Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

I.
II.

III.

Judul Praktikum
Muai Linier
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum muai linier ini adalah sebagai berikut :
II.1Untuk mempelajari sifat-sifat muai termal dari batang logam.
II.2Untuk menentukan besarnya koefisien muai linier dari berbagai logam.
Landasan Teori
Kebanyakan benda padat bertambah panjang bila suhunya dinaikkan. Pada perubahan
suhu yang tidak terlampau besar, hubungan linier antara perubahan suhu dengan
pertambahan panjang bisa dipakai untuk menentukan muai panjang benda tersebut.
Penampakan panas pada suatu material atau bahan akan menambah rata-rata
amplitudo vibrasi atom-atom penyusunnya. Oleh karenanya, jarak antara atom pun akan
membesar yang berarti secara makroskopis ukuran (volume, luas, dan panjang) dari
material itu akan bertambah. Andaikan sebatang logam dengan panjang L diberikan
perubahan suhu sebesar
L

T , maka bila

biasanya sebanding dengan L dan

cukup kecil, perubahan panjang

T . Secara matematis dapat dituliskan

dengan:

L L T

dengan

......................................................................................................(1)

adalah koefisien muai linier bahan dengan satuan K atau 0C-1.

Pada bahan-bahan tidak isotropik, seperti misalnya sejenis kristal, nilai

bisa

berbeda, tergantung pada arah sumbu mana pemuaiannya diukur. Dalam percobaan ini
akan diukur bahan isotropik di mana pemuaiannya diukur dalam satu dimensi.

Demikian juga

nya tidak merupakan fungsi suhu. Berdasarkan difinisi koefisien muai

panjang, panjang baru bahan dapat dihitung dari persamaan:

L2 L1 1 T2 T1

Muai Linier

...........................................................................................(2)

Page 1

dengan L2 panjang bahan saat suhu T2, L1 panjang bahan pada suhu T1 dan

nilai rata-

rata koefisien muai linier antara T1 dan T2. Untuk perhitungan yang lebih teliti maka
dapat digunakan persamaan:

L L0 1 at bt 2 ct 3

.......................................................................................(3)

dengan a, b, dan c adalah konstanta untuk perubahan suhu-suhu yang kecil b dan c kecil

dan

dalam hal ini adalah:


1 dL
L dt

...........................................................................................................(4)

Beberapa nilai

untuk berbagai macam bahan dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
IV.

Bahan

Aluminium
Kuningan
Baja atau besi
Tembaga
Timah hitam
Kaca (pyrex)
Kaca (biasa)
Kwarsa
Beton atau bata
Marmer

(0C-1)
25 x 10-6
19 x 10-6
12 x 10-6
17 x 10-6
29 x 10-6
3 x 10 -6
9 x 10-6
0,4 x 10-6
12 x 10-6
1,4 x 10-6

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan praktikum muai linier ini
antara lain:
1. Dua macam pipa logam (tembaga dan besi)
2. Pengukur suhu atau termometer dengan Nst 1oC dan batas ukur -10oC sampai
3.
4.
5.
6.
7.

dengan 110oC.
Satu set alat ukur Dial Gauge dengan Nst 0,01 mm.
Satu set generator uap.
Satu buah bejana.
Satu buah mistar dengan Nst 1 cm dan batas ukur 0 sampai dengan 100 cm.
Satu buah statif.

Muai Linier

Page 2

V.

8. Satu buah balok penyangga.


9. Multimeter.
10. Dua buah kabel.
Langkah-langkah Praktikum
Adapun langkah-langkah dalam melakukan praktikum muai linier adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan praktikum muai
linier.
2. Mengkalibrasi alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum seperti
multimeter dan kabel.
3. Menyusun alat dan bahan seperti pada gambar

Gambar 1. Set Up percobaan


4. Mengukur panjang (L) dari pipa logam yang akan dicari koefisien muai liniernya.
Mulai dari pinggiran dalam kacing pada salah satu ujung sampai dengan pinggiran
dalam kaitan pada ujung yang lain.
5. Memasang pipa pada landasannya. Yaitu salah satu ujungnya terjepit pada tempat
yang tersedia dan kaitan pada ujung yang lain menekan lengan spiral dari alat ukur
Dial Gauge.
6. Menghubungkan selang karet dari generator uap ke ujung pipa yang lebih jauh dari
pengukur Dial Gauge. Sedangkan selang karet yang lain dihubungkan pada ujung
pipa yang dekat dengan Dial Gauge yang kemudian di salurkan ke dalam bejana.
7. Mengatur jarum Dial Gauge agar tepat menunjukkan skala nol.
8. Meletakkan pengukur suhu atau termometer di tengah-tengah batang pipa dengan
mengikat termometer pada statif.

9. Apabila tidak menggunakan termometer maka gunakan multimeter. Dengan cara,


menghubungkan kabel pada Dial Gauge dengan multimeter kemudian ukur suhu
Muai Linier

Page 3

kamar (tempat melakukan percobaan) dengan melihat nilai dari multimeter dan
mencocokan dengan nilai suhu yang terdapat pada multimeter.
10. Menuangkan air secupnya pada generator uap, kemudian menghidupkan generator
uap.
11. Memperhatikan skala penunjuk pada Dial Gauge setelah uap air mengalir.
12. Mencatat hasil yang ditunjukkan pada jarum skala Dial Gauge (yang ditunjuk oleh
dial gauge adalah berupa

VI.

L ), pada saat yang bersamaan juga mencatat suhu

yang telah dicocokan dengan jumlah arus yang ditunjukkan oleh multimeter.
13. Mengulangi langkah 3 sampai dengan 12 untuk pipa logam yang lain.
Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Sebagai dasar analisis untuk menghitung koefisien muai linier logam adalah persamaan

(1) yaitu

L L T

yang dalam bentuk lainnya dapat ditulis dengan:

Y =a+bx .............................................................................................................(5)
dengan konstanta a = 0. Dengan demikian, maka analisis data digunakan teknik analisis
regresi linier sederhana berdasarkan azas kuadrat terkecil sebagai hasil modifikasi dari
persamaan (5), yaitu:
Y i=b X i .................................................................................................................(6)
dengan Yi = L, dan Xi = T masing-masing menyatakan perubahan panjang dan
kenaikan suhu yang dialami oleh batang logam (bahan). Berdasarkan persamaan (1) dan
(6), maka konstanta b memenuhi persamaan:
b=a L ...................................................................................................................(7)

dengan

adalah koefisien muai panjang batang dan L adalah panjang batang logam

sebelum dipanaskan. Konstanta b dalam persamaan (7) dapat dihitung dengan


persamaan:
b

N X i Yi ( X i )( Yi )
2

N X i ( X i ) 2
..............................................................................(8)

dengan N adalah banyaknya variasi L sebagai fungsi T. Simpangan baku (b) dapat
ditentuka dengan persamaan:

Muai Linier

Page 4

b S y

N
2

N X i ( X i ) 2
...............................................................................(9)

dengan Sy adalah taksiran terbaik simpangan baku Yi terhadap garis lurus Yi = bXi yang
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
X i2 ( Yi ) 2 2 X i ( X i Yi ) Yi N ( X i Yi ) 2
1
2
2
Sy

i
N 2
N X i2 ( X i ) 2

.........(10)
Untuk memudahkan menghitung Sy, b, dan b dapat dibantu dengan tabel kerja seperti
berikut:
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Xi = T

Yi = L

Xi2

Yi2

XiYi

b L
Dari persamaan (7) yaitu b L , diperoleh
, maka:
b

L
.............................................................................................................(11)
Untuk menghitung besarnya koefisien muai panjang logam digunakan persamaan (7)
yang bentuk lainnya memenuhi:
b

L
.................................................................................................................(12)
Dengan demikian, maka hasil perhitungan besarnya koefisien muai panjang logam dari
percobaan dapat diusulkan sebagai berikut:
.......................................................................................................(13)
Dengan:
= besarnya koefisien muai panjang logam yang digunakan,
= nilai rata-rata koefisien muai panjang logam yang dihitung dari persamaan (11),

Muai Linier

Page 5

= simpangan baku koefisien muai panjang logam yang diperoleh dari perhitungan
menggunakan persamaan (12).
Kesalahan relatif hasil pengukuran adalah:

KR
x100%

............................................................................................(14)
yang masih dapat ditolelir jika besarnya kurang dari 10%.
Keakuratan nilai koefisien muai panjang logam hasil pengukuran dapat dihitung
menggunakan persamaan:
s tan dar
Keakura tan
x100%
s tan dar
....................................................................(15)
VII.

Data Hasil Percobaan


Adapun data yang diperoleh dari hasil praktikum muai linier yang kelompok kami
peroleh yaitu:
Data Hasil Percobaan (Batang Aluminium)
No.

Bahan

L (cm)

L (mm)

T Kamar

T Panas

(0C)

(0C)

T (0C)

1.

Besi

75,0

0,27

36,0

81,0

45,0

2.

Besi

75,0

0,26

36,0

76,0

40,0

3.

Besi

75,0

0,24

36,0

71,0

35,0

4.

Besi

75,0

0,20

36,0

66,0

30,0

5.

Besi

75,0

0,12

36,0

61,0

25,0

6.

Besi

75,0

0,11

36,0

56,0

20,0

7.

Besi

75,0

0,09

36,0

51,0

15,0

8.

Besi

75,0

0,05

36,0

46,0

10,0

9.

Besi

75,0

0,02

36,0

41,0

5,0

10.

Besi

75,0

0,00

36,0

36,0

0,0

Data Hasil Percobaan (Batang Tembaga)


No.

1.
Muai Linier

Bahan

Tembaga

L (cm)

75,0

L (mm)

0,66
Page 6

T Kamar

T Panas

(0C)

(0C)

31,0

76,0

T (0C)

45,0

VIII.

2.

Tembaga

75,0

0,58

31,0

71,0

40,0

3.

Tembaga

75,0

0,44

31,0

66,0

35,0

4.

Tembaga

75,0

0,41

31,0

61,0

30,0

5.

Tembaga

75,0

0,34

31,0

56,0

25,0

6.

Tembaga

75,0

0,28

31,0

51,0

20,0

7.

Tembaga

75,0

0,20

31,0

46,0

15,0

8.

Tembaga

75,0

0,16

31,0

41,0

10,0

9.

Tembaga

75,0

0,10

31,0

36,0

5,0

10.

Tembaga

75,0

0,00

31,0

31,0

0,0

Analisis Data
VIII.1 Untuk Logam Besi
No.

Xi = T (0C)

Yi = L (m)

XiYi

Xi2

Yi2

1.

45,0

2,7 x 10-4

121,5 x 10-4

2025

7,29 x 10-8

2.

40,0

2,6 x 10-4

104,0 x 10-4

1600

6,76 x 10-8

3.

35,0

2,4 x 10-4

84,0 x 10-4

1225

5,76 x 10-8

4.

30,0

2,0 x 10-4

60,0 x 10-4

900

4,00 x 10-8

5.

25,0

1,2 x 10-4

30,0 x 10-4

625

1,44 x 10-8

6.

20,0

1,1 x 10-4

22,0 x 10-4

400

1,21 x 10-8

7.

15,0

0,9 x 10-4

13,5 x 10-4

225

0,81 x 10-8

8.

10,0

0,5 x 10-4

5,0 x 10-4

100

0,25 x 10-8

9.

5,0

0,2 x 10-4

1,0 x 10-4

25

0,04 x 10-8

10.

0,0

0,0 x 10-4

0,0 x 10-4

0,00 x 10-8

225

13,6 x 10-4

441,0 x 10-4

7125

27,56 x 10-8

Menghitung nilai konstanta b :


N ( X i Y i ) ( X i)( Y i )
b=
N X 2i ( X i )2
Muai Linier

Page 7

10 ( 441,0 x 104 ) (225)(13,6 x 104 )


b=
2
10(7125)(225)
b=

0,4410,306
7125050625

b=

0,135
20625

b= 0,0000065455

b= 0,65 x

105

Menentukan nilai Sy :
X 2i ( Y i )22 X i ( X i Y i ) Y i+ N ( X i Y i)2
1
2
2
Sy =
Yi
N2
N X 2i ( X i )2

[
[

(7125) ( 13,6 x 104 ) 2 ( 225 ) ( 441,0 x 104 ) (13,6 x 104 )+10 (441,0 x 104)2
1
8
Sy =
27,56 x 10
102
10(7125)(225)2
2

Sy =

1
0,013174840,0269892+0,0194481
8
27,56 x 10
2
8
10(7125)(225)

S y 2=

1
0,00563374
27,56 x 108
8
20625

S y 2=

1
[ 27,56 x 10827,31 x 108 ]
8

S y 2=

1
[ 0,25 x 108 ]
8

S y =3,125 x 10

10

S y =1,7677669533 x 105
S y =1,77 x 105
Menentukan nilai ketidakpastian b
b=S y

N
N X ( X i )2

b=1,77 x 105

Muai Linier

2
i

10
10(7125)(225)2

Page 8

b=1,77 x 105

10
20625

b=1,77 x 105 0,0004848484


b=1,77 x 105 (0,0220192734)
b=0,0389741139 x 105
b=0,39 x 106

Menentukan nilai koefisien muai linier rata-rata ( ) :


=

b
L
5

0,65 x 10
=
0,75

=0,0000086667

=8,67 x 106

C-1

Menentukan nilai simpangan baku () :


b
=
L
6

0,39 x 10
=
0,75

=0,00000052
6

=0,52 x 10

C-1

Jadi, nilai koefisien muai linier logam besi adalah:


=( 8,67 x 106 0,52 x 106 )

C-1

Adapun kesalahan relatif pengukuran adalah sebagai berikut :

Muai Linier

Page 9

KR=


x 100

0,52 x 106
x 100
6
8,67 x 10

5,9

Keakuratan percobaan ini dapat dicari dengan membandingkan nilai

yang diperoleh

dengan standar logam besi yaitu 1,2 x 10 -5 atau sama dengan 12 x 10-6 , jadi keakuratan
hasil pengukuran yaitu :
keakuratan=

| standar |
standar

x 100%

|12 x 1068,67 x 106|


12 x 10

x 100%

= 27,8%
= (100 27,8) %
= 72,2%

VIII.2 Untuk Logam Tembaga


No.

Xi = T (0C)

Yi = L (m)

XiYi

Xi2

Yi2

1.

45,0

6,6 x 10-4

297,0 x 10-4

2025

43,56 x 10-8

2.

40,0

5,8 x 10-4

232,0 x 10-4

1600

33,64 x 10-8

3.

35,0

4,9 x 10-4

171,5 x 10-4

1225

24,01 x 10-8

4.

30,0

4,1 x 10-4

123,0 x 10-4

900

16,81 x 10-8

5.

25,0

3,4 x 10-4

85,0 x 10-4

625

11,56 x 10-8

Muai Linier

Page 10

6.

20,0

2,8 x 10-4

56,0 x 10-4

400

7,84 x 10-8

7.

15,0

2,0 x 10-4

30,0 x 10-4

225

4,00 x 10-8

8.

10,0

1,6 x 10-4

16,0 x 10-4

100

2,56 x 10-8

9.

5,0

1,0 x 10-4

5,0 x 10-4

25

1,00 x 10-8

10.

0,0

0,0 x 10-4

0,0 x 10-4

0,00 x 10-8

225

32,2 x 10-4

1015,5 x 10-4

7125

144,98 x 10-8

Menghitung nilai konstanta b :


N ( X i Y i ) ( X i)( Y i )
b=
N X 2i ( X i )2
10 ( 1015,5 x 104 )(225)(32,2 x 104 )
b=
10(7125)(225)2
b=

1,01550,7245
7125050625

b=

0,291
20625

b= 0,000014109
b= 1,41 x

105

Menentukan nilai Sy :
X 2i ( Y i )22 X i ( X i Y i ) Y i+ N ( X i Y i)2
1
2
2
Sy =
Yi
N2
N X 2i ( X i )2

[
[

(7125) ( 32,2 x 104 ) 2 ( 225 ) ( 1015,5 x 104 ) (32,2 x 104 )+10(1015,5 x 104 )2
1
Sy =
144,98 x 108
102
10(7125)(225)2
2

S y 2=

1
0,073874850,14714595+ 0,1030225
144,98 x 108
8
10(7125)(225)2

S y 2=

1
0,0297514
144,98 x 108
8
20625

S y 2=

1
[ 144,98 x 108 144,25 x 108 ]
8

Muai Linier

]
Page 11

S y 2=

1
[ 0,73 x 108 ]
8

10

S y =9,125 x 10

S y =3,020761493 x 105
5

S y =3,02 x 10

Menentukan nilai ketidakpastian b


b=S y

N
N X ( X i )2
2
i

b=3,02 x 105

10
10(7125)(225)2

b=3,02 x 105

10
20625

b=3,02 x 105 0,0004848484


b=3,028 x 105 (0,0220192734)
b=0,066498204 x 105
b=0,07 x 106

Menentukan nilai koefisien muai linier rata-rata ( ) :


=

b
L
5

1,41 x 10
=
0,75

=0,0000188
6
=18,80 x 10

C-1

Menentukan nilai simpangan baku () :


b
=
L
6

0,07 x 10
0,75

=0,0000000933
Muai Linier

Page 12

=0,09 x 10

C-1

Jadi, nilai koefisien muai linier logam besi adalah:


=(18,80 x 106 0,09 x 106 )

C-1

Adapun kesalahan relatif pengukuran adalah sebagai berikut :


KR=


x 100

0,09 x 106
x 100
6
18,80 x 10

0,4

Keakuratan percobaan ini dapat dicari dengan membandingkan nilai

yang diperoleh

dengan standar logam besi yaitu 1,7 x 10 -5 atau sama dengan 17 x 10-6 , jadi keakuratan
hasil pengukuran yaitu :
keakuratan=

| standar |
standar

x 100%

|17 x 10618,80 x 106|


6

17 x 10

x 100%

= 10,6 %
= (100 10,6) %
= 89,4 %
IX.

Hasil dan Pembahasan


IX.1
Hasil
Dari hasil analisis data yang diperoleh di atas maka di dapatkan hasil sebagai
berikut :

Muai Linier

Page 13

1)

Koefisien

muai

linier

=( 8,67 x 106 0,52 x 106 )


=0,52 x 106

2)

untuk
0

C-1

logam

dengan

besi
nilai

diperoleh
ketidakpastian

C-1 dan kesalahan relatif yang diperoleh sebesar 5,9%

kurang dari 10% sehingga hasil praktikum dapat diterima.


Koefisien
muai
linier
untuk
logam
besi
=(18,80 x 106 0,09 x 106 )
=0,09 x 106

C-1

dengan

nilai

diperoleh

ketidakpastian

C-1 dan kesalahan relatif yang diperoleh sebesar 0,4%

kurang dari 10% sehingga hasil praktikum dapat diterima.


Pembahasan
Berdasarkan teori nilai koefisien muai linier dari logam besi adalah 12 x 10 -6

IX.2
0

C-1 dan nilai koefisien muai linier dari logam tembaga adalah 17 x 10 -6 0C-1

sedangkan hasil yang diperoleh oleh praktikan untuk nilai koefisien muai linier
pada besi sebesar
6

(8,67 x 106 0,52 x 106 ) 0C-1 dan logam tembaga sebesar


6

(18,80 x 10 0,09 x 10 )

C-1. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat

perbedaan nilai koefisien muai linier hasil praktikum dengan nilai koefisien
menurut teori. Kendatipun demikian, perbedaan nilai koefisien muai linier tidaklah
terlalu besar dan kesalah relatif yang diperoleh berdasarkan analisis data sudah
kurang dari 10%. Jadi, data hasil praktikum masih dapat diterima.
Dari pernyataan yang telah diuraikan diatas menunjukan bahwa selama
melakukan praktikum terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan
data yang diperoleh dari hasil pengukuran kurang akurat. Adapun kesalahankesalah yang terjadi selama pengukuran yaitu:
1) Kesalahan umum kesalahan ini disebabkan oleh kekeliruan manusia dalam
melakukan pembacaan, pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta
penafsiran hasil-hasil pengukuran.
2) Kesalahan sistematis adalah kesalahan-kesalahan yang berasal dari instrumen
dan keadaan luar (lingkungan) yang mempengaruhi pengukuran.
3) Kesalahan acak yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh penyebab-penyebab
yang tidak diketahui dan terjadi secara rambang.

Muai Linier

Page 14

Kesalahan-kesalahan diatas terjadi karena adanya berbagai kendala yang


dialami praktikan pada saat melakukan praktikum. adapun kendala-kendala yang
dialami oleh praktikan adalah sebagai berikut :
1) Kesulitan saat membaca perubahan panjang yang dialami logam karena
perubahan suhu yang terjadi begitu cepat sehingga praktikan kebingungan saat
membaca perubahan panjang logam.
2) Alat ukur Dial Gaugne sangat sensitif terhadap getaran sehingga apabila
terdapat sedikit saja getaran maka jarum pada Dial Gaugne juga ikut bergetar
sehingga data yang diperoleh kurang akurat.
3) Kesulitan saat melakukan kalibrasi pada multimeter.
4) Kesulitan dalam menganalisis data terutama pada saat membulatkan angka
X.

menggunakan aturan angka penting.


Jawaban Pertanyaan
1. Bandingkan nilai yang anda peroleh dengan data yang ada pada buku yang anda
pegang, berapa prosenkah kesalahan yang diperoleh pada khasus ini? Apakah
kesalahan terlalu tinggi atau rendeh dan apakah kesalahan itu bersifat konsisten?
Jawab :
Setelah membandingkan data yang diperoleh dari hasil praktikum dengan nilai
yang ada pada teori koefisien muai linier, di dapatkan nilai yang belum sesuai
dimana untuk logam besi secara teori nilai dari koefisien muai panjangnya 12x10 -6
0

C-1 sedangkan dari hasil percobaan nilai koefisien yang diperoleh sebesar 8,67 x

10-6 0C-1 dan pada logam tembaga nilai koefisien muai linier secara teori adalah
17x10-6 0C-1 dan sedangkan nilai koefisien muai panjang yang diperoleh dari
praktikum adalah sebesar 18,80x10-6 0C-1. Perbedaan yang diperoleh ini diakibatkan
karena terdapat kesalahan-kesalahan saat melakukan praktikum sehingga hasil
yang di dapatkan kurang akurat. Kesalahan relatif dari hasil praktikum yang
diperoleh adalah sebesar 5,9% untuk logam besi dan untuk logam tembaga di
peroleh kesalahan relatif sebesar 0,4%, dari kedua kesalahan relatif tersebut
keduanya masih dibawah 10% sehingga dapat dikatakan cukup konsisten.
2. Bertolak dari pertanyaan nomor 1, sebutkanlah sumber-sumber kesalahan yang
menyebabkan adanya kesalahan tersebut dan bagaimana cara anda untuk
memperbaikinya?
Jawab :
Adapun sumber-sumber kesalahan yang terjadi pada saat praktikum adalah sebagai
berikut:
1) Kesulitan saat membaca perubahan panjang yang dialami logam karena
perubahan suhu yang terjadi begitu cepat dan jarum pada dial gauge juga

Muai Linier

Page 15

bergerak lebih cepat seiring dengan perubahan suhu, sehingga praktikan


kebingungan saat membaca perubahan panjang logam.
2) Alat ukur Dial Gaugne sangat sensitif terhadap getaran sehingga apabila
terdapat sedikit saja getaran maka jarum pada Dial Gaugne juga ikut bergetar
sehingga data yang diperoleh kurang akurat.
3) Kesulitan saat melakukan kalibrasi pada multimeter.
Adapun cara untuk mengatasi kesalahan diatas adalah sebagai berikut:
1) Cara mengatasi kesalahan pada poin pertama adalah dengan mengamati logam
dari keadaan panas menuju dingin karena akan terlihat lebih jelas dari pada
mengamati ketika logam pada keadaan dingin menuju keadaan panas.
2) Pada poin ke dua cara untuk mengatasi hal tersebut adalah lebih hati-hati
ketika melakukan praktikum sehingga keadaan meja tetap dan meja tidak
bergetar.
3) Untuk poin ke tiga adapun cara untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan
kalibrasi dengan sabar dan penuh ketelitian.
3. Hitung koefisien muai volume dari bahan-bahan yang anda selidiki dengan
persamaan =3 , dimana

adalah koefisien muai volume bahan.

Jawab :
a) Untuk logam besi
=3
8,67 x 106 0,52 x 106 0 -1
) C
=3
=26,01 x 106 1,56 x 106

C-1

b) Untuk logam tembaga


=3

18,80 x 106 0,09 x 106 0 -1


) C
=3
=56,40 x 106 0,27 x 106
XI.

C-1

Kesimpulan dan Saran


XI.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan hasil analisis data yang telah dilakukan untuk
praktikum muai linier maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Muai Linier

Page 16

a. Ketika logam dipanaskan logam akan mengalami pemuain, dimana semakin


tinggi suhu maka pertambahan panjang atau muai linier logam akan semakin
besar begitu pula sebaliknya apabila suhu diturunkan maka logam akan
mengalami penyusutan. Namun, nilai dari koefisien logam berbeda-beda
antara logam satu dengan logam lainnya tergantung dari jenis logam itu
sendiri.
b. Nilai koefisien

yang

diperoleh

untuk

logam

besi

adalah

sebesar

(8,67 x 106 0,52 x 106 ) 0C-1 dengan kesalahan relatif 5,9% dan keakuratan
72,2%. Sedangkan nilai koefisien muai linier untuk logam tembaga adalah
6

(18,80 x 10 0,09 x 10 )

C-1

dengan

kesalahan

relatif

0,4%

dan

keakuratan 89,4%.
XI.2
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1) Untuk Praktikan
Kepada praktikan agar lebih berhati-hati dan lebih teliti lagi dalam melakukan
praktikum agara data yang nantinya diperoleh lebih akurat lagi.
2) Untuk Laboran
Agar mengecek alat-alat yang akan digunakan oleh mahasiswa sebelum
praktikum, sehingga nantinya pada saat praktikum alat-alat sudah siap dan
tidak ada yang rusak.

Muai Linier

Page 17

Anda mungkin juga menyukai