Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AWAL PRATIKUM FISIKA

MOMEN INERSIA

(M5)

NAMA : Nurhafizah Sabrina

NIM/BP : 2023110075

JURUSAN : TEKNIK MESIN S1

FAKULTAS : FAKULTAS TEKNIK

HARI/TGL : Selasa , 2 April 2024

KELOMPOK : 1B (SATU)

REKAN KERJA : 1. Suci Ramadani (2023110061)

2. Aldi Surya Rifki (2023110044)

3. Surya Dewantara (2023110068)

DOSEN : PUTRI PRATIWI,M.SI

ASISTEN : Irvan Septian Syah

LABORATORIUM FISIKA

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

2024
MOMEN INERSIA

(M5)

Tujuan

1. Mencari titik pusat massa benda dengan metode langsungn


dan tidak langsung
2. Menghitung momen inersia benda tegar dengan metode ayunan
dan matematis

BAB I
LANDASAN TEORI

Pusat massa adalah suatu titik pada benda (sistem) dimana


seluruh massa benda terkumpul pada titik tersebut. Pusat berat
atau disebut titik berat adalah dimana seluruh titik berat benda
berkumpul. Bila benda tersebut berada dalam medan gravitasi yang
sama atau tetap, letak pusat massa akan berimpit dengan pusat
gravitasi pada suatu benda. Pusat gravitasi sebuah benda
memperlihatkan bahwa meskipun benda tersebut berotasi atau
bergerak relatif satu sama lain akan terdapat satu titik yang
bergerak pada lintasan yang sama dengan titik yang dilewati
partikel tersebut. Pusat massa sistem yang berada pada sumbu x
dinyatakan dengan :

m1 x 1 +m2 x 2
x PM =
m1 +m2

Jika benda digantungkan dari titik mana saja maka benda akan
berayun, kecuali ditempatkan sedemikian rupa sehingga pusat
gravitasi berada pada garis vertikal tersebut tepatnya dibawah
titik dimana benda tersebut digantungkan. Pusat gravitasi akan
berada pada perpotongan 2 garis pada benda yang digunakan.
O

0
Pm

Gambar 1. Konsep benda tegar yang digantung pada poros O

Benda tegar dengan bentuk sembarang digantungkan pada suatu


poros O. Jika benda diberi simpangan kecil kemudian dilepas pada
suatu titik maka benda tersebut akan berayun-rayun dengan periode
T.

T = 2π
√ I
mgL

Dengan I adalah momen inersia [kg m2], m adalah massa benda


[kg], g adalah percepatan gravitasi [m/ s2] dan L adalah jarak dari
sumbu putar ke pusat massa benda [m].

Momen Inersia menurut teorema sumbu sejajar adalah :

I = I PM + mL 2

Dengan I PM adalah momen inersia terhadap sumbu putar melalui pusat


massa.

1.Pengertian Momen Inersia

Momen inersia (Satuan SI : kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu


benda atau berotasi terhadap porosnya agar benda tersebut bergerak. Besaran ini
adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan dalam dinamika
rotasi atau kecenderungan sebuah benda dalam mempertahankan keadaanya
terhadap gerak rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan
hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut atau momen gaya dan
percepatan sudut, yang terdapat pada beberapa besaran lain. Meskipun
pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan
pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan
giroskopik. Lambang juga biasanya digunakan untuk merujuk kepada momen
inersia tersebut. Konsep ini diperkenalkan oleh Euler dalam bukunya a Theoria
motus corporum solidorum seu rigidorum pada tahun 1730. Dalam buku tersebut,
dia mengupas momen inersia dan banyak konsep terkait pada buku pintar fisika
tahun 2008.

Pada pembahasan mengenai Torsi, dijelaskan pengaruh torsi terhadap


gerakan benda yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya
terhadap gerakan benda yang berotasi pada benda yang digunakan saat pratikum
kali ini. dalam hal ini, semakin besar torsi, semakin besar juga perubahan antara
kecepatan sudut yang dialami benda tersebut. Perubahan kecepatan sudut atau
disebut juga dengan percepatan sudut suatu benda. Jadi kita bisa mengatakan
bahwa torsi sebanding atau berbanding lurus dengan percepatan sudut benda
tersebut. Perlu diketahui bahwa benda yang berotasi juga memiliki massa benda.

Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa


bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk dapat mempertahankan
kecepatan geraknya. Apabila benda sudah bergerak lurus dengan kecepatan
tertentu maka suatu benda sulit dihentikan jika massa benda itu besar atau disebut
juga dengan muatan yang lebih di contohkan pada truk gandeng yang sedang
bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi yang muatan nya
lebih kecil dibandingkan dengan sebuah truck tersebut. Sebaliknya jika benda
sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika massanya
besar. contohnya jika kita menendang bola tenis meja dan bola sepak dengan gaya
yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat di bandingkan
dengan bola tenis yang beban nya ringan di bandingkan oleh bola tersebut.
Dalam gerak rotasi, “massa” benda tegar dikenal atau di juluki dengan
Momen Inersia alias MI. Momen Inersia dalam Gerak Rotasi mirip dengan massa
dalam gerak lurus. Kalau massa dalam gerak lurus menyatakan ukuran
kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linear (kecepatan linear =
kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam gerak
rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan
sudut (kecepatan sudut atau kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi.
Disebut sudut juga dengan gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut). Makin
besar Momen inersia suatu benda maka semakin sulit membuat benda itu berputar
alias berotasi. Atau sebalinya, benda yang berputar juga sulit dihentikan jika
momen inersianya besar disebut juga dengan beban yang lebih besar.

Momen Inersia Partikel

Sebelumnya kita membahas momen inersia benda tegar, terlebih dahulu


kita pelajari Momen inersia partikel. Kamu jangan membayangkan partikel
sebagai sebuah benda yang berukuran sangat kecil. Sebenarnya tidak ada batas
ukuran yang ditetapkan untuk kata partikel tersebut. Jadi penggunaan istilah
partikel hanya dapat mempermudah pembahasan mengenai gerakan tersebut, di
mana posisi suatu benda digambarkan seperti posisi suatu titik. Konsep partikel
ini kita gunakan dalam membahas gerak benda pada Topik Kinematika (Gerak
Lurus, Gerak Parabola, Gerak Melingkar) dan Dinamika (Hukum Newton). Jadi
benda-benda dianggap seperti partikel partikel yang ada.

Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda tegar. Dalam gerak
lurus dan gerak parabola, misalnya, kita menganggap bahwa benda tersebut
adalah partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda itu memiliki
kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika sebuah mobil
bergerak, misalnya, bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai
kecepatan yang sama. Jadi kita bisa mengganggap mobil seperti partikel partikel
yang ada pada bagian tersebut.
Jadi pada kesempatan ini, terlebih dahulu kita tinjau dengan Momen
Inersia sebuah partikel yang melakukan gerak rotasi. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu kita memahami konsep momen inersia. Setelah membahas Momen
Inersia Partikel, kita akan berkenalan dengan momen inersia benda tegar.benda
tegar itu memiliki bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Jadi untuk membantu
kita memahami momen Inersia benda-benda yang memiliki bentuk dan ukuran
yang berbeda-beda itu, terlebih dahulu kita pahami Momen Inersia partikel.
Bagaimanapun, setiap benda itu bisa dianggap terdiri dari partikel-partikel.
Sekarang mari kita tinjau sebuah partikel yang melakukan gerak rotasi.

gerak rotasi pada sebuah partikel

Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia


melakukan gerak rotasi terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu
rotasi. mula-mula partikel itu diam (kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya F,
partikel itu bergerak dengan kecepatan linear tertentu. Mula-mula partikel diam,
lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan linear) setelah diberikan gaya.
Dalam hal ini benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan tagensial =
percepatan linear partikel ketika berotasi.
Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan
tangensial (at), dengan persamaan Hukum II Newton :

Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai


percepatan sudut. Hubungan antara percepatan tangensial dengan percepatan
sudut dinyatakan dengan persamaan :

Sekarang kita masukan a tangensial ke dalam persamaan di atas :


Perhatikan ruas kiri. rF = Torsi, untuk gaya yang arahnya tegak lurus sumbu
(bandingan dengan gambar di atas). Persamaan ini bisa ditulis menjadi :

mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh r dari
sumbu rotasi. persamaan ini disebut juga dengan menyatakan hubungan antara
torsi, ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk partikel yang berotasi.

Jadi Momen Inersia partikel merupakan hasil kali antara massa partikel itu
(m) dengan kuadrat jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke partikel (r2). Untuk
mudahnya kita untuk melakukan pratikum, bandingkan dengan gambar di atas.

Secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut :


momen
inersia

Momen Inersia Benda Tegar

Secara umum yang kita ketahui, Momen Inersia setiap benda tegar bisa

dinyatakan sebagai berikut :

Momen Inersia Benda Tegar

Benda tegar bisa kita susunan dari banyak partikel yang tersebar di seluruh
bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki
jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah
total momen inersia setiap partikel yang menyusun benda itu.

Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya Beraturan

Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen Inersia (I) setiap partikel
juga bergantung pada massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak (r2) partikel dari
sumbu rotasi. Total massa semua partikel yang menyusun benda atau disebut
dengan massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap partikel yang menyusun benda
tegar berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi. Ada partikel yang berada di
bagian tepi benda benda tersebut, ada partikel yang berada dekat sumbu rotasi,
ada partikel yang bersembunyi di pojok bawah dan ada juga yang terjepit di
tengah . amati gambar di bawah ini :

Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya Beraturan

Ini contoh sebuah benda tegar. Benda-benda tegar bisa dianggap tersusun
dari partikel-partikel. Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam.
Jarak setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda di bandingkan dengan partikel
partikel lainnya. Ini cuma ilustrasi saja. Cara praktis untuk mengatasi hal ini
(menentukan MI benda tegar) adalah menggunakan kalkulus. Lingkaran tipis
dengan jari-jari R dan bermassa M (sumbu rotasi terletak pada pusat)

Lingkaran tipis ini mirip seperti cincin tapi cincin lebih tebal dibandingkan
dengan lingkaran tersebut. Jadi semua partikel yang menyusun lingkaran tipis
berada pada jarak r dari sumbu rotasi. Momen inersia lingkaran tipis ini sama
dengan jumlah total momen inersia semua partikel yang tersebar di seluruh bagian
lingkaran tipis tersebut.
Momen Inersia lingkaran tipis yang berotasi seperti pada gambar di atas,
bisa diturunkan sebagai berikut ini :

Perhatikan gambar di atas. Setiap partikel pada lingkaran tipis berada pada
jarak r dari sumbu rotasi rotasi lainnya. dengan demikian : r1 = r2 = r3 = r4 = r5 =
r6 = R
I = MR2
Ini persamaan momen inersia-nya.
Ada cara lain untuk menurunkan momen inersia benda tegar, selain
menggunakan kalkulus, yakni dengan bantuan teorema sumbu sejajar, teorema
sumbu tegak lurus atau sifat simetri benda tersebut. Prof. Yohanes Surya sudah
menurunkan beberapa momen inersia pada benda tegar, tapi Cuma beberapa
benda tegar saja yang bisa digunakan.

Cincin tipis berjari-jari R,


bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak di tengah-tengah salah satu
diameter)

Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L


(sumbu rotasi terletak pada salah satu garis singgung)
Silinder berongga,
dengan jari-jari dalam R2 dan jari-jari luar R1

Silinder padat
dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada sumbu silinder)

Silinder padat dengan jari-jari R


(sumbu rotasi terletak pada diameter pusat)
Bola pejal dengan jari-jari R
(sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

Kulit Bola dengan jari-jari R


(sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

Batang pejal yang panjangnya L


(sumbu rotasi terletak pada pusat )
Batang pejal yang panjangnya L
(sumbu rotasi terletak pada salah satu ujung)

Balok pejal yang panjangnya P dan lebarnya L


(sumbu rotasi terletak pada pusat; tegak lurus permukaan)
BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1 Alat dan Bahan
1. Statip
Digunakan untuk tempat bergantungnya benda tegar

2. Mistar
Digunakan untuk mengukur panjang sisi benda tegar

3. Benang tebal dengan pemberat


Digunakan untuk mengikat benda atau menggantungkan benda tegar yang
akan di teliti.

4. Stopwatch
Digunakan untuk mengukur waktu
5. Neraca Digital
Digunakan untuk menimbang massa beban

6. Beberapa benda tegar:Papan empat persegi panjang;papan lingkaran;papan


trapesium;dan trapesium berlubang.
Digunakan sebagai objek yang akan diteliti
7. Kertas Milimeter

2.2 Langkah Percobaan / Cara Kerja

A. Mencari pusat massa benda tegar


A.1. Metode tidak langsung
1. Lapisilah satu sisi bidang benda tegar dengan kertas milimeter
2. Kemudian gantungkan benda tegar pada salah satu poros (misal
poros A) pada statip !
3. Setelah itu gantungkan benang dengan pemberat pada poros
tersebut !
4. Selanjutnya tarik garis vertikal yang dibentuknoleh benang dengan
pemberat dari poros tersebut !
5. Lakukanlah percobaan tersebut sebanyak 2 kali dengan 2 poros
yang berbeda (misal B/C/D).
6. Titik potong garis-garis yang terbentuk dari poros-poros tersebut
merupakan titik pusat massa benda.
7. Koordinat pusat massa ditentukan dengan cara mengambil salah
satu titik poros sebagai titik acuan (0,0).
8. Ulangilah untuk benda tegar yang lain

A.2. Metode langsung


1. Ukur panjang sisi-sisi benda tegar
2. Kemudian tentukan titik potong garis berat benda tegar tersebut,
kemudian tentukan koordinatnya ditinjau dari titik asal yang telah
ditentukan sebelumnya (0,0). Titik tersebut merupakan pusat massa
benda.
Catatan: Untuk benda tersusun dari benda-benda lainnya (mis: trapesium), maka
pusat massa merupakan penjumlahan dari pusat massa benda-benda
penyusunnya.

B. Mencari momen kelembaman


B.1. Metode ayunan
1. Timbanglah massa benda terlebih dahulu
2. Kemudian gantungkan benda tegar pada salah satu poros (misal A)
3. Berikan simpangan kecil lalu lepaskan
4. Setelah itu catat waktu yang diberikan untuk n ayunan (ditentukan
oleh asisten)
5. Ulangilah langkah di atas untuk poros benda lainnya (misal
B/C/D).

B.1. Metode matematis


Gunakan persamaan momen inersia yang sesuai dengan bentuk
benda tegar yang digunakan dalam praktikum

2.3. Skema Alat

1. Statip

Gambar 1.1. Statip

2. Mistar

Gambar 1.2. Mistar

3. Benang tebal dengan pemberat


Gambar 1.3. Benang

4. Stopwatch

Gambar 1.4. Stopwatch

5. Neraca Digital

Gambar 1.5. Neraca Digital


6. Beberapa benda tegar:Papan empat persegi panjang;papan lingkaran;papan
trapesium;dan trapesium berlubang.

Gambar 1.6. Benda Tegar

7. Kertas Milimeter

Gambar 1.7. Kertas Milimeter

PERTANYAAN

1. Carilah momen inersia untuk benda tegar benrbentuk segi empat,

lingkaran dan segitiga sama sisi

2. Apabila kita diberi selembar papan kayu dengan bentuk tak beraturan,

martil, paku, dan pendulum. Bagaimana menggunakan alt-alat tersebut

untuk menentukan pusat massa dari papan tersebut

3. Dimana letak pusat massa dan pusat gravitasi bola sepak?

4. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan mekanik?

JAWABAN PERTANYAAN
1. – segi empat
Momen inersia keping berbentuk segi empat berbeda-beda jika sumbu
putarnya diubah. Keping tipis segi empat dengan panjang a dan lebar b,
massa m sumbu X sejajar a dan sumbu Y sejajar b

Jika keping diputar terhadap sumbu X maka momen inersianya adalah


dapat dirumuskan :
I x = m.b 2

Jika keping diputar terhadap sumbu Y maka momen inersianya adalah


dapat dirumuskan :
I y = m.b 2

Jika keping diputar pada titik beratnya z maka momen inersianya adalah
dapat dirumuskan :
I z = m.¿+ b 2 )

- Lingkaran
Momen inersia pelat berbentuk lingkaran berbeda dengan batang tpis,
meskipun sama-sma berbentuk lingkaran. Pada keping (pelat)
berbentuk lingkaran, momen inersianya jika diputar dengan sumbu
putar melalui pusat lingkaran dan garis tengah dinyatakan dengan :
Sumbu putar melalui pusat lingkaran. Momen inersia terhadap sumbu
rotasi melalui pusat lingkaran dan tegak lurus keping, di rumuskan :

I = m.r 2
- Segitiga sama sisi

2. Setiap benda memiliki titik berat. Untuk mencari titik berat dari suatu
benda yang memiliki bentuk yang beraturan maupun tidak beraturan dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana. Perpotongan dua buah garis atau
lebih yang vertikal dapat menemukan titik berat dari suatu benda
3. Letak pusat massa dan pusat gravitasi bola sepak terdapat di bagian tengah
isi dalam bola.

4. Kesetimbangan mekanika adalah kesetimbangan akibat gaya atau tekanan


dengan arah yang berbeda dengan besaran sama.
DAFTAR PUSTAKA

Meriam.J.L. dan L.G. Kraige.Mekanika Teknik Edisi Kedua Statika Jilid I

Versi SI.Jakarta : 2007.

Rahma.2012.”Laporan Lengkap Momen Inersia”,diakses melalui


http://rahmasangpemimpi.blogspot.co.id/2012/03/laporan-lengkap-momen-
inersia.html/ pada tanggal 25 Oktober 2016 Pukul : 17.03 WIB

Eleaning Gunadarma.”Menentukan Momen Inersia”,diakses melalui


http://eleaning.gunadarma.ac.id/docmodul/dinamikateknik/bab 14 menentukan-
momen-inersia. massa.pdf/ pada tanggal 25 Oktober 2016 Pukul : 17.07 WIB

Anda mungkin juga menyukai