Anda di halaman 1dari 14

PEGAS

Al Irsyad, Irmawati Amir, Muhammad Rizal Fahlepy*), Novelita Tabita

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Makassar

Abstrak. Telah dilakukan praktikum pegas, dimana tujuan dari praktikum ini adalah menganalisis
grafik hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas dan menentukan besar
konstanta elastisitas pegas. Alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan praktikum pegas ini
adalah neraca ohaus 311 gram, beban, penggantung,beban penggantung, pegas, statif dan klem,
mistar 100 cm,dan mistar 30 cm. Pada praktikum ini ada dua kegiatan yang dilakukan yaitu;
pertama, menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas ketika pegas
ditambahkan beban satu persatu dan kemudian hasil pengukurannya disajikan dalam bentuk grafik
hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas, dari garfiklah dapat ditentukan besar
konstanta pegas. Pada kegiatan kedua yaitu menetukan konstanta pegas dari sistem pegas. Pada
kegiatan kedua ini, dua buah pegas disusun secara seri dan paralel kemudian ditambahkan beban
satu persatu pada rangkaian tersebut dan menghitung pertambahan panjang yang dihasilkan oleh
sistem pegas tersebut. Dari hasil pengamatan dan analisis data diperoleh nilai konstanta pegas
untuk setiap kegiatan yaitu, konstanta pegas pertama |6,188 ± 0,006|𝑁/𝑚,konstanta pegas kedua
adalah |6,611 ± 0,007|𝑁/𝑚, konstanta yang disusun seri adalah |3,0455 ± 0,0003|𝑁/𝑚 dan
konstanta susunan paralel adalah |12,985 ± 0,028|𝑁/𝑚. Adapun yang diperoleh secara teori
yakni pada rangkaian atau susunan seri besar konstantanya adalah 3,196 N/m sedangkan susunan
paralel adalah 12,799 N/m. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara gaya pegas dan
pertambahan panjang pegas adalah semakin besar gaya pegas yang diberikan maka semakin besar
pula pertambahan panjang pegas dengan kata lain gaya yang bekerja pada pegas berbanding lurus
dengan pertambahan panjang pegas. Dari hasil pengamatan ini juga telah membuktikan kebenaran
dari hukum hooke. Selain dari itu, hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan bahwa
konstanta elastisitas pegas lebih besar ketika pegas disusun secara paralel dibandingkan disusun
secara seri.
Kata kunci: pertambahan panjang pegas,panjang mula-mula pegas,gaya pegas, dan konstanta
elastisitas pegas

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas?


2. Bagaimana cara menentukan konstanta elastisitas pegas?

TUJUAN

1. Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas


2. Menentukan besar konstanta elastisitas pegas

TEORI SINGKAT
Tinjau sebuah pegas tergantung vertikal yang digantungi beban massa pada ujung
bagian bawah seperti pada Gambar 5.1 berikut.
x
Posisi
kesetimbanga
x
n

Gambar 5.1. Pengaruh gaya pada pegas

Posisi pegas sebelum ditarik atau ditekan oleh beban massa berada pada titik
kesetimbangan. Apabila pegas ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar x kemudian
dilepaskan, maka pegas akan bergerak naik – turun di sekitar titik kesetimbangannya
secara berulang (periodik) selama simpangan tidak terlalu besar. Dengan kata lain, pegas
melakukan getaran. Getaran ini disebut gerak harmonis sederhana. Pegas dapat
melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya gaya pegas yang berfungsi sebagai
gaya pemulih yang selalu melawan arah simpangan. Besarnya gaya pemulih ini
dinyatakan sebagai hukum Hooke :
F = - kx
dengan :
F = Gaya pegas (N)
k = Konstanta pegas (N/m)
∆𝑥= Pertambahan panjang pegas (m)

Tanda minus pada hukum hooke timbul karena gaya pegas berlawanan arah
dengan simpangan. Dengan menggunakan persamaan hukum kedua newton maka akan
didapatkan bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum gerak harmonik sederhana.

Susunan pegas terbagi dua, yaitu :

1. Rangkaian Pegas Seri


Jika rangkaian seri maka konstanta pegas totalnya adalah

Gambar 5.2. Nilai k pada rangkaian seri pegas


Jika ada n pegas identik (konstanta k) maka rumus Konstanta totalnya adalah
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝒔
= 𝒌𝟏
+ 𝒌𝟐
+ …+ 𝒌𝒏
(5.3)

2. Jika rangkaian pegas pararel maka total konstantanya sama dengan jumlah
seluruh konstanta pegas yang disusun pararel

Gambar 5.3. Nilai k pada rangkaian paralel pegas

kp = k 1 + k 2 + … + k n [1]

METODE EKSPERIMEN
Alat dan bahan
1. Alat
• Neraca ohauss 311 gram 1 buah
• Penggantung 2 buah
• Pegas 2 buah
• Statif dan klem 1 buah
• Mistar 100 cm 1 buah
• Mistar 30 cm 1 buah
2. Bahan
• Beban 7 buah
• Beban penggantung 1 buah

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel kontrol : panjang awal pegas (cm)
2. Variabel manipulasi : massa beban (gram)
3. Variabel respon : panjang akhir (cm)
Kegiatan 2
1. Variabel kontrol : panjang awal pegas (cm)
2. Variabel manipulasi : massa beban (gram)
3. Variabel respon : panjang akhir (cm)

Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1
1. Panjang awal pegas pada kegiatan ini adalah panjang pegas dimana pegas berada
pada titik setimbangnya yang diukur menggunakan mistar dan bersatuan
sentimeter (cm)
2. Massa beban adalah massa beban yang digunakan saat percobaan ini yang
ditimbang menggunakan neraca ohauss 311 gram dan bersatuan gram
3. Panjang akhir pegas pada kegiatan ini adalah pertambahan panjang pegas setelah
digantung beban, diukur menggunakan mistar dengan satuan sentimeter (cm)

Kegiatan 2

1. Panjang awal pegas pada kegiatan ini adalah panjang pegas dimana pegas berada
pada titik setimbangnya yang diukur menggunakan mistar dan bersatuan
sentimeter (cm)
2. Massa beban adalah massa beban yang digunakan saat percobaan ini yang
ditimbang menggunakan neraca ohauss 311 gram dan bersatuan gram
3. Panjang akhir pegas pada kegiatan ini adalah pertambahan panjang pegas setelah
digantung beban, diukur menggunakan mistar dengan satuan sentimeter (cm)

Prosedur Kerja
Kegiatan 1.
1. Merakit statif
2. Memasang balok pendukung pada batang statif
3. Memasang jepitan penahan pada balok pendukung,
kemudian menggantungkan satu pagas spiral
4. Mengukur massa beban dan menggantungkan 1
beban pada pegas (f0)
5. Mengukur panjang awal (lo) pegas dan mencatat
hasilnya pada tabel
6. Menambahkan satu beban dan mengukur kembali
panjang peas (l). Mencatat hasil pengamatan pada
tabel
7. Mengulangi langkah diatas dengan setiap kali
menambah 1 beban untuk melengkapi tabel pengamatan
Kegiatan 2
Susunan seri
1. Merakit statif seperti pada kegiatan 1
2. Menyusun 2 pegas yang identik dengan susunan seri kemudian memasang pada
statif
3. Mengukur panjang awal pegas
4. Menggantungkan satu beban pada ujung pegas dan mengukur panjang pegas
5. Menambahkan beban kemudian mengukur pertambahan panjangnya , kemudian
mencatat hasilnya dalam tabel
Susunan paralel
1. Merakit statif seperti pada kegiatan 1
2. Menyusun 2 pegas yang identik dengan susunan paralel kemudian memasang
pada statif
3. Mengukur panjang awal pegas
4. Menggantungkan satu beban pada ujung pegas dan mengukur panjang pegas
5. Menambahkan beban kemudian mengukur pertambahan panjangnya , kemudian
mencatat hasilnya dalam tabel

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


HASIL PENGAMATAN
Kegiatan 1. Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Pegas 1
𝑙0 = |15,30 ± 0,05|𝑐𝑚
Tabel 1. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa beban (gram) Panjang akhir (cm)
|32,750 ± 0,005| |18,20 ± 0,05|
|53,300 ± 0,005| |21,10 ± 0,05|
|73,300 ± 0,005| |24,00 ± 0,05|
|94,700 ± 0,005| |27,40 ± 0,05|
|114,410 ± 0,005| |30,70 ± 0,05|
|134,440 ± 0,005| |34,20 ± 0,05|
|154,690 ± 0,005| |37,40 ± 0,05|
|174,610 ± 0,005| |40,30 ± 0,05|

Pegas 2
𝑙0 = |15,10 ± 0,05|𝑐𝑚
Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa beban (gram) Panjang akhir (cm)
|32,750 ± 0,005| |17,60 ± 0,05|
|53,300 ± 0,005| |20,50 ± 0,05|
|73,300 ± 0,005| |23,80 ± 0,05|
|94,700 ± 0,005| |27,20 ± 0,05|
|114,410 ± 0,005| |30,00 ± 0,05|
|134,440 ± 0,005| |34,00 ± 0,05|
|154,690 ± 0,005| |37,40 ± 0,05|
|174,610 ± 0,005| |40,40 ± 0,05|

Kegiatan 2. Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan pada sistem pegas
Susunan seri
𝑙0 = |35,90 ± 0,05|𝑐𝑚
Tabel 3. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa beban (gram) Panjang akhir (cm)
|32,750 ± 0,005| |43,00 ± 0,05|
|53,300 ± 0,005| |49,10 ± 0,05|
|73,300 ± 0,005| |55,80 ± 0,05|
|94,700 ± 0,005| |62,40 ± 0,05|
|114,410 ± 0,005| |69,10 ± 0,05|
|134,440 ± 0,005| |75,40 ± 0,05|
|154,690 ± 0,005| |82,00 ± 0,05|
|174,610 ± 0,005| |88,60 ± 0,05|

Susunan paralel
𝑙0 = |15,55 ± 0,05|𝑐𝑚
Tabel 4. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa beban (gram) Panjang akhir (cm)
|32,750 ± 0,005| |16,90 ± 0,05|
|53,300 ± 0,005| |18,25 ± 0,05|
|73,300 ± 0,005| |19,40 ± 0,05|
|94,700 ± 0,005| |21,10 ± 0,05|
|114,410 ± 0,005| |22,70 ± 0,05|
|134,440 ± 0,005| |24,35 ± 0,05|
|154,690 ± 0,005| |25,90 ± 0,05|
|174,610 ± 0,005| |27,45 ± 0,05|

ANALISIS DATA
Kegiatan 1. Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Pegas 1
Panjang Awal Pegas 1 = |15,30 ± 0,05| cm = |0,1530 ± 0,0005| m
Gaya F (N) untuk beban ke-1 :
𝐹1 = 𝑚1 × 𝑔
𝐹1 = 0,033 𝑘𝑔 × 9,8 𝑚. 𝑠 −1
𝐹1 = 0,323 𝑁
Gaya F (N) untuk beban ke-2 :
𝐹2 = 𝑚2 × 𝑔
𝐹2 = 0,053 𝑘𝑔 × 9,8 𝑚. 𝑠 −1
𝐹2 = 0,520
Gaya F (N) untuk beban ke-3 :
𝐹3 = 𝑚3 × 𝑔
𝐹3 = 0,073 𝑘𝑔 × 9,8 𝑚. 𝑠 −1
𝐹3 = 0,715 𝑁
Gaya F (N) untuk beban ke-4 :
𝐹4 = 𝑚4 × 𝑔
𝐹4 = 0,095 𝑘𝑔 × 9,8 𝑚. 𝑠 −1
𝐹4 = 0,931 𝑁
Gaya F (N) untuk beban ke-5 :
𝐹5 = 𝑚5 × 𝑔
𝐹5 = 0,114 𝑘𝑔 × 9,8 𝑚. 𝑠 −1
𝐹5 = 1,120 𝑁
Gaya F (N) untuk beban ke-6 :
𝐹6 = 𝑚6 × 𝑔
𝐹6 = 0,134 × 9,8 𝑚. 𝑠 −1
𝐹6 = 1,313 𝑁
Gaya F (N) untuk beban ke-7 :
𝐹7 = 𝑚7 × 𝑔
𝐹7 = 0,155 𝑘𝑔 × 9,8 𝑚. 𝑠 −1
𝐹7 = 1,520 𝑁
Gaya F (N) untuk beban ke-8 :
𝐹7 = 𝑚7 × 𝑔
𝐹7 = 0,175 𝑘𝑔 × 9,8 𝑚. 𝑠 −1
𝐹7 = 1,715 𝑁
Tabel 5. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas 1

Massa (kg) ∆𝒙 (m) Gaya F (N)


|0,032750 ± 0,000005| |0,0290 ± 0,0005| 0,323
|0,053500 ± 0,000005| |0,0580 ± 0,0005| 0,520
|0,073000 ± 0,000005| |0,0870 ± 0,0005| 0,715
|0,094700 ± 0,000005| |0,1210 ± 0,0005| 0,931
|0,114410 ± 0,000005| |0,1540 ± 0,0005| 1,120
|0,134440 ± 0,000005| |0,1890 ± 0,0005| 1,313
|0,154690 ± 0,000005| |0,2210 ± 0,0005| 1,520
|0,174610 ± 0,000005| |0,2500 ± 0,0005| 1,715

Grafik hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan


panjang pegas 1

2
1,8 y = 6,1882x + 0,1618
1,6 R² = 0,9991
1,4
1,2
F (N)

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
∆x (m)

Gambar 1. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas 1

𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝐹 = 𝑚 . ∆𝑥

𝐹 = 6,1882𝑥 + 0,1618

𝐹
𝑘=
∆𝑥

𝑘1 = 𝑚 = 6,1882 𝑁⁄𝑚

𝑅 2 = 0,9991

𝐷𝐾 = 𝑅 2 × 100 %

= 0,9991 × 100 %

= 99,91 %

𝐾𝑅 = 100 % − 𝐷𝐾

= 100 % − 99,91 % = 0,09 % ( 4 angka penting)

∆𝑘
𝐾𝑅 = × 100 %
𝑘
𝐾𝑅 × 𝑘
∆𝑘 =
100 %
0,09 % × 6,1882 𝑁/𝑚
= = 0,0057 𝑁⁄𝑚
100 %

𝑃𝐹 = |𝑘 ± ∆𝑘| = |6,188 ± 0,006| 𝑁⁄𝑚

Pegas 2

Panjang Awal Pegas 2 = |15,10 ± 0,05| cm = |0,1510 ± 0,0005| m

Tabel 6. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas 2

Massa (kg) ∆𝒙 (m) Gaya F (N)


|0,032750 ± 0,000005| |0,0250 ± 0,0005| 0,323
|0,053500 ± 0,000005| |0,0540 ± 0,0005| 0,520
|0,073000 ± 0,000005| |0,0870 ± 0,0005| 0,715
|0,094700 ± 0,000005| |0,1210 ± 0,0005| 0,931
|0,114410 ± 0,000005| |0,1490 ± 0,0005| 1,120
|0,134440 ± 0,000005| |0,1890 ± 0,0005| 1,313
|0,154690 ± 0,000005| |0,2230 ± 0,0005| 1,520
|0,174610 ± 0,000005| |0,2530 ± 0,0005| 1,715
grafik hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang
pegas 2
2
1,8 y = 6,0214x + 0,1909
1,6 R² = 0,9988
1,4
1,2
F (N)

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
∆x (m)

Gambar 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas 2

𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐

𝐹 = 𝑚 . ∆𝑥

𝐹 = 6,0214𝑥 + 0.1909

𝐹
𝑘=
∆𝑥

𝑘2 = 𝑚 = 6,0214 𝑁⁄𝑚

𝑅 2 = 0.9988

𝐷𝐾 = 𝑅 2 𝑥 100 %

= 0.9988 × 100 %

= 99,88 %

𝐾𝑅 = 100 % − 𝐷𝐾

= 100 % − 99,88 %

= 0,12 % ( 4 angka penting )

∆𝑘
𝐾𝑅 = × 100 %
𝑘
𝐾𝑅 × 𝑘
∆𝑘 =
100 %
0,12 % × 6,0214 𝑁/𝑚
=
100 %

= 0,0072 𝑁⁄𝑚

𝑃𝐹 = |𝑘 ± ∆𝑘| = |6,611 ± 0,007| 𝑁⁄𝑚

Kegiatan 2. Menentukan konstanta pegas dari sistem pegas


Susunan Seri
Panjang Awal Pegas = |35,90 ± 0,05| cm = |0,3590 ± 0,0005| m

Tabel 7. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas pada
sistem seri pegas

Massa (kg) ∆𝒙 (m) Gaya F (N)


|0,032750 ± 0,000005| |0,0710 ± 0,0005| 0,323
|0,053500 ± 0,000005| |0,1320 ± 0,0005| 0,520
|0,073000 ± 0,000005| |0,1990 ± 0,0005| 0,715
|0,094700 ± 0,000005| |0,2650 ± 0,0005| 0,931
|0,114410 ± 0,000005| |0,3320 ± 0,0005| 1,120
|0,134440 ± 0,000005| |0,3950 ± 0,0005| 1,313
|0,154690 ± 0,000005| |0,4610 ± 0,0005| 1,520
|0,174610 ± 0,000005| |0,5270 ± 0,0005| 1,715

grafik hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang


sistem seri pegas
2
1,8 y = 3,0455x + 0,1128
1,6 R² = 0,9999
1,4
1,2
F (N)

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
∆x (m)

Gambar 3. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang sistem seri pegas
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐

𝐹 = 𝑚 . ∆𝑥

𝐹 = 3,0455𝑥 + 0.1128
𝐹
𝑘=
∆𝑥

𝑘𝑠 = 𝑚 = 3,0455 𝑁⁄𝑚

𝑅 2 = 0.9999

𝐷𝐾 = 𝑅 2 × 100 %

= 0.9999 × 100 % = 99,99 %

𝐾𝑅 = 100 % − 𝐷𝐾

= 100 % − 99,99 % = 0,01 % ( 4 angka penting )

∆𝑘
𝐾𝑅 = 𝑥 100 %
𝑘
𝐾𝑅 𝑥 𝑘 0,01 % × 3,0455 𝑁/𝑚
∆𝑘 = = = 0,0003 𝑁⁄𝑚
100 % 100 %

𝑃𝐹 = |𝑘 ± ∆𝑘| = |3,0455 ± 0,0003| 𝑁⁄𝑚

Nilai 𝑘𝑠 berdasarkan teori sistem pegas seri

𝑘1 × 𝑘2 (6,188 × 6,611) 40,909


𝑘𝑠 = = 𝑁𝑚−1 = 𝑁𝑚−1 = 3,196 𝑁𝑚−1
𝑘1 + 𝑘2 (6,188 + 6,611) 12,799
Susunan Paralel

Panjang Awal Pegas = |15,55 ± 0,05| cm = |0,1555 ± 0,0010| m

Tabel 8. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas pada
sistem paralel pegas

Massa (kg) ∆𝒙 (m) Gaya F (N)


|0,032750 ± 0,000005| |0,0135 ± 0,0005| 0,323
|0,053500 ± 0,000005| |0,0270 ± 0,0005| 0,520
|0,073000 ± 0,000005| |0,0385 ± 0,0005| 0,715
|0,094700 ± 0,000005| |0,0555 ± 0,0005| 0,931
|0,114410 ± 0,000005| |0,0715 ± 0,0005| 1,120
|0,134440 ± 0,000005| |0,0880 ± 0,0005| 1,313
|0,154690 ± 0,000005| |0,1035 ± 0,0005| 1,520
|0,174610 ± 0,000005| |01190, ±0,0005| 1,715
grafik hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang
sistem paralel pegas
2
1,8 y = 12,985x + 0,1813
1,6 R² = 0,9978
1,4
1,2
F (N)

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14
∆x (m)

Gambar 4. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang sistem paralel
pegas

𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐

𝐹 = 𝑚 . ∆𝑥

𝐹 = 12,985𝑥 + 0,1813

𝐹
𝑘=
∆𝑥

𝑘𝑠 = 𝑚 = 12,985 𝑁⁄𝑚

𝑅 2 = 0,9978

𝐷𝐾 = 𝑅 2 𝑥 100 %

= 0,9978 × 100 %

= 99,78 %

𝐾𝑅 = 100 % − 𝐷𝐾

= 100 % − 99,78 %

= 0,22 % (3 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖)

∆𝑘
𝐾𝑅 = × 100 %
𝑘
𝐾𝑅 × 𝑘
∆𝑘 =
100 %
0,22 % × 12,985 𝑁/𝑚
=
100 %

= 0,028 𝑁⁄𝑚

𝑃𝐹 = |𝑘 ± ∆𝑘| = |12,985 ± 0,028| 𝑁⁄𝑚

Nilai kp menurut teori :


𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 = (6,188 + 6,611) 𝑁/𝑚 = 12,799 𝑁/𝑚
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat dua kegiatan yaitu kegiatan
pertama adalah menentukan hubungan gaya yang bekerja pada pegas dengan
pertambahan panjang yang dialami pegas setiap ditambahi beban sebanyak delapan
beban. Pada kegiatan pertama, dua buah pegas masing-masing digantungakan satu
persatu pada statif kemudian diukur masing-masing panjang awalnya dengan
menggunakan mistar 30 cm , begitupun dengan beban yang digunakan masing-masing
massanya diukur dengan menggunakan neraca ohaus 311 gram. Dari kegiatan pertama
yang telah dilakukan, diperoleh Konstanta kedua pegas. Dimana berdasarkan grafik
hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas pertama, besar konstanta pegas
pertama yaitu |6,188 ± 0,006| 𝑁⁄𝑚. Dan berdasarkan grafik hubungan antara gaya
dengan pertambahan panjang pegas 2, besar konstanta pegas kedua yaitu |6,611 ±
0,007| 𝑁⁄𝑚. Kemudian pada kegiatan kedua, digunakan dua buah pegas yang disusun
secara seri dan juga paralel. Dari kegiatan kedua yang telah dilakukan diperoleh konstanta
pegas yang disusun seri berdasarkan grafik yaitu |3,0455 ± 0,0003| 𝑁⁄𝑚, sedangkan
pegas yang disusun secara paralel yang diperoleh besar konstantanya berdasarkan grafik
yaitu |12,985 ± 0,028| 𝑁⁄𝑚. Secara teori konstanta pegas seri diperoleh sebesar 𝑘𝑠 =
3,196 𝑁/𝑚 sedangkan konstanta pegas paralel diperoleh sebesar 𝑘𝑝 = 12,799 𝑁/𝑚.

Dari praktikum yang telah dilakukan pegas kedua memiliki konstanta yang lebih
besar dibandingkan dengan konstanta pegas pertama, hal ini dikarenakan tingkat
konstanta elastisitas pada kedua pegas itu sendiri berbeda. Selain dari itu, dari hasil
pengamatan telah terlihat jelas bahwa semakin berat beban maka semakin panjang pula
pertambahan panjang yang dihasilkan, hal inilah yang membuktikan hukum hooke yang
menyatakan bahwa gaya yang diberikan pada pegas akan sebanding dengan pertambahan
panjang pegas itu sendiri. Dari hasil praktikum yang diperoleh, pegas yang disusun secara
paralel memiliki konstanta yang jauh lebih besar dibanding susunan seri hal ini terjadi
karena tingkat konstanta elastisitas pegas paralel lebih tinggi dari pada pegas seri. Pada
praktikum, kita juga dapat mengetahui perbandingan antara nilai konstanta yang
diperoleh dari praktikum yang disajikan dalam bentuk grafik dan nilai konstanta yang
diperoleh berdasarkan teori yang telah ada. Dimana nilai kostanta pegas seri yang
diperoleh berdasarkan hasil praktikum adalah |3,0455 ± 0,0003|𝑁/𝑚 sedangkan untuk
secara teori besar konstanta pegas seri adalah 𝑘𝑠 = 3,196 𝑁/𝑚 dan untuk nilai konstanta
pegas paralel yang diperoleh berdasarkan hasil praktikum adalah |12,985 ± 0,028|𝑁/𝑚
sedangkan untuk secara teori, besar konstanta pegas paralel adalah 𝑘𝑝 = 12,799. Dari
semua hasil yang diperoleh, dapat dilihat perbandingan yang tidak terlalu jauh antara
konstanta yang diperoleh dari praktikum dan yang diperoleh secara teori malahan nilainya
hampir sama. Selisih atau perbedaan antara nilai konstanta pegas seri yang diperoleh dari
praktikum dan teori adalah 0,1505 N/m sedangkan pegas paralel adalah 0,186 N/m. Dan
perbandingan antara konstanta pegas seri yang diperoleh dari praktikum dan teori sebesar
0,953 N/m sedangkan pegas paralel sebesar 1,014 N/m serta perbandingan antara pegas
seri dan paralel yang diperoleh secara teori sebesar 0,250 N/m.

SIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa gaya yang
diberikan kepada pegas berpengaruh terhadap pertambahan panjang pada pegas dengan
kata lain gaya yang bekerja pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan
panjangnya. Semakin besar pertambahan panjang pegas, maka semakin besar pula gaya
pada pegas. Begitupun pertambahan panjang juga sangat dipengaruhi oleh massa beban,
karena pada praktikum yang telah dilakukan massa bebanlah yang menjadi gaya yang
diberikan kepada pegas, semakin besar massa beban (gaya) pada pegas maka semakin
besar pula pertambahan panjang yang dialami pegas.

Adapun cara menetukan konstanta elastisitas suatu pegas yaitu melalui praktikum
1 1 1
dan menggunakan teori yang ada dimana teorinya yaitu 𝐹 = 𝑘∆𝑥 , 𝑘 = 𝑘1
+ 𝑘2
+ …+
𝑠
1
𝑘𝑛
, 𝐝𝐚𝐧 𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 + ⋯ + 𝑘𝑛 . Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh dalam
bentuk grafik, besar konstanta pegas 1 adalah |6,188 ± 0,006|𝑁/𝑚, konstanta pegas 2
adalah |6,611 ± 0,007|𝑁/𝑚,konstanta pegas yang disusun seri adalah |3,0455 ±
0,0003|𝑁/𝑚, konstanta yang disusun secara paralel adalah |12,985 ± 0,028|𝑁/𝑚, dan
secara teori yang ada besar konstanta pegas yang disusun secara seri adalah 3,196 N/m,
sedangkan yang disusun paralel adalah 12,799 N/m. Besarnya konstanta elastisitas yang
diperoleh jika dibandingkan, maka konstanta elastisitas yang didapatkan antara hasil
praktikum dan teori yang ada tidak berbeda begitu banyak malahan nilainya hampir sama,
sehingga dapat disimpulkan bahwa praktikum yang telah dilakukan sudah sesuai dengan
teori yang ada.

REFERENSI
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1 Unit Laboratorium Fisika Dasar
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai