BAHAN AJAR
FISIKA SEMESTER 2
Bermuatan Literasi Saintifik
Nama : ………………………
Kelas : ………………………
Sekolah : ………………………
Kelompok : ………………………
XI
SEMESTER 2
18
18
18
PETUNJUK BELAJAR
1. Bahan ajar ini dapat membantu guru dan siswa untuk mepermudah dalam
melaksanakan pembelajaran.
2. Bagi guru modul ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam
mengembangkan bahan ajar selanjutnya
1. Baca dan pahami materi yang ada dimodul dengan serius dan kerjakan
2. Bila ada materi yang kurang jelas atau belum di pahami maka siswa dapat
bertanya pada guru
3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada
benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam
olahraga
4.1 Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan kesetimbangan
benda tegar
Indikator :
1. Menggunakan konsep torsi untuk memecahkan persoalan mengenai
dinamika rotasi
2. Menghitung besar momen innersia suatu sistem
3. Menggunakan hubungan momen gaya dengan momen inersia dalam
memecahkan masalah mengenai dinamika rotasi
4. Menghitung besar momentum sudut benda yang berotasi
5. Menggunakan hokum kekekalan momentum sudut untuk memecahkan
persoalan mengenai dinamika rotasi
6. Menggunakan prinsip kesetimbangan untuk memecahkan persoalan yang
relevan
7. Menghitung energi kinetik benda berotasi
8. Menggunakan hukum kekekalan energi mekanik untuk menyelesaikan
persolan benda menggelinding
9. Menganalisis letak titik berat suatu benda tegar
10. Menentukan letak titik berat sehelai kertas yang bentuknya tidak teratur
KMateri Pembelajaran
Dinamika rotasi
Tentu kalian telah mengetahui sebuah bianglala, yang sering terdapat ditempat
bermain? Apakah gerak bianglala sedang begerak ? Bianglala tersebut bergerak
berputar, gerakan tersebut dinamakan gerak rotasi karena lintasannya berbentuk
lingkaran dan terdapat sebuah sumbu sebagi pusatnya
Gerak rotasi benda dapat diamati dilingkungan sekitar kita, seperti gambar
diatas. Contohnya : bola yang menggelinding, gerak engsel pada pintu, gerakan
katrol, sekrup, dan gerak roda. Sebagaian besar gerak rotasi yang dialami benda
tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada sesuatu yang menyebabkan benda
tersebut berotasi.
Ketika suatu benda bergerak pada lintasan lurus, maka benda tersebut dapat
dikatakan bergerak secara translasi. Gerak Translasi dapat diartikan sebagai
gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama Akan
tetapi, ketika benda tersebut bergerak pada sumbu putarnya atau bergerak pada
lintasan melingkar, maka benda tersebut bergerak secara rotasi. Gerak Rotasi
didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan bentuk lintasan lingkaran.
Sedangkan dinamika rotasi adalah gerak rotasi yang meninjau terjadinya
penyebab gerak rotasi tersebut. Adapun penyebab perubahan gerak rotasi adalah
momen gaya yang dikenal sebagai Torsi (). torsi (dari bahasa latin torquere;
memutar)
Momen Gaya (torsi)
A
Momen Gaya (torsi) dalah hasil kali sebuah gaya dengan lengannya ()
Torsi atau momen gaya dirumuskan dengan:
dimana:
= adalah torsi atau momen gaya (Nm)
r = adalah lengan gaya (m)
F = adalah gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)
Momen gaya/torsi benilai positif untuk benda bergerak melingkar searah dengan
putaran jam (clockwise), dan bernilai negatif jika benda berotasi dengan arah
berlawanan putaran jam (counterclockwise).
Contoh Soal 1
Momen Inersia
B
Konsep momen inersia pertama kali diberikan oleh Leonhard Euler. Momen
inersia didefinisikan sebagai kelembaman suatu benda untuk berputar pada porosnya,
atau dapat dikatakan ukuran kesukaran untuk membuat benda berputar atau bergerak
melingkar. Besar momen inersia bergantung pada bentuk benda dan posisi sumbu
putar benda tersebut.
Momen inersia dirumuskan dengan:
dimana:
I = adalah momen inersia (kgm2)
r = adalah jari-jari (m)
m = adalah massa benda atau partikel (kg)
Benda yang terdiri partikel atau benda-benda penyusunnya yang lebih kecil, jika
melakukan gerak rotasi, maka momen inersianya sama dengan hasil jumlah semua
momem inersia penyusunnya:
Momentum Sudut
C
Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk mengubah arah gerak
benda yang sedang berputar atau bergerak melingkar.
Momentum sudut dirumuskan dengan:
dimana:
L = adalah momentum sudut (kgm2s-1)
I = adalah momen inersia benda (kgm2)
= adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
m = adalah massa benda (kg)
v = adalah kecepatan linear (m/s)
r = adalah jarak benda ke sumbu putarnya (m)
Contoh Soal 3
Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang
bergerak rotasi yang dirumuskan dengan:
1
Ekt = iw
2
1 1
Ekt = m v 2+ i w 2
2 2
dimana:
Ekt = adalah Energi kinetik total benda
Ek = adalah energi kinetik translasi
Ekr = adalah energi kinetik rotasi
m = adalah massa benda (kg)
v = adalah kecepatan linear (m/s)
I = adalah momen inersia benda (kgm2)
= adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
Contoh Soal 4
Benda yang bergerak secara translasi menggunakan hukum newton II (ƩF = ma)
dan benda yang bergerak secara rotasi juga memakai konsep hukum Newton yang
sama, akan tetapi besarannya memakai besaran-besaran rotasi. Sehingga, Hukum
Newton II untuk benda yang bergerak secara rotasi atau bergerak melingkar memakai
rumus:
τ=Iα
dimana:
τ = adalah total torsi yang bekerja pada benda
I = adalah momen inersia benda
a = adalah percepatan sudut benda
Karena
τ=rxF
maka
r.F=I.a
Dibawah ini adalah tabel yang menganalogikan antara gerak translasi dan gerak
rotasi:
Besaran-besaran Pada Gerak Translasi Besaran-besaran pada Gerak Rotasi
Besaran Rumus Satuan Besaran Rumus Satuan
Jarak tempuh
Jarak tempuh s m q = s/r rad
sudut
Kecepatan V = s/t m/s Kecepatan sudut rad/s
2
Percepatan a = V/t m/s Percepatan sudut rad/s2
Massa m kg Momen inersia I = mr2 kg . m2
Gaya F = ma N Momen gaya/torsi Nm
Momentum p = mv kg . m/s Momentum sudut kg . m2/s
Energi kinetik
Energi kinetik Nm (Joule) Nm (Joule)
rotasi
Dibawah ini adalah tabel yang menyimpulkan hubungan antara gerak translasi dan
gerak rotasi:
Konsep Gerak Translasi Hubungan Gerak Rotasi
Penyebab akselerasi
Kesukaran untuk berakselerasi m I
Hukum newton 2
Contoh Soal 5
KInformasi Pendukung
Informasi Penting
Ketika suatu benda bergerak pada lintasan lurus, maka benda tersebut
dapat dikatakan bergerak secara translasi. Akan tetapi, ketika benda tersebut
bergerak pada sumbu putarnya atau bergerak pada lintasan melingkar, maka
benda tersebut bergerak secara rotasi.
Gerak rotasi benda dapat diamati dalam berbagai peristiwa di
lingkungan kita. Bola yang menggelinding, gerak engsel pada pintu, gerakan
katrol, sekrup, dan roda merupakan contoh gerak rotasi benda. Sebagian besar
gerak rotasi yang dialami benda tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada
sesuatu yang menyebabkan benda tersebut berotasi. Akan tetapi ketika benda
bergerak berputar atau pada lintasan melingkar, benda tersebut dapat pula
menerima gaya yang lebih dikenal sebagai Torsi
Misal sebuah pintu yang diberikan gaya dorong F dengan membentuk
sudut α terhadap arah pintu. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin
cepat pintu terbuka. Semakin besar jarak engsel dari tempat gaya bekerja ,
maka semakin besar momen gaya sehingga pintu lebih muda dibuka. Dengan
demikian momen gaya dapat dirumuskan sebagai hasil kali antara gaya,
dengan jarak titik ke garis kerja gaya pada arah tegak lurus
Momen gaya atau torsi dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian:
1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berputar.
2. Torsi disebut juga momen gaya.
3. Momen gaya/torsi benilai positif jika benda bergerak melingkar atau
berputar searah dengan putaran jam (clockwise), dan bernilai negatif
jika benda berotasi dengan arah berlawanan putaran jam
(counterclockwise).
4. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau
titik massa benda dapat dikatakan memberikan Torsi pada benda
tersebut.
KLatihan
1. Sebuah roda berbentuk cakram homogen dengan jari-jari 40 cm dan massa 50 kg.
Jika benda tersebut mengalami percepatan sudut sebesar 10 rad/s2, hitunglah
momen gaya yang bekerja pada roda tersebut!
2. Sebuah benda tegar berotasi dengan percepatan sudut 15 rad/s2 karena bekerja
momen gaya sebesar 30 Nm. Tentukanlah momen inersia benda tersebut!
3. Baling-baling kipas angin berputar 25 rad/s. Jika momen inersia kipas angin 0,002
kg m2, tentukan momentum sudut kipas angin tersebut!
4. Partikel mempunyai momen inersia 2 kg m2 bergerak rotasi dengan kecepatan
sudut sebesar 2 rad/s. Tentukan momentum sudut partikel!
5. Partikel bermassa 1 kg berotasi dengan kelajuan sudut 2 rad/s. Jari-jari lintasan
partikel adalah 2 meter. Tentukan momentum sudut partikel!
6. Pada gambar dibawah, sebuah katrol silinder pejal dengan massa 3 kg dan berjari-
jari 20 cm dihubungkan dengan dua buah tali yang masing-masing memiliki
terpaut pada benda bermassa dimana m1 = 6 kg dan m2 = 3 kg. Sistem diatas
berada dalam kondisi tertahan diam dan kemudian dilepaskan. Jika tidak terjadi
gesekan pada lantai dengan, berapakah percepatan kedua benda tersebut?
Kegiatan dan Lembar Kerja
Konteks Saintifik
A
Sekarang coba perhatikan Gambar di atas! Dan lakukan hal tersebut untuk memutar
baut, kedudukan tangan seperti gambar, mana yang lebih mudah a, b atau c ?
Pernahkan Anda menggulung benang layangan dengan kaleng bekas? Jika dua buah
kaleng, yang satunya kecil dan yang satunya lagi besar, digunakan untuk menggulung
benang, kaleng manakah yang akan menyebabkan putaran tangan kita lebih cepat jika
panjang benang dan waktu yang digunakan untuk menggulung adalah sama? Hal ini
dapat dijelaskan dengan konsep hukum kekekalan momentum.
C Konsep Saintifik
Untuk memutar baut, kedudukan tangan seperti gambar (c) lebih mudah
dilakukan daripada kedudukan tangan pada gambar (b) dan (a). Sementara kedudukan
tangan seperti gambar (b) lebih mudah dilakukan daripada seperti gambar (a). Gaya
yang diperlukan untuk memutar baut pada kedudukan (c) lebih kecil dari gaya yang
diperlukan pada gambar (b) atau (a). Berdasarkan fakta ini, besar gaya putar atau
momen gaya tidak hanya ditentukan oleh besar gaya, tetapi juga panjang lengan gaya.
Contoh lainnya adalah pada saat menggulung benang layangan dengan dua
buah kaleng bekas yang berbeda diameternya. Untuk kaleng bekas yang diameternya
lebih besar, maka jari-jarinya juga besar. Jari-jari yang besar akan memberikan
momen inersia yang besar juga. Dengan momen inersia besar, menurut hukum
kekekalan momentum sudut, akan menyebabkan kecepatan sudut kecil. Sebaliknya,
kaleng bekas yang diameternya lebih kecil, maka jari-jarinya juga kecil. Jari-jari yang
kecil akan memberikan momen inersia yang kecil juga. Dengan momen inersia kecil,
menurut hukum kekekalan momentum sudut, akan menyebabkan kecepatan sudut
membesar. Itu sebabnya, menggulung dengan kaleng bekas yang diameternya lebih
kecil akan menyebabkan putaran tangan kita menjadi lebih cepat dibandingkan
menggulung dengan kaleng bekas yang diameternya lebih besar.
Evaluasi
Respon atau Balikan
Referensi