DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
PRAKTIKUM 2
PEMAKAIAN ALAT-ALAT UKUR DASAR PANJANG DAN MASSA
Tujuan
Tujuan dari adanya praktikum ini adalah dapat menggunakan alat-alat ukur dasar
panjang dan massa serta dapat menentukan kesalahan pada pengukuran beserta
penjalarannya.
Alat-Alat Ukur
Alat ukur yang diperlukan dalam praktikum ini antara lain jangka sorong dengan
skala nonius, mikrometer sekrup, dan timbangan.
Bahan Praktikum
Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah silinder logam dan balok
kayu kecil.
Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang perlu digunakan pada praktikum kali ini yaitu Microsoft
excel.
TEORI SINGKAT
A. Pendahuluan
Pengukuran adalah serangakaian kegiatan membandingkan suatu besaran yang
tidak diketahui harganya dengan besaran lain yang telah diketahui nilainya.
Pengukuran bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka
(Sulistiadji et al. 2009).
Dalam besaran fisika, pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu pengukuran langsung
dan pengukuran tidak langsung.
1. Pengukuran langsung
Pengukuran langsung adalah pengukuran suatu besaran yang tidak
bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain atau membandingkan besaran
tersebut secara langsung dengan besaran acuan. Contohnya, mengukur panjang
tongkat dengan penggaris dan mengukur waktu dengan stopwatch.
2. Pengukuran tidak langsung
Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran fisika dengan cara
tidak langsung membandingkannya dengan besaran acuan, akan tetapi dengan
besaran lain. Conntohnya, mengukur suhu dengan cara mengukur perubahan
volume air raksa.
(Riskawati et al. 2020)
Sedangkan berdasarkan cara mengukur, pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu,
pengukuran tunggal dan pengukuran berulang.
1. Pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja.
Dalam pengukuran tunggal, nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu sendiri.
Pada umumnya pengukuran tunggal dilakukan jika besaran yang diukur tidak
berubah-ubah sehingga hasilnya dapat diukur dengan akurat.
Pengukuran tunggal biasanya dilakukan ketika kesempatan untuk melakukan
pengukuran hanya satu kali saja sehingga tidak memungkinkan untuk mengukur
berulang.
2. Pengukuran berulang
Pengukuran berulang merupakan pengukuran yang tepat dilakukan secara
berulang kali. Pada umumnya pengukuran berulang digunakan untuk mengukur
sesuatu yang sering kali hasilnya terdapat perbedaan jika diukur pada bagian
yang berbeda.
(Faradiba 2020)
xterbaik adalah hasil ukur yang terbaca pada alat. Jika melakukan pengukuran
secara berulang-ulang untuk x, maka dari teori xterbaik adalah rata-rata pengukuran
yaitu:
Oleh karena itu, hasil pengukuran berulang sebuah variable fisis dapat dituliskan
dengan cara:
x = (x̅ ± Δx) satuan
(Pandiangan 2011)
Sumber: studiobelajar.com
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang
yang terdiri atas rahang atas yang memiliki skala utama dan rahang bawah yang
memiliki skala nonius. Ketidakpastian dari jangka sorong adalah setengah dari skala
terkecil atau sebesar 0,005 cm.
Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat
pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digeserkan sesuai
keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau
diameternya maka objek akan dijepit antara 2 penjepit (rahang) yang ada pada
jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca
skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1 cm) kemudiam menambahkan dengan
hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001 cm).
2. Mikrometer Sekrup
Sumber: etsworld
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang
yang terdiri atas poros tetap yang berperan sebagai skala utama dan poros putar
yang berperan sebagai skala nonius. tingkat ketelitian mikrometer sekrup ini
mencapai 0,01 mm dan mampu mengukur ketebalan atau diameter benda yang
sangat kecil dengan presisi dengan batas maksimal panjang benda 25 mm.
Cara kerja mikrometer sekrup adalah pada bagian spindle terdapat skala utama
yang berisi angka 1, 2, 3, 4 dan seterusnya (bagian atas) dan angka 0.5, 1.5, 3.5 dan
seterusnya (bagian bawah), sehingga jarak antar 2 skala terkecil skala utama adalah
0,5 mm.
Sedangkan pada bagian thimble terdapat skala nonius yang berisi angka 1-50
(kelipatan 5). Jika thimble diputar satu kali putaran penuh (maju atau mundur)
maka skala utama akan bertambah 0,5 mm atau berkurang 0,5 mm. sehingga 1 skala
putar = 0,5/50 = 0,1 mm, artinya jarak antara 2 skala terkecil skala nonius adalah
0,01 mm.
Rumus hasil pengukuran mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:
Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius × skala terkecil)
3. Neraca
Neraca merupakan alat ukur dasar yang digunakan untuk mengukur massa dan
berat suatu benda. Salah satu jenis neraca yang sering digunakan adalah necara
ohauss 311 gram atau yang biasa disebut dengan neraca 4 lengan. Neraca ohauss
311 gram digunakan untuk mengukur massa suatu benda dengan batas kapasitas
beban yang dapat diukur dalam 311 gram. Untuk membaca hasil pengukuran neraca
ohauss 311 gram dapat dilakukan dengan langkah pertama yaitu, membaca skala
yang ditunjukan oleh anting (pemberat) pada keempat lengan neraca, selanjutnya
Hasil pengukuran (x0) = penjumlahan dari masing masing lengan.
Hasil pengukuran neraca dapat ditulisakan sebagai berikut:
Massa = x0 ± ketidakpastian
(Riskawati et al. 2020)
DATA PERCOBAAN
PERCOBAAN 2.1
Tabel P2-1 Hasil Pengukuran pada Silinder Pejal
Massa (g) Diameter (cm) Panjang (cm) Volume (cc) Rapat Massa
(g/cc)
m Δm D ΔD l Δl v Δv ρ Δρ
97,56 0,005 1,600 0,005 6,385 0,005 12,83 0,09 7,60 0.05
0
PERCOBAAN 2.2
Tabel P2-2a Hasil Pengukuran Dimensi Panjang Pada Balok Kayu
Ulangan Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm)
1 3,70 2,56 0,981
2 3,74 2,57 0,971
3 3,74 2,56 0,980
4 3,76 2,59 0,984
5 3,70 2,60 0,991
6 3,74 2,58 0,984
7 3,73 2,58 0,985
8 3,71 2,58 0,993
𝑝̅ = 3,73 𝑙̅ = 2,58 𝑡̅ = 0,982
∆𝑝 = 0,02 ∆𝑙 = 0,02 ∆𝑡 = 0,006
Tabel P2-2b. hasil pengukuran massa, perhitungan volume, dan perhitungan rapat massa
balok kayu
Massa (gram) Volume (cc) Rapat Massa (g/cc)
m Δm V ΔV ρ Δρ
5,300 0,005 8,4 0,1 0,631 0,007
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Tabel P2-1
Pada percobaan 2.1 tabel P2-1 dilakukan pengukuran terhadap silinder pejal.
Pengukuran yang dilakukan antara lain pengukuran massa dengan hasil (97,560 ±
0,005) gram, diameter dengan hasil (1,600 ± 0,005) cm, dan panjang dengan hasil
(6,385 ± 0,005) cm. selain itu, dari data yang telah diperoleh dapat dihitung volume
dan rapat massa silinder pejal dengan hasil masing masing (12,83 ± 0,09) cc dan
(7,60 ± 0,05) g/cc.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan volume dan nilai ketidakpastiannya
adalah sebagai berikut:
Sedangkan rumus yang digunakan dalam perhitungan rapat massa beserta nilai
ketidakpastiannya adalah sebagai berikut:
Sedangkan rumus yang digunakan dalam perhitungan rapat massa dan nilai
ketidakpastiannya adalah sebagai berikut:
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari praktikum kali ini yaitu, pengukuran merupakan
suatu kegiatan yang penting dan sangat berguna bagi kehidupan dimana pengukuran
ini merupakan serangakaian kegiatan membandingkan suatu besaran yang tidak
diketahui harganya dengan besaran lain yang telah diketahui nilainya, dimana tujuan
pengukuran ini yaitu untuk menentukan nilai suatu besaran dengan angka.
Tentunya dalam melakukan kegiatan pengukuran kita membutuhkan alat ukur.
Alat ukur yang digunakan dan telah dipelajari fungsi serta cara kerjanya pada
praktikum ini yaitu, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca ohauss 4 lengan, dan
stopwatch. Pengukuran dibagi menjadi 2 jenis yaitu, pengukuran langsung dan tidak
langsung. Sedangkan berdasarkan cara mengukurnya pengukuran dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu, pengukuran tunggal dan berulang.
Dalam pengukuran akan selalu ditemukan adanya ketidakpastian, dimana
ketidakpastian adalah rentang nilai yang menyatakan perkiraan nilai benar hasil
penelitian atau pengujian berada. Ketidakpastian dapat dihitung dengan cara baik
dengan nilai ½ dari Nilai Skala Terkecil (NST) atau menggunakan rumus mencari
nilai ketidakpastian pada masing-masing pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Faradiba. 2020. Metode Pengukuran Fisika. Jakarta: Universitas Kristen
Indonesia
Kristiantoro T, Idayanti N, Sudrajat N, Septiani A, Mulyadi D, - D. 2016.
Ketidakpastian Pengukuran pada Karakteristik Material Magnet Permanen dengan
Alat Ukur Permagraph. J. Elektron. dan Telekomun. 16(1):1.doi:10.14203/jet.v16.1-6.
Nuraini E, Sussana T, Sunardi. 2007. Ketidakpastian Pengukuran Pada Metode
AANC untuk Analisis Cuplikan Sedimen. Pros. PPI-PDIPTN.:256–262.
Pandiangan P. 2011. Ketidakpastian dan Pengukuran. Prakt. IPA.:1–35.
Riskawati, Nurlina, Karim R. 2020. Alat ukur dan pengukuran. Makassar: LPP
Unismuh Makassar.
Sulistiadji K, Pitoyo J, Perekayasa S, Mektan BBP. 2009. Alat Ukur dan
Instrumen Ukur. (1):1–19.