LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Gaya Gesek
Yang dibina oleh Bapak Nasikhudin, S.Pd, M.Pd
Oleh:
Shahnaz Intan Ramadhani
190321624077
Dengan demikian, kita mengerti bahwa setiap benda yang mengalami impuls
yang sama besar dan berlawanan arah, sama artinya dengan, benda tersebut
mengalami perubahan momentum yang sangat besar dan berlawanan arah. Bisa
dituliskan :
F aksi=F reaksi
m1 ( ∆ v 1 )=m2 ( ∆ v 2)
∑ P sebelum tumbukan=∑ P setelah tumbukan
B. Tujuan
Seperti yang telah diketahui bahwa disetiap percobaan pasti memiliki tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan dari percobaan hukum kekekalan momentum linier yaitu
mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori ralat dalam percobaan ini, dan
memahami teori ralat yang digunakan tersebut. Membuktikan adanya Hukum
Kekekalan Momentum dalam praktikum, dengan cara membandingkan momentum
setelah maupun sebelum terjadinya tumbukan pada dua benda yang diamati. Serta
dapat mengoprasikan alat – alat percobaan dengan benar, contohnya menggunakan
neraca teknis untuk menimbang beban benda, ticker timer sebagai alat pengukur
interval waktu, serta perangkat percobaan lainnya. Mahasiswa juga diharap sudah
mengetahui cara pengoprasian semua alat, agar tidak terjadi kesalahan teknis dalam
melakukan percobaan.
D. Prosedur Percobaan
E. Data Percobaan
t
Percobaa Benda 1 Benda 2 Jarak
(s)
n
m1 (kg) nst m1 (kg) nst S0 (m) nst S (m) nst
1. 0,25 0,005 0,5 0,005 0,182 0,001 0,0665 0,001 0,2
2. 0,5 0,005 0,75 0,005 0,16 0,001 0,0605 0,001 0,2
Tabel 1. Tabel penyajian data percobaan
F. Analisis Data
Percobaan 1
Diketahui : m1=0,25 kg
m2=0,5 kg
S 0=0,182m
S=0,0665 m
t=0,2 s
1 1
Dengan : ∆ m= ∙ nst= ∙ 0,005=0,0025 kg
2 2
1 1
∆ S= ∙ nst= ∙ 0,001=0,0005 m
2 2
m 1= ( m 1 ± ∆ m )
m1=( 0,25 ± 0,0025 ) kg
m 2= ( m 2 ± ∆ m )
m2=( 0,5 ± 0,0025 ) kg
S 0=( S 0 ± ∆ S )
S 0=(0,182 ±0,0005)m
S=( S 0 ± ∆ S )
S=(0,0665 ± 0,0005) m
a. Sebelum tumbukan
P
Momentum sebelum tumbukan (¿¿ 0)
¿
S0 0,182
P0=m1 ∙ =0,25 ∙ =0,2275 kgm/s
t 0,2
Ralat Rambat
√|
2 2
∆ P0 =
∂P 2
∙ ∙∆m +
∂m 3 ||
∂P 2
∙ ∙∆S
∂S 3 |
√|
2 2
|| |
m. S0 m. S0
∂ ∂
t 2 t 2
¿ ∙ ∙∆m + ∙ ∙∆ S
∂m 3 ∂S 3
√|
2
||
2
S0 2
¿
t 3
m 2
∙ ∙∆m + ∙ ∙∆S
t 3 |
√|
2 2
¿
0,182 2
∙ ∙ 0,0025 +
0,2 3
0,25 2
||
∙ ∙ 0,0005
0,2 3 |
¿ √|0,001516667| +|0,000416667|
2 2
Ralat Relatif
∆ P0
R f 0= ×100
P0
0,00157286
¿ ×100
0,2275
¿ 0,006913671× 100
¿ 0,6913671
¿ 0,691 (3 AP)
Momentum setelah ( P)
m
s 0,0665
(¿ ¿ 1+m 2) = ( 0,25+0,5 ) =0,249375 kgm/ s
t 0,2
P=¿
Ralat Rambat
√|
2 2
∆ P=
∂P 2
∙ ∙∆m +
∂m 3 ||
∂P 2
∙ ∙∆S
∂S 3 |
√|
2 2
|| |
m. s m. s
∂ ∂
t 2 t 2
¿ ∙ ∙∆m + ∙ ∙∆ S
∂m 3 ∂S 3
√|
2 2
¿
S 2
||
m 2
∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆S
t 3 t 3 |
√|
2 2
¿
0,0665 2
∙ ∙ 0,0025 +
0,2 3
0,75 2
||
∙ ∙ 0,0005
0,2 3 |
¿ √|0,000554167| +|0,00125|
2 2
Ralat Relatif
∆P
Rf = ×100
P
0,001367333
¿ ×100
0,249375
¿ 0,005483041× 100
¿ 0,5483041
¿ 1,55 (3 AP)
m 1= ( m 1 ± ∆ m )
m1=( 0,5 ± 0,0025 ) kg
m 2= ( m 2 ± ∆ m )
m2=( 0,75 ± 0,0025 ) kg
S 0=( S 0 ± ∆ S )
S 0=(0,16 ± 0,0005)m
S=( S 0 ± ∆ S )
S=(0,0605 ± 0,0005)m
a. Sebelum tumbukan
P
Momentum sebelum tumbukan (¿¿ 0)
¿
S0 0,16
P0=m 1 ∙ =0,5 ∙ =0,4 kgm /s
t 0,2
Ralat Rambat
√|
2 2
∆ P0=
∂P 2
∙ ∙∆m +
∂m 3
∂P 2
||
∙ ∙∆S
∂S 3 |
√|
2 2
|| |
m. S0 m. S0
∂ ∂
t 2 t 2
¿ ∙ ∙∆m + ∙ ∙∆ S
∂m 3 ∂S 3
√|
2
||
2
S0 2
¿
t 3
m 2
∙ ∙∆m + ∙ ∙∆S
t 3 |
√|
2 2
¿
0,16 2
∙ ∙0,0025 +
0,2 3
0,5 2
||
∙ ∙ 0,0005
0,2 3 |
¿ √|0,001333333| +|0,000833333|
2 2
Ralat Relatif
∆ P0
R f 0= ×100
P0
0,00157233
¿ ×100
0,4
¿ 0,003930825× 100
¿ 0,3930825
¿ 0,393 (3 AP)
b. Setelah tumbukan
Momentum setelah ( P)
m
s 0,0605
(¿ ¿ 1+m 2) = ( 0,5+0,75 ) =0,378125 kgm/ s
t 0,2
P=¿
Ralat Rambat
√|
2 2
∆ P=
∂P 2
∙ ∙∆m +
∂m 3
∂P 2
∙ ∙∆S
∂S 3 || |
√|
2 2
|| |
m. s m. s
∂ ∂
t 2 t 2
¿ ∙ ∙∆m + ∙ ∙∆ S
∂m 3 ∂S 3
√|
2 2
¿
S 2
||
m 2
∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆S
t 3 t 3 |
√|
2 2
¿
0,0605 2
∙ ∙ 0,0025 +
0,2 3
1,25 2
||
∙ ∙ 0,0005
0,2 3 |
¿ √|0,000504167| +|0,002083333|
2 2
Ralat Relatif
∆P
Rf = ×100
P
0,00214347
¿ ×100
0,378125
¿ 0,00566868 ×100
¿ 0,566867986
¿ 0,567 (3 AP)
G. Pembahasan
S0
P0=m . v=m1 ∙ dengan jarak 10 titik yang lebih renggang dan menggunakan
t
m
s
(¿ ¿ 1+m 2) dengan jarak 10 titik lebih rapat untuk mencari momentum setelah
t
P=¿
tumbukan. Dalam percobaan pertama yang menggunakan massa benda 1 sebesar
0,25 kg dan massa benda ke dua sebesar 0,5 kg menghasilkan S0 sebesar
0,182 m dan 0,182 m sebesar 0,0665 m , dan memperoleh momentum
sebelum tumbukan P0=0,228 ± 0,00157 kgm/s dengan persentase ralat relatif
sebesar 0,691% dan setelah tumbukan P=0,249 ± 0,00137 kgm/s dengan
persentase ralat relatif sebesar 1,55%.
Pada percobaan kedua dengan massa beban pertama seberat 0,5 kg dan
berat beban kedua 0,75 kg dan mendapat S0 sebesar 16 m dan S sebesar
0,0605 m dan didapatkan P0=0,4 ±0,00157 kgm/ s sebelum tumbukan dengan
ralat relatif sebesar 0,393% dan momentum setelah tumbukan sebesar
P0=0,378 ± 0,00214 kgm/ s dan ralat relatif sebesar 0,567%.
Dari penjelasan diatas dapat terlihat hasil perhitungannya. Momentum relatif
setiap data sebelum tumbukan dan setelah terjadi tumbukan relatif mirip atau tidak
jauh berbeda. Namun, percobaan yang kami lakukan tidak memenuhi hukum
momentum linier karena besarnya momentum awal dan momentum akhir berbeda.
Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan besarnya momentum awal dan
momentum akhir berbeda yaitu ketidaktepatan alat ukur (penggaris) dan kesalahan
dalam pengambilan data.
H. Kesimpulan
Pada percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa pada momentum linier
besaran yang memperngaruhi adalah massa ( m ) dan kecepatan ( v ). Selain itu,
pada perobaan kali telah diperoleh nilai dari momentum sebelum tumbukan dan
momentum setelah tumbukan, yang mana pada kedua perobaan yang telah dilakukan
diperoleh nilai yang relatif sama, sehingga pada percobaan kali ini telah membuktikan
adanya Hukum Kekekalan Energi.
Tetapi, dalam melakukan percobaan ini tidak selalu akan memenuhi Hukum
Kekekalan Energi. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor mulai dari kurang teliti dalam
dan
mengeset alat dan juga kurang teliti dalam mengukur dan menghitung data hasil
pengamatan.
Pada percobaan Hukum Kekekalan Energi ini, juga digunakan ralat dan
menentukan hasil pengukuran. Ralat yang digunakan adalah ralat rambat dengan
rumus sebagai berikut :
√|
2 2
∆ P0=
∂P 2
∙ ∙∆m +
∂m 3
∂P 2
∙ ∙∆S
∂S 3 || |
√|
2 2
∆ P=
∂P 2
∙ ∙∆m +
∂m 3 ||
∂P 2
∙ ∙∆S
∂S 3 |
∆ P0 sendiri digunakan untuk mencari ralat rambat sebelum terjadi tumbukan,
sedangkan ∆ P digunakan untuk mencari ralat rambat setelah terjadi tumbukan.
Selain itu, pada percobaan kali ini juga harus memiliki keterampilan dalam
mengeset alat agar pada saat melakukan percobaan tidak mengalami banyak kendala.
Selain itu, pada percobaan ini juga digunakan alat untuk mengukur komponen –
komponen yang dibutuhkan, misalnya ticker timer dan neraca teknis. Dalam
percobaan kali ini, ticker timer digunakan untuk menghasilkan titik-titik yang
diperoleh berdasarkan gerakan trolley, sedangkan neraca teknis digunakan untuk
mengukur massa benda 1 dan benda 2 yang akan digunakan dalam percobaan.
I. Rujukan