Anda di halaman 1dari 6

Momen kelembaman (I)

merupakan sifat fisis dari suatu benda


yang salah satu gerak melingkar
(rotasi). Seperti halnya dengan massa
(m) sifat lembam dari benda terhadap
gerak translasinya, momen
kelembaman juga merupakan sifat
lembam benda terhadap gerak
rotasinya. Setiap benda tegar yang
masing-masing titik partikelnya
bergerak melingkari suatu acuan
tertentu yang berada di luar benda
selalu dapat dicirikan dengan momen
kelembamanya (Giancoli, 2001: 136).
Masalah dasar dari penelitian
ini adalah metode yang sederhana,
tetapi cukup baik untuk mengukur
besar momen kelembaman suatu
benda. Jika kelembaman translasi (m)
diukur dengan membandingkan
massa benda dengan massa standar
(mengunakan neraca atau timbangan
dua lengan), momen, kelembaman (I)
diukur dengan mengayunkan benda
terhadap suatu titik tumpu. Pada
prinsipnya, mengayunkan sama
dengan merotasikan, walaupun tidak
satu putaran penuh. Dengan prinsip
ayunan, rumus momen kelembaman
dapat diturunkan melalui persamaan
gerak yang sederhana. Akan tetapi,
keadaan yang sebenarnya dari ayunan
tidaklah sederhana rumus persamaan
gerak yang dipakai dalam penelitian
ini. Ada dua faktor yang diabaikan
dalam penelitian ini, walaupun
pengaruh kedua faktor ini
menyebabkan ralat total yang nampak
dalam grafik-grafik dan analisisnya.
Agar diperoleh ralat yang kecil, maka
percobaan dilakukan dengan (Stepanus Sahala S.)
2. Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk
mempertahankan posisinya dari gerak rotasi atau dapat juga diartikan seagai ukuran
kelembaman benda yang berotasi atau berputar pada sumbunya. Besar momen inersia
suatu benda berbeda dengan benda lainnya. Hal ini bergantung pada letak sumbu
putarnya. Besarnya momen inersia berbanding lurus dengan massa dan kuadrat jarak
benda terhadap sumbu putarnya.Untuk benda-benda tak beraturan, momen inersia
dicari menggunakan rumus integral.

3. besar partikel dengan massa m1, m2, m3,.....pada jarak r1,r2,r3.....dari sumbu putar.

Apabila diberi nama masing-masing partikel dengan subskrip i, massa partikel ke-i
adalah mi, dan jaraknya dari sumbu pular adalah ri. Partikel tidak harus seluruhnya
berada pada satu bidang, sehingga dapat ditunjukkan bahwa rt adalah jarak legak
lurus dari sumbu terhadap partikel ke-i.
Ketika benda tegar berotasi di sekitar sebuah sumbu tetap, laju Vi dari partikel
ke-i diberikan oleh Persamaan v, = ri ω, di mana ω adalah laju sudut benda. Setiap
partikel memiliki nilai r yang bcrbeda. Tetapi ω yang sama untuk semua (kalau tidak.
benda tidak akan tegar). Energi kinelik uniuk partikel ke-i dinyatakan sebagai
=
.................................. (2.2)
Energi kinetik total benda adalah jumlah energi kinetik dari semua partikelnya adalah
...................(2.3)
Dengan mengeluarkan faktor ω2/2 dari persamaan, didapat :
...................(2.4)
Besaran di dalam kurung , di dapat dengan mengalikan massa masing-masing partikel
dengan kuadrat jarakn ya dari sumbu putar dan menambahkan hasilnya, dinyatakan
dengan I dan disebut sebagai momen inersia. Sehingga momen inersia dapat di
nyatakan sebagai

...................(2.5)
(Sears, Zemansky.1962, 293-294
Dengan I adalah momen inersia, m adalah masa benda dan r adalah jarak benda dari
sumbu putar.
(Lubis Riani, Diktat Kuliah Fisika Dasar 1 UNIKOM, 2008,hal 80-81)
MOMEN INERSIA (M9)

Momen inersia dapat dimiliki oleh setiap benda, manusiapun memiliki


momen inersia tertentu. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagai bentuk
benda, pusat rotasi, jari-jar rotasi, dan massa benda. Pada penentuan momen inersia
bentuk tertentu seperti bola silinder pejal, plat segi empat, atau bentuk yang lain
cenderung lebih mudah dari pada momen inersia benda yang memiliki bentuk yang
tidak beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak bias dihitung jari-jarinya,
sehingga terdapat istilah jari-jari girasi. Jari-jari girasi ini adalah jari-jari dari benda
yang bentuknya tak beraturan dihitung dari pusat rotasinya. Jari-jari girasi inilah yang
membantu pada proses perhitungan jari momen inersia benda, tetapi pada setiap sisi
benda yang tidak beraturan ini yang menyebabkan momen inersia yang tidak
beraturan sulit untuk dihitung.
(Giancolli, 2000, hal 226)

Widya Ningsih
5 November 2014
Nugraha

Caesardi

Rahman

Lutfi

Zulfikar

Nuarisanti

Pendahuluan

etiap benda pasti memiliki titik pusat massa yang merupakan tempat dimana
massa benda bertumpu. Dengan pengertian diatas maka dapat dipastikan bahwa setiap
benda pasti memiliki momen inersia yang besarnya bergantung dari kuadrat jarak
benda dari pusat massa ke sumbu putar dan besarnya massa benda tersebut. Tetapi,
pusat massa setiap benda tidaklah sama. Hal inilah yang menyebabkan besar momen
inersia stiap benda berbeda dengan benda lainnya. Momen inersia merupakan sifat
yang dimiliki oleh sebuahn benda untuk mempertahankan posisinya dari gerak rotasi.
Contoh-contoh penerapan dari momen inersia adalah pemain ski es yang berputar
di ujung sepatu luncurnya, tongkat golf yang hendak diayunkan, pesawat atwood dan
lain-lain. Pesawat atwood adalah alat yang digunkan untuk menjelaskan hubungan
antara tegangan, energi potensial, dan energi kinetic dengan alat dua benda dan dua
pemberat yang memiliki massa yang berbeda dan dihubungkan dengan tali pada
sebuah katrol. Prinsip momen inersia sangat banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya pada benda yang bergerak rotasi. etiap benda memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan keadaan geraknya. Jika dalam keadaan diam benda cenderung untuk
tetap diam. Demikian pula jika benda sedang bergerak lurus beraturan, benda cenderung tetap
bergerak lurus beraturan. Kecenderungan ini disebut inersia dan ukuran kecenderungan ini
dinamakan massa.
Konsep tersebut juga berlaku pada benda yang sedang berotasi , seperti halnya planet-planet di
dalam tata surya memiliki kecenderungan untuk tetap mempertahankan keadaan gerak rotasinya.
Kecenderungan ini disebut momen inersia atau rotasi inersia. Hal ini dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Roda-roda sepeda yang berputar sebenarnya turut membantu pengendara agar sepeda tetap
berdiri. Hal ini dikarenakan roda2 sepeda itu cenderung tetap berputar pada bidang yang sama
sehingga membuat sepeda lebih mudah untuk dikendarai.
Kita telah mengetahui bahwa massa benda hanya bergantung pada jumlah kandungan zat di
dalam benda. Perbedaannya dengan momen inersia yang selain bergantung pada kandungan zat
di dalamnya atau massa benda, juga bergantung pada posisi massa tersebut ke sumbu putarnya.
Semakin jauh posisi massa benda ke pusat rotasinya, semakin besar momen inersia benda
tersebut.

Tetapi dibalik kenyamanan fenomena inersia, hanya ada segelintir orang yang tahu penjelasan
ilmiah di balik fenomena inersia ini. Maka dari itu di dalam laporan ini akan dijelaskan secara
ilmiah setelah melalui praktikum.

Jurnal Praktikum Momen Inersia


02 November 2020

Originally posted 2020

Riani, Lubis. 2008. Fisika Dasar I.

Momen inersia merupakan kelembaman pada sebuah benda yang dirotasikan atau melakukan
rotasi terhadap sumbu tertentu. Momen inersia juga bisa diartikan sebagai besaran tentang usaha
pada sebuah sistem benda untuk menentang gerak rotasinya dan disimbolkan dengan I serta
satuannya berupa kg.m2 pada satuan Internasional. Besaran tersebut dimiliki oleh seluruh sistem
pada benda, khususnya benda padat dengan bentuk apa saja.

Oleh karena itu, momen inersia bisa diartikan sebagai adanya kecenderungan pada suatu sistem
benda yang diam atau berputar, hal itu sebagai reaksi terhadap gaya torsi yang berasal dari luar
(Soedojo, 1985).

Rumus momen inersia dituliskan secara sistematis dengan:

? = ∑?. ?2
r merupakan lambang dari jarak benda dan momen inersia mempunyai satuan kg.m2 (Rully,
2012: 206).

Pada kasus melingkar, sebagian besarnya telah memperlakukan tubuh sebagai partikel sehingga
pada dasarnya semua berputar di dalam suatu lingkaran dengan jari-jari sama. Apabila hal
tersebut tidak realistis, kita seharusnya bisa beranggapan bahwa tubuh akan berputar sebagai
sistem partikel terhubung, yang bergerak pada lingkaran dengan radius berbeda. Cara tersebut
adalah di mana massa tubuh didistribusikan, kemudian akan mempengaruhi perilakunya
(Duncan, 1973: 136).

Massa tubuh yaitu suatu ukuran oposisi yang sudah dibawa atau bawaannya terhadap terjadinya
perubahan gerak secara linier. Ukuran massa pada inersia properti sesuai digunakan untuk gerak
rotasi disebut momen inersia. Kecepatan sudut tubuh yang semakin sulit untuk diubah saat
berputar pada sumbu tertentu.

Hal itu berarti menunjukkan bahwa eksperimen roda dengan sebagian besar massanya di pelek
juga lebih sulit untuk dimulai dan berhenti dengan sendirinya dibandingkan dengan disk uniform
dengan massa sama yang berputar pada sumbu yang sama, pada eksperimen pertama memiliki
momen inersia yang lebih besar.

Begitu juga ketika momen inersia orang yang berada di bangku akan berputar lebih besar pada saat
lengan bangku diperpanjang. Perlu dicatat jika momen inersia merupakan tubuh yang berputar pada
sumbu khusus. Jika sumbu berubah begitu juga momen inersia (Duncan, 1973:137).

https://academia.co.id/

 Date
March 2017

FISIKA DASAR “MOMEN INERSIA”

Dini Istiqomah

Momen gaya merupakan hasil perkalian antara gaya (F) dengan lengan gaya(l). Momen gaya dapat
dibedakan atas tiga macam, yaitu momen lentur, momen puntir (torsi) dan kopel atau sering disebut
sebagai momen kopel. Besaran pada gerak rotasi yang analog dengan massa pada gerak translasi dikenal
sebagai momen inersia(I). Perbedaan nilai antara massa dan momen inersia adalah besar massa suatu
benda hanya tergantung pada kandungan zat dalam benda tersebut, tetapi momen inersia tidak hanya
tergantung pada jumlah zat tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana zat tersebut terdistribusi pada
benda tersebut(Umar,2013). Momen inersia merupakan ukuran kelembaman suatu benda untuk
berputar. Momen inersia partikel dirumuskan sebagai: I = MR² , dengan I = Momen inersia(kg.m²) M =
Massa benda(kg) R = Jarak massa ke sumbu putar (m) Momen inersia bergantung pada bentuk benda,
massa benda, dan letak sumbu putar(Tim Solusi Cerdas,2015). Momen gaya atau torsi terhadap suatu
poros didefinisikan sebagai hasil kali besar gaya F dan lengan momennya. Secara umum momen gaya τ
dirumuskan: τ= F d sin α τ= Momen gaya (Nm) F= Gaya(N) d= Lengan gaya momen(m) α= Sudut antara
gaya dan lengan gaya(Tim Masmedia,2015)

Anda mungkin juga menyukai