Anda di halaman 1dari 8

Mengapa Pemain Ice Skating Berputar Semakin Cepat?

16.56 Leave A Comment

Ketika kita menonton pertunjukan seorang pemain ice skating (biasa disebut skater), ketika melakukan
gerakan memutar, pada saat tertentu putaran semakin cepat? Bagaimana bisa, bukankah seharusnya
semakin lambat karena ada gesekan es. Apakah si skater bisa "membangkitkan" energi tambahan?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kita harus berkenalan dulu dengan yang disebut momentum
sudut (angular momentum). Berbeda dengan momentum (p) gerak translasi (gerak lurus) yang hanya
dipengaruhi oleh massa (m) dan kecepatan (v), p= m x v. Hanya itu rumusnya. Pada gerak rotasi,
momentumnya (L) dipengaruhi oleh momen inersia (I) dan kecepatan sudut (ω). Rumusnya Seperti di
bawah ini:

Apakah momen inersia itu?

Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini
adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa
dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut,
momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain (wikipedia)

Besaran momen inersia tersebut ditentukan oleh massa benda, jari-jari dan titik pusat rotasi. Jadi, pada
benda yang sama akan menghasilkan nilai momen inersia yang berbeda jika titik pusat rotasi berbeda.
Untuk daftar rumus beberapa benda bisa dilihat disini. Sebagai contoh, kita ambil benda di bawah ini:
Benda di atas menunjukan bagaimana pengaruh titik pusat (dan jari-jari) berpengaruh terhadap nilai
momen inersia.

Jika titik pusat rotasi di tengah benda, maka nilai momen inersia akan semakin kecil.

Kembali pada momentum sudut. Sama seperti momentum gerak translasi (biasanya disebut
"momentum" saja), momentum sudut juga bersifat kekal. Biasanya disebut hukum kekekalan
momentum dan hukum kekekalan momentum sudut. Jika tanpa hambatan, momentum sudut bernilai
tetap (konstan).

Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan bahwa jika resultan momen gaya pada sebuah benda
tegar yang berputar bernilai nol, maka momentum sudut benda tersebut selalu konstan.

Kembali pada skater. Ketika seorang skater melakukan gerakan berputar, kita dapat menggunakan
konsep momentum sudut yang telah diuraikan di atas. Pada awal melakukan gerakan memutar,
seorang skater pasti merentangkan tangannya, agar massa lengannya memudahkan dalam melakukan
putaran awal. Ketika sudah mencapai putaran yang diinginkan, seorang skater akan melipat tangannya.

Ketika melipat tangannya, momen inersia skater lebih besar dari pada saat merentangkan tangannya.

Momentum sudut skater pada saat merentangkan tangan harus sama dengan ketika melipat tangan.
Karena momen inersianya lebih kecil, maka ketika skater melipat tangannya harus diikuti oleh
peningkatan kecepatan sudut. Makanya skater berputar lebih cepat., walaupun diperlambat oleh
gesekan es. Gambar di bawah ini lebih mudah dipahami
Momen Gaya atau Torsi

Momen gaya atau torsi dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian:

1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda bergerak melingkar atau
berputar.

2. Torsi disebut juga momen gaya.

3. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda bergerak melingkar atau
berputar searah dengan putaran jam (clockwise), dan jika benda berotasi dengan arah
berlawanan putaran jam (counterclockwise), maka torsi penyebabnya bernilai negatif.

4. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau titik massa benda dapat
dikatakan memberikan Torsi pada benda tersebut.
Torsi atau momen gaya dirumuskan dengan:

dimana:
adalah torsi atau momen gaya (Nm)
r adalah lengan gaya (m)
F adalah gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)

Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka besar torsinya adalah:

dimana adalah sudut antara gaya dengan lengan gaya.


Momen Inersia

Konsep momen inersia pertama kali diberikan oleh Leonhard Euler. Momen inersia didefinisikan sebagai
kelembaman suatu benda untuk berputar pada porosnya, atau dapat dikatakan ukuran kesukaran untuk
membuat benda berputar atau bergerak melingkar. Besar momen inersia bergantung pada bentuk
benda dan posisi sumbu putar benda tersebut.

Momen inersia dirumuskan dengan:

dimana:
I adalah momen inersia (kgm2)
r adalah jari-jari (m)
m adalah massa benda atau partikel (kg)

Benda yang terdiri atas susunan partikel atau benda-benda penyusunnya yang lebih kecil, jika
melakukan gerak rotasi, maka momen inersianya sama dengan hasil jumlah semua momem inersia
penyusunnya:

Momentum Sudut

Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk mengubah arah gerak benda yang sedang
berputar atau bergerak melingkar.

Momentum sudut dirumuskan dengan:


dimana:
L adalah momentum sudut (kgm2s-1)
I adalah momen inersia benda (kgm2)
adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan linear (m/s)
r adalah jarak benda ke sumbu putarnya (m)

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

Energi Kinetik Rotasi

Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak rotasi yang
dirumuskan dengan:

Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga tranlasi, maka energi kinetiktotalnya adalah
gabungan dari energi kinetik translasi rotasi dan energi kinetik rotasi:

dimana:
Ekt adalah Energi kinetik total benda
Ek adalah energi kinetik translasi
Ekr adalah energi kinetik rotasi
m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan linear (m/s)
I adalah momen inersia benda (kgm2)
adalah kecepatan sudut benda (rad/s)

Hukum Newton 2 Untuk Rotasi

Benda yang bergerak secara translasi menggunakan hukum newton II ( ) dan benda yang
bergerak secara rotasi juga memakai konsep hukum Newton yang sama, akan tetapi besarannya
memakai besaran-besaran rotasi. Sehingga, Hukum Newton II untuk benda yang bergerak secara rotasi
atau bergerak melingkar memakai rumus:

dimana:
adalah total torsi yang bekerja pada benda
I adalah momen inersia benda
adalah percepatan sudut benda

Dibawah ini adalah tabel yang menganalogikan antara gerak translasi dan gerak rotasi

Besaran-besaran Pada Gerak Translasi Besaran-besaran pada Gerak Rotasi


Besaran Rumus Satuan Besaran Rumus Satuan

Jarak tempuh s m Jarak tempuh sudut q = s/r rad

Kecepatan V = s/t m/s Kecepatan sudut rad/s

Percepatan a = V/t m/s2 Percepatan sudut rad/s2

Massa m kg Momen inersia I = mr2 kg . m2

Gaya F = ma N Momen gaya/torsi Nm

Momentum p = mv kg . m/s Momentum sudut kg . m2/s

Energi kinetik Nm (Joule) Energi kinetik rotasi Nm (Joule)

Dibawah ini adalah tabel yang menyimpulkan hubungan antara gerak translasi dan gerak rotasi

Konsep Gerak Translasi Hubungan Gerak Rotasi

Penyebab akselerasi

Kesukaran untuk berakselerasi M I

Hukum newton 2

Contoh Soal Dinamika Rotasi/Momen Gaya

Pada gambar diatas, sebuah katrol silinder pejal ( ) dengan massa 3kg dan berjari-jari 20 cm
dihubungkan dengan dua buah tali yang masing-masing memiliki terpaut pada benda bermassa dimana
m1 = 6kg dan m2 = 3kg. Sistem diatas berada dalam kondisi tertahan diam dan kemudian dilepaskan. Jika
tidak terjadi gesekan pada lantai dengan, berapakah percepatan kedua benda tersebut?

Pembahasan:

Katrol:
Sistem m2:

Sistem m1:

Dengan mensubstitusi ketiga persamaan diatas, kita dapat mengetahui besar:

30 – 3a – 6a = 1,5a

30 – 9a = 1,5a

30 = 10,5a

a = 2,86m/s2

Anda mungkin juga menyukai