Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 2

GAYA GESEK

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Gaya Gesek
Yang dibina oleh Bapak Nasikhudin, S.Pd, M.Pd

Oleh:
Shahnaz Intan Ramadhani
190321624077

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
14 OKTOBER 2019
A. Tujuan
Seperti yang telah diketahui bahwa disetiap percobaan pasti memiliki tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan dari percobaan gaya gesek ini pertama adalah mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan metode grafik. Kedua, mahasiswa diharapkan dapat
menyesuaikan antara persamaan dalam metode grafik dengan persamaan modifikasi
yang tersedia. Ketiga, mahasiswa diharapkan mampu menentukan hubungan antara
massa beban dengan waktu. Dan yang terakhir mahasiswa diharapkan terampil
menggunakan alat yang tersedia sehingga dapat menghasilkan data yang benar.

B. Latar Belakang
Menurut Serway, dkk (2014:130) ketika suatu benda bergerak baik di
permukaan atau di media kental seperti udara atau air, ada resistensi terhadapgerak
karena benda brinteraksi dengan sekitarnya. Biasanya disebut gaya gesekan. Gaya
gesekan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Gaya gesekan memungkinkan
kita untuk berjalan atau berlari dan diperlukan untuk pergerakan roda kendaraan.
Hukum-hukum tentang gaya gesekan merupakan hukum-hukum empiric, yang
tidak didasarkan pada teori tertentu, melainkan semata-mata berdasarkan pengamatan
belaka. Hukum-hukum tersebut menyatakan bahwa gaya gesekan yang bekerja jika
diantara dua benda yang bersinggungan adalah:
 Sebanding dengan gaya normal
 Tak tergantung pada luas permukaan
 Tak tergantung kepada kecepatan relative
Dua hukum pertama di atas, dikemukakan oleh Leonardo Da Vinci, sedangkan
hokum yang ketiga oleh Charles A. Coulomb.
Secara eksperimental Serway dkk (2014:131) menemukan bahwa, untuk
perkiraan yang baik, keduanya 𝑓𝑠 dan 𝑓𝑘 sebanding dengan besarnya gaya normal yang
diberikan pada objek oleh permukaan. Deskripsi gaya gesek berikut ini didasarkan
eksperimen pengamatan dan berfungsi sebagai model penyederhanaan yang akan
digunakan untuk gaya gesekan dalam pemecahan masalah. Besarnya gaya gesekan
statis 𝑓𝑠 antara dua permukaan saat kontak dapat bernilai
𝑓𝑠 ≤ 𝜇𝑠 𝑛
dengan 𝜇𝑠 adalah koefisien gesek statis dan 𝑛 adalah besarnya gaya normal yang
diberikan oleh suatu permukaan ke permukaan yang lain. Persamaan 𝑓𝑠 berlaku ketika
permukaan berada di ambang tergelincir yaitu ketika 𝑓𝑠 = 𝑓𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜇𝑠 𝑛, situasi ini
disebut impending motion.
Besarnya gaya gesekan kinetik yang bekerja di antara dua permukaan adalah
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑛
dengan adalah koefisien gesek kinetik dan adalah besarnya gaya normal yang diberikan
oleh suatu permukaan ke permukaan lainnya, gaya normal selau tegak lurus terhadap
permukaan penyangga. Contoh dari gaya normal adalah manusia berdiri di permukaan
tanah, dia akan tertarik grafitasi bumi dan massanya tubuhnya ke arah pusat bumi,
namun kenapa dia tidak jatuh ke arah pusat bumi? itu disebabkan dia mendapatkan gaya
normal dari permukaan tanah. Nilai 𝜇𝑠 dan 𝜇𝑘 tergantung pada sifat permukaan, tetapi
umumnya 𝜇𝑘 < 𝜇𝑠 .
Menurut Mikrajuddin, (2016) jika gaya penggerak diperbesar terus maka gaya
gesekan statis juga akan membesar tetapi benda tetap diam. Namun gaya gesekan statis
memiliki batas nilai maksimum. Selama gaya penggerak lebih kecil dari batas
maksimum dari gaya gesekan statis maka benda tetap diam. Begitu gaya penggerak
melampaui batas gaya gesekan statis maksimum maka benda mulai bergerak. Dan
begitu benda bergerak maka gaya gesekan berganti menjadi gaya gesekan kinetik.
Eksperimen gaya gesek yang dilakukan ini untuk membuktikan secara
langsung besaran apa saja yang mempengaruhi gaya gesekan.

C. Alat dan Bahan


Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan adalah set luncur yang
berfungsi sebagai jalur lintasan mika penggesek yang telah dihubungkan kepada
beban dengan benang, mika penggesek, tali / benang berfungsi sebagai pengikat beban
dengan mika penggesek agar mika penggesek bergerak kearah beban, katrol,
penyangga papan, mistar berfungsi sebagai alat pegukur panjang, stopwatch
digunakan untuk mengukur waktu ketika beban pemberat menyentuh lantai, neraca
teknis digunakan untuk menimbang beban pemberat dan mika penggesek dan beban
pemberat yang berfungsi sebagaipenggerak mika penggesek.
D. Prosedur Percobaan

Percobaan dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


terlebih dahulu, lalu susunlah sedemikian rupa sesuai petunjuk. Berikut adalah langkah-
langkah untuk melakukan percobaan ini. Pertama, timbanglah massa balok sebagai m1
dengan neraca analitik. Kedua, letakkan papan luncur pada bidang datar horisontal.
Ketiga, letakkan beban m1 pada papan luncur dengan dihubungkan tali yang melewati
katrol dan terdapat beban m2. Beban m2 dipasang dengan tujuan dapat menggerakkan
beban m1 (GLBB dipercepat). Keempat, sebelum balok m1 dilepaskan, ukur jarak
vertikal beban m2 ke lantai (H) dengan mistar. Saat balok diluncurkan, catat waktu
mulai pertama balok dilepas hingga beban m2 menyentuh lantai menggunakan
stopwatch. Kelima, ulangi langkah diatas hingga 10 data dengan memvariasikan massa
m2 namun H tetap seperti sebelumnya. Setiap balok akan diluncurkan, lap permukaan
papan luncur dengan kain. Keenam, hitunglah nilai x dan y sesuai persamaan.
E. Hasil Pengamatan

Massa Balok = 70 g nst neraca = 5 g


Panjang Papan = 185,5 nst mistar = 0,1 cm
Data Pengukuran Data Terhitung
Jarak
No Massa Vertical Waktu
x y
Beban (g) Beban ke Tempuh (s)
Lantai (cm)
1. 71,2 85 1,13 -0,0140 0,3772
2. 85,36 85 0,98 -0,0117 0,4602
3. 91,14 85 0,93 -0,0109 0,4965
4. 93,37 85 0,92 -0,0107 0,5020
5. 96,2 85 0,89 -0,0103 0,5297
6. 106,3 85 0,67 -0,0094 0,8973
7. 106,87 85 0,66 -0,0093 0,9227
8. 126,72 85 0,54 -0,0078 1,2929
9. 131,72 85 0,53 -0,0075 1,3240
10. 141,97 85 0,51 -0,0070 1,3941

F. Analisis Data
Jika sistem balok dan beban mengalami percepatan a dengan arah seperti pada gambar
di atas, maka sesuai Hukum II Newton, persamaan gerak sistem tersebut dapat
diungkapkan dengan persamaan:

(𝑚1 + 𝑚2 )𝑎 = 𝑚2 𝑔 − 𝜇𝑘 𝑚1 𝑔…………………………………………………….(1)

dengan 𝜇𝑘 = koefisien gesekan kinetis.

Jika sistem balok dan beban pemberat semula dalam keadaan diam, maka setelah
bergerak dalam selang waktu t beban pemberat akan rnenempuh jarak vertikal (H).
Dengan demikian, berdasarkan sifat gerak lurus berubah beraturan (dipercepat), besar
percepatan sistem dapat dinyatakan dengan persamaan:

2𝐻
𝑎 = 𝑔𝑡 2 ..………………………………………………………...………..…(2)

Masukkan persamaan 2 ke dalam persamaan 1, kemudian bagi tiap suku dengan faktor
(m1m2g), maka kini kita peroleh persamaan:
1 1 2𝐻 1 1
(𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = 𝑚 − 𝜇𝑘 −𝑚 ………………………………………………..(3)
1 2 1 2

Suatu persamaan yang dapat menjelaskan keadaan gerak sistem. Tampak bahwa
persamaan 3 diatas setara dengan persamaan garis lurus :

𝑦 = 𝐴 + 𝐵𝑥 ………………………………………………………………...(4)

1 1 2𝐻 1 1
dengan 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2; 𝐴 = 𝑚 ; 𝐵 = 𝜇𝑘 ; dan 𝑥 = −𝑚 ….……………………(5)
1 2 1 2

Sehingga koefisien gaya gesekan kinetis ( 𝜇𝑘 ) dapat ditentukan secara implisit dengan
metode kuadrat terkecil berdasarkan persamaan 4 dan 5.

Keterangan :
𝑚1 : massa mika penggesek
𝑚2 : massa beban
𝐻 : tinggi/jarak vertikal beban dengan lantai
𝑔 : percepatan gravitasi
𝑡 : waktu yang ditempuh beban sampai menyentuh lantai
𝜇𝑘 : koefisien gaya gesekan kinetik

Perhitungan x dan y
1 1 1 2𝐻
𝑥=− 𝑦=( + ) 𝑔𝑡 2
𝑚2 𝑚1 𝑚2

Perhitungan x
1 1 1 1
a) 𝑥 = −𝑚 = −71,2 = −0,014045 f) 𝑥 = −𝑚 = −106,3 = −0,009407
2 2

1 1 1 1
b) 𝑥 = −𝑚 = −85,36 = −0,011715 g) 𝑥 = −𝑚 = −106,87 = −0,009357
2 2

1 1 1 1
c) 𝑥 = −𝑚 = −91,14 = −0,010972 h) 𝑥 = −𝑚 = −126,72 = −0,007891
2 2

1 1 1 1
d) 𝑥 = −𝑚 = −93,37 = −0,01071 i) 𝑥 = −𝑚 = −131,72 = −0,007592
2 2

1 1 1 1
e) 𝑥 = −𝑚 = −96,2 = −0,010395 j) 𝑥 = −𝑚 = −141,97 = −0,007044
2 2
Perhitungan y
1 1 2𝐻 1 1 2(85)
a) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 71,2) 10(1,13)2 = 0,37718
1 2

1 1 2𝐻 1 1 2(85)
b) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 85,36) 10(0,98)2 = 0,460239
1 2

1 1 2𝐻 1 1 2(85)
c) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 91,14) 10(0,93)2 = 0,496454
1 2

1 1 2𝐻 1 1 2(85)
d) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 93,37) 10(0,92)2 = 0,502042
1 2

1 1 2𝐻 1 1 2(85)
e) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 96,2) 10(0,89)2 = 0,529696
1 2

1 1 2𝐻 1 1 2(85)
f) 𝑦 = ( + ) =( + ) = 0,897264
𝑚1 𝑚2 𝑔𝑡 2 70 106,3 10(0,67)2
1 1 2𝐻 1 1 2(85)
g) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 106,87) 10(0,66)2 = 0,922702
1 2

1 1 2𝐻 1 1 2(85)
h) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 126,72) 10(0,54)2 = 1,292905
1 2

1 1 2𝐻 1 1 2(85)
i) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 131,72) 10(0,53)2 = 1,324026
1 2

1 1 2𝐻 1 1 2(85)
j) 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = (70 + 141,97) 10(0,51)2 = 1,394082
1 2

1. Ralat kuadrat terkecil


No x y 𝑥2 𝑦2 x.y
1. -0,014045 0,37718 0,000197262 0,142264752 -0,005297493
2. -0,011715 0,460239 0,000137241 0,211819937 -0,0053917
3. -0,010972 0,496454 0,000120385 0,246466574 -0,005447093
4. -0,01071 0,502042 0,000114704 0,25204617 -0,00537687
5. -0,010395 0,529696 0,000108056 0,280577852 -0,00550619
6. -0,009407 0,897264 8,84916 × 10−5 0,805082686 -0,008440562
7. -0,009357 0,922702 8,75534 × 10−5 0,851378981 -0,008633723
8. -0,007891 1,292905 6,22679 × 10−5 1,671603339 -0,010202313
9. -0,007592 1,324026 5,76385 × 10−5 1,753044849 -0,010052005
10. -0,007044 1,394082 4,96179 × 10−5 1,943464623 -0,009819914
Σ -0,099128 8,19659 0,001023218 8,157749763 -0,074167863
𝛴2 0,00982636 67,18408763 1,04697 × 10−6 66,54888119 0,005500872
𝑦 = 𝐴 + 𝐵𝑥
1 1 2𝐻
Dengan: 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2
1 2

1 1
𝐴 = 𝑚 ; 𝐵 = 𝜇𝑘 ; 𝑥 = −𝑚
1 2

(𝛴𝑥 2 )(𝛴𝑦) − (𝛴𝑥)(𝛴𝑥𝑦)


𝐴 =
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2
(0,001023218)(8,19659) − (−0,099128)(−0,074167863)
=
10(0,001023218) − 0,00982636
0,008386895 − 0,007352112
=
0,01023218 − 0,00982636
0,001034783
=
0,000405815
= 2,549887717

𝑛(𝛴𝑥𝑦) − (𝛴𝑥)(𝛴𝑦)
𝐵 =
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2
10(−0,074167863) − (−0,099128)(8,19659)
=
10(0,001023218) − 0,00982636
−0,741678634 − (−0,812511574)
=
0,01023218 − 0,00982636
0,070832944
=
0,000405815
= 174,5459375

1 (𝛴𝑥 2 )(𝛴𝑦)2 − 2(𝛴𝑥)(𝛴𝑥𝑦)(𝛴𝑦) + 𝑛(𝛴𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ [𝛴𝑦 2 − ]
𝑛−2 𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2

1 0,068743937 − 0,120524495 + 0,05500872


=√ [8,157749763 − ]
10 − 2 0,010232175 − 0,00982636

1
= √ [8,157749763 − 7,954761615]
8

1
= √ [0,202988148]
8

= √0,025373518
= 0,159290673
𝛴𝑥 2
𝑆𝐴 = 𝑆𝑦 √
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2

0,001023218
= 0,159290673√
10(0,001023218) − 0,00982636

5,823502354
= 0,159290673√
0,010232175 − 0,00982636

5,823502354
= 0,159290673√
0,000405815

= 0,159290673√2,521389175
= 0,159290673 × 1,587888275
= 0,252935792

𝑆𝐴
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝐴
0,252935792
= × 100%
2,549887717
= 9,919487433%
= 9,91% (3𝐴𝑃)
Jadi nilai A sebesar (2,54 ± 0,253) dengan ralat relative sebesar 9,91% (3AP)

𝑛
𝑆𝐵 = 𝑆𝑌 √
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2

10
= 0,159290673√
10(0,001023218) − 0,00982636

10
= 0,159290673√
0,010232175 − 0,00982636

10
= 0,159290673√
0,000405815

= 0,159290673√24641,77051
= 0,159290673 × 156,9769745
= 25,00496787
𝑆𝐵
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝐵
25,00496787
= × 100%
174,5449033
= 14,32580809%
= 14% (2AP)
Jadi, nilai B sebagai koefisien grafik kinetic (𝜇𝑘 ) sebesar (1,7 ± 0,25) × 102 dengan
ralat relative sebesar 14% (2AP).

2. Grafik Hubungan x dengan y

Grafik Hubungan x dengan y


1.2

0.8

0.6
y = -0.0095x + 1.7746
0.4 R² = 0.9299

0.2

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160

Series1 Series2 Linear (Series1)

G. Pembahasan
Pada percobaan gaya gesek ini bertujuan untuk mengetahui hubungan massa
beban (m) terhadap waktu (t) dan pada percobaan ini menerapkan teori ralat grafik yang
menunjukkan hubungan x dan y dan teori ralat kuadrat terkecil, serta menentukan nilai
koefisien gesek. Setelah dilakukan analisis data didapatkan hasil sebagai berikut :
 Pada grafik yang terdapat di analisis data, hubungan x dan y ditentukan oleh
1 1 2𝐻 1
persamaan 𝑦 = (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 ; dan 𝑥 = −𝑚 . 𝑚1 sebagai massa balok atau
1 2 2

mika penggesek, 𝑚2 sebagai massa beban, H sebagai tinggi atau jarak vertikal
massa beban ke lantai, t sebagai waktu yang diperlukan massa pemberat untuk
sampai ke dasar lantai, serta g sebagai besarnya pecepatan gravitasi. Pada
1 1 2𝐻 1 1
analisis data dari persamaan (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = 𝑚 − 𝜇𝑘 −𝑚  𝒚 = 𝑨 + 𝑩𝒙
1 2 1 2
diketahui B = μk, maka koefisien geseknya telah diketahui sebesar
(1,7 ± 0,25) × 102 dengan ralat relatif = 14%
 Dari data tabel dan grafik hubungan t-m yang telah diperoleh, dapat diketahui
bahwa hubungan massa dan waktu adalah “semakin besar massa beban yang
diberikan pada sistem, maka semakin kecil waktu yang diperlukan sistem untuk
sampai ke lantai.” Hal tersebut dikarenakan massa yang semakin besar dapat
membuat sistem bergerak lebih cepat sampai ke lantai.
Grafik yang diperoleh berdasarkam data pengamatan dan sebelum dilakukannya
pendekatan grafik menunjukkan bahwa garis yang terbentuk tidaklah lurus. Beberapa
faktor yang mungkin menyebabkan grafik tersebut tidak stabil yaitu alat praktikum
yang tidak bersih, sehingga menyebabkan alat set luncur mengalami kemacetan saat
melakukan percobaan. Selain itu, praktikan kurang teliti menggunakan alat ukur, dalam
percobaan ini alat ukur yang digunakan adalah mistar dan neraca teknis. Pengukuran
jarak vertikal pusat massa beban dengan lantai yang tidak tepat, tidak teliti pada saat
penggambaran grafik dan penghitungan x dan y juga bisa menyebabkan data yang
diperoleh tidak tepat seperti semestinya.

H. Kesimpulan
Dalam menentukan koefisien gaya gesekan kinetik pada bidang datar, telah
1 1 2𝐻 1 1
dibuat grafik x-y berdasarkan persamaan (𝑚 + 𝑚 ) 𝑔𝑡 2 = 𝑚 − 𝜇𝑘 −𝑚  𝒚 = 𝑨 +
1 2 1 2

𝑩𝒙. Kemudian diperoleh koefisien gaya gesekan kinetik pada percobaan ini
sebesar(0,487305227 ± 0,0852) dengan ralat relatif = 17,5%. Pada percobaan ini
yang dipelajari adalah hubungan antara massa beban terhadap waktu. Berdasarkan hasil
percobaan, hubungan massa dan waktu adalah semakin besar massa beban yang
diberikan pada sistem, maka semakin kecil waktu yang diperlukan sistem untuk sampai
ke lantai. Kemudian praktikan sudah menggunakan alat-alat yang tersedia dengan
sebaik yang dibisa, akan tetapi data yang diperoleh masih kurang bagus meskipun data
yang diperoleh sudah benar, data yang diperoleh bisa dilihat pada bagian data
pengamatan.
I. Rujukan
Abdullah, Mikrajuddin.2016.Fisika Dasar I.Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Modul Teori Ralat dan Keselamatan Kerja. 2019. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Serway, Raymond A, dan John W Jewett . 2014. Physics for Scientists and
Engineers 9th Edition . USA: Brooks/Cole.
Tim Praktikum Fisika Dasar 1. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar 1 .
Malang. Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai