Anda di halaman 1dari 7

Momen Inersia (M7)

Palupi Piwulangsih
06111940000087 / M7per / 26 September 2019
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA KOMPUTASI DAN SAINS DATA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah gelas yang diletakkan di atas kertas pada sebuah meja, lalu tarik kertas
tersebut dengan cepat. Setelah kertas ditarik, posisi tetap berada di atas meja. Hal ini
menujukkan bahwa terdapat sifat alami yang dimiliki obyek untuk mempertahankan keadaan
diamnya. Pada dasarnya setiap benda memiliki titik pusat massa yang merupakan tempat
tumpuan massa benda tersebut. Dari pengertian di atas, maka setiap benda memiliki momen
inersia yang dapat diketahui besarnya apabila memiliki massa dan bentuk yang beraturan.
Momen inersia adalah besaran turunan yang dipengaruhi oleh jari-jari suatu benda. Besarnya
momen inersa berantung pada kuadrat jarak antara sumbu putar dengan pusta massa benda.
Apabila suatu benda memiliki jari-jari, maka benda tersebut dapat berotasi sehingga
mempunyai kecepatan sudut. Momen inersia inilah yang merupakan sifat sebuah benda untuk
mempertahankan posisinya dari gerak rotasi.

1.2 Permasalahan
1. Bagaimana penerapan Hukum Newto II pada gerak rotasi ?
2. Bagaimana momen inersia pada sistem benda yang berwujud roda sepeda
?

1.3 Tujuan
1. Memperkenalkan penggunaan Hukum Newton II pada gerak rotasi.
2. Menentukan momen inersia system benda berwujud roda sepeda.

BAB II DASAR TEORI ( 2-3 halaman + indeks tiap akhir paragraph )


2.1 Pusat Massa
Dalam ruang bebas,seperti planet-planet pada tata surya kita memiliki letak fokus
masa yaitu titik dalam ruang diantara planet-planet itu yang tidak berhubungan dengan posisi
massa benda tersebut. Bumi memiliki gaya gravitasi yang mengakibatkan sebuah benda
bermassa m memiliki gaya berat yang arahnya selalu menuju ke pusat bumi. Hal ini
mengakibatkan partikel zat yang ada pada benda tersbut juga dipengaruhi oleh gravitasi. Suatu
sistem partikel terdiri dari sejumlah partikel dan dapat dianggap memiliki massa total serta
terletak pada sebuah titik yang disebut pusat massa.
Rumus
(Riani , 2008)

2.2Momen Gaya
Ketika suatu benda bergerak pada lintasan lurus, maka benda tersebut dikatakan
bergerak secara translasi. Akan tetapi, saat benda tersebut bergerak pada lintasan
melingkar, dapat dikatakan benda tersebut bergerak secara rotasi. Untuk membuat suatu
benda berputar pada sumbunya dibutuhkan gaya. Benda yang berotasi tersebut memiliki
besaran yang disebut torsi (lambang) atau momen gaya. Momen gaya adalah hasil kali
antara lengan gaya dan gaya yang saling tegak lurus. Momen gaya merupakan besaran
vektor yang dihasilkan dari perkalian silang antara vector F dan r. Karena momen gaya
termasuk besaran vector, maka arah dari momen gaya tersebut harus diperhatikan. Jika
hanya dipengaruhi oleh satu gaya, maka percepatan sudut sebanding dengan besarnya
gaya dan jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke garis tempat gaya bekerja. Pada umunya
arah momen gaya telah disepakati nilainya. Torsi akan berharga postif saat berputar
searah jarum jam dan bernilai negatif saat berputar berlawanan dengan arah jarum jam.

Torsi = F x r

Dengan Torsi adalah Torsi (momen gaya), F adalah gaya yang bekerja pada lengan gaya,
dan r adalah lenga gaya.
(bing)
2.3Momen Inersia
Momen inersia adalah sifat yang dimiliki benda untuk mempertahankan posinya dari
gerak rotasi atau dapat juga diartikan sebagai ukuran kelembaman benda yang berotasi atau
berputar pada sumbunya. Momen inersia antara satu benda dengan benda yang lainnya
berbeda. Hal ini tergantung pada besarnya massa benda dan besarnya kuadrat jarak benda
dari sumbu putar. Berdasarkan pengertian di atas, besarnya momen inersia dapat dirumuskan
sebagai berikut :

I = m r^2

Dengan I adalah momen inersia , m adalah masa benda, dan r adalah jarak benda dari sumbu
putar.

Momen inersia dimiliki oleh benda yang berwujud teratur maupun benda yang
berwujud tak beraturan. Benda yang berwujud teratur cenderung lebih mudah untuk diketahui
besar momen inersianya dibandingkan benda dengan wujud tak beraturan. Momen inersia
dipengaruhi oleh massa benda, jari-jari dan pusat rotasi. Bentuknya benda yang bermacam-
macam menyebabkan muncul berbagai cara untuk mengetahui besar momen inersia di
masing-masing benda. Ketika besar momen inersia sulit diketahui besarnya, solusinya adalah
dengan mengukur kecepatan sudut karena sumbu tetap dan torsi diketahui, serta menerapkan
Hukum Newton II.

(bing)

2.4Gerak Rotasi dan Gerak Translasi


Rotasi adalah perputaran semua titik pada benda yang bergerak mengitari sebuah
sumbu atau poros benda tersebut. Sebuah benda tegar yang berputar terhadap suatu
sumbu akan tetap diam dalam ruang, sehingga tidak ada energi kinetik yang berkaitan
dengan gerak tranlasi. Yang dimaksud benda tegar adalah benda dengan bentuk tertentu
dengan partikel-partikel pembentuknya berada pada posisi relatif sama. Sehingga saat
berotasi, masing-masing partikel penyusun benda tersebut bergerak mengikuti lintasan.
Gerak suatu benda dimana setiap titik pada benda tersebut menempuh lintasan dan
bentuk yang sama disebut gerak translasi. Pada pergerakan tersebut, terdapat energi yang
berkaitan dengan rotasi pada benda tegar.
(Lalu Amnirullah, 2015)

2.5Hukum Newton II
Saat seseorang mendorong atau menarik gerobak yang penuh dengan semen, maka
orang itu dikatakan memberikan sebuah gaya terhadap gerobak tersebut. Dari kejadian
tersebut diketahui bahwa gerakan suatu benda dihasilkan dari interaksi yang terjadi
terhadap benda-benda di sekelilingnya. Antara gaya dan perubahan antara suatu gaya
dengan benda terdapat analisis yang dikenal sebagai dinamika. Hukum Newton II
berbunyi “Percepatan dari suatu benda sebanding dengan jumlah gaya (resultan gaya) dan
berbanding terbalik dengan massanya”. Gaya yang bekerja dapat dihitung dengan
penjumlahan vektor. Secara matematis, Hukum Newton II dapat dinyatakan sebagai
∑F = m.a
Dengan F adalah gaya yang bekerja pada massa m sehingga didapat percepatan a.
(Jearl Walker, 2014)

2.6Gerak Melingkar
Jarum jam selalu berputar dengan sudut yang sama, misalnya jarum detik yang
berputar 360 derajat selama satu menit. Begitu juga dengan jarum menit dan jam yang
memiliki besaran sudut masing-masing. Hal ini merupakan salah satu contoh benda dengan
gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar adalah gerak suatu benda ketika menempuh

lintasan melingkar dengan kelajuan yang tetap. Yang membedakan gerak melingar

dengan gerak lainnya adalah adanya jarak dari suatu benda ke titik pusat
lingkaran dengan nilai yang selalu tetap. Besaran kecepatan atau kelajuan adalah
tetap, tetapi vektor (arah) selalu berubah atau. Karena besar dan arahnya tetap, besaran vektor
pada gerak melingkar adalah kecepatan sudut. Percepatan pada gerak melingkar tegak lurus
dengan lintasan yang mengakibatkan kecepatan linear berubah-ubah.

rumus
(Dr.Eng Mikrajuddin, 2007)
BAB III METODOLOGI (di modul )
3.1 Alat dan Bahan ( dibuat paragraph berserta fungsinya )
Pada percobaan momen inersia, alat dan bahan yang dipergunakan antara lain roda
sepeda berserta statif satu set yang berperan sebagai objek pecobaan, yang kedua adalah
electric stop clock sebanyak satu buah untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan
beban untuk mencapai jarak h. Alat ketiga yaitu anak timbangan satu set yang digunakan
sebagai beban yang diuji. Lalu, satu buah rollmeter untuk mengukur jari-jari roda, dan satu
buah waterpass untuk memastikan posisi sumbu statif tegak lurus terhadap bidang serta satu
buah tempat beban.

3.2 Skema Rangkaian

3.3 Langkah kerja (kalimat pasif)


Langkah pertama yaitu roda sepeda diatur seperti Gambar 4.10. Lalu, posisi sumbu
statif diperksa agar tegak lurus bidang dengan waterpass. Kemudian tinggi antara beban
dengan lantai ditentukan sebelum benda dilepaskan dari posisi awal. Waktu tempuh beban
untuk mencapai jarak h dicatat dan ulangi percobaan sebanyak lima kali. Selanjutnya,
dengan langkah yang sama, percobaan dilakukan sebanyak tiga kali untuk beban yang
berbeda dan tinggi yang berbeda pula. Cara yang kedua, tali diatur hingga beban tergantung
tepat pada roda, demikian pula dengan posisi sasarannya. Ikuti langkah-langkah percobaan
sebelumnya dan catat jari-jari roda sepeda. Selanjutnya, percobaan yang lain dilakukan
dengan rumus yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai