Anda di halaman 1dari 6

MOMEN INERSIA

(M8)

Fadhil Elrizanda, Aviva Fajriatib, Muhammad Irfanb, Alfin Prima Adjieb

a
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Selasa shift 3, Universitas Andalas
b
Laboratorium Fisika Dasar, Universitas Andalas

e-mail: fadhilelrizanda@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163

ABSTRAK
Telah dilakukan penilitian dengan tujuan untuk mengetahui momen inersia batang dan piringan di
sumbu putar yang berbeda dengan menggunakan metode osilasi. Momen inersia yang dimiliki
batang dan piringan di sumbu putar yang berbeda tidaklah sama. Pembuktian hipotesis penelitian ini
menggunakan pencacah waktu untuk menghitung waktu suatu beban yang terikat dengan benang
nilon pada pada alat momen inersia yang telah dipasang gerbang cahaya. Hasil analisis menunjukkan
bahwa momen inersia dipengaruhi oleh konstanta pegas alat momen inersia yaitu sebesar 0,056 N/m
dan momen inersia hasil praktikum dari alat momen inersia yaitu sebesar 1,623×10 -4 kgm2. Hasil
praktikum dari momen inersia batang yang diputar di tengah yaitu 1,264×10 -3 kgm2 dengan
persentase kesalahan yang besar yakni 11,751%. Lalu hasil percobaan menentukan momen inersia
batang yang diputar di pinggir yaitu 4,991×10 -3 kgm2, dengan persentase kesalahan 10,331% yang
masih jauh dengan teori. Terakhir adalah percobaan menentukan momen inersia piringan yang
diputar di sumbu piringan yaitu 3,733×10-3 kgm2 dan masih jauh dari teori dengan persentase
kesalahan 10,220%. Berdasarkan hasil percobaan, letak sumbu putar pada benda, konstanta pegas
benda, dan jari-jari benda memengaruhi nilai momen inersia benda tersebut.

Kata Kunci : Konstanta Pegas, Momen Inersia, Torsi.

I. PENDAHULUAN dua berdasarkan kecepatan yang terjadi


pada benda yaitu, gerak rotasi dan gerak
Fisika sebagai ilmu merupakan produk yang translasi2. Penerapan terpenting dari kedua
menghasilkan ketetapan, postulat, konsep, gerak ini adalah gerak menggelinding pada
hukum dan teori. Fisika pun dapat roda ataupun objek seperti roda, dimana
dipandang sebagai sebuah proses, oleh semua titik pada roda bergerak dengan laju
karena itu produk-produk dari fisika sudut yang sama. Gerak rotasi dan translasi
didapatkan dari proses ilmiah yang meliputi, tidak dapat dipisahkan dari momen inersia.
pengamatan, dugaan/ hipotesis, penelitian/ Hal ini dikarenakan, momen inersia adalah
eksperimen, penarikan kesimpulan, dan juga besaran turunan yang dipengaruhi oleh jari-
publikasi. jari suatu benda. Apabila suatu benda
memiliki jari-jari maka benda tersebut akan
Diantara tujuan dari ilmu fisika adalah memiliki kecepatan sudut dan membuatnya
mempelajari gerak objek baik itu benda atau berotasi.3 dan 4 Momen inersia adalah ukuran
makhluk hidup. Gerak mempunyai sifat kelembaman suatu benda untuk berotasi pada
umum yang dapat diklasifikasikan sebagai porosnya, momen inersia juga disebut
kinematik, sifat umum itu berupa asumsi sebagai besaran pada gerak rotasi yang
bahwa gerak hanya berada disepanjang garis analog dengan massa pada gerak translasi.5
lurus baik vertikal, horizontal maupun dan 6
Jika momen inersia besar maka benda
miring. Objek bergerak dapat berupa partikel
akan sulit untuk melakukan perputaran dari
dan setiap bagian bergerak dalam arah dan
keadaan diam dan semakin sulit berhenti
kecepatan yang sama1. Gerak terbagi menjadi
ketika dalam keadaan berotasi, itu sebabnya berbeda. Momen inersia pada benda tegar jika
momen inersia juga disebut sebagai momen batang diputar di ujung:
rotasi7. Setiap benda tegar bergerak
melingkar di masing-masing titik partikel 1
geraknya, hal ini merupakan acuan tertentu
ML2 (1)
3
yang dapat ditentukan dengan momen
inersia8. Momen inersia pada suatu benda Jika batang diputar di pusat:
tegar dapat ditentukan massa dan dimensi
fisiknya, baik dengan cara matematis 1 2
maupun eksperimen. Metode eksperimen ML
12
dapat dilakukan sebagai pembuktian sebuah
konsep mengenai momen inersia, besaran- Jika piringan diputar di pusat massa:
besaran yang terukur dan yang 1 2
mempengaruhi nilai momen inersia9. Momen MR
2
inersia dipengaruhi oleh jari-jari (jarak
Keterangan:
benda dari sumbu). Benda yang berbentuk
L = Panjang benda (Meter)
sama namun momen inersianya bisa saja
M = Massa benda (kg)
berbeda karena pengaruh jari-jari. Semakin
besar jari-jari benda maka semakin besar
momen inersianya10. Hal ini didasarkan pada
silinder pejal yang tidak memiliki rongga, II. METODE PENELITIAN
sehingga jari-jari yang dimiliki utuh11.
Silinder pejal tanpa rongga memiliki 2.1. Alat dan Bahan
konstanta yang sama dengan silinder pejal
berongga yaitu 1/2 , akantetapi berbeda dari Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang
jari-jari. Silinder pejal hanya memiliki 1 digunakan adalah alat momen inersia sebagai
besar jari-jari, tanpa jari-jari dalam12. Teorema alat untuk menentukan momen inersia
sumbu sejajar yang menyatakan bahwa berbagai macam benda, gerbang cahaya
momen kelembaman benda terhadap sumbu sebagai pendeteksi benda, neraca sebagai
yang sejajar dengan sumbu yang melalui pengukur massa benda, jangka sorong untuk
titik pusat masa pada benda tegar 13. Teorema mengukur dimensi benda, benang nilon untuk
ini menyatakan hasil nilai dengan momen mengikat benda, beban sebagai objek
inersia benda terhadap sumbu melalui titik percobaan, serta pencacah waktu untuk
pusat massanya ditambah dengan hasil kali menghitung waktu.
antara massa bendadengan jarak kuadrat dari
kedua yang sejajar itu14. Mengacu pada 2.2. Prosedur Percobaan
teorema tersebut momen inersia dapat
dibuktikan dalam teknik integral dengan Pada percobaan menentukan kostanta pegas,
mengintegralkan jari-jari terhadap massa dilakukan penimbangan terhadap massa tiap-
benda15 . Besar momen inersia dapat dicari tiap bahan. Lalu dipastikan jarum penunjuk
dengan persamaan simpangan berada pada keadaan nol. Salah
satu beban digantungkan menggunakan
benang, simpangan yang dihasilkan diamati
I =∫ r dm.
2
dan dicatat sebagai θ1 pada tabel. Sebuah
Keterangan buah beban berikutnya ditambahkan, dan
I = Momen Inersia (kg m2) simpangan yang dihasilkan dicatat sebagai θ2.
r = Jari-jari (Meter) Percobaan ini dilakukan sebanyak 8 kali. Besar
konstanta pegas (k) dapat dicari dengan
Momen inersia pada benda tegar merupakan persamaan:
jumlah total momen inersia setiap partikel yang
τ =k ∙ θ
menyusun benda itu. Momen inersia pada dua
Keterangan:
benda tegar walaupun memiliki bentuk dan ukuran
sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada τ = torsi (Joule)
sumbu yang berbeda, maka momen inersianya juga k = Konstanta
θ = Sudut simpangan (Derajat)
batang yang diputar di tengah (I) dapat dicari
Pada percobaan menentukan momen inersia dengan persamaan:
diri alat momen inersia, alat momen inersia
ditegakkan dan gerbang cahaya dipasang T
2

pada dasar statif serta posisi telah diatur agar I =( −1)( I 0 )


gerbang cahaya dapat dilewatu oleh jarum
T 02
penunjuk alat momen inersia. Alat pencacah Keterangan:
waktu dihubungkan dengan gerbang cahaya. I = Momen inersia (kg m2)
Alat pencacah waktu dinyalakan dan diatur ke T = Periode batang yang diputar di tengah
fungsi CYCLE dengan menekan tombol (Sekon)
FUNCTION. Tombol CH OVER ditekan I 0 = Momen inersia diri alat momen inersia
sebanyak enam kali untuk membatasi (kg m2)
pengamatan sebanyak enam kali getaran. T 0 = Periode diri alat momen inersia (Sekon)
Dudukan silinder disimpangkan sampai 180°,
lalu dilepaskan sehingga terjadi gerak bolak Pada percobaan menentukan momen inersia
balik, dan waktu yang diperlukan dicatat batang yang diputar dipinggir, alat momen
sebagai t1. Agar dapat meng-nolkan kembali inersia ditegakkan dan gerbang cahaya
tampilan layar, tombol FUNCTION ditekan dipasang pada dasar statif serta posisi yang
satu kali. Langkah-langkah ini diulangi hingga telah diatur sehingga gerbang cahaya dapat
didapat t2, t3, ..., t8. Besar momen inersia diri dilewati oleh jarum penunjuk alat momen
alat momen inersia ( I 0) dapat dicari dengan inersia. Lalu, alat pencacah waktu
persamaan: dihubungkan dengan gerbang cahaya agar
dapat dihitung waktu ketika gerbang cahaya
k 2 dilewati oleh batang tersebut. Batang
I 0= ∙T0

2 dimasukkan ke dalam lubang yang berada
Keterangan: pada alat momen inersia. Ketika alat pencacah
I 0 = Inersia diri (kg m2) waktu dinyalakan, tombol function ditekan
hingga fungsi menjadi cycle. Tombol ch over
k = Konstanta ditekan sebanyak enam kali agar pengamatan
T 0 = Perioda diri alat momen inersia (Sekon) dapat dibatasi sebanyak enam kali. Dudukan
dari silinder disimpangkan hingga 180˚ dan
dilepaskan agar terjadi gerak osilasi. Agar
dapat meng-nolkan kembali tampilan layar,
Pada percobaan menentukan momen inersia maka tombol function ditekan satu kali lagi.
batang yang diputar di tengah, dilakukan Besar momen inersia batang yang diputar di
penimbangan terhadap massa batang dan pinggir (I) dapat dicari dengan persamaan:
pengukuran panjang batang. Lalu alat momen
inersia ditegakkan dan gerbang cahaya
T2
dipasang pada dasar statif serta posisi yang I =( 2 −1)( I 0 )
telah diatur agar gerbang cahaya dapat T0
dilewati oleh jarum penunjuk alat momen Keterangan:
inersia. Alat pencacah waktu dihubungkan I = Momen inersia (kg m2)
dengan gerbang cahaya agar dapat dihitung
waktu ketika gerbang cahaya dilewati oleh T = Periode batang yang diputar di pinggir
batang tersebut. Batang dipasang pada lubang (Sekon)
ditengah alat momen inersia agar posisi I 0 = Momen inersia diri alat momen inersia
batang berada ditengah. Alat pencacah waktu (kg m2)
dinyalakan dan atur ke fungsi cycle serta
T 0 = Periode diri alat momen inersia (Sekon)
tombol CH OVER ditekan sebanyak enam kali
agar pengamatan dapat dibatasi sebanyak
Pada percobaan menentukan momen inersia
enam kali. Dudukan silinder disimpangkan
piringan yang diputar di sumbu piringan,
hingga 180˚ dan dilepaskan agar terjadi gerak
massa dan diameter piringan ditimbang serta
osilasi. Tombol function ditekan satu kali lagi
diukur terlebih dahulu. Lalu alat momen
hingga layar kembali nol. Besar momen inersia
inersia ditegakkan dan gerbang cahaya
dipasang pada dasar statif serta posisi yang 8 0,8 364
telah diatur agar gerbang cahaya dapat
dilewati oleh jarum penunjuk alat momen Tabel 2. Pengolahan data pengukuran
inersia. Pada alat momen inersia telah ꝋ  ꝋ2 ꝋ
terpasang piringan dengan alat pencacah x y x2 xy
waktu yang telah dihidupkan dan tombol 0,576 0,044 0,332 0,025
function ditekan agar dapat diubah menjadi 1,833 0,088 3,358 0,162
fungsi cycle. Tombol ch over ditekan sebanyak 2,618 0,132 6,854 0,347
6 kali agar pengamatan dapat dibatasi  
3,351 0,177 11,229 0,592
sebanyak 6 kali. Dudukan dari silinder 4,049 0,221 16,396 0,894
disimpangkan hingga 180˚ dan dilepaskan 4,730 0,265 22,371 1,253
hingga terjadi gerak osilasi. Tombol function
5,498 0,309 30,226 1,699
ditekan satu kali lagi agar tampilan layar
6,353 0,353 40,361 2,244
kembali nol. Besar momen inersia piringan
29,00
yang diputar di sumbu piringan dapat dicari ∑ 1,589 131,127 7,215
7
dengan persamaan:
0.400
2 0.350
T f(x) = 0.05597060841302 x − 0.004292533589251
0.300
I =( −1)(I 0 ) R²0.250
=1
T 02 0.200
Keterangan:  0.150
0.100
I = Momen inersia (kg m2) 0.050
T = Periode batang yang diputar di tengah 0.000
(Sekon) 0.000 2.000 4.000 6.000 8.000

I 0 = Momen inersia diri alat momen inersia
Gambar 1. Grafik Hubungan antara  dan ꝋ
(kg m2)
T 0 = Periode diri alat momen inersia (Sekon) B. Menentukan Momen Inersia Diri Alat
Momen Inersia
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data dilakukan sebanyak 8 kali
dengan mencatat waktu 6 getaran gerakan
3.1. Analisis Hasil Pengukuran bolak balik dudukan silinder alat momen
inersia. Dari percobaan didapatkan bahwa
A. Menentukan Konstanta Pegas nilai perioda diri (T0) alat momen inersia
Pengambilan data dilakukan sebanyak 8 kali adalah 0,338 s dan momen inersia diri alat
dengan variasi terhadap nilai simpangan. Dari adalah 1,623 x 10-4 kgm2.
percobaan didapatkan bahwa nilai konstanta
pegas (k) dari alat momen inersia adalah 0,056 Tabel 3. Penentuan perioda diri alat momen inersia
N/m. Berdasarkan penelitian ini didapatkan waktu ke- waktu 6 getaran

hubungan bahwa besar sudut simpangan t1 2,029


sebanding dengan torsi (ꝋ ≈ ). Semakin besar t2 2,034
simpangan benda menyebabkan gaya yang t3 2,029
menyebabkan benda berputar semakin besar t4 2,029
sehingga torsi benda juga bertambah besar. t5 2,024
t6 2,028
Tabel 1. Penentuan simpangan t7 2,028
Percobaan ke- massa (kg) simpangan (ᶱ) t8 2,030

1 0,1 33 trata2 2,029

2 0,2 105 perioda diri T0 0,338

3 0,3 150
4 0,4 192 C. Momen Inersia Batang yang Diputar di
5 0,5 232
Tengah
Pengambilan data dilakukan sebanyak 8 kali
6 0,6 271
dengan mencatat waktu 6 getaran gerakan
7 0,7 315
bolak balik dudukan silinder alat momen waktu ke- waktu 6 getaran
inersia. Dari percobaan didapatkan bahwa t1 9,946
nilai perioda diri (T) alat momen inersia t2 9,939
adalah 1,002 s dan momen inersia batang t3 9,940
adalah 1,264 x 10-3 kgm2. t4 9,938
t5 9,941
Tabel 4. Penentuan perioda batang
t6 9,941
waktu ke- waktu 6 getaran
t7 9,939
t1 6,013
t8 9,939
t2 6,014
trata2 9,940
t3 6,016
perioda diri T 1,657
t4 6,015
t5 6,013
3.2. Analisis Nilai Ralat
t6 6,017
t7 6,015
A. Momen Inersia Batang yang Diputar di
t8 6,015
Tengah
trata2 6,015 Dari percobaan ini didapatkan momen inersia
perioda diri T 1,002 percobaan (Ipercobaan) 1,264 x 10-3 kg m2 dan
momen inersia teori (Iteori) 1,131 x 10-3 kgm2.
D. Momen Inersia Batang yang Diputar di Didapatkan nilai error yaitu 11,751 persen.
Pinggir
Pengambilan data dilakukan sebanyak 8 kali B. Momen Inersia Batang yang Diputar di
dengan mencatat waktu 6 getaran gerakan Pinggir
bolak balik dudukan silinder alat momen Dari percobaan ini didapatkan momen inersia
inersia. Dari percobaan didapatkan bahwa percobaan (Ipercobaan) 4,991 x 10-3 kg m2 dan
nilai perioda diri (T) alat momen inersia momen inersia teori (Iteori) 4,524 x 10-3 kgm2.
adalah 1,906 s dan momen inersia batang Didapatkan nilai error yaitu 10,331 persen.
adalah 4,991 x 10-3 kgm2.
C. Momen Inersia Piringan yang Diputar di
Tabel 5. Penentuan perioda batang Sumbu Piringan
waktu ke- waktu 6 getaran Dari percobaan ini didapatkan momen inersia
t1 11,42 percobaan (Ipercobaan) 3,733 x 10-3 kg m2 dan
t2 11,43 momen inersia teori (Iteori) 3,387 x 10-3 kgm2.
t3 11,44 Didapatkan nilai error yaitu 10,220 persen.
t4 11,43
t5 11,44
t6 11,43
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang yang dapat kami ambil
t7 11,44
berdasarkan percobaan yang kami lakukan
t8 11,44
yaitu bahwa menentukan momen inersia
trata2 11,434 beberapa benda tegar bisa secara fisis dan
perioda diri T 1,906 secara matematis. Menentukan momen inersia
secara fisis yaitu dengan mengalikan massa
E. Momen Inersia Piringan yang Diputar di benda, percepatan gravitasi bumi, besar
Sumbu Piringan simpangan, jari-jari rotasi dan waktu rotasi
Pengambilan data dilakukan sebanyak 8 kali atau periode yang dikuadratkan, kemudian
dengan mencatat waktu 6 getaran gerakan dibagi dengan hasil kali dari empat phi
bolak balik dudukan silinder alat momen kuadrat. Sedangkan menentukan momen
inersia. Dari percobaan didapatkan bahwa inersia secara matematis yaitu dengan
nilai perioda diri (T) alat momen inersia menggunakan persamaan momen inersia yang
adalah 1,657 s dan momen inersia batang sesuai dengan bentuk benda. Nilai momen
inersia yang kami dapat juga beragam sesuai
adalah 3,733 x 10-3 kgm2.
dengan jenis percobaan, mulai dari 1,131 x 10 -3
kgm2 sampai dengan 4,991 x 10-3kgm2, dimana
Tabel 6. Penentuan perioda piringan
letak dan bentuk benda berpengaruh terhadap 6. Juansyah, A. 2015. Pengembangan
nilai momen inersia. Aplikasi Child Tracker Berbasis Assisted
Global Positioning System (A-GPS)
.V. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan Platform Android. Komputa , 1
Dalam penyusunan jurnal ini tidak terlepas (1), 1-8. Jurnal Ilmiah Komputer dan
dari dukungan berbagai pihak. Penulis secara Informatika.
khusus mengucapkan terima kasih kepada 7. Jumini, S. 2013. Pengaruh Perbedaan
semua pihak yang telah membantu. Penulis Panjang Poros Suatu Benda Teradap
banyak menerima bimbingan, petunjuk dan Kecepatan Sudut Putar. 4, p. 133-138.
bantuan serta dorongan dari berbagai pihak
Salatiga: Prosiding Seminar Nasional
baik yang bersifat moral maupun material.
Sains dan pendidikan Sains VIII.
Pada kesempatan kali ini penulis
8. Krishnan, R. H. 2016. Estimation Of
menyampaikan rasa terima kasih kepada
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan Mass Moment Of Inertia Of Human.
untuk menyelesaikan jurnal ini. Kepada orang Engineering Science and Technology , 11
tua yang telah memberi semangat demi (2), 166-176.
kelancaran pembuatan jurnal ini. Kepada 9. Kuntoro P., T., & Murdaka Eka J., B.
bapak Adrian Putra, M.Si selaku Kepala 2009. Fisika Dasar. Yogyakarta: CV
Laboratorium Fisika Dasar Universitas Andi Offset. Mochlas.
Andalas. Kepada uda Alfin Prima Adjie selaku 10. A. J. 2016. Kit Percobaan Untuk
koordinator umum. Kepada uda Muhammad Menentukan Momen Inersia Benda
Irfan selaku koordinator alat. Kepada uda Tegar. Jurnal Inovasi.
Rian Kurnia selaku koordinator jurusan. 11. Rivia, N. 2016. Pembuatan Alat Ukur
Kepada uni Aviva Fajriati selaku Asisten Momen Inersia Benda Digital
Pembimbing yang telah membimbing serta Menggunakan Sensor Optocoupler.
memberi semangat dalam mengerjakan jurnal Pillar Of Physics , 8, 81-88. Fisika
ini dan kepada uda dan uni staf laboratorium Indonesia , 5 (3), 1-5. Riswanto. (2014).
serta teman-teman jurusan teknik elektro yang 12. Sahala S., S. 2013. Penentuan Inersia
telah memberi semangat dalam mengerjakan
Benda Tegar Dengan Bandul Fisis.
jurnal ini. Semoga Allah SWT senantiasa
Pendidika Matematika Dan IPA , 4 (2),
membalas semua kebaikan yang telah
36-42. Jurnal Pendidikan
diberikan. Semoga jurnal ini bermanfaat bagi
penulis maupun kepada para pembaca. 13. Zhang, C. 2014. Moment Of Inertia
Measurement Based On Displacement
DAFTAR PUSTAKA Sensor. Bio Technology An Indian
1. Banjarnahor, H. 2012. Sistem Journal , 10 (13), 7501-7505.Penentuan
Pengukuran Momen Inersia Benda Koefisien Momen Inersia Bola Pejal
Pejal Dengan Metode Osilasi Harmonik Melalui Video Gerak. Pertemuan
Berbasis Mikrokontroler. (pp. 1-29). Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY (p.
Depok: Universitas Indonesia. Skripsi. 31). Yogyakarta: HFI.
2. Giancoli, D. C. 2013. Fisika Edisi
Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
3. Hajderi, A. 2012. Case Study on
Determination of Inertia Moments of
Details with Complex Shapes. Basic &
Applied Sciences IJBAS-IJENS , 12 (6),
241-244. International Journal of Basic
& Applied Sciences.
4. Halliday, D., Resnick, R., & Walker,
J. 2010. Fisika Dasar 1 Edisi 7 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
5. Hara, Y. 2012. Moment of Inertia
Dependence of Vertical AxisWind
Turbines in. International Journal of
Rotating Machinery , 1-13.

Anda mungkin juga menyukai