Anda di halaman 1dari 95

MODUL FISIKA

KELAS XI

SMAIT IZZUDDIN
PALEMBANG

Penyusun :
Nur Laila, S.Pd

(Untuk Kalangan Sendiri)


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Fisika
untuk siswa/i SMAIT Izzuddin ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul Fisika ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan Pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMAIT Izzuddin. Modul Fisika ini diharapkan dapat membantu siswa/i
dalam mempelajari dan memahami dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap
topik telah ditetapkan indikator dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa/i serta
teori singkat untuk memperdalam pemahaman siswa/i mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Fisika ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan Modul Fisika ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Palembang, Juli 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB 1. KESETIMBANGAN ROTASI DAN BENDA TEGAR..................................................... 1

BAB 2. ELASTISITAS.......................................................................................................................... 14

BAB 3. FLUIDA STATIS..................................................................................................................... 19

BAB 4. FLUIDA DINAMIS ................................................................................................................ 29

BAB 5. SUHU DAN KALOR............................................................................................................... 34

BAB 6. TEORI KINETIK GAS............................................................................................................ 43

BAB 7. TERMODINAMIKA............................................................................................................... 48

BAB 8. GELOMBANG MEKANIK.................................................................................................... 56

BAB 9. GELOMBANG BUNYI........................................................................................................... 64

BAB 10. ALAT-ALAT OPTIK............................................................................................................ 74

BAB 11. GEJALA PEMANASAN GLOBAL.................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 93

iii
BAB 1. KESETIMBANGAN DAN ROTASI
BENDA TEGAR
1. Momen Gaya
Sebuah batang dengan panjang 1 meter, salah satu ujungnya di buat poros dan ujung
lainnya di beri gaya dengan arah seperti gambar :

Apa yang terjadi pada batang jika ditarik dengan gaya F seperti gambar di atas ?
Apa yang terjadi jika gaya F arahnya berlawanan ? apa bedanya dengan yang pertama ?
Panjang batang yang 1 meter di atas disebut sebagai “lengan gaya”. Lengan gaya adalah
jarak antara garis kerja gaya terhadap poros. Maksudnya garis kerja gaya. Garis kerja
gaya adalah garis khayal yang ditarik berhimpit dengan arah kerja gaya, bisa didepan
gaya maupun di belakang gaya seperti contoh berikut!

Lengan gaya selalu tegak lurus garis kerja gaya ! Contoh menentukan lengan gaya :
Buatlah  garis kerja gaya yang berhimpit dengan vektor gaya

Carilah pada salah satu titik pada garis kerja gaya garis tegak lurus yang melalui poros
Garis itulah yang disebut lengan gaya. Berapakah panjang lengan gaya pada gambar di

1
atas ? Hasil kali gaya dengan lengan gaya (garis tegak lurus garis kerja gaya menuju
poros) disebut Momen gaya atau Torsi dengan lambang t . Torsi menyebabkan sistem
berputar. Besar torsi ditentukan oleh komponennya yaitu besar gaya dan panjang lengan
gaya.

τ = F x r atau τ = F . r sin q

q = sudut antara lengan gaya dengan arah gaya.

2. Momen Inersia
Momen Inersia adalah ukuran kelembaman benda dalam gerak melingkar, maksudnya
kelemban adalah sifat untuk mempertahankan kedudukannya. Maksudnya jika benda
sedang diam maka ia akan bertahan untuk diam, sedangkan jika benda sedang berputar
maka dia akan bertahan untuk berputar. Contohnya

Sebuah baling-baling helikopter kalau mau berputar dengan kecepatan


penuh tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama sejak mesin
dinyalakan dari pada waktu yang dibutuhkan oleh baling-baling
helikopter mainan yang begitu saklar di on kan langsung bisa berputar
dengan kecepatan penuh.. Demikian pula jika akan berhenti baling-baling
helikopter beneran membutuhkan waktu yang lebih lama. Mengapa
demikian? ini karena baling-baling helikopter yang sesungguhnya
memiliki massa dan panjang yang lebih besar dari pada baling-baling
helikopter mainan. Ini dikatakan baling-baling helikopter beneran
memiliki momen inersia yang lebih besar.

Jadi momen inersia tergantung dari massa benda dan jarak massa benda ke sumbu putar.
Besar momen inersia dihitung dengan rumus :
1. untuk benda berupa partikel tunggal / titik massa :
I = mr2
2. untuk beberapa partikel/titik massa    :
I = Σ mr2
3. untuk benda tegar (benda utuh) : tergantung sumbu dan bentuknya.

Berikut tabel momen inersia untuk beberapa benda pejal.

2
Dengan keterangan 
m = massa benda (kg)
r = jarak massa benda ke sumbu putar (m)
R = jari –jari benda (m)
l= lengan momen (m)

3
3. Hubungan Momen Gaya Dan Momen Inersia
Hukum II Newton pada gerak linier :
F = m .a
Hukum II Newton pada gerak rotasi yaitu :
τ= I . α
Dengan Keterangan 
α = percepatan anguler (rad/s2)
I = momen inersia (kg m2)
τ = momen gaya (Nm)

4. Momentum Anguler dan Hukum Kekekalan Momentum Anguler


Momentum anguler adalah ukuran tingkat kesukaran benda untuk dihentikan bila
sedang berputar. Besarnya momentum anguler ditentukan oleh momen inersianya dan
kecepatan angulernya. Besar momentum anguler dihitung dengan rumus
L=I.ω
Bila tidak ada gaya yang bekerja pada benda, maka momentum anguler bersifat kekal,
secara matematis dinyatakan dengan :
L1 = L2
I1ω1 = I2ω2,

Dengan keterangan 
L = momentujm sudut (kg m2/s)
I = momen inersia (kg m2 )
ω = kecepatan sudut (rad/s)

sehingga kecepatan anguler benda yang berputar dapat diubah-ubah dengan mengubah
besarnya momen inersia benda.

Inilah yang digunakan oleh penari ice skating sewaktu memutar tubuhnya. Jika ia ingin
putarrannya cepat maka ia akan merapatkan tangan dan kakinya sehingga besar momen
inersia tubuhnya berkurang, maka kecepatan putarnya bertambah, sebaliknya ketika ia
ingin menghentikan putarannya, maka ia akan merentangkan tangan dan kakinya untuk
menambah momen inersia tubuhnya, sehinggakecepatan putarnya berkurang.

4
5. Energi Kinetik Rotasi
Benda yang bergerak translasi memiliki energi kinetik yang besarnya :
EkT = ½ mv2
Benda yang bergerak rotasi memiliki energi kinetik yang besarnya          :
EkR= ½ Iω2
Benda yang menggelinding artinya benda tersebut selama berotasi juga mengalami
translasi, sehingga benda yang menggelinding memiliki energi kinetik translasi dan
energi kinetik rotasi yang besarnya :
Ek = EkT + EkR
Dengan keterangan 
EkT = Energi kinetik Translasi (joule)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
EkR = Energi kinetik rotasi (joule)
I = momen inersia (kg m2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)

6. Titik Berat

         

Pernahkah kamu melihat permainan sirkus seperti gambar di atas..?


Apakah rahasia dari para pemain sirkus sehingga dapat beraksi seperti gambar di atas
tanpa jatuh? Rahasianya adalah titik berat. Apakah titik berat itu? Mari kita pelajari!

5
Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap
terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik
berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol.
Karena itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam
keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya
yang bekerja.

a) Titik berat benda homogen berbentuk tak beraturan


Benda dengan berat w tersusun atas partikel-partikel dengan berat w 1, w2, w3, yang
terletak pada koordinat (x1,y2,z3), (x2,y2,z2), (x3,y3,z3) dan seterusnya.

Letak titik resultan gaya-gaya tersebut  secara umum dapat ditentukan dengan
persamaan :
w1= w2= w3= berat masing-masing
partikel
X1 = letak partikel 1 pada sumbu x
X2 = letak partikel 2 pada sumbu x
X3 = letak partikel 3 pada sumbu x

y1 = letak partikel 1 pada sumbu y


y2 = letak partikel 2 pada sumbu y
y3 = letak partikel 3 pada sumbu y

6
z1 = letak partikel 1 pada sumbu z
z2 = letak partikel 2 pada sumbu z
z3 = letak partikel 3 pada sumbu z

b) Titik berat benda homogen satu dimensi (garis)


Untuk benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap
diwakili oleh panjangnya (satu dimensi) dan titik beratnya dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:

Letak titik resultan gaya-gaya seperti gambar diatas   secara umum dapat ditentukan
dengan persamaan :

l1 = panjang garis 1
  l2 = panjang garis 2

c) Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)

7
Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan
titik berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
A1 = Luas Bidang 1
A2 = Luas bidang 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2
  

Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada
sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan
untuk lingkaran terletak dipusat lingkaran.

Titik berat bidang homegen di perlihatkan pada tabel berikut:

8
d) Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga

9
Letak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat
ditentukan dengan persamaan:

Titik berat benda pejal homogen

V1=Volume Benda 1
V2= Volume Benda 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2

berdimensi tiga
10
Soal Latihan Bab 1 
1. Massa bola bola m1 adalah 100 gr dan massa bola m2 adalah 200 gr.Kedua bola
dihubungkan dengan kawat yang mempunyai panjang 60 cm dan massanya
diabaikan. Sumbu AB terletak ditengah tengah kawat. Momen inersia sistem kedua
bola terhadap sumbu AB adalah....
2. Dua bola masing-masing massanya m 1 = 2 kg dan m2 = 3 kg dihubungkan dengan
batang ringan tak bermassa seperti pada gambar

Jika sistem bola diputar pada sumbu dititik a, maka besar momen inersia sistem bola
adalah....

3. Sebuah titik massa berotasi dengan jari-jari 0,2 m mengelilingi sumbu. Jika massa
titik massa tersebut massanya 3 kg , berapakah momen inersianya ?
4. Perhatikan gambar berikut :

11
Tentukan momen inersia total dengan poros (a) sumbu x, (b) sumbu y !
5. Sebuah bola pejal memiliki massa 2 kg berputar dengan sumbu putar tepat melalui
tengahnya. Jika diameter bola tersebut 30 cm, hitunglah momen inersia bola
tersebut
6. Sebuah roda mobil memiliki massa 20 kg melaju di jalan dengan kecepatan 10 m/s.
jika roda mobil dianggap berbentuk silinder pejal, maka berapakah energi kinetiknya
ketika roda tersebut menggelinding ?
7. Sebuah karton berbentu huruf L dengan ukuran seperti pada gambar di bawah.
Tentukan titik beratnya!

8. Sebuah bola pejal 500g berjari – jari 7 cm dengan momen kelembaman (inersia)


sebesar 0,00098 kg . m2, berputar dengan 30 putaran/detik (put/s) pada sebuah
sumbu yang melalui titik pusatnya. Berapakah :
a. energi kinetik rotasi
b. momentum sudut.

9. Sebuah roda bermassa 6 kg dengan radius girasi 40 cm, berputar dengan kecepatan
300 rpm. Tentukan momen inersia dan energi kinetik rotasi roda tersebut!

12
10. Seorang anak dengan kedua lengan berada dalam pangkuan sedang berputar pada
suatu kursi putar dengan 1,00 putaran/s. Ketika ia merentangkan kedua lengannya,
ia diperlambat sampai 0,40 putaran/s. Tentukan perbandingan dari :

a. momen inersia gabungan (anak dan kursi) sebelum dan sesudah kedua lengannya
direntangkan

b. energi kinetik sebelum dan sesudahnya

BAB 2. ELASTISITAS
1. Elastisistas
Elastisistas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnnya segera
setelah gaya luar yang diberikan kepada benda dihilangkan (dibebaskan)
a. Tegangan
Tegangan adalah gaya yang bekerja pada permukaan seluas satu satuan
F
σ=
A
σ = tegangan (Nm-2)
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)

b. Regangan
Regangan adalah pertambahan panjang suatu benda per satuan panjang benda mula-
mula akibat adanya tegangan tarik
e=∆ l/l 0

13
∆l = pertambahan panjang pegas (m)
l0= panjang pegas mula-mula (m)
E = regangan

c. Modulus elastis
Modullus elastis atau yang disebut dengan modulus Young didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.
σ F/A F . l0
E= = =
e ∆ l /l 0 ∆ l . A
E = modulus elastis (Nm-2 atau Pa)

2. Hukum Hooke
Sebuah pegas diregangkan dengan gaya tarik F sehingga pegas itu bertambah panjang
sebesar x. Hukum Hooke yang dinyatakan oleh Robert Hooke berbunyi “jika gaya tarik F
tidak melampaui elastisistas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus
(sebanding ) dengan gaya tariknya”

Secara matematis hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut


F = k . x atau k = F/x
F = gaya tarik pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)

3. Energi Potensial Pegas


Energi potensial pegas merupakan usaha yang dilakukan gaya tarik pegas F newton
selama memanjangnya pegas sejauh x meter. Secara matematia energi potensial pegas
dinyatakan sebagai:

14
Ep = ½ F . x = ½ k . x . x = ½ k . x2
Ep = energi potensial pegas (Joule)

4. Susunan Pegas
a. Susunan seri

Prinsip susunan seri beberapabuah pegas aalah sebagai berikut


1) Gaya tarik yang dialami tiap pega sama besarnya, dan gaya tarik ini sama dengan
gaya tarik yang dialami pegas pengganti
F1 = F2 = . . . . =F
2) Pertambahan panjang pegas seri x, sama dengan total pertambahan panjang tiap-
tiap pegas

x=x 1 + x2 + ….+ x 3

3) Kebalikan tetapan pegas pengganti seri sama dengan total dari kebaali9kan tiap-
tiap tetapan pegas

1 1 1 1 1
=∑ = + + +… .
ks k1 k1 k2 k3

b. Sususnan paralel

Prinsip susunan paralel beberapa buah pegas adalah sebagai berikut


15
1) Gaya tarik pada pegas pengganti sama dengan total agay tarik pada tiap pegas
F = F1 + F2 + F3
2) Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya, dan pertambahan panjang ini
sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti
x1 = x 2 = x 3
3) Tetapan pegas pengganti paralel sama dengan total dari tetapan tiap-tiap pegas
yang disusn paralel
Kp = ∑ki = k1 + k2 + k3

Soal Latihan Bab 2 


1. Sebuah pegas dengan panjang mula-mula 10 cm,kemudian diberi beban ternyata
panjang pegas sekarang menjadi 12 cm. Maka pegas mengalami regangan
sebesar?

2. Kawat berpenampang 16 mm2 panjangnya 80 cm ditarik dengan gaya 40 N


sehingga panjang bertambah 0,5 mm. Modulus elastisitas kawat adalah?

3. Sebatang logam mempunyai panjang 1 m dan luas penampang 2 cm 2. Ujung-ujung


batang ditekan dengan gaya 200 N, sehingga panjang berkurang sebesar 1 cm.
Besar modulus elastisitas logam tersebut adalah ?

4. Sepotong pegas yang digantung dan diberi beban 0,1 kg, ternyata mengalami
pertambahan panjang sebesar 2 cm. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s 2 ,
maka nilai konstanta pegas tersebut adalah ?

5. Untuk meregangkan sebuah pegas sebesar 4 cm diperlukan usaha sebesar 0,16


joule. Untuk meregangkan pegas itu sebesar 2 cm diperlukan gaya sebesar?
16
6. Seutas kawat yang memiliki luas penampang 5 mm 2 diberikan gaya F = 10 N,
panjang kawat mula-mula = 8 cm dan setelah ditarik bertambah 0,08 cm.
Regangannya adalah ?

7. Jika pegas diberikan gaya sebesar 400 N dan mengalami pertambahn panjang
sebsar 4 cm, maka tetapan pegasnya adalah ?

8. Seutas kawat panjangnya 72 cm dan luas penampangnya 4 mm2. Kawat tersebut


ditarik oleh gaya 2,8 N sehingga panjangnya bertambah 0,06 cm. Modulus
elastisitas kawatnya adalah ?

9. Dua buah pegas dengan konstanta masing-masing 300 Nm -1 dan 600 Nm-1 disusun seri
kemudian digantungkan sebuah benda yang menyebabkan susunan pegas bertambah
panjang 5 cm. Massa benda tersebut adalah?
10. Sebuah tali berdiameter 20 mm dengan panjang 30 cm salah satu ujung diikat pada suatu
bidang, ketika ujung yang lain ditarik dengan gaya sebesar 44 N sehingga panjang tali
menjadi 40 cm. hitung:
a. tegangan
b. regangan
c. modulus elastis / modulus young

11. Sebuah pegas diberi beban 2 kg dan digantung vertikal pada sebuah statif. Jika
pegas bertambah panjang 4 cm maka perubahan energi potensial elastis pegas
tersebut adalah… g = 10 m/s

17
BAB 3. F L U I D A STATIK
1. Pengertian Fluida.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida
dapat mencakup zat cair atau gas. Antara zat cair dan gas dapat dibedakan :
 Zat cair adalah Fluida yang non kompresibel (tidak dapat ditekan) artinya tidak
berubah volumenya jika mendapat tekanan.
 Gas adalah fluida yang kompresibel, artinya dapat ditekan.
Pembahasan dalam bab ini hanya dibatasi sampai fluida yang non kompresibel saja.
Bagian dalam fisika yang mempelajari tekanan-tekanan dan gaya-gaya dalam zat cair
disebut : HIDROLIKA atau MEKANIKA FLUIDA yang dapat dibedakan dalam :
 Hidrostatika : Mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang
diam.
 Hidrodinamika : Mempelajari gaya-gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang
bergerak (Juga disebut mekanika fluida bergerak). Pembahasan dalam bab ini hanya
dibatasi sampai Hidrostatika saja.

2. Massa Jenis.
Massa jenis benda-benda homogen biasa didefinisikan sebagai : massa persatuan volume
yang disimbolkan dengan .
18
m
= V

Dengan keterangan 
m = massa (kg)
V = volume (m3)
 = massa jenis(kg/m3)

3. Tekanan Hidrostatika
Tekanan hidrostatis adalah Tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair. Tekanan adalah
Gaya per satuan luas yang bekerja dalam arah tegak lurus suatu permukaan. Tekanan
disimbolkan dengan : P
F
P= A
Dengan keterangan 
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (m2)
P = Tekanan (N/m2)

Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki tekanan yang sama besar, tetapi berbeda-beda
sesuai dengan ketinggian titik tersebut dari suatu titik acuan.

Jadi Tekanan Hidrostatika (Ph) didefinisikan :


Ph =  . g . h

Dengan keterangan 
 = rapat massa zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi zat cair diukur dari permukaan zat cair sampai ke titik/bidang yang diminta

19
Ph = Tekanan Hidrostatika (N/m2)

1 atm = 76 cm Hg
1 atm = 105 N/m2 = 106 dyne/cm2

4. Gaya Hidrostatika (Fh)


Besarnya gaya hidrostatika (Fh) yang bekerja pada bidang seluas A adalah :
Fh = Ph . A =  . g . h . A
Fh =  . g . h . A

Dengan keterangan 
Fh = gaya hidrostatika (Newton)

5. Hukum Pascal
Bunyinya : Tekanan yang bekerja pada fluida di dalam ruang tertutup akan diteruskan
oleh fluida tersebut ke segala arah dengan sama besar. Contoh alat yang berdasarkan
hukum Pascal adalah : Pompa Hidrolik. Perhatikan gambar bejana berhubungan di
bawah ini.

F1 F 2
=
A1 A2
F 1. A2=F 2 . A 1

6. Hukum Utama Hidrostatis


20
Bunyinya : Tekanan hidrostatis pada sembarang titik yang terletak pada bidang
mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan setimbang adalah sama.
(Ph) di A = (Ph) di B = (Ph) di C

Hukum utama hidrostatika berlaku pula pada pipa U (Bejana berhubungan) yang diisi
lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur.
(Ph)A = (Ph)B
1h1 + 2h2 = 3h3

Percobaan pipa U ini biasanya digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair.

7. Paradoks Hidrostatis
Segala bejana yang mempunyai luas dasar (A) yang sama dan berisi zat cair dengan
ketinggian yang sama pula (h). Menurut Hukum Utama Hidrostatis : Tekanan hidrostatis
pada dasar masing-masing bejana adalah sama yaitu :
Ph =  . g . h
Paradoks Hidrostatis : Gaya hidrostatis pada dasar bejana tidak tergantung pada
banyaknya zat cair maupun bentuk bejana, melainkan tergantung pada :
a. Massa jenis zat cair.
b. Tinggi zat cair diatas dasar bejana.
c. Luas dasar bejana.
Jadi gaya hidrostatis pada dasar bejana-bejana tersebut sama yaitu :
Fh =  . g . h . A

8. Hukum Archimedes
Bunyinya : Bila sebuah benda diletakkan di dalam fluida, maka fluida tersebut akan
memberikan gaya ke atas (FA) pada benda tersebut yang besarnya = berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut. Benda di dalam zat cair ada 3 macam keadaan :
a) Benda tenggelam di dalam zat cair.

21
Berat zat cair yang dipindahkan = mc . g

= c . Vc . g

Karena Volume zat cair yang dipindahkan = Volume benda, maka :


= c . Vb . g

Gaya keatas yang dialami benda tersebut besarnya :


FA = c . Vb . g
Dengan keterangan 
b = Rapat massa benda
c = Rapat massa zat cair
W = Berat benda
Ws = Berat semu
FA = Gaya ke atas
Vb = Volume benda
Vc = Volume zat cair yang dipindahkan

Benda tenggelam maka : FA  W

c = b
c . Vb . g = b . Vb . g

Selisih antara W dan FA disebut Berat Semu (Ws)


Ws = W - FA

b) Benda melayang di dalam zat cair.

22
Benda melayang di dalam zat cair berarti benda tersebut dalam keadaan setimbang.
FA = W
c . Vb . g = b . Vb . g
c = b

Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot = Wtot
c . g (V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 + W4 +…..

c) Benda terapung di dalam zat cair.

Misalkan sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus
tersebut akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :
FA > W
c . Vb . g > b . Vb . g
c > b

Selisih antara W dan FA disebut gaya naik (Fn).

23
Fn = FA - W
Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :
FA’ = W
c . Vb2 . g = b . Vb . g

Dengan keterangan 
FA’ = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair (N)
Vb1= Volume benda yang berada dipermukaan zat cair (m3)
Vb2= Volume benda yang tercelup di dalam zat cair (m3)
Vb= Vb1 + Vb2

9. Kohesi dan Adhesi


a) Kohesi :
Adalah gaya tarik menarik antara partikel-partikel suatu zat yang sejenis. Misalnya : gaya
tarik menarik yang terjadi pada air, besi dan sebagainya. Makin kuat kohesi ini, makin
kuat bendanya (tidak mudah berubah bentuknya). Berarti kohesi molekul-molekul zat
padat dari kohesi molekul-molekul zat cair dari kohesi molekul-molekul zat gas.

b) Adhesi
Adalah gaya tarik menarik antara partikel-partikel dari zat yang berbeda/tak sejenis.
Contoh : Kapur tulis yang melekat pada papan.
kohesi molekul-molekul air lebih kecil dari adhesi
molekul-molekul air dan kaca (meniskus cekung).
Kohesi molekul-molekul air raksa lebih besar dari adhesi
Air Hg molekul-molekul air raksa dan kaca (meniskus cembung).

10. Sudut Kontak ()


Sudut kontak yaitu sudut yang dibatasi oleh 2 bidang batas (a) dinding tabung dan (b)
permukaan zat cair.
Dinding tabung : sebagai bidang batas antara zat cair dan tabung.
Permukaan zat cair : Sebagai bidang batas antara zat cair dan uapnya ( = 1800)
Bila zat cair tersebut air dan dindingnya gelas maka :
24
0    900
Karena adhesinya lebih besar dari kohesi.
Bila zat cair tersebut air raksa, maka :
900    1800
Karena kohesinya lebih besar dari adhesi.

11. Tegangan Permukaan


Sebagai akibat dari adanya kohesi zat cair dan adhesi antara zat cair-udara diluar
permukaannya, maka pada permukaan zat cair selalu terjadi tegangan yang disebut
tegangan permukaan. Karena adanya tegangan permukaan inilah nyamuk, jarum, pisau
silet dapat terapung di permukaan zat cair meskipun massa jenisnya lebih besar dari zat
cair. Tegangan permukaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
F
= L

Dengan keterangan 
F = Gaya yang bekerja (N)
L = Panjangnya batas antara benda dengan permukaan zat cair(m)
 = Tegangan permukaan (N/m)
Ingat! 
Untuk benda berbentuk lempeng : panjang batasnya = kelilingnya.
Untuk benda berbentuk bidang kawat : panjang batasnya = 2 x kelilingnya.
Untuk benda berbentuk kawat lurus, juga pada lapisan tipis (Selaput mempunyai 2
permukaan zat cair) panjang batasnya = 2 x Panjang (L).

12. Kapilaritas
Yaitu suatu gejala turun atau naiknya zat cair dalam pembuluh yang sempit, jika
pembuluh yang kedua ujungnya terbuka ini dimasukkan tegak lurus ke dalam bak yang
berisi zat cair. Sedang pembuluh sempit tersebut tersebut disebut pipa kapiler.
Kenaikan/penurunan permukaan zat cair dalam kapiler dapat dirumuskan sebagai
berikut :
2 . γ . cos θ
y = ρ. g . r
Dengan keterangan 
25
y = Kenaikan/penurunan zat cair dalam kapiler
 = Tegangan permukaan zat cair (N/m)
 = Sudut kontak
 = Massa jenis zat cair (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
r = Jari-jari kapiler (m)

13. Hukum Archimedes Untuk Gas


Balon Udara.
Sebuah balon udara dapat naik disebabkan adanya gaya ke atas yang dilakukan oleh
udara. Balon udara diisi dengan gas yang lebih ringan dari udara mis : H 2, He sehingga
terjadi peristiwa seolah-olah terapung. Balon akan naik jika gaya ke atas FAWtot (berat
total) sehingga :
Fn = FA - Wtot
FA = ud . g . Vbalon
Wtot = Wbalon + Wgas + Wbeban
Wgas = gas . g . Vbalon

Dengan keterangan 
FA = Gaya ke atas (N)
Fn = Gaya naik (N)
gas = Massa jenis gas pengisi balon (kg/m3)
ud = Massa jenis udara = 1,3 kg/m3
W = Berat (N)
V = Volume (m3)

26
Soal Latihan Bab 3 

1. Apa yang dimaksud dengan fluida statis? Berikan 5 contoh penerapan dari fluida
statis!
2. Kapilaritas adalah suatu gejala turun atau naiknya zat cair dalam pembuluh yang
sempit, berikan 5 contoh penerapan dari kapilaritas!
3. Berikan penjelasan mengapa pesawat terbang dapat mengudara?
4. Apa yang terjadi ketika kertas dan batu di celupkan ke dalam zat cair? Berikan
penjelasannya!
5. Apabila sebuah kapal selam menyelam sedalam 60 m, berapa besar tekanan yang
dialami kapal selam tersebut. (Rapat massa air laut = 1,03 g/cm 3).
6. Gaya besarnya 5 N pada penghisap yang kecil dari suatu pompa hidrolik dapat
mengangkat beban beratnya 600 N yang terdapat pada penghisap yang besar. Jika
penghisap yang kecil berpenampang 400 cm2, berapakah luas penampang yang
besar ?
7. Sebuah benda mempunyai berat 100 N di udara dan 60 N di minyak (Rapat
massanya 0,8 g/cm3). Hitung massa jenis benda tersebut!

27
8. Sebatang kayu yang massa jenisnya 0,6 g/cm 3 terapung di dalam air. Jika bagian kayu
yang ada di atas permukaan air 0,2 m3, tentukan volume kayu seluruhnya!
9. Gaya hidrostatis pada dasar bejana tidak tergantung pada banyaknya zat cair
maupun bentuk bejana, melainkan tergantung pada apa saja?
10. Sebuah pipa kapiler berdiameter 0,4 mm dicelupkan ke dalam air yang massa
jenisnya 1.000 kg/m³. Tegangan permukaan air yang dialami adalah 10⁻²N/m dan
sudut kontak 30⁰. Jika g = 10 m/s², maka kenaikan air dalam pipa kapiler sebesar?

BAB 4. FLUIDA DINAMIS


1. Aliran Fluida
Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu :
1) Aliran laminar / stasioner / streamline.
2) Aliran turbulen

Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner / streamline bila setiap partikel yang melalui
titik tertentu selalu mempunyai lintasan (garis arus) yang tertentu pula. Partikel-partikel
yang pada suatu saat tiba di K akan mengikuti lintasan yang terlukis pada gambar di
bawah ini. Demikian partikel-partikel yang suatu saat tiba di L dan M. Kecepatan setiap
partikel yang melalui titik tertentu selalu sama. Misalkan setiap partikel yang melalui K
selalu mempunyai kecepatan vK. Aliran yang tidak memenuhi sifat-sifat di atas disebut
aliran turbulen.

K L
M N
28
Pembahasan dalam bab ini di batasi pada fluida ideal, yaitu fluida yang imkompresibel
dan bergerak tanpa mengalami gesekan dan pada aliran stasioner.

2. Debit
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, misalnya v meter per detik. Penampang
tabung alir seperti terlihat pada gambar di atas berpenampang A, maka yang dimaksud
dengan debit fluida adalah volume fluida yang mengalir persatuan waktu melalui suatu
pipa dengan luas penampang A dan dengan kecepatan v.

v
Q = ∆ t atau Q = A . v

Dengan keterangan 
Q = debit fluida (m3/s2)
A = luas penampang tabung alir (m2)
V = kecepatan alir fluida (m/s)

3. Persaman Kontinuitas
Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1 adalah penampang lintang tabung alir di a.
A2 = penampang lintang di c. v1 = kecepatan alir fluida di a, v2 = kecepatan alir fluida di c.

Partikel – partikel yang semula di a, dalam waktu t detik berpindah di b, demikian


pula partikel yang semula di c berpindah di d. Apabila t sangat kecil, maka jarak a-b
29
sangat kecil, sehingga luas penampang di a dan b boleh dianggap sama, yaitu A 1.
Demikian pula jarak c-d sangat kecil, sehingga luas penampang di c dan di d dapat
dianggap sama, yaitu A2. Banyaknya fluida yang masuk ke tabung alir dalam waktu t
detik adalah :
.A1.v1. t
dan dalam waktu yang sama sejumlah fluida meninggalkan tabung alir sebanyak .A2.v2.

t.
Jumlah ini tentulah sama dengan jumlah fluida yang masuk ke tabung alir sehingga :
.A1.v1. t = .A2.v2. t
Jadi :
A1.v1 = A2.v2

Persamaan ini disebut : Persamaan Kontinuitas


A.v yang merupakan debit fluida sepanjang tabung alir selalu konstan (tetap sama
nilainya), walaupun A dan v masing-masing berbeda dai tempat yang satu ke tempat
yang lain. Maka disimpulkan :
Q = A1.v1 = A2.v2 = konstan

4. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli merupakan persamaan pokok hidrodinamika untuk fluida
mengalir dengan arus streamline. Di sini berlaku hubungan antara tekanan, kecepatan
alir dan tinggi tempat dalam satu garis lurus. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa
jumlah tekanan, energi kinetik per satuan volume dan energi potensial persatuan volume
selalu bernilai sama pada setiap titik sepanjang garis arus. Hubungan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
P1 + ½ .v12 +  g h1 = P2 + ½ .v22 +  g h2
Dengan Keterangan 
P1 dan P2 = tekanan yang dialami oleh fluida (N/m2)
v1 dan v2 = kecepatan alir fluida (m/s)
h1 dan h2 = tinggi tempat dalam satu garis lurus (m)
 = Massa jenis fluida
30
g = percepatan grafitasI

5. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang


Kita akan membahas gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan
persamaan Bernoulli. Untuk itu, kita anggap bentuk sayap pesawat terbang sedemikian
rupa sehingga garis arus al;iran udara yang melalui sayap adalah tetap (streamline.
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan
sisi bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
menyebabkan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v 2 > v1).

Gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :


F1 – F2 = ½  A(v22 – v12)
Dengan keterangan 
 = massa jenis udara (kg/m3)

31
Soal Latihan Bab 4 

1. Apa yang dimaksud dengan fluida dinamis? Berikan 3 contoh penerapannya!


2. Jelaskan gaya angkat yang terjadi pada pesawat terbang!
3. Air yang mengalir dalam sebuah pipa yang berdiameter 6 cm berkecepatan 1,5
m/det. Berapa kecepatan air dalam pipa yang berpenampang dengan diameter 3 cm,
jika pipa ini dihubungkan dengan pipa pertama!
4. Pipa dengan penampang 2 cm2 dialiri air dengan keceapatan 2 m/s. Ditanyakan :
Berapa cm3 dapat dialirkan tiap menit. Berapa kecepatan alir air bila pipa
dihubungkan dengan pipa yang berpenampang 1 cm2?
5. Sebuah pipa panjang memiliki penampang berbeda pada empat bagian. Luas
penampang pipa berturut-turut pada bagian 1, bagian 2, bagian 3 adalah 150 cm 2,
100 cm2 dan 50 cm2. Laju aliran air pada bagian 1 adalah 8 m/s. Sedangkan pada
bagian 4 adalah 4,8 m/s. Tentukanlah debit airnya!
6. Sebuah pipa air memiliki dua penampang yang berbeda. Diameter masing-masing
penampang adalah 15 cm dan 10 cm. Jika laju aliran pada penampang yang kecil
adalah 9 m/s. Berapakah laju aliran pada penampang yang besar ?
7. Tiap sayap sebuah pesawat terbang memiliki luas penampang 25 m 2. jika kelajuan
udara bagian bawah sayap adalah 50 m/s dan pada bagian atasnya 70 m/s.

32
Tentukanlah berat pesawat itu. (anggap pesawat terbang mendatar pada kelajuan
tetap pada ketinggian di mana massa jenis udara sama dengan 1 kg/m 2, juga anggap
semua gaya angkat dihasilkan oleh kedua sayap).
8. Suatu pipa mengalirkan air dengan debit 0,2 m3/s. Massa air yang keluar dari pipa
tersebut selama 5 s adalah ?
9. Perhatikan gambar disamping!
Besar kecepatan air yang mengalir pada penampang 1
(v1) jika besar v2 = 10 m/s adalah ?
10. Sebuah selang dengan luas penampang 2 cm 2 mengalirkan air dengan kecepatan 4
m/s. Selang tersebut diarahkan vertikal dan ujungnya diperkecil hingga luas
penampangnya menjadi 12 kalinya. Tinggi maksimum yang dapat dicapai air adalah?

BAB 5. SUHU DAN KALOR

1. Pengertian Suhu
Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat ( padat, cair, gas ) yang
mengalami perubahan jika suhunya berubah. Sensitivitas benda terhadap perubahan
suhu dinamakan sifat termometrik zat. Perubahan termometrik zat antara lain
( perubahan volume, perubahan wujud, perubahan daya hantar listrik, dan perubahan
warna.

2. Mengukur Suhu
Alat mengukur suhu berdasarkan sifat-sifat termometrik dinamakan thermometer.
Zat cair yang mempunyai sifat termometrik yang baik adalah air raksa dan alkohol,
karena raksa dan alkohol dapat memuai secara linier jika terjadi kenaikan suhu. Zat cair
yang digunakan untuk mengisi tabung termometer adalah raksa, karena raksa memiliki
kelebihan dibandingkan dengan zat cair lain, diantaranya :
a. Memiliki titik beku terendah ( -390C ) dan titik didih ( 3570C ).
b. Memiliki kenaikan volume yang teratur pada saat terjadi perubahan suhu
c. Tidak membasahi kaca yang ditempati, karena memiliki gaya kohesi besar sehingga

33
pengukuran suhu lebih akurat
e. Mudah dilihat, karena warnanya putih seperti perak ( mengkilat )

Pada pengukuran dengan menggunakan termometer, suhu suatu zat yang diukur
sama besar dengan skala yang ditunjukkan oleh termometer saat terjadi kesetimbangan
termal antara zat dengan termometer. Skala termometer dibedakan menjadi skala
Celcius, skala Fahrenhait, skala Reamur dan skala Kelvin.

Perbandingan skala termometer Reamur, Celcius, Fahrenhait dan Kelvin


R C F K
80 100 212 373

0 0 32 273

R : C : ( F – 32 ) = 80 : 100 : 180
R : C : ( F – 32 ) = 4 : 5: 9

3. Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena suhunya dinaikkan.
Umumnya suatu zat baik padat, cair dan gas bila dipanaskan akan memuai, kecuali air

a. Pemuaian zat padat


Zat padat yang dipanaskan akan mengalami pemuaian panjang, pemuaian luas, dan
pemuaian volume.
1) Muai panjang
Lo
34
Lt ∆L

∆L = Lo α ∆T

Lt = Lo + Lo α ∆T
Lt = Lo ( 1+ α ∆T )
Keterangan:
∆L = pertambahan panjang batang ( m )
Lo = panjang batang mula-mula ( m )
Lt = panjang batang estela suhu naik ( m )
α = koefisien muai panjang ( / 0C )
∆T= kenaikan suhu ( 0C )
2) Muai luas
Jika suatu benda berbentuk bidang dinaikan suhunya, maka sisi-sisi bidang
tersebut ( panjang dan lebar ) akan bertambah panjang.

∆A = Ao β ∆T

At = Ao + Ao β ∆T
At = Ao ( 1+ β ∆T )
Keterangan:
∆A = pertambahan luas ( m2 )
Ao = luas bidang mula-mula ( m2 )
At = luas bidang setelah suhu naik ( m2 )
β = koefisien muai luas ( / 0C )
∆T= kenaikan suhu ( 0C )

3) Muai volume
Jika suatu benda berbentuk tiga dimensi jika diberi kalor selain bertambah
panjang dan lebar juga akan bertambah tinggisehingga benda tersebut
mengalami pemuaian volume.
35
∆V = Vo γ ∆T

Vt = Vo + Ao γ ∆T
Vt = Vo ( 1+ γ ∆T )
Keterangan:
∆V = pertambahan volume ( m3 )
Vo = volume mula-mula ( m3 )
Vt = volume setelah suhu naik ( m3 )
γ = koefisien muai volume ( / 0C )
∆T= kenaikan suhu ( 0C )\

b. Pemuaian zat cair


Untuk air ketika dipanaskan dari suhu 00C sehingga mencapai suhu 40C, volumenya akan
menyusut. Massa air tidak berubah selama penyusutan, sehingga massa jenis mencapai
maksimum pada suhu 40C, dimana suhu air minimum. Pada suhu diatas 40C air akan
memuai jika dipanaskan. Sifat pemuaian air yang tidak teratur inilah dinamakan anomali
air.

c. Pemuaian gas
Gas hanya mempunyai muai ruang saja dan besar koefisien muai ruangnya sama untuk
semua jenis gas yaitu:
1
γgas = 273

Ada 3 besaran yang harus diperhatikan pada pemuaian gas, yaitu tekanan, suhu dan
volume.

P 1V 1 P 2V 2
=
T1 T2

Jika berlangsung pada suhu tetap

36
P1 V1 = P2 V2

Jika berlangsung pada volume tetap

P1 P2
=
T1 T2

Jika berlangsung pada trkanan tetap

V1 V2
=
T1 T 2

4. Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan suhu. Kalor
berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Benda yang menerima
kalor suhunya akan naik, sedangkan benda melepas kalor suhunya akan turun.
Besarnya kalor yang di serap atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus dengan:
massa benda ( m ), kalor jenis benda ( c ), dan perubahan suhu (∆T ).

Jadi besar kalor yang dilepaskan atau diserap secara matematis:

Q = m c ∆T

Keterangan:
m = massa benda ( kg )
c = kalor jenis ( J/kg K atau kal/gr C )
∆T = kenaikan suhu ( 0C )
Dalam satuan SI satuan kalor adalah Joule.
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 0C air
yang massanya 1 gram.

37
a. Kapasiras Kalor ( C )
Kapasitas kalor adalah perbandingan antara jumlah kalor yang diterima benda dengan
kenaikan suhu atau banyak panas yang diperlukan untuk menaikan sejumlah zat
tertentu sebesar satu derajat celcius atau satu kelvin.

Q
C = ΔT

Keterangan:
C = kapasitas panas ( J/K )
Q = kalor ( J )
∆T= kenaikan suhu ( K )

b. Kalor jenis ( c )
Merupakan perbandingan antara kapasitas kalor dengan massa benda atau banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu derajat celcius dari satu kilogram zat
tersebut.

C Q
=
c = m mΔT
Keterangan:
C = kapasitas panas ( J/K )
Q = kalor ( J )
∆T= kenaikan suhu ( K )
c = kalor jenis benda ( J/kgK )
Kalor jenis hanya tergantung pada jenis benda tersebut, sehingga masing-
masing benda mempunyai kalor jenis yang berbeda-beda.

HUKUM KEKEKALAN ENERGI UNTUK KALOR


Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat berubah
dari satu bentuk energi kebentuk energi lainnya. Hukum kekekalan energi kalor dapat
diamati dengan menggunakan kalorimeter. Kalorimeter adalah alat digunakan untuk
mengukur kalor.

38
Menurut Azaz Black adalah jumlah kalor yang dilepas ( Q L ) = jumlah kalor yang diterima
( QT )

Qlepas = Qterima
( m c ∆T )lepas = ( m c ∆T )terima

Pengaruh Kalor terhadap Wujut Benda


Apabila sejumlah es di dalam tabung gelas dipanaskan terus menerus, maka es akan
melebur menjadi air, kemudian air akan menguap menjadi gas. Sebaliknya jika air di
dinginkan maka air akan membeku menjadi es. Hal tersebut menunjukkan bahwa air
mengalami perubahan wujud. Pada peristiwa melebur, menguap, dan menyublim selalu
dibutuhkan kalor. Pada peristiwa membeku, mengembun, dan menyublim selalu
dilepaskan kalor. Pada saat terjadi perubahan wujud , suhu zat tetap. Kalor yang
diperlukan oleh tiap satuan massa zat untuk mengubah wujudnya dinamakan kalor laten
dan suhu yang terjadi selama perubahan wujud zat dinamakan suhu transisi.

5. Perpindahan Kalor.
Perindahan kalor dibedakan menjadi 3 macam.
a. Perindahan kalor secara konduksi
Perpindahan kalor melalui zat perantara ( logam ) dengan tidak disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut secara permanen dinamakan hantaran
atau konveksi. Laju perindahan kalor secara konduksi tergantung pada panjang, luas,
jenis bahan, dan perubahan suhu
Banyaknya kalor yang dapat berpindah selama waktu t adalah:

39
Q ΔT
=kA
t L
Keterangan:
Q = banyaknya kalor ( J )
t = selang waktu ( sekon )
∆T= perubahan suhu ( K )
L = panjang batang ( m )
A = luas penampang ( m2 )
k = koefisien konduksi termal zat ( J/msK )

b. Perindahan kalor secara konveksi


Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel
zatnya, yang biasanya perjadi pada zat cair dan gas.
Q
=hA ΔT
t
Keterangan:
Q = banyaknya kalor ( J )
t = selang waktu ( sekon )
∆T= perubahan suhu ( K )
A = luas penampang ( m2 )
h = koefisien konveksi termal ( J/sm2C )

c. Perindahan kalor secara radiasi


Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor dari pancaran sinar matahari
ke bumi.
Q
=eσ AT 4
t
Keterangan:
Q = banyaknya kalor ( J )
t = selang waktu ( sekon )
e = emitivitas permukaan (0 ≤ e ≤ 1 )
σ = konstanta Stepan-Boltman ( watt/ m2K4 )
T = suhu mutlak ( K )

40
A = luas permukaan benda ( m2)

Soal Latihan Bab 5 

1. Sebutkan skala yang ada pada termometer!


2. Sebutkan dan jelaskan pemuaian pada zat padat, zat cair dan zat gas!
3. Nyatakan 68 F dan 5 F pada skala Celcius dan Fahrenhait!
4. Suhu dalam skala derajat Celcius menunjukkan angka 600C. Tentukan skala yang
ditunjukkan oleh Reamur, Fahrenhait dan Kelvin.
5. Suatu termometer A mempunyai titik beku air 20 0A dan titik didih air 2200A. Bila
suatu benda diukur dengan termometer Celcius suhunya 45 0C, Berapa suhu yang
ditunjukkan oleh termometer A.
6. Suhu tubuh seorang yang sedang sakit panas mencapai 40 0C Berapa suhu ini jika
dinyatakan dalam skala Fahrenhait.
7. Panjang sebuah tembaga adalah 1,0 meter pada suhu 20 0C. Jika koefisien muai
tembaga 17 x 10-6/C, dan batang tembaga itu lebih pendek dari 1,0 mm tentukan suhu
pada saat itu.
8. Luas suatu bidang kaca pada malam hari yang bersuhu 20 0C adalah 2000 cm2,
koefisien muai panjang gelas 8 x 10-6/C. Pada siang hari bidang kaca itu bertambah
luas 32 mm2. Tentukan suhu kaca pada siang hari tersebut.
9. Jika kalor jenis es 0,5 kal/grC, tentukan kalor yang diperlukan untuk menaikan 50
gram es dari -450C menjadi -50C

41
10. Sebuah besi beton memiliki panjang 2 m dan luas penampang 20 cm 2 serta
perbedaan suhu antara kedua ujungnya 1200C. Jika koefisien termal besi 4,6 J/ms 0C.
Tentukan jumlah kalor yang dipindahkan tiap satuan waktu!

BAB 6. TEORI KINETIK GAS


1. Gas Ideal
Untuk menyederhanakan permasalahan teori kinetik gas diambil pengertian tentang gas
ideal :
1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom ataupun molekul-molekul ) dalam
jumlah yang besar sekali.
2. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah random/sebarang.
3. Partikel-partikel tersebut merata dalam ruang yang kecil.
4. Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar dari ukuran partikel-partikel, sehingga
ukurtan partikel dapat diabaikan.
5. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila bertumbukan.
6. Tumbukan antara partikel ataupun antara partikel dengan dinding terjadi secara
lenting sempurna, partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap
licin dan tegar.
7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.

Pada keadaan standart 1 mol gas menempati volume sebesar 22.400 cm 3 sedangkan
jumlah atom dalam 1 mol sama dengan 6,02 x 1023 yang disebut bilangan avogadro (N o)
Jadi pada keadaan standart jumlah atom dalam tiap-tiap cm 3 adalah :

42
23
6 ,02 x 10
=2 , 68 x 1019 atom/cm 3
22. 400
Banyaknya mol untuk suatu gas tertentu adalah hasil bagi antara jumlah atom dalam gas
itu dengan bilangan Avogadro.
N
n=
N0
Dengan keterangan 
n = jumlah mol gas
N = jumlah atom
No = bilangan Avogadro (6,02 x 1023)

2. Tekanan Gas Ideal


Persamaan tekanan gas ideal dirumuskan sebagai berikut:
2
1 Nm V
P= .
3
V
Karena EK = ½ mv2, persamaan ini menunjukkan hubungan antara tekanan dengan
energi kinetik atom atau partikel, maka persamaan tersebut dapat ditulis
2 N 1
P= . mV 2
3
V
2

2 N
P= . Ek
3
V
Dengan keterangan 
P = tekanan gas (N/m2)
m = massa atom (kg)
v = kecepatan atom (m/s)
V = volume gas (m3)

3. Persamaan Gas Ideal


Keadaan Gas Ideal memenuhi persamaan :
P . V = N. k .T
atau
N m
n= n=
P . V = n R T dengan N 0 atau Mr

43
Dengan keterangan 
T = Suhu mutlak
k = Konstanta Boltman = 1,38 x 10-23 joule/K
P = tekanan mutlak gas ideal (N/m2 )
V = volume gas (m3)
T = suhu mutlak gas (K)
n = jumlah molekul gas (mol)
m = massa partikel gas
Mr = massa molekul relatif gas
R = konstanta gas umum = 8,31 x 103 M/mol K= 0,0821 Lt.atm/mol K

Persamaan gas sempurna yang lebih umum, ialah dinyatakan dengan persamaan :
P.V
=n . R
T
Jadi gas dengan massa tertentu menjalani proses yang bagaimanapun perbandingan
antara hasil kali tekanan dan volume dengan suhu mutlaknya adalah konstan. Jika proses
berlangsung dari keadaan I ke keadaaan II maka dapat dinyatakan bahwa :
P1 . V 1 P2 . V 2
=
T1 T2
Persamaan ini sering disebut dengan Hukum Boyle-Gay Lussac.

4. Energi Alam Gas Ideal


Setiap partikel gas selalu bergerak dengan energi kinetik :
3
EK = k T
2
Besarnya energi kinetik untuk N buah partikel dinyatakan dengan :
3 3
EK = Nk T atau EK = n R T
2 2

5. Kecepatan Partikel Gas Ideal


Telah kita ketahui bahwa energi kinetik untuk setiap partikel gas ideal sebesar:

44
3 3
EK = Nk T atau EK = n R T
2 2
3
EK = Nk T
2
1 3
m v 2= Nk T
2 2
2 3 kT
v=
m

v=
√ 3 kT
m
Dengan demikian kecepatan partikel gas dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

v=
√ 3 kT
m
atau v=
√ 3 nRT
m
atau v=
√ 3 RT
Mr
Rumus kecepatan partikel gas ideal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
2
1 Nm V
P= . 3 pV
V
2
3 v=
→ Nm

Oleh karena
V 1
= , maka v= 3 p
Nm ρ ρ √
ρ = massa jenis gas ideal (kg/m3)

45
Soal Latihan Bab 6 

1. Sebutkan faktor-faktor yang dialami gas ideal pada proses adiabatik!

2. Sebutkan faktor-faktor yang dialami gas ideal pada proses isotermik!

3. Carilah kecepatan molekul gas methana pada suhu -120 o C bila massa molekulnya 16
gram/mol!

4. Berapakah kecepatan molekul gas Methana pada suhu 37 o C. Massa molekul gas
methana 16 gram/mol!

5. Carilah kecepatan rata-rata molekul oksigen pada suhu 0 0 c dan tekanan 76 cm Hg


bila massa jenis oksigen pada kondisi ini 1,429 kg/m. (g = 9,8 m/s2)!

6. Tentukanlah energi kinetik sebuah atom gas Helium pada suhu 27 0 C. k = 1,38 x 10-23
joule/atom.0K!
7. Tentukan energi kinetik dari 1 gram gas Amonia pada suhu 27 0 C Massa molekul
Amonia adalah 17 gram/mol!

8. Tentukan energi kinetik rata-rata gas monoatomik pada suhu 600 K!


46
9. Sejumlah gas dalam ruang tertutup dengan suhu 27oC. Agar energi kinetik partikel gas
poliatomik dalam ruang tersebut menjadi 5 kali semula, maka suhu gas harus dinaikkan
menjadi?

10. Di dalam ruang tertutup terdapat gas yang tekanannya 80 x 105 N/ m2. Jika massa jenis
gas tersebut adalah 6 kg/ m3, berapakah kecepatan efektif tiap partikel gas tersebut?

BAB 7. TERMODINAMIKA

1. Usaha dan Proses dalam Termodinamika


a) Usaha Sistem pada Lingkungannya
Usaha luar ( W ) adalah Usaha yang dilakukan oleh sistem terhadap sekelilingnya
terhadap sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa gesekan
dipanaskan ( pada tekanan tetap ) ; maka volume akan bertambah dengan V.

Usaha yang dilakukan oleh sistem gas dirumuskan:

Dengan keterangan 
W = usaha yang dilakukan oleh sistem (gas),
P = tekanan gas (konstan),
V2 = volume akhir (m3)
47
V1 = volume awal (m3)

b) Usaha pada Berbagai Proses Termodinamika


Beberapa proses dalam termodinamika antara lain, proses isotermal, proses isokhorik,
proses isobarik, dan proses adiabatik.
Proses isotermal

Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap. Proses ini
mengikuti hukum Boyle, yaitu : PV = konstan. Untuk menghitung usaha yang dilakukan
oleh sistem, kita tentukan dahulu persamaan tekanan sebagai fungsi volume
berdasarkan persamaan keadaan gas ideal, yaitu:
Pv = nRT
Dengan menggunakan rumus umum usaha ynag dilakukan oleh gas diperoleh:

Proses isokhorik

Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada volume tetap. Karena
gas tidak mengalami perubahan volume, maka usaha yang dilakukan oleh gas sama nol.
Perumusannya adalah sebagai berikut:
W = P (∆V) = P(0) = 0
Proses isobarik

48
Proses isobarik adalah proses Perubahan keadaan sistem pada tekanan tetap. Usaha
yang dilakukan oleh gas dirumuskan sebagai berikut :

Proses adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya kalor yang
masuk ke atau keluar dari sistem (gas), yaitu Q = 0. Pada proses adiabatik terjadi
perubahan suhu, tekanan, dan volume. Proses ini mengikuti rumus Poisson sebagai
berikut:

Dengan:

Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) hanya mengubah energi dalam, sebab sistem
tidak menerima ataupun melepas kalor. Besarnya usaha yang dilakukan oleh sistem
dapat ditentukandengan rumus :

2. Hukum I Termodinamika
Hukum I termodinamika menyatakan bahwa sejumlah kalor (Q) yang diterima dan usaha
(W) yang dilakukan suatu gas dapat digunakan untuk menambah energi dalam (∆U).

 Jika sistem melakukan usaha, nilai W bertanda positif


 Jika sistem menerima usaha, nilai W bertanda negatif
49
 Jikasistem menerima kalor, nilai Q bertanda positif
 Jika sistem melepas kalor, nilai Q bertanda negatif.

a) Hukum 1 Temodinamika pada proses-proses Termodinamika
Proses isotermis
∆T = 0 →∆U = 0
Q=W
Proses isokhorik
∆V = 0 →W = 0
Q = ∆U
Proses isobarik
∆p = 0 →W = ∆p
Q = ∆U + W
Proses adiabatik
∆Q = 0 →∆U = -W
T1V1Ɣ = T2V2Ɣ
b) Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor (C) suatu zat adalah banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk
menaikkan suhu suatu zat sebesar 1 kelvin. Secara matematis ditulis:

Kapasitas kalor untuk proses isokhorik(volume tetap (C v))

Kapasitas kalor pada proses ispbarik (tekanan tetap (CP))

Dari kedua persamaan di dapat :

3. Siklus Termodinamika
a) Perngertian Siklus
50
Siklus adalah serangkaian proses yang dimulai dari suatu keadaan awal dan berakhir
pada keadaan awalnya.
b) Siklus Carnot
Siklus carnot yang disebut siklus ideal ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Siklus Carnot dibatasi oleh garis lengkung isotherm dan dua garis lengkung adiabatik.
Hal ini memungkinkan seluruh panas yang diserap ( input panas ) diberikan pada satu
suhu panas yang tinggi dan seluruh panas yang dibuang ( panas output ) dikeluarkan
pada satu suhu rendah.
 Kurva ab dan cd masing-masing adalah kurva pengembangan dan pemampatan
isoteremis.
 Kurva bc dan da masing-masing adalah kurva pengembangan dan pemampatan
adiabatik.

Dengan keterangan 
Q1 = kalor yang diserap dari reservoir bersuhu tinggi (J)
Q2 = kalor yang dilepas ke reservoir bersuhu rendah (J)

Efisiensi siklus carnot dapat dicari dengan :

Dengan keterangan 
T1 = suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu reservoir bersuhu rendah (K)

4. Hukum II Termodinamika

51
Hukum I termodinamika menyatakan bahwa energi adalah kekal, tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan. Energi dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke bantuk
lain. Hukum II termodinamika membatasi perubahan energi mana yang dapat
berlangsung dan perubahan energi mana yang tidak dapat berlangsung. Pembatasan ini
dapat dinyatakan dengan berbagai
cara, yaitu:
1) Rudolf Clausius (1822 – 1888) menyatakan rumusan Clausius tentang hukum II
termodinamika dengan pernyataan aliran kalor. Kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan
dalam arah kebalikannya.
2) Hukum II termodinamika dinyatakan dalam entropi: Total entropi jagat raya tidak
berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel
terjadi.
3) Kelvin dan Planck menyatakan rumusan yang setara sehingga dikenal rumusan
Kelvin-Planck tentang hukum II termodinamika tentang mesin kalor. Tidak mungkin
membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah sluruhnya menjadi usaha luar.

a) Pengertian entropi
Secara umum proses ireversibel meyebabkan kehilangan sejumlah kalor, tetapi tidak
seluruhnya sehinga mesin masih mampu melakukan usaha. Bagian kalor yang hilang
dapat dinyatakan dengan suatu variabel keadaan termodinamika baru yang disebut
entropi. Entropi adalah suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat
diubah menjadi usaha. Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami suatu proses
reversibel dengan menyerap sejumlah kalor Q maka kenaikan entropi ∆S dirumuskan
oleh:

Perubahan emtropi ∆S hanya tergantung pada keadaan akhir dan keadaan awal. Proses
reversibel tidak mengubah total entropi dan jagat raya, tetapi setiap proses ireversibel
selalu menaikkan entropi jagat raya.

b) Mesin pendingin (refrigerator)


52
Kalor dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan
usaha pada sistem. Peralatan yang bekerja secara ini disebut mesin pendingin
(refrigerator), contohnya lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC) Ukuran
penampilan sebuah mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien daya guna (koefisien
perfomansi) yang diberi lambang Kp.

Kulkas dan pendingin ruangan memiliki koefisien perfomansi dalam jangkauan 2 sampai
dengan 6. Semakin tinggi nilai Kp, semakin baik mesin pendingin tersebut.

Soal Latihan Bab 7 

1. Sebutkan dan jelaskan proses pada termodinamika!

2. Diagram P−V dari gas helium yang mengalami proses


termodinamika ditunjukkan seperti gambar disamping! 
Usaha yang dilakukan gas helium pada proses ABC
sebesar?

3. Suatu gas yang massanya 3 kg dinaikkan suhunya dari -20 0 C menjadi 800 C melalui
proses isokhorik. Hitunglah penambahan energi dalam gas tersebut, bila diketahui
cp = 248 J/kg 0K, cv = 149 J/kg 0K

4. Satu mol karbon monoksida dipanaskan dari 15 0 C menjadi 160 C pada volume tetap.
Massa molekulnya 28,01 gram/mol. c p = 1,03 x 103 J/kg. 0 K dan  = 1,40 . Hitunglah
penambahan energi dalam!

5. Volume gas pada suhu 200 C mengembang secara adiabatik sehingga volumenya
menjadi 2 kali volume mula-mula. Tentukanlah temperatur akhirnya bila  =1,4 !

53
6. Pada suatu prose tertentu diberikan panas sebanyak 500 kalori ke sistem yang
bersangkutan dan pada waktu yang bersamaan dilakukan pula usaha mekanik
sebesar 100 joule terhadap sistem tersebut. Berapakah tambahan energi dalamnya ?

7. Berapakah effisiensi suatu mesin yang menerima 200 kalori dari sebuah reservoir
bersuhu 400 oK dan melepaskan 175 kalori ke sebuah reservoir lain yang bersuhu
320 oK. Jika mesin tersebut merupakan mesin carnot berapakah effisiensinya?

8. Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga


memuai, seperti terlihat pada gambar. Besar usaha yan
dilakukan gas adalah.... (1 atm =105 N/m2).

9. Kalor sebanyak 2000 Joule ditambahkan pada sistem dan lingkungan melakukan
usaha 2500 Joule pada sistem. Perubahan energi dalam sistem adalah?

10. Suatu gas ideal berada di dalam wadah bervolume 3 liter pada suhu 270C. Gas itu
dipanaskan dengan tekanan tetap 1 atmosfer sampai mencapai suhu 2270C. hitung
kerja yang dilakukan gas!

54
BAB 8. GELOMBANG MEKANIK

1. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak.
Gelombang yang dapat merambat melaui medium disebut gelombang mekanik.
Gelombang yang tidak merambat melalui medium artinya gelombang tersebut dapat
merambat melalui vakum (hampa udara). Gelombang in idisebut gelombang
elektromagnetik.

2. Gelombang Transversal Dan Gelombang Longitudinal


a. Gelombang Tranversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus
terhadap arah perambatannya. Contoh : gelombang tali dan gelombang air.

55
Berikut beberapa istilah yang digunakan dalam gelombang transversal
Puncak gelombang : titik tertinggi pada gelombang (misal a dan e)
Dasar gelombang : titik terendah pada gelombang (misal c dan g)
Bukit gelombang : daerah lengkungan oab atau def
Lembah gelombang : daerah lengkungan bcd atau fgi
Amplitudo (A) : nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai
partikel
(misal aa1 atau cc1)
Panjang gelombang (λ) : Jarak antara dua puncak berurutan (nisal ae) atau jarak
dua
dasar yang berurutan (misal cg)
Periode (T) : selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua
puncak
berurutan atau dua dasar yang berurutan

b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan
arah perambatannya. Pada gelombang longitudinal yang merambat adalah
rapatan dan regangan. Contoh : gelombang bunyi.

56
Pada gelombang longitudinal, panjang gelombang (λ) jarak antara dua rapatam
atau antara dua regangan yang berdekatan. Jarak antara satu rapatan dan satu
regangan yang berdekatan sama dengan setengah panjang gelombang (1/2 λ)

3. Panjang Gelombang, Cepat Rambat Gelombang, Periode, Dan Frekuensi


Gelombang
1. Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang selama satu
detik.
2. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu
periode
3. Periode adalah waktu yang diperlukan oleh satu gelombang untuk melewati
sebuah titik tetap
4. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang lewat melalui sebuah titik tetap per
detik

Hubungan antara cepat rambat gelombang, panjang gelombang, periode


gelombang dan frekuensi gelomabng adalah

v
λ= atau λ=v . T
f

λ
v= atauv =λ . f
T

λ = panjang gelombang (m)


v = cepat rambat gelombang (m/s)
T = periode gelombang (s)
57
f = frekuensi gelombang (Hz)

4. Gelombang berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang mekanik yang memiliki amplitudo konstan
disetiap titik yang dilalui gelombang.

Persamaan umum gelombang berjalan yaitu

y= A sin (ωt−kx)

ω=2 πf


k=
λ

y = simpangan getaran di titik yang berjarak x dari titik asal getaran (m)
A = amplitudo getaran di titik asal (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu yang diperlukan titik asal untuk bergetar (s)
k = bilangan gelombang (/m)
x = jarak titik pada tali dari titik asal getaran (m)
5. Kecepatan Dan Percepatan Partikel Pada Gelombang Berjalan
1. Kecepatan partikel (v) di suatu titik yang berjarak x dari titik asal setelah titik
asal bergetar 1 sekon adalah turunan fungsi simpangan y terhadap waktu t, jadi

v=ω A cos (ωt ±kx )

58
2. Percepatan partikel (a) adalah runan dari fungsi kecepatan partikel vy terhadap
t, jadi

a=−ω 2 A sin( ωt−kx )ataua=−ω 2 . y

6. Sudut Fase, Fase Dan Beda Fase Pada Gelombang Berjalan


Fase gelombang dapat di definisikaan sebagai bagian atau tahapan
gelombang.persamaan simpangan gelombang berjalan :

y= A sin ( ωt ± kx )= A sin [2 π ( Tt ± xλ )]

Sudut [2 π ( Tt ± xλ )] dinamakan sudut fase dan dinotasikan dengan θ, jadi sudut fase
θ=¿

Sudut fase dapat ditulis juga sebagai

θ=2 πφ

Dengan φ dinamakan fase

t x
φ= ±
T λ

Perhatikan gambar berikut

Misalkan pada saat titik O telah bergetar selama t sekon. Fase partikel p yang
berjarak x1 dari O adalah
59
t x
φ 1= ± 1
T λ

Dan fase φ yang berjarak x2 dari O adalah


t x2
φ 2= ±
T λ

Beda fase antara partikel Q dan P adalah

∆ φ= ( t x2
±
T λ )(t x1
− ±
T λ )
7. Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner terjadi karena interfernsi terus menerus antara gelombang
datang dan gelombang pantul, yang berjalan dengan arah berlawanan dan memiliki
amplitudo dan frekuensi yang sama. Gelo,mbang stasioner disebut juga gelombang
berdiri, gelombang diam atau gelombang tetap.

a. Gelombang stasioner oleh pemantulan pada ujung terikat


Misalkan seutas tali salah satu ujungnya (A), digetarkan harmonik naik turun
sehingga ujung lainnya (B) didikat kuat sehingga partikel B tidak dapat bergerak.
Titik B ini disebut ujung terikat. Perhatikan gambar berikut

Di ujung B gelombang yang merambat dari A akan dipantulkan kembali dengan


arah perambatanmenuju A. Dengan kata lain dua gelombang diatas merambat
dengan arah yang berlawanan. Simpangan resultan y dari gelombang diatas di
dapat dengan menjumlahkan y gelombang datang dan y gelombang pantul,
sehingga persaam simpangannya menjadi
y=2 Asin kx . cos ωt

Letak titik simpul dan perut pada ujung terikat


60
 Titik simpul didefiniskan sebagai titik yang memiliki amplitudo gelombang
stasionernya paling kecil (minimum)
 Titik perut di definisikan sebagai titik yang memiliki amplitudo gelombang
stasionernya paling besar (maksimum)

Secara umum letak simpul ke ( n +1) dari ujung terikat adalah


λ
X n+1=2 n x dengan n=0 , 1, 2 ,3 ,… .
4
Sedangkan letak perut ke (n +1) dari ujung terikat adalah
λ
X n+1=(2n+ 1) x dengan n=0 , 1, 2 ,3 ,… .
4
Perhatikan! Simpul atau perut ke-1, n = 0, perut atau simpul kedua, n = 1, dan
seterusnya
b. Gelombang stasioner oleh pemantulan pada ujung bebas
Misalkan seutas tali salah satu ujungnya (A), digetarkan harmonik naik
turunsedang ujung lainnya (B) bebas bergerak. Titik B ini disebut ujung bebas.

Hasil superposisi gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas
adalah
y=2 A cos kx . sin ωt

Letak titik simpul pada ujung bebas yaitu,


λ
X n+1=(2n+ 1) x dengan n=0 , 1, 2 ,3 ,… .
4

Letak perut pada ujung bebas yaitu,


λ
X n+1=2 n x dengan n=0 , 1, 2 ,3 ,… .
4

61
Soal Latihan Bab 8 

1. Jelaskan perbedan gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik!


2. Jelaskan bagaimana suatu gelombang dikatakan sefase!
3. Cepat rambat gelombang yang dihasilkan sebuah tali yang digetarkan dengan
panjang gelombang 10 m dan frekuensi 5 Hz adalah?
4. Persamaan sebuah gelombang transversal yang berjalan sepanjangf tali,
menghasilkan simpangan sebesar
y=12 sin(100 πt−20 πx )
Tentukan :
a. Cepat rambat gelombang
b. Panjang gelombang
5. Suatu gelombang berjalan merambat melalui permukaan air dengan data seperti
pada diagram!
6. Bila AB ditempuh dalam waktu 8 s, teentukan persamaan gelombangnya!

62
Bila AB ditempuh dalam waktu 8 s, teentukan persamaan gelombangnya!

BAB 9. GELOMBANG BUNYI

1. Pengertian Bunyi
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Bunyi yang ditimbulkan oleh suatu
sumber bunyi merambat didalam ruang dari sumber bunyi itu ke segala arah.
Telinga manusia dapat mendengar bunyi yang mempunyai frekuensi 20 Hz- 20.000
Hz yang dinamakan audiosonik. Frekuensi bunyi dibawah 20 Hz dinamakan
infrasonik dan di atas 20.000 Hz dinamakan ultrasonik. Bunyi dapat merambat
melalui gas, zat cair dan zat padat. Gelombang bunyi pada ketiga zat tersbut
merupakan gelombang longitudinal

2. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Dawai (Senar)


Gelombang yang merambat pada dawai merupakan gelombang transversal yang
stasioner. Cepat rambat gelombang bunyinya dirumuskan sebagai:

v=
√ F
μ

63
v = cepat rambat gelombang (m/s)
F = tegangan tali (N)
μ = massa persatuan panjang tali (kg/m)

3. Sumber-Sumber Bunyi
a. Dawai (Senar)
Gitar, kecapi, dan biola merupakan contoh alat-alat musik yang menggunakan
dawai (senar) sebagai sumber bunyi.
 Frekuensi Nada Dasar
Disebut juga sebagai harmonik kesatu. Nada dasar dihasilkan jika dawai
dipetik atau digesek di tengah-tengah dawai. Pada nada dasar ini terjadi 2
simpul dan 1 perut.

Pada nada dasar terjadi ½ gelombang, sehingga panjang dawai sama dengan
½ panjang gelombang
1
l= λ dan λ=2 l
2
v
Dari persamaan f =
λ
, maka frekuensi nada dasar dirumuskan

dengan

f 0=
v
2l
atau f 0=
1
2l √ F
μ
l = panjang dawai (m)
fo = frekuensi nada dasar (Hz)

 Frekuensi Nada Atas Pertama


Disebut juga sebagai harmonik kedua. Nada atas perrtama dihasilkan bila
dawai dipetik atau digesek pada jarak ¼ panjang dawai dari salah satu ujung
dawai. Pada dawai terjadfi 3 simpul dan 2 perut.

64
Pada dawai terjadi 1 gelombang, sehinggapanjang dawai sama dengan 1
panjang gelombang.
l= λ
Frekuensi nada atas pertama dirumuskan dengan
v
f 1= atau f 1 =
l
1
l √ F
μ
 Frekuensi Nada Atas Kedua
Disebut juga harmonik ketiga. Frekuensi nada atas kedua dihasilkan
apabiladawai dipetik atau digesek pada jarak 1/6 panjang dawai dari salah
satu ujung dawai. Pada dawai terjadi 4 simpul dan 3 perut

3 2
l= λ atau λ= l
2 3
3v 3
f 2= atau f 2= √ F / μ.
2l 2l

 Peerbandingan Frekuensi Nada pada Dawai


1v v 3v
f 0 : f 1 : f 2= : : Jika frekuensi nada dasar dan anada atas dawai
2 l l 2 l
dibandingkan, maka diperoleh

Dengan membagi ruas kanan dengan , diperoleh


f 0 : f 1 : f 2=1 :2 :3
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
∑ perut = n+1
∑ simpul = n+2
∑ simpul = ∑ perut +1
( n+1 ) v
f n= dengan n=0 , 1 ,2 , … ..(untuk menyatakan nada)
2l

b. Kolom Udara (Pipa Organa)


Seruling, terompet dan klarinet merupakan contoh alat-alat musik yang
menggunakan kolom udara sebagai sumber bunyi. Kolom udara yang sedderhana
adalah pipa organa

65
1) Pipa Organa Terbuka
Adalah sebuah kolom udara yang kedua unjung penampangnya terbuka.
Apabila pipa organa terbuka ditiup, udara didalam pipa organa
itumembentuk pola gelombang stasioner. Ujung-ujung pipa berhubungan
dengan udara luar.

 Frekuensi Nada Dasar


Seperti di tunjukkan pada gambar (b) untuk nada dasar, pada pipa
terbentuk 1 simpul dan 2 perut dan terjadi ½ gelombang. Dengan demikian
panjang pipa sam dengan setengah panjang gelombang
1
l= λ dan λ=2 l
2
maka frekuensi nada dasar dirumuskan dengan

f 0=
v
2l
atau f 0=
1
2l √ F
μ

 Frekuensi Nada Atas Pertama


Seperti di tunjukkan pada gambar (c) untuk nada dasar, pada pipa
terbentuk 2 simpul dan 3 perut dan terjadi 1 gelombang. Dengan demikian
panjang pipa sam dengan satu panjang gelombang
l= λ
Frekuensi nada atas pertama dirumuskan dengan
v
f 1= atau f 1 =
l
1
l √ F
μ

66
 Frekuensi Nada Atas Kedua
Seperti di tunjukkan pada gambar (d) untuk nada dasar, pada pipa
terbentuk 3 simpul dan 4 perut dan terjadi 3/2 gelombang. Dengan
demikian panjang pipa sam dengan 3/2 panjang gelombang
3 2
l= λ atau λ= l
2 3
3v 3
f 2= atau f 2= √ F / μ
2l 2l

 Peerbandingan Frekuensi Nada pada Dawai


1v v 3v
f 0 : f 1 : f 2= : : Jika frekuensi nada dasar dan anada atas dawai
2 l l 2 l
dibandingkan, maka diperoleh

Dengan membagi ruas kanan dengan , diperoleh


f 0 : f 1 : f 2=1 :2 :3
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
∑ perut = n+1
∑ simpul = n+2
∑ simpul = ∑ perut +1
( n+1 ) v
f n= dengan n=0 , 1 ,2 , … ..(untuk menyatakan nada)
2l

2) Pipa Organa Tertutup


Pipa organ tertutup artinya sebuah kolom udara yang salah satu ujungnnya
tertutup dan ujung lainnya terbuka. Apabila pipa organ ditiup akan dihasilakn
pola gelombang stasioner dimana ujung yang tertutup menjadi titik
simpulnya

 Frekuensi Nada Dasar

67
Disebut juga harmonik pertama. pada gambar (a) untuk nada dasar pada
pipa terbentuk 1 dsimpul dan 1 perut dan terjadi ¼ gelombang
1
l= λ atau λ=4 l
4
v
f 0=
4l

 Frekuensi Nada Atas Pertama


Disebut juga harmonik kedua. Pada gambar (b) untuk nada atas pertama,
pada pipa terbentuk 2 simpul dan 2 perut dan terjadi ¾ gelombang
3 4
l= λ atau λ= l
4 3
3v
f 1=
4l

 Frekuensi Nada Atas Kedua


Disebut juga harmonik ketiga. Pada gambar (c) untuk nada atas kedua,
pada pipa terbentuk gelombang dengan 3 simpul dan 3 perut dan terjadi
5/4 gelombang
5 4
l= λ atau λ= l
4 5
5v
f 1=
4l

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan :


Pada nada atas ke-n terdapat ( n+1 ) simpul dan ( n+1 ) perut.
fo : f1 : f2 : f3 : . . . = 1 : 3 : 5 : 7 : . . .

Secara umum dirumuskan :

f n= ( 24n+1L ) v
Sehingga untuk panjang gelombangnya :
4L
λ n=
2 n+1

4. Intensitas Gelombang

68
Intensitas gelombang adalah besaran yang menyatakan besar energi yang
dipindahkan oleh gelombang. Intensitas gelombang (I) didefinisikan sebagai “daya
gelombang (P) yang dipindahkan melalui bidang seluas satu satuan yang tegak lurus
pada arah cepat rambat gelombang”, secara matematis ditulis
P
I=
A
I = intensitas gelombang (watt/m2)
P = daya gelombang (watt)
A = luas bidang yang di tembus tegak lurus oleh bidang (m2)

Perbandingan antara dua intensitas gelombang bunyi yang berada sejauh r 1 dan r2
dari sumber bunyi adalah
1 1
I1 : I 2= :
R 2 R 2
1 2

R = jarak dari sumber bunyi (m)


5. Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi terkecil yang masi merangsang pendengaran disebut harga ambang
pendengaran, besarnya 10-12 watt/m2. Intensitas bunyi terbesar yang masih dapat
didengar tanpa menimbulkan rasa sakit pada telinga sebesar 1 watt/m 2. Logaritma
perbandingan intensitas bunyi dengan harga ambang pendengaran disebut Taraf
Intensitas Bunyi.
I
TI =log
I0
TI : taraf intensitas bunyi [db (decibel)]
I : adalah intensitas bunyi (watt/m2).
Io : adalah harga ambang pendengaran (10-12 watt/m2)

Misalkan sebuah sumber bunyi menghasilkan taraf intensitas TI 1 , dan n buah


sumber bunyi identik menghasilkan taraf intensitas TI 2, maka hubungan
persamaannya yaitu

TI2 = TI1 +10 log n

69
Taraf intensitas bunyi pada jarak R1 dan R2 , TI1 TI2 berturut-turut adalah
TI 2=TI 2+10 log¿
n = banyak sumber

6. Efek Dopler
Efek Dopller membicarakan mengenai perbedaan frekuensi sumber bunyi bila di
dengar oleh seorang pendgengar yang sedang bergerak, ataupun sum,ber bunyi yang
sedang bergferak. Tinggi rendahnya nada suatu bunyi berhubungan dengan
frekuensi gelombang bunyi yang masuk ke telinga manusia. Jadi apabila sumber
bunyi dan pendengar bergerak relatif satu sama lain maka frekuensi yang di dengar
oleh pendengar tidak sama dengan frekuensi yang dipanccarakan oleh sumber
bunyi. Peristiwa ini dinamakan efek Doppler
Ketentuan
1. Bila sumber bunyi diam, dan pendengar diam, maka frekuensi sumber bunyi (f s)
akan sama denganm frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar (fp)
fp = fs
2. Bila sumber bunyi diam, dan pendengar mendekati sumber bunyi, maka
frekuensi yang didengar oleh pendengar (fp) lebih besar dari frekuensi sumber
bunyi (fs)
fp ˃ fs
3. Bila sumber bunyi diam, dan pendengar menjauhi sumber bunyi, maka frekuensi
yang didengar oleh pendengar (fp) lebih kecil dari frekuensi sumber bunyi (f s)
fp ˂ fs
4. Bila pendengar diam, dan sumber bunyi mendekati pendengar, maka frekuensi
yang didengar oleh pendengar (fp) lebih kecil dar frekuensi sumber bunyi (f s)
fp ˃ fs
5. Bila pendengar diam, dan sumber bunyi menjauhi pendengar, maka frekuenmsi
yang didengar oleh pendengar (fp) lebih lkkecil dari pada frekuensi sumber
bunyi (fs)
fp ˂ fs

persamaan umur efek Doppler yaitu


v ±vp
f p= xf
v ± vs s
70
f p = frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
f s = frekuensi sumber bunyi (Hz)
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
v p = kecepatangerak pendengar (m/s)
v s = kecepatan gerak sumber bunyi (m/s)

Penentuan tanda (+) dan (-) pada v p dan v s


1. Vs bertanda positif bila sumber bergerak menjauhi pendengar
2. Vs bertanda negatif bila sumber bergerak mendekati pendengar
3. Vs = 0 bila sumber bunyi tidak bergerak (diam)
4. Vp bertanda positif bila pendengar bergerak mendekati sumber bunyi
5. Vp bertanda negatif bila pendengar bergerak mejauhi sumber bunyi
6. Vp = 0 bila pendengar tidak bergerak (diam)

Soal Latihan Bab 9 

1. Intensitas bunyi mesin jahit yang sedang bekerja adalah 109 W /m2. jika intensitas
ambang bunyi adalah 10−12 W /m2, maka taraf intensitas bunyi dari 10 mesin jahit
sejenis yang sedang bekerja bersama-sama adalah. . . .

2. Taraf intensitas sebuah mesin rata-rata adalah 50 dB. Apabila 100 mesin di
hidupkan bersama, maka taraf intensitasnya . . . .

3. Kereta api yang akan masuk stasiun mengeluarkan bunyi peluit dengan frekuensi
1024 Hz bergerak mendekati seorang pengamat dengan kecepatan 34 m/s. Cepat
rambat bunyi di udara adalah 340 m/s. Jika pengamat bergerak menjauhi sumber
bunyin dengan kecepatan 17 m/s, frekuensi bunyi yang di dengar oleh pengamat
adalah. . . .

4. Sebuah mobil bergerak menjauhi menara sirine dengan kecepatan 20 m/s. Pada
saat itu sirine berbunyi dengan frekuensi 680 Hz. Bila cepat rambat bunyi di

71
udara adalah 340 m/s, maka frekuensi bunyi sirine yang di dengar oleh
penumpang mobil adalah. . .

5. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 20 m/s mendekati seseorang


yang diam. Frekuensi sumber bunyi 380 Hz dan cepat rambat bunyi di udara 400
m/s. Frekuensi gelombang bunyi yang di dengar oleh orang tersebut adalah. . . .

6. Sebuah tali salah satu ujungnya digetarkan terus menerus dan ujung lainnya
terikat kuat. Jika amplitudo yang diberikan adalah 10 cm, frekuensi 4 Hz dan
cepat rambat gelombang pada tali 4 m/s, jarak simpul ketiga dari ujung terikat
adalah....

7. Seutas dawai mempunyai panjang 0,6 meter. Jika tegangan dawai diatur
sedemikian sehingga kecepatan gelombangnya 120 m/s, maka frekuensi
dasarnya adalah ….
8. Seutas senar yang panjangnya 2 m diikat di salah satu ujungnya dan ujung lainnya
digetarkan dengan vibrator sehingga terbentuk 5 simpul gelombang stasioner.
Letak perut kedua dari ujung pantul adalah....

9. Dua buah gabus berada di puncak-puncak gelombang. Keduanya bergerak naik


turun di atas permukaan air laut sebanyak 20 kali dalam waktu 4 detik mengikuti
gelombang air laut. Jika jarak kedua gabus 100 cm dan di antaranya terdapat dua
lembah dan satu bukit maka frekuensi gelombang dan cepat rambat gelombang
berturut-turut adalah ....

10. Sebuah gelombang berjalan di permukaan air memenuhi persamaan


y = 0,03 sin⁡2π(60t − 2x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon. Cepat rambat gelombang tersebut
adalah ….

72
BAB 10. ALAT-ALAT OPTIK

1. MATA

Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang
sangat penting bagi manusia.
Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik :
A. Kornea merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-bagian
lain dalam mata yang halus dan lunak.

73
B. Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata.
C. Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan lensa cembung
berfungsi membentuk bayangan.Iris (otot berwarna) membentuk celah lingkaran
yang disebut pupil.
D. Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Lebar pupil
diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar lebih banyak cahaya
yang masuk ke dalam mata.
E. Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai
layar tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh
pada retina bersifat : nyata, diperkecil dan terbalik.
F. Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap cahaya,
sehingga bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas/kelihatan, sebaliknya pada
retina terdapat bintik kuning.

Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk sel batang
berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk sel kerucut berfungsi
membedakan kesan berwarna.Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya
akomodasi mata. Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan
retina. Oleh sel-sel yang ada di dalam retina, rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak.
Oleh otak diterjemahkan sehingga menjadi kesan melihat.

2. Daya Akomodasi Mata.


Perlu diketahui bahwa jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap. Sehingga dalam
melihat benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah kelengkungan lensa mata.
Untuk mengubah kelengkungan lensa mata, yang berarti mengubah jarak titik fokus
lensa merupakan tugas otot siliar. Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang dibentuk
oleh lensa mata selalu jatuh di retina. Pada saat mata melihat dekat lensa mata harus
lebih cembung (otot-otot siliar menegang) dan pada saat melihat jauh lensa harus lebih
pipih (otot-otot siliar mengendor). Peristiwa perubahan-perubahan ini disebut daya
akomodasi. Daya akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk
menebalkan atau memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat
atau jauhnya jarak benda yang dilihat. Manusia memiliki dua batas daya akomodasi
(jangkauan penglihatan) yaitu :
74
a. Titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di depan
mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (emetropi) titik
dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d
30cm (untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca normal.
b. Titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata
yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah
“tak terhingga”.

3. Cacat Mata
Berkurangnya daya akomodasi mata seseorang dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan mata untuk melihat benda pada jarak tertentu dengan jelas. Cacat mata
yang disebabkan berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun jauh, rabun dekat dan
rabun dekat dan jauh. Selain tiga jenis itu, masih ada jenis cacat mata lain yang disebut
astigmatisma. Cacat mata dapat dibantu dengan kacamata. Kacamata hanya berfungsi
membantu penderita cacat mata agar bayangan benda yang diamati tepat pada retina.
Kacamata tidak dapat menyembuhkan cacat mata. Ukuran yang diberikan pada kacamata
adalah kekuatan lensa yang digunakan. Kacamata berukuran -1,5, artinya kacamata itu
berlensa negatif dengan kuat lensa -1,5 dioptri.Berkurangnya daya akomodasi mata
dapat menyebabkan cacat mata sebagai berikut :

a. Rabun jauh (miopi)


Rabun jauh yaitu mata tidak dapat melihat
benda-benda jauh dengan jelas, disebut
juga mata perpenglihatan dekat (terang
dekat/mata dekat). Penyebab terbiasa
melihat sangat dekat sehingga lensa mata
terbiasa tebal. Miopi sering dialami oleh
tukang arloji, penjahit, orang yang suka
baca buku (kutu buku) dan lain-lain. Untuk mata normal (emetropi) melihat benda jauh
dengan akomodasi yang sesuai, sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. Mata miopi
melihat benda jauh bayangan jatuh di depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal.
Mata miopi ditolong dengan kacamata berlensa cekung (negatif). Tugas dari lensa
cekung adalah membentuk bayangan benda di depan mata pada jarak titik jauh orang
yang mempunyai cacat mata miopi. Karena bayangan jatuh di depan lensa cekung, maka
75
1 1 1
= + 1
harga si adalah negatif. Dari persamaan lensa tipis, f s s s1 adalah jarak titik jauh
mata miopi. s adalah jarak benda ke mata f adalah fokus lensa kaca mata.

b. Rabun dekat (hipermetropi)


Rabun dekat tidak dapat melihat jelas
benda dekat, disebut juga mata
perpenglihatan jauh (terang jauh/mata
jauh). Rabun dekat mempunyai titik
dekat yang lebih jauh daripada jarak baca
normal. Penyebab terbiasa melihat
sangat jauh sehingga lensa mata terbiasa
pipih. Rabun dekat sering dialami oleh penerbang (pilot), pelaut, sopir dan lain-lain.
Rabun jauh ditolong dengan kacamata berlensa cembung (positif). Bayangan yang
dibentuk lensa cembung harus berada pada titik dekat mata penderita rabun dekat.
Karena bayangan yang dihasilkan lensa cembung berada di depan lensa maka harga si
1 1 1
= + 1
adalah negatif. Dari persamaan lensa tipis, f s s ” s1 ” adalah jarak titik jauh mata
hipermetropi. ” s ” adalah jarak benda ke mata ” f ” adalah fokus lensa kaca mata.

c. Mata tua (presbiopi)


Mata tua tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh dan benda-
benda pada jarak baca normal, disebabkan daya akomodasi telah berkurang akibat lanjut
usia (tua). Pada mata tua titik dekat dan titik jauh keduanya telah bergeser. Mata tua
diatasi atau ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap (cembung dan
cekung). Pada kacamata dengan lensa rangkap, lensa negatif bekerja seperti lensa pada
kaca mata miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti halnya pada kacamata
hipermetropi.

d. Astigmatisma (mata silindris)

Astigmatisma disebabkan karena kornea


mata tidak berbentuk sferik (irisan bola),

76
melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya
benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga memfokuskan
sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada bidang
horisontal.Astigmatisma ditolong/dibantu dengan kacamata silindris.

4. Kamera
Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian
penting atau kejadian yang menarik. Banyak jenis dan
model kamera dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Kamera yang dipakai wartawan berbeda dengan yang
dipakai fotografer. Kamera video dipakai dalam
pengambilan gambar untuk siaran televisi atau pembuatan
film. Kamera elektronik (autofokus) lebih mudah dipakai karena tanpa pengaturan lensa.
Dewasa ini sudah ada kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses
pencetakan melainkan dapat dilihat atau diolah melalui komputer. Bagian-bagian
kamera mekanik (bukan otomatis) menurut kegunaan fisis :lensa cembung berfungsi
untuk membentuk bayangan dari benda yang difoto, diafragma berfungsi untuk
membuat sebuah celah/lubang yang dapat diatur luasnya, aperture yaitu lubang yang
dibentuk diafragma untuk mengatur banyak cahaya, shutter pembuka/penutup “dengan
cepat” jalan cahaya yang menuju ke pelat film, pelat film berfungsi sebagai layar
penangkap/perekam bayangan.
Setiap benda yang di foto, terletak pada jarak yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di
depan lensa kamera, sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film memiliki sifat nyata,
terbalik dan diperkecil. Untuk memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda pada
jarak yang berbeda-beda, lensa cembung kamera dapat digeser ke depan atau ke
belakang.

5. Lup (kaca pembesar)


Lup (kaca pembesar) dipakai untuk melihat
benda-benda kecil agar tampak lebih besar
dan jelas. Oleh tukang arloji, lup dipakai agar
bagian jam yang diperbaikinya kelihatan lebih
besar dan jelas. Oleh siswa saat praktikum
biologi, lup dipakai untuk mengamati bagian
77
hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas. Sebagai alat optik, lup berupa lensa
cembung tebal (berfokus pendek). Sifat bayangan yang diharapkan dari benda kecil yang
dilihat dengan lup adalah tegak dan diperbesar. Orang yang melihat benda dengan
menggunakan lup akan mempunyai sudut penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar
daripada orang yang melihat dengan mata biasa. Ada dua cara memakai lup, yaitu
dengan mata tak berakomodasi dan mata berakomodasi.

a) Melihat dengan mata tak berakomodasi


Untuk melihat tanpa berakomodasi maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak
berhingga. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup. Keuntunganya
adalah untuk pengamatan lama mata tidak cepat lelah, sedangkan kelemahannya dari
segi perbesaran berkurang. Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah :
PP
M=
f
Keterangan :
M = perbesaran lup
PP= titik dekat mata
f = jarak titik fokus lensa

b) Melihat dengan mata berakomodasi


Agar mata dapat melihat dengan berakomodasi maksimum, maka bayangan yang
dibentuk oleh lensa harus berada di titik dekat mata (PP). Benda yang dilihat harus
terletak antara titik fokus dan titik pusat sumbu lensa. Kelemahannya untuk
pengamatan lama mata cepat lelah, sedangkan keuntungannya dari segi perbesaran
bertambah. Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah :
PP
M= +1
f
Keterangan :
M = perbesaran lup
PP= titik dekat mata
f = jarak titik fokus lensa

78
6. Mikroskop

Penggunaan lup untuk mengamati benda-benda kecil ada


batasnya. Jika kita menggunakan lup yang berjarak fokus
kecil untuk mendapatkan perbesaran yang lebih besar,
bayangan yang diperoleh tidak sempurna. Untuk itu,
diperlukan mikroskop. Dengan memakai mikroskop kita
dapat mengamati benda atau hewan renik, seperti bakteri
dan virus yang tidak dapat dilihat mata secara langsung
ataupun dengan memakai lup. Jenis mikroskop mutakhir
yang sudah dibuat manusia adalah mikroskup elektron.
Dalam subbab ini akan dipelajari mikroskop cahaya yang proses kerjanya memanfaatkan
lensa cembung dengan menerapkan pembiasan cahaya. Mikroskop cahaya mempunyai
bagian utama berupa dua lensa cembung. Lensa yang menghadap benda disebut lensa
objektif dan yang dekat ke mata disebut lensa okuler. Jarak fokus lensa objektif lebih
kecil dari jarak fokus lensa okuler. Selain itu, mikroskop dilengkapi dengan cermin
cekung yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya pada objek preparat yang akan
diamati. Untuk mengatur panjang mikroskop agar diperoleh bayangan dengan jelas
digunakan makrometer dan mikrometer.

a) Dasar kerja mikroskop


Obyek atau benda yang diamati harus diletakkan di antara Fob dan 2Fob, sehingga lensa
obyektif membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk
lensa obyektif merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berperan seperti lup
yang dapat diatur/digeser-geser sehingga mata dapat mengamati dengan cara
berakomodasi atau tidak berakomodasi.

b) Pengamatan dengan akomodasi maksimum


Untuk pengamatan dengan akomodasi maksimum, maka bayangan yang dibentuk oleh
lensa okuler harus jatuh pada titik dekat mata (PP). Perbesaran yang diperoleh adalah
merupakan perbesaran oleh lensa obyektif dan lensa okuler yaitu:

M = Moby x Mok
M = (Si/So) x (PP/f okuler + 1)
79
c) Pengamatan dengan mata tidak berakomodasi
Untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, maka bayangan yang dibentuk
oleh lensa okuler harus berada pada titik jauh mata. Perbesaran yang diperoleh adalah
merupakan perbesaran oleh lensa obyektif dan lensa okuler yaitu:

M = Moby x Mok
M = (Si/So) x (PP/f okuler)

d) Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop adalah jarak lensa obyektif terhadap lensa okuler dirumuskan :

Untuk mata berakomodasi

d = Si (ob) + So (ok)

Keterangan :
d = panjang mikroskop
Si (ob) = jarak bayangan lensa obyektif
So (ok) = jarak benda lensa okuler

Untuk mata tidak berakomodasi

d = Si (ob) + f (ok)

Keterangan :
d = panjang mikroskop
Si (ob) = jarak bayangan lensa obyektif
f (ok) = jarak fokus lensa okuler

7. Teropong (Teleskop)

a. Teropong bintang

80
Teropong bintang disebut juga teropong astronomi.

- terdiri dari 2 buah lensa cembung.


- jarak fokus lensa obyektif lebih besar dari jarak
fokus lensa okuler.

a) Dasar Kerja Teropong


Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh tak terhingga, berkas cahaya
datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa lensa cembung
membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada titik
fokus. Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang
jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.

b) Penggunaan dengan mata tidak berkomodasi


Untuk penggunaan dengan mata tidak berkomodasi, bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif jatuh di titik fokus lensa okuler.
Perbesaran anguler yang diperoleh adalah :

M = f (ob) / f (ok)

Panjang teropong adalah :

M = f (ob) + f (ok)

c) Penggunaan dengan mata berkomodasi maksimal


Untuk penggunaan dengan mata berkomodasi maksimal bayangan yang dihasilkan oleh
lensa obyektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler.
Perbesaran anguler dapat diturunkan sama dengan penalaran pada pengamatan tanpa
berakomodasi dan didapatkan :

M = f (ob) / So (ok)

81
Panjang teropong adalah :

M = f (ob) + So (ok)

b. Teropong Bumi

Teropong bumi disebut juga teropong medan.


Terdiri dari 3 buah lensa cembung yaitu lensa
obyektif, lensa okuler dan lensa pembalik.

a) Dasar Kerja Teropong Bumi


Lensa obyektif membentuk bayangan bersifat
nyata, terbalik dan diperkecil yang jatuh pada fob.
Bayangan dibentuk oleh lensa obyektif menjadi
benda bagi lensa pembalik jatuh pada jarak 2f pembalik sehingga terbentuk bayangan
pada jarak 2f pembalik juga yang bersifat nyata, terbalik, dan sama besar. Dengan adanya
lensa pembalik panjang teropong dirumuskan menjadi :

d = f (ob) + 4f (pembalik) + f (ok)

Lensa pembalik berfungsi untuk membalikkan arah cahaya sebelum melewati lensa
okuler, lensa okuler berfungsi seperti lup membentuk bayangan bersifat maya, tegak,
dan diperbesar.

Adanya lensa pembalik tidak mempengaruhi perbesaran akhir, bayangan akhir bersifat
maya, tegak dan diperbesar dengan perbesaran :
M = d = f (ob) / f (ok)

c. Teropong prisma (binokuler)


Teropong prisma terdiri atas dua pasang lensa cembung (sebagai lensa objektif dan lensa
okuler) dan dua pasang prisma kaca siku-siku samakaki. Sepasang prisma yang
82
diletakkan berhadapan, berfungsi untuk membelokkan arah cahaya dan membalikkan
bayangan. Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik.
Bayangan nyata dari lensa objektif menjadi benda bagi lensa okuler. Sebelum dilihat
dengan lensa okuler, bayangan ini dibalikkan oleh sepasang prisma siku-siku sehingga
bayangan akhir dilihat maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran bayangan yang
diperoleh dengan memakai teropong prisma sama dengan teropong bumi.Beberapa
keuntungan praktis dari teropong prisma dibandingkan teropong yang lain :
1. Menghasilkan bayangan yang terang, karena berkas cahaya dipantulkan sempurna
oleh bidang-bidang prisma.
2. Dapat dibuat pendek sekali, karena sinarnya bolak-balik 3 kali melalui jarak yang
sama (dipantulkan 4 kali oleh dua prisma).
3. Daya stereoskopis diperbesar, dua mata melihat secara bersamaan
4. Dengan adanya prisma arah cahaya telah dibalikkan sehingg terlihat bayangan
akhir bersifat maya, diperbesar dan tegak.

d. Teropong pantul astronomi


Teropong pantul terdiri dari sebuah cermin cekung berjarak fokus besar sebagai cermin
objektif, sebuah lensa cembung sebgai lensa okuler dan sebuah cermin datar sebagai
pembelok arah cahaya dari cermin objektif ke lensa okuler.

83
Soal Latihan Bab 10 

1. Sebuah lup memiliki fokus 2,5 cm. Berapakah perbesaran sudut lup untuk mata tak
berakomodasi?

2. Seseorang yang memakai kacamata - 0,25 dioptri dapat melihat benda yang sangat
jauh dengan jelas. Jika orang tersebut melepas kacamatanya, berapakah jarak
paling jauh yang masih dapat dilihatnya ?

3. Seseorang yang titik dekatnya 50 cm hendak membaca buku yang diletakkan pada
jarak 25 cm. Hitung kekuatan kaca mata yang dipakai!

4. Seorang rabun dekat dapat melihat benda dengan jelas pada jarak kurang dari 75
cm. Jika ia menggunakan kacamata yang mempunyai kuat lensa 2,5 dioptri, berapa
titik dekatnya setelah ia memakai kacamata ?

5. Sebuah mikroskop mempunyai jarak fokus lensa obyektif 2 cm dan jarak fokus
lensa okuler 5 cm. Panjang mikroskop 25 cm. Jika mata normal melihat benda renik
tanpa berakomodasi, hitung perbesaran total mikroskop!

6. Sebuah teropong bumi memiliki lensa obyektif berfokus 16 cm dan lensa okuler
berfokus 10 cm dan lensa pembalik berfokus 2 cm. Hitung berapa panjang
teropong!

7. Sebuah teropong bintang mempunyai daya perbesaran 20 X dan memberikan


bayangan di tempat yang jauhnya tak terhingga. Jarak fokus lensa obyektif 100 cm.
Hitung panjang teropong!

84
8. Titik dekat seseorang terletak pada jarak 120 cm di depan mata.Untuk melihat dengan
jelas suatu benda yang terletak 30 cm di depan mata, kekuatan lensa kacamata yang
harus dipakai adalah?

9. Titik jauh mata seseorang adalah 200 cm. Untuk dapat melihat benda jauh dengan
jalas, kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai adalah ?

10. Titik jauh seseorang 100 cm di depan mata. Orang tersebut memerlukan kacamata
dengan kekuatan lensa sebesar?

85
BAB 11. GEJALA PEMANASAN GLOBAL

1. Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab. kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan
diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan
dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan
mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

2.  Penyebab Pemanasan Global


Pemanasan global ini terjadi karena beberapa hal berikut:

a. Boros Listrik
Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu prilaku manusia bijak. Semua
orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh setiap individu. Tapi, ternyata
untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah pekerjaan yang mudah bagi sebagian
besar orang. Akibatnya, hal ini sebagai penyumbang pemanasan global terjadi. 

b. Halaman Rumah tanpa pepohonan


Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan menetralkan
suhu udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa mengatasi suhu
panas yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya setiap rumah mau
menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak dilakukan oleh banyak
rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang lebih memilih membangun gedung
daripada menanam pepohonan hijau. Kalau setiap pekarangan atau halaman rumah
tidak ada pohon, maka wajarlah yang namanya pemanasan global itu terjadi.

c. Efek Rumah Kaca
Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah atau gedung
dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca memantulkan cahaya ke udara,
bukan menyerap sinar matahari. Jika satu atau dua rumah saja maka tidak terlalu
berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah, gedung -gedung pencakar langit pun
memakai konsep bangunan kaca. Jika yang terjadi demikian, maka pemanasan global
adalah “prestasi” yang di hasilkan dari banyak rumah dan gedung yang bermodelkan 
kaca.

86
d. Bahan Bakar Kendaraan
Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia, juga bisa
memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara yang di hasilkan.Kita
ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengurangan. Pengguna sepeda
motor dari tahun ketahun terus meningkat penggunanya. Begitu juga dengan
pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara sepeda motor dan mobil yang lama tidak
di musnahkan atau tetap di biarkan beredar.

e. Polusi asap dari industri Pabrik


Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak pabrik
industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk
mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja. Jika
pernyataan di atas benar, maka wajar jika kita mendapatkannya, ya mendapatkan rasa
panasnya bumi karena banyak polusi asap dari pabrik industri. Ini memang dilema, di
satu sisi untuk kepentingan rakyat, tapi di sisi lain mengorbankan eksistensi bumi.

f. Pembakaran Hutan dan ilegal loging


Hutan banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan juga bisa
mereduksi suhu panas bumi yang cendrung meningkat. Tapi apa yang terjadi jika hutan
sebagai warisan nenek moyang di bakar dan di tebang oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab? Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran
pemerintah harus serius dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus
terjadi beberapa bulan lalu di provinsi Riau.

g. Usia Bumi Yang sudah tua


Planet bumi yang sudah  mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi penyebab juga. Artinya
sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua, pasti banyak penyakit yang mudah
menyerang. Begitu juga bumi. Penyakit yang diderita bumi hari ini adalah pemanasan
global dan hujan asam serta banyak lagi yang lain.

h. Bocornya lapisan ozon


Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi, karena ada laipsan
ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu jika memang lapisan ozon memang
masih normal. Yang terjadi sekarang ini adalah lapisan ozon sudah menipis bahkan ada
yang bilang sudah bocor.

i. Minimnya ruang terbuka hijau


Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang terbuka
hijau. Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali kita menemukannya. Walau sekarang ada
beberapa kota seperti Bandung dan Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka hal itu
bisa di jadikan contoh bagi kota-kota lain.

j. Jumlah kendaraan terus bertambah

87
Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat sikap dari pemerintah
dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor. Terjadi saat ini adalah
jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun tidak di barengi dengan infrasrtuktur
jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang berdampak kepada pemanasan global
terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.

k. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan


Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk
pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang
300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut
memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam
tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.

3. Dampak Pemanasan Global


Di bawah ini adalah beberapa dampak dari pemanasan global:

a. Kekeringan
Pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke
depan. Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan yang
kita miliki saat ini. Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen yang akan
berdampak fatal bagi populasi dunia.

b. Wabah
Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai virus
umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan kenaikan suhu
akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim
tropis kemudian menyebar ke daerah lain.  Kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan
6 persen dalam penyebaran penyakit.

c. Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan
logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca di
seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar
yang menimpa berbagai belahan dunia. 

d. Pencairan es di kutub
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah Antartika
(Kutub Selatan). Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai tiga kali lipat. Es
di kutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Jika es
mencair, pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut akan terancam bahaya.  Saat
atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal ini
menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar Greenland.

88
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di daerah
pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh pada
ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.

e. Kabut asap (smog)


Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di
atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan
menyebabkan penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang
panas yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.

f. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan infrastruktur. Akibat
kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca
juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah pemanasan global (global
warming)

g. Iklim Mulai Tidak Stabil


Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara
akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan
mencairnya gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang
terapung di perairan tersebut. . Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan,
mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian
yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam
akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena
lebih banyak air yang menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan
curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap
dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai
(hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih
besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin
mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

h. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi
perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi

89
oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

4. Solusi Mengurangi Pemanasan Global


Berikut ini adalah solusi dari pemanasan global
a. Program menanam pohon
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.1 Jadi, dalam
waktu 40 tahun, pohon dapat menyerap 240 kg CO2. United Nations Environment
Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas
rumah kaca.3 Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer.
Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar
justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer

b. Cerdas dalam berkendara


Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas
sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata
dengan rapi, menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke kantor atau ke sekolah. 
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki.
Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga
bisa meminimalisir kemacetan.

c. Kurangi Bangunan Rumah Kaca


Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa derajat
celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas
tentang pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit .

d. Hemat Listrik
Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya
untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan alat
listrik yang tidak digunakan.

e. Saluran Ventilasi rumah  yang cukup


Supaya angin bisa masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya angin
tetap banyak masuk kerumah kita, maka jangan lupa kalian menanam pohon di
pekarangan rumah kalian.

f. Jangan tebang pohon sembarangan (ilegal loging)


Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektarlahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak
terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak
bertanggung jawab. Bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk
tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.
seelompok orang, membuat masalah bagi bangsa dan negara.
Cara lain yang digunakan adalah
90
1) Pisahkan sampah kertas, plastik, kalenga agar dapat didaur ulang
2) Daur ulang sampah organic
3)  Jemur pakaian anda di bawah sinar matahari
4) Gunakan kipas angin
5) Beli makanan yang mengandung unsur organic
6) Kurangi belanja

Soal Latihan Bab 11 

1. Apakah yang dimaksud dengan:


a. Pemanasan global?
b. Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
c. Apakah pemanasan global sudah terjadi?

2. Apa sajakah yang termasuk gas rumah kaca? Gas apakah yang paling bertanggung
jawab untuk terjadinya efek rumah kaca?

3. Mengapa karbondioksida yang merupakan senyawa alami dari atmosfer yang tak
beracun disebut sebagai salah satu gas rumah kaca?

4. Sebutkan beberapa pengaruh yang disebabkan oleh lapisan ozon yang menipis!

5. Bagaimana usaha mempercepat pengembangan pemakaian energi listrik terbarukan


dapat memberhentikan pemanasan global?

6. Pada proses terjadinya efek rumah kaca, gas CO2 menyebabkan?

7. Untuk mencegah terjadinya efek rumah kaca, maka hal yang perlu dilakukan adalah?

8. Apa itu lapisan ozon?

9. Apa yang menyebabkan lapisan ozon semakin menipis?

10. Berikan solusi untuk mengurangi pemanasan global!

91
DAFTAR PUSTAKA

Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung :
Yrama Widya

Adiwarsito. (2009). “Materi Ajar: Fisika SMA Kelas X IPA”. [Online]. Tersedia:
https://adiwarsito.files.wordpress.com [12 Juli 2017]

Ahmadsuyanto67. (2011). “Suhu dan kalor”. [Online]. Tersedia:


https://ahmadsuyanto.files.wordpress.com [6 Juni 2018]

Md7155t. (2010).“Alat-Alat Optik” [Online]. Tersedia:


https://md7155t.files.wordpress.com [6 Juni 2018]

92

Anda mungkin juga menyukai