Anda di halaman 1dari 13

FISMAT LANJUT

LAPORAN PENDULUM SEDERHANA

Disusun Oleh :

1. Adinda Kurnia Komala Sari (A1C321038)


2. Anisaul Mabruroh (A1C321039)
3. Ina Santia (A1C321041)

Dosen Pengampu:

Drs. Darmaji , M.Si

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023/2024
I. JUDUL : PENDULUM SEDERHANA

II. TUJUAN

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Dapat menentukan gaya gravitasi pada pendulum sederhana dengan


menggunakan phet simulation dengan sudut yang berbeda.
2. Dapat mengetahui penggunaan bandul sederhana pada phet simulation.

III. LANDASAN TEORI

Pendulum sederhana (simple pendulum) merupakan salah satu sistem yang


bergerak secara periodik dengan gerak harmonic sederhana. Pendulum sederhana
merupakan model sederhana yang terdiri dari sebuah massa yang diikatkan oleh
benang tak bermassa (massa di abaikan) . Dalam melakukan gerak harmonik,
sebuah pendulum akan mempunyai periode dan frekuensi. Periode merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk menenmpuh satu lintasan penuh dengankan
frekuensi merupakan banyaknya getaran tiap satuan waktu (Gani, 2021).

Pendulum adalah suatu sistem mekanis yang terdiri dari massa yang
tergantung dari suatu titik tetap dan dapat bergerak secara bebas. Komponen
utama dari pendulum melibatkan massa yang tergantung dari ujung suatu tali atau
batang yang digantung pada suatu titik tetap. Pendulum umumnya digunakan
sebagai model dalam studi fisika dan matematika karena perilaku geraknya dapat
dijelaskan dengan baik. Ada beberapa jenis pendulum, dan salah satu yang paling
umum adalah "pendulum sederhana." Pendulum sederhana terdiri dari massa yang
tergantung pada suatu tali atau batang yang ringan dan tidak fleksibel. Gerakan
pendulum ini disebut sebagai ayunan, di mana massa bergerak bolak-balik
sepanjang suatu jalur tertentu.

Beberapa karakteristik penting dari pendulum sederhana melibatkan


panjang tali atau batang, massa, amplitudo (sudut maksimum gerakan), dan
periode (waktu yang diperlukan untuk satu ayunan bolak-balik). Hukum-hukum
dasar yang mengatur gerak pendulum sederhana telah dijelaskan sebelumnya.
Pendulum tidak hanya memiliki aplikasi dalam fisika dan matematika, tetapi juga
ditemukan dalam berbagai konteks sehari-hari. Contoh penerapan praktis
pendulum meliputi jam dengan mesin jam mekanis yang menggunakan pendulum
sebagai elemen pengatur waktu. Selain itu, pendulum digunakan dalam ilmu
geofisika untuk mengukur percepatan gravitasi dan dalam berbagai penelitian
ilmiah lainnya.

Beberapa masalah disekitar praktikum ayunan sederhana:


1.Ketelitian Pengukuran
Pengukuran panjang tali atau batang pendulum, massa bob, dan amplitudo
harus dilakukan dengan akurat. Kesalahan dalam pengukuran ini dapat
mempengaruhi hasil eksperimen dan perhitungan.
2. Pengaruh Faktor Eksternal
Gangguan dari faktor eksternal seperti angin, getaran meja, atau perubahan
suhu dapat memengaruhi perilaku pendulum. Upaya perlu dilakukan untuk
meminimalkan pengaruh faktor-faktor ini.
3. Kesalahan Pemanfaatan Hukum Ayunan
Pemahaman yang kurang baik terhadap hukum-hukum yang mengatur
gerak pendulum, seperti hukum ayunan Galileo, dapat menyebabkan kesalahan
dalam interpretasi data.
4. Kesalahan Pada Alat Ukur
Kesalahan pada alat pengukur, seperti stopwatch atau alat yang digunakan
untuk mengukur amplitudo, dapat mengakibatkan kesalahan dalam waktu dan
sudut yang diukur.
5. Perbedaan lingkungan
Perbedaan percepatan gravitasi di berbagai lokasi dapat memengaruhi
periode pendulum. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam interpretasi hasil
eksperimen.
6. Pengaruh gesekan
Gesekan udara dan gesekan pada titik engsel (pada pendulum fisik) dapat
mempengaruhi gerakan pendulum. Beberapa praktikum mungkin memerlukan
kompensasi untuk gesekan ini.
7. Stabilitas pendulum
Pendulum harus diatur dengan stabil dan rapi agar dapat memberikan hasil
yang konsisten. Ketidakstabilan atau ketidakrapihan dapat memengaruhi
keakuratan pengukuran.
8. Keterbatasan model sederhana
Model pendulum sederhana tidak selalu mencakup semua faktor yang
mungkin mempengaruhi gerak pendulum dalam situasi nyata. Oleh karena itu,
perlu diingatkan bahwa model ini bersifat ideal dan dapat memiliki keterbatasan.
Besar bias yang diperoleh ketika sudut ayunan tidak tepat dapat diestimasi
dengan beberapa cara. Bias ini dapat muncul ketika sudut ayunan tidak dimulai
dari posisi nol atau ketika terdapat kesalahan sistematis dalam pengukuran.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengevaluasi atau mengestimasi besar bias:

1. Mengulang pengukuran dengan sudut awal yang berbeda


Lakukan pengukuran dengan beberapa sudut awal yang berbeda, termasuk
sudut yang lebih kecil dan lebih besar dari sudut sebelumnya. Jika hasilnya
konsisten pada sudut tertentu, kemungkinan besar itu adalah sudut ayunan yang
benar. Jika tidak, perbedaan antar sudut dapat memberikan indikasi besarnya bias.
2. Menggunakan metode matematika
Anda dapat menggunakan metode matematika untuk memperkirakan bias.
Misalnya, jika Anda memiliki data yang menggambarkan gerakan pendulum
dalam suatu waktu, Anda dapat menggunakan persamaan gerak untuk pendulum
dan melakukan analisis regresi untuk memperkirakan parameter sudut awal atau
bias.
3. Menggunakan perhitungan teoritis
Jika Anda dapat memodelkan sistem dengan baik, Anda dapat melakukan
perhitungan teoritis untuk mendapatkan prediksi perilaku pendulum dalam kondisi
tertentu. Perbandingan antara hasil eksperimen dan hasil perhitungan teoritis dapat
memberikan indikasi besar bias.
4. Kalibrasi alat pengukur
Pastikan alat pengukur sudut Anda dikalibrasi dengan baik. Beberapa bias
mungkin muncul karena ketidakakuratan dalam kalibrasi. Lakukan kalibrasi ulang
dan periksa apakah ada perbedaan yang signifikan dalam hasil.
5. Analisis statistik
Gunakan analisis statistik untuk mengidentifikasi anomali atau outlier
dalam data. Outlier mungkin menunjukkan bahwa sesuatu tidak beres dengan
pengukuran dan dapat memberikan petunjuk tentang adanya bias.
6. Diskusi dan pertimbangan bersama
Diskusikan hasil eksperimen dengan rekan Anda atau instruktur praktikum.
Mungkin mereka memiliki wawasan atau pengalaman yang dapat membantu
mengidentifikasi atau memahami besar bias yang mungkin muncul.

IV. ANALISIS DATA


A. g dngan PS 1 ( m/det2)

2
4 π L 4. 3 ,14 2 0 ,2
10° = 2 =
T 0,8989

= 9,77163 m/s2

2 2
4 π L 4. 3 ,14 0 ,2
15° = 2 = 2
T 0,9010

= 9,72613 m/s2

2 2
4 π L 4. 3 ,14 0 ,2
20°= 2 = 2
T 0,9040

= 9,66168 m/s2

2 2
4 π L 4. 3 ,14 0 ,2
25° = 2 = 2
T 0,9079

= 9,57886 m/s2

2 2
4 π L 4. 3 ,14 0 ,2
30° = 2 = 2
T 0,9128

= 9,47629 m/s2

2 2
4 π L 4. 3 ,14 0 ,2
35° = 2 = 2
T 0,9185

= 9,35904 m/s2
2 2
4 π L 4. 3 ,14 0 ,2
40° = 2 = 2
T 0,9253

= 9,22199 m/s2

2 2
4 π L 4. 3 ,14 0 ,2
45° = 2 = 2
T 0,9330

= 9,0704 m/s2

B. g dngan PS 2 ( m/det2)

a. Θ = 10°

[ ( )]
2 4 2
4 π ( 0 , 2)
g=
0,8989 ( 10 ) 2 1+
1
22 ( )
sin
10 2 1 32
2
+ 2 . 2 sin
2 4
10
2

= 0,159796 m/s2
b. Θ = 15°

[ ( )]
2 4 2
4 π ( 0 , 2)
g=
0,9010 ( 20 )
1
2 1+ 2 sin
2 ( )
15 2 1 32
2
+ 2 . 2 sin
2 4
15
2

= 0,0687727 m/s2

c. Θ = 20°

[ ( )]
2 4 2
4 π ( 0 , 2)
g=
0,9040 ( 20 )
1
2 1+ 2 sin
2 ( )
20 2 1 3 2
2
+ 2 . 2 sin
2 4
20
2

= 0,0257672 m/s2

d. Θ = 25°

[ ( )]
2 4 2
4 π ( 0 , 2)
g=
0,9079 ( 25 )
2 1+
1
2
2 ( )
sin
25 2 1 3 2
2
+ 2 . 2 sin
2 4
25
2

= 0,0139499 m/s2

e. Θ = 30°
[ ( )]
2 4 2
4 π ( 0 , 2)
g=
0,9128 ( 30 ) 2 1+
1
22 ( )
sin
30 2 1 32
2
+ 2 . 2 sin
2 4
30
2

= 0,0122912 m/s2

f. Θ = 35°

[ ( )]
2 4 2
4 π ( 0 , 2)
g=
0,9185 ( 35 )
2 1+
1
2
2 ( )
sin
35 2 1 32
2
+ 2 . 2 sin
2 4
35
2

= 0,013082 m/s2
g. Θ = 40°

[ ( )]
2 4 2
4 π ( 0 , 2)
g=
0,9253 ( 40 ) 2 1+
1
22 ( )
sin
40 2 1 32
2
+ 2 . 2 sin
2 4
40
2

= 0,00909725 m/s2
h. Θ = 45°

[ ( )]
2 4 2
4 π ( 0 , 2)
g=
0,9330 ( 45 )
1
( )
2 1+ 2 sin
2
45 2 1 32
2
+ 2 . 2 sin
2 4
45
2

= 0,00476015 m/s2
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Hasil Perhitungan


No Sudut Panjang Tali g dngan PS 1 g dngan PS 3
(θ ¿ (m) ( m/det2) ( m/det2)
°
1 10 0, 20 9,77163 0,159796

°
2 15 0,20 9,72613 0,0687727

°
3 20 0,20 9,66168 0,0257672

°
4 25 0,20 9,57886 0,0139499

°
5 30 0,20 9,47629 0,0122912

°
6 35 0,20 9,35904 0,013082

°
7 40 020 9,22199 0,00909725

°
8 45 0,20 9,0704 0,00476015

5.2 PEMBAHASAN
Pada percobaan bandul sederhana yang dilakukan kali ini 8 percobaan
dengan melalukan simulasi di phet. Pada percobaan pertama dengan sudut 10° dan
panjang tali 0,20 m didapatlah hasil g dengan PS 1 ( m/det 2) yaitu 9,77163 dan
hasil untuk g dengan PS 3( m/det 2) 0,159796. Pada percobaan kedua dengan sudut
° 2
15 dan panjang tali 0,20 m didapatlah hasil g dengan PS 1 ( m/det ) yaitu 9,72613
dan hasil untuk g dngan PS 3(m/det 2) 0,0687727. Pada percobaan ketiga dengan
sudut 20° dan panjang tali 0,20 m didapatlah hasil g dngan PS 1 ( m/det 2) yaitu
9,66168 dan hasil untuk g dngan PS 3(m/det2) 0,159796. Pada percobaan
keempat dengan sudut 25° dan panjang tali 0,20 m didapatlah hasil g dngan PS 1
( m/det2) yaitu 9,57886 dan hasil untuk g dngan PS 3(m/det 2) 0,0139499. Pada
percobaan kelima dengan sudut 30° dan panjang tali 0,20 m didapatlah hasil g
dngan PS 1 ( m/det2) yaitu 9,47629 dan hasil untuk g dngan PS 3(m/det 2)
0,0122912. Pada percobaan keenam dengan sudut 35° dan panjang tali 0,20 m
didapatlah hasil g dngan PS 1 ( m/det2) yaitu 9,35904 dan hasil untuk g dngan PS
3(m/det2) 0,013082. Pada percobaan ketujuh dengan sudut 40 ° dan panjang tali
0,20 m didapatlah hasil g dngan PS 1 ( m/det 2) yaitu 9,22199 dan hasil untuk g
dngan PS 3(m/det2) 0,009009725. Pada percobaan kedelapan dengan sudut 45 °
dan panjang tali 0,20m didapatlah hasil g dngan PS 1 ( m/det 2) yaitu 9,0704 dan
hasil untuk g dngan PS 3 (m/det 2) 0,00476015. Menghitung g pada PS 1
menggunakan rumus sebagai berikut:

2
4π l
2
T

Sedangkan untuk menghitung g pada PS 3 menggunakan rumus sebagai berikut:

[ ( )]
2

() 1 32 4 ∝
2
4π l 1 2 ∝
g= 2 1+ 2
sin + . sin
T∝ 2 2 22 42 2

Setelah dilakukannya 8 kali percobaan bandul sederhana dengan


menggunakan simulasi phet dapat ditarik kesimpulan yaitu semakin besar sudut
yang digunakan pada Bandul maka periode yang diperoleh akan semakin besar
juga namun untuk gravitasi nya semakin besar sudut yang digunakan maka
gravitasi yang didapat akan semakin kecil,hal ini dikarenakan semakin lambatnya
gerakan pada bandul tersebut.

Menurut (Siregar et al., 2023) gerakan pada pendulum yang sederhana


(simple model) merupakan bagian yang ditetapkan yang memiliki beberapa buah
massa titik yang kaitkan oleh penggantung yang kaku dan tidak bermasa atau
dengan kata lain (massa tidak dipakai) seperti pada gambar 1. Pada saat bandul
dibenturkan dan diberi simpangan pada saat posisi titik setimbang, dan dipastikan
bandul tersebut akan berosilasi bergerak secara bolak balik melewati posisi
setimbangnya. Selama berosilasi, sebuah bandul akan mempunyai periode,
frekuensi, dan frekuensi sudut. Periode menyatakan banyaknya waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu kali getaran penuh, frekuensi menyatakan
banyaknya getaran yang terjadi tiap satuan detik, dan frekuensi sudut menyatakan
besarnya kecepatan rotasi.

Gambar 1 . Gambaran ilustrasi gaya yang bekerja pada bandul

Menurut (Hamadi & Nugroho, 2015) sistem ayunan (pendulum) sederhana


menunjukkan salah satu dinamika gerak osilasi yang mendasar dan banyak
dijumpai dalam fisika. Gaya gravitasi pada pendulum sederhana diberikan oleh
hukum Newton tentang gaya gravitasi, yang menyatakan bahwa setiap massa
menarik massa lain dengan gaya yang sebanding dengan produk massa keduanya
dan sebaliknya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara mereka. Pada
pendulum sederhana, gaya gravitasi bertindak sepanjang panjang tali atau batang
pendulum dan memiliki dua komponen: komponen radial dan komponen
tangensial. Komponen radial sejajar dengan panjang pendulum dan memberikan
gaya pemulihan yang mengarah ke posisi keseimbangan, sementara komponen
tangensial menyebabkan perubahan arah gerakan

Gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut menyebabkan benda


tersebut bergerak bolak-balik dengan periode tertentu. Sudut awal dan panjang tali
pada pendulum sederhana mempengaruhi periode ayunan pendulum tersebut.
Untuk menentukan gaya gravitasi pada pendulum sederhana dengan sudut yang
berbeda, dapat dilakukan dengan metode ayunan bandul. Sudut amplitudo (sudut
maksimum dari posisi keseimbangan) dari pendulum sederhana dapat
mempengaruhi gaya gravitasi yang bekerja. Saat sudut amplitudo kecil, gaya
gravitasi dapat dianggap konstan karena perubahan sudut yang kecil dapat
diaproksimasi dengan garis lurus. Namun, ketika sudut amplitudo meningkat,
aproksimasi ini tidak lagi valid, dan perubahan sudut harus diperhitungkan.
VI. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan pendulum
sederhana dengan menggunakan phet simulation yaitu:
1. Semakin besar sudut yang digunakan maka semakin besar pula periode yang
diperoleh namun semakin kecil gaya gravitasi yang didapat
2. Percobaan bandul sederhana dengan menggunakan phet simulation dapat
memudahkan praktikan untuk melakukan simulasi karena pada phet
simulation sudah terdapat periode untuk gerakan pada bandul sederhana
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Gani, A. R. F. (2021). Hubungan Antara Variasi Sudut dengan Nilai Periode pada
Bandul Menggunakan Mikrokontroller Arduino. STRING (Satuan Tulisan
Riset Dan Inovasi Teknologi), 6(2), 185.

Hamadi, H., & Nugroho, F. (2015). Penyelesaian Numerik Model Ayunan


Terpaksa Menggunakan Metode Exponential Time Differencing ( ETD ) dan
Karakteristik Dinamika. 5(2), 56–64.

Silaban, B., Panuluh, A. H., & Silaban, B. (2022). Determining the Damping
Factor of the Ruler in Water Using Logger Pro. JPF (Jurnal Pendidikan
Fisika) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 10(2), 113–123.
https://doi.org/10.24252/jpf.v10i2.30808

Siregar, M. F., Abdillah, T., Satria, H., Teknik, F., & Setimbang, K. (2023).
JUPE2: Jurnal Pendidikan & Pengajaran 280. 1(2), 280–287.

Anda mungkin juga menyukai