66,0
30,0
5.
Besi
75,0
0,12
36,0
61,0
25,0
6.
Besi
75,0
0,11
36,0
56,0
20,0
7.
Besi
75,0
0,09
36,0
51,0
15,0
8.
Besi
75,0
0,05
36,0
46,0
10,0
9.
Besi
75,0
0,02
36,0
41,0
5,0
10.
Besi
75,0
0,00
36,0
36,0
0,0
1.
Muai Linier
Bahan
Tembaga
L (cm)
75,0
L (mm)
0,66
Page 6
T Kamar
T Panas
(0C)
(0C)
31,0
76,0
T (0C)
45,0
VIII.
2.
Tembaga
75,0
0,58
31,0
71,0
40,0
3.
Tembaga
75,0
0,44
31,0
66,0
35,0
4.
Tembaga
75,0
0,41
31,0
61,0
30,0
5.
Tembaga
75,0
0,34
31,0
56,0
25,0
6.
Tembaga
75,0
0,28
31,0
51,0
20,0
7.
Tembaga
75,0
0,20
31,0
46,0
15,0
8.
Tembaga
75,0
0,16
31,0
41,0
10,0
9.
Tembaga
75,0
0,10
31,0
36,0
5,0
10.
Tembaga
75,0
0,00
31,0
31,0
0,0
Analisis Data
VIII.1 Untuk Logam Besi
No.
Xi = T (0C)
Yi = L (m)
XiYi
Xi2
Yi2
1.
45,0
2,7 x 10-4
121,5 x 10-4
2025
7,29 x 10-8
2.
40,0
2,6 x 10-4
104,0 x 10-4
1600
6,76 x 10-8
3.
35,0
2,4 x 10-4
84,0 x 10-4
1225
5,76 x 10-8
4.
30,0
2,0 x 10-4
60,0 x 10-4
900
4,00 x 10-8
5.
25,0
1,2 x 10-4
30,0 x 10-4
625
1,44 x 10-8
6.
20,0
1,1 x 10-4
22,0 x 10-4
400
1,21 x 10-8
7.
15,0
0,9 x 10-4
13,5 x 10-4
225
0,81 x 10-8
8.
10,0
0,5 x 10-4
5,0 x 10-4
100
0,25 x 10-8
9.
5,0
0,2 x 10-4
1,0 x 10-4
25
0,04 x 10-8
10.
0,0
0,0 x 10-4
0,0 x 10-4
0,00 x 10-8
225
13,6 x 10-4
441,0 x 10-4
7125
27,56 x 10-8
Page 7
0,4410,306
7125050625
b=
0,135
20625
b= 0,0000065455
b= 0,65 x
105
Menentukan nilai Sy :
X 2i ( Y i )22 X i ( X i Y i ) Y i+ N ( X i Y i)2
1
2
2
Sy =
Yi
N2
N X 2i ( X i )2
[
[
(7125) ( 13,6 x 104 ) 2 ( 225 ) ( 441,0 x 104 ) (13,6 x 104 )+10 (441,0 x 104)2
1
8
Sy =
27,56 x 10
102
10(7125)(225)2
2
Sy =
1
0,013174840,0269892+0,0194481
8
27,56 x 10
2
8
10(7125)(225)
S y 2=
1
0,00563374
27,56 x 108
8
20625
S y 2=
1
[ 27,56 x 10827,31 x 108 ]
8
S y 2=
1
[ 0,25 x 108 ]
8
S y =3,125 x 10
10
S y =1,7677669533 x 105
S y =1,77 x 105
Menentukan nilai ketidakpastian b
b=S y
N
N X ( X i )2
b=1,77 x 105
Muai Linier
2
i
10
10(7125)(225)2
Page 8
b=1,77 x 105
10
20625
b
L
5
0,65 x 10
=
0,75
=0,0000086667
=8,67 x 106
C-1
0,39 x 10
=
0,75
=0,00000052
6
=0,52 x 10
C-1
=( 8,67 x 106 0,52 x 106 )
C-1
Muai Linier
Page 9
KR=
x 100
0,52 x 106
x 100
6
8,67 x 10
5,9
yang diperoleh
dengan standar logam besi yaitu 1,2 x 10 -5 atau sama dengan 12 x 10-6 , jadi keakuratan
hasil pengukuran yaitu :
keakuratan=
| standar |
standar
x 100%
x 100%
= 27,8%
= (100 27,8) %
= 72,2%
Xi = T (0C)
Yi = L (m)
XiYi
Xi2
Yi2
1.
45,0
6,6 x 10-4
297,0 x 10-4
2025
43,56 x 10-8
2.
40,0
5,8 x 10-4
232,0 x 10-4
1600
33,64 x 10-8
3.
35,0
4,9 x 10-4
171,5 x 10-4
1225
24,01 x 10-8
4.
30,0
4,1 x 10-4
123,0 x 10-4
900
16,81 x 10-8
5.
25,0
3,4 x 10-4
85,0 x 10-4
625
11,56 x 10-8
Muai Linier
Page 10
6.
20,0
2,8 x 10-4
56,0 x 10-4
400
7,84 x 10-8
7.
15,0
2,0 x 10-4
30,0 x 10-4
225
4,00 x 10-8
8.
10,0
1,6 x 10-4
16,0 x 10-4
100
2,56 x 10-8
9.
5,0
1,0 x 10-4
5,0 x 10-4
25
1,00 x 10-8
10.
0,0
0,0 x 10-4
0,0 x 10-4
0,00 x 10-8
225
32,2 x 10-4
1015,5 x 10-4
7125
144,98 x 10-8
1,01550,7245
7125050625
b=
0,291
20625
b= 0,000014109
b= 1,41 x
105
Menentukan nilai Sy :
X 2i ( Y i )22 X i ( X i Y i ) Y i+ N ( X i Y i)2
1
2
2
Sy =
Yi
N2
N X 2i ( X i )2
[
[
(7125) ( 32,2 x 104 ) 2 ( 225 ) ( 1015,5 x 104 ) (32,2 x 104 )+10(1015,5 x 104 )2
1
Sy =
144,98 x 108
102
10(7125)(225)2
2
S y 2=
1
0,073874850,14714595+ 0,1030225
144,98 x 108
8
10(7125)(225)2
S y 2=
1
0,0297514
144,98 x 108
8
20625
S y 2=
1
[ 144,98 x 108 144,25 x 108 ]
8
Muai Linier
]
Page 11
S y 2=
1
[ 0,73 x 108 ]
8
10
S y =9,125 x 10
S y =3,020761493 x 105
5
S y =3,02 x 10
N
N X ( X i )2
2
i
b=3,02 x 105
10
10(7125)(225)2
b=3,02 x 105
10
20625
b
L
5
1,41 x 10
=
0,75
=0,0000188
6
=18,80 x 10
C-1
0,07 x 10
0,75
=0,0000000933
Muai Linier
Page 12
=0,09 x 10
C-1
=(18,80 x 106 0,09 x 106 )
C-1
x 100
0,09 x 106
x 100
6
18,80 x 10
0,4
yang diperoleh
dengan standar logam besi yaitu 1,7 x 10 -5 atau sama dengan 17 x 10-6 , jadi keakuratan
hasil pengukuran yaitu :
keakuratan=
| standar |
standar
x 100%
17 x 10
x 100%
= 10,6 %
= (100 10,6) %
= 89,4 %
IX.
Muai Linier
Page 13
1)
Koefisien
muai
linier
2)
untuk
0
C-1
logam
dengan
besi
nilai
diperoleh
ketidakpastian
C-1
dengan
nilai
diperoleh
ketidakpastian
IX.2
0
C-1 dan nilai koefisien muai linier dari logam tembaga adalah 17 x 10 -6 0C-1
sedangkan hasil yang diperoleh oleh praktikan untuk nilai koefisien muai linier
pada besi sebesar
6
(18,80 x 10 0,09 x 10 )
perbedaan nilai koefisien muai linier hasil praktikum dengan nilai koefisien
menurut teori. Kendatipun demikian, perbedaan nilai koefisien muai linier tidaklah
terlalu besar dan kesalah relatif yang diperoleh berdasarkan analisis data sudah
kurang dari 10%. Jadi, data hasil praktikum masih dapat diterima.
Dari pernyataan yang telah diuraikan diatas menunjukan bahwa selama
melakukan praktikum terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan
data yang diperoleh dari hasil pengukuran kurang akurat. Adapun kesalahankesalah yang terjadi selama pengukuran yaitu:
1) Kesalahan umum kesalahan ini disebabkan oleh kekeliruan manusia dalam
melakukan pembacaan, pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta
penafsiran hasil-hasil pengukuran.
2) Kesalahan sistematis adalah kesalahan-kesalahan yang berasal dari instrumen
dan keadaan luar (lingkungan) yang mempengaruhi pengukuran.
3) Kesalahan acak yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh penyebab-penyebab
yang tidak diketahui dan terjadi secara rambang.
Muai Linier
Page 14
C-1 sedangkan dari hasil percobaan nilai koefisien yang diperoleh sebesar 8,67 x
10-6 0C-1 dan pada logam tembaga nilai koefisien muai linier secara teori adalah
17x10-6 0C-1 dan sedangkan nilai koefisien muai panjang yang diperoleh dari
praktikum adalah sebesar 18,80x10-6 0C-1. Perbedaan yang diperoleh ini diakibatkan
karena terdapat kesalahan-kesalahan saat melakukan praktikum sehingga hasil
yang di dapatkan kurang akurat. Kesalahan relatif dari hasil praktikum yang
diperoleh adalah sebesar 5,9% untuk logam besi dan untuk logam tembaga di
peroleh kesalahan relatif sebesar 0,4%, dari kedua kesalahan relatif tersebut
keduanya masih dibawah 10% sehingga dapat dikatakan cukup konsisten.
2. Bertolak dari pertanyaan nomor 1, sebutkanlah sumber-sumber kesalahan yang
menyebabkan adanya kesalahan tersebut dan bagaimana cara anda untuk
memperbaikinya?
Jawab :
Adapun sumber-sumber kesalahan yang terjadi pada saat praktikum adalah sebagai
berikut:
1) Kesulitan saat membaca perubahan panjang yang dialami logam karena
perubahan suhu yang terjadi begitu cepat dan jarum pada dial gauge juga
Muai Linier
Page 15
Jawab :
a) Untuk logam besi
=3
8,67 x 106 0,52 x 106 0 -1
) C
=3
=26,01 x 106 1,56 x 106
C-1
C-1
Muai Linier
Page 16
yang
diperoleh
untuk
logam
besi
adalah
sebesar
(8,67 x 106 0,52 x 106 ) 0C-1 dengan kesalahan relatif 5,9% dan keakuratan
72,2%. Sedangkan nilai koefisien muai linier untuk logam tembaga adalah
6
(18,80 x 10 0,09 x 10 )
C-1
dengan
kesalahan
relatif
0,4%
dan
keakuratan 89,4%.
XI.2
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1) Untuk Praktikan
Kepada praktikan agar lebih berhati-hati dan lebih teliti lagi dalam melakukan
praktikum agara data yang nantinya diperoleh lebih akurat lagi.
2) Untuk Laboran
Agar mengecek alat-alat yang akan digunakan oleh mahasiswa sebelum
praktikum, sehingga nantinya pada saat praktikum alat-alat sudah siap dan
tidak ada yang rusak.
Muai Linier
Page 17