Anda di halaman 1dari 13

BAB 5

DINAMIKA ROTASI

DOSEN : VINA OKTAVIANI,S.PD, M.T

Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta
2022

Disusun oleh : 1. Diffa Anggini Dwi Velita - 1513622016


2. Wahyu Haryanto -
3. M. Ramadhan – 1513622051
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada hakikatnya fisika adalah ilmu tentang gejala alam yang dinyatakan dalam fakta, konsep,
prinsip, dan hukum yang kebenarannya perlu diuji melalui serangkaian kegiatan secara ilmiah. . Fisika
juga merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memberikan pengalaman kuantitatif tentang
sifat, perilaku dan analisis matematik. Didalam ilmu fisika terdapat berbagai peristiwa yang di analisis
menggunakan model matematika, salah satunya adalah pergerakan atau dinamika. Pergerakan
mempunyai beberapa bentuk salah satunya rotasi. Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan.
Sehingga gaya-gayayang bekerja pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan
rotasiterhadap suatu poros. Pada benda tegar di kenal titik berat.

Rotasi adalah perputaran semua titik pada suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu atau
sumbunya. Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuk jika dikenai gaya. Pada artikel ini kita
akan membahas menegnai dinamika rotasi. Dari definisi, memahami konsep rotasi dan keseimbangan
benda tegar, teori, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep rumus-rumus momentum gaya dan momentum sudut?
2. Apa yang Dimaksud dengan momen inersia ?
3. Bagimana rumus energy kitentik hukum newton II pada gerak rotasi ?

c. Tujuan
1. Memahami konsep dinamika rotasi
2. Mengetahui berbagai momentum yang terdapat pada diamika rotasi
3. Memahami penerapan hokum newton II pada dinamika rotasi
BAB 2

PEMBAHASAN

 Rotasi

Rotasi adalah perputaran semua titik pada suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu atau
sumbunya. Benda tegar yang berputar pada porosnya (kaku dan homogen) tetap diam di ruang angkasa
dan karena itu tidak memiliki energi kinetik yang terkait dengan gerak translasi.

A. Momen Inersia

Momen inersia didefinisikan sebagai kelembaman suatu benda untuk berputar pada porosnya.
Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarakdari sumbu putar (r² ). Momen inersia
suatu benda tergantung pada :

a. Massa benda

b. Bentuk benda

c. Letak sumbu putar/poros

Momen inersia adalah sifat benda (dan sumbu rotasi), seperti massa m yang merupakan sifat benda
yang mengukur kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi.

Momen inersia dirumuskan dengan:

dimana:

I = momen inersia (kgm2)


r = jari-jari (m)

m = massa benda atau partikel (kg)

Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu, Benda yang terdiri atas susunan partikel atau
benda-benda penyusunnya yang lebih kecil, maka momen inersianya sama dengan hasil jumlah semua
momen inersia penyusunnya:

percepatan angular benda tegar sebanding dengan torsi neto yang bekerja padanya. Marilah kita
asumsikan bahwa Fi adalah gaya eksternal neto yang bekerja pada partikel ke-i. Percepatan tangensial
partikel ke-i, dari hukum kedua newton adalah:

𝐹𝑖𝑡 = mi αit = m1 ri α
Momen inersia untuk massa yang memiliki sebaran partikel yang kontinu (benda).

Berikut table momen inersia untuk benda yang mempunyai distribusi massa kontinu :
B. Momentum Sudut

Hukum kekekalan momentum sudut berbunyi “Jika tidak ada resultan momen gaya luar yang bekerja
pada system,maka momentum sudut system adalah kekal (tetap besarnya)”.

Momentum sudut suatu partikel yang berotasi terhadap sumbu rotasi didefinisikan sebagai hasil
kali vektor momentum linier partikel terhadap vektor posisi partikel terhadap sumbu rotasi. Ini berarti
bahwa momentum suatu partikel juga merupakan besaran vektor. Rumus dari momentum sudut adalah:
dengan r = vektor posisi partikel terhadap sumbu putar

Karena rumus dinamika adalah massa kali kecepatan

Maka dapat kita simpulkan bahwa rumus sederhana dari momentum sudut ialah

momentum angular L relatif terhadap pusat lingkaran di definisikan sebagai hasil kali besarnya
momentum linier mv dan jari –jari r . Untuk gerakan umum, momen agular sebuah partikel relatif
terhadap titik asal O didefinisikan sebagai L = rp sin 𝜃 , Karena p = mv = m𝜔r sehingga diperoleh L = mvr
= mr2𝜔 = I𝜔

Dengan I = mr2 adalah momen inersia partikel terhadap sumbu yang melalui pusat lingkaran dan
tegak lurus bidang gerakan arah L sama dengan arah 𝜔. Untuk gerakan yang berlawanan dengan arah
jarum jam, nilai besaran itu adalah negatif.

𝜔 = kecepatan sudut dan I = momen inersia (hubungan momentum sudut dan momen inersia)

Dengan v adalah kecepatan partikel r yaitu v = r sin 𝜃 adalah jarak tegak lurus dari garis gerakan ke titik
O.

Kita juga dapat meninjau momentum sudut dengan cara mendefinisikan momentum linear
partikel p dan menunjukkan bahwa hukum kedua Newton dapat ditulis :
Momentum angular total benda yang berputar dapat dengan menjumlahkan momentum
angular semua elemen dalam benda. Momentum sudut total dapat juga disebut dengan momentum

sudut system.

Kecepatan perubahan momentun sudut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jika resultan gaya yang bekerja pada pertikel tersebut sama dengan nol. Maka:

(momentum sudut akhir partikel sama dengan momentum sudut awal partikel).

C. Momen Gaya(T=Torsi)

Momen gaya atau torsi dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian:

1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda bergerak melingkar atau
berputar.

2. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda bergerak melingkar atau
berputar searah dengan putaran jam, dan sebaliknya bila berputar melawan arah jarum jam bernilai
negatif.

3. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau titik massa benda dapat
dikatakan memberikan Torsi pada benda tersebut.

F2 F1
F1

F2
Bila anda ingin memutar gasing, anda akan memuntirnya. sebuah cakram yang diam mendatar pada
permukaan horizontal dibuat berputar oleh gaya F1 dan F2 yang bekerja pada tepi cakram. Kedua gaya
yang sama itu bila dikerjakan sedemikian rupa hingga garis kerjanya melalui pusat cakram.

Jarak tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dan sumbu rotasi dinamakan lengan gaya tersebut.
Hasil kali sebuah gaya dengan lengannya dinamakan torsi τ. Torsi yang diberikan pada sebuah benda
oleh sebuah gaya adalah besaran yang mempengaruhi kecepatan angular benda tersebut.

Torsi atau momen gaya secara vektor dirumuskan dengan:

τ (torsi) = r x F

dimana:

adalah torsi atau momen gaya (Nm). r adalah lengan gaya (m). F adalah gaya yang diberikan tegak
lurus dengan lengan gaya (N).

jika dijabarkan dengan hokum newton II maka momen gaya yaitu:

Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka besar torsinya adalah

dengan ϕ adalah sudut antara gaya F dan vektor posisi r ke titik tangkap gaya.

Ketika anda memberi gaya F dengan arah seperti gambar,


barulah rotasi dapat terjadi pada kunci inggris.

Lengan momen (atau lengan torsi) dari sebuah gaya


terhadap suatu poros melalui P didefinisikan sebagai
panjang garis yang ditarik dari titik poros P sampai
memotong tegak lurus garis kerja gaya F. lengan momen
(diberi simbol ): = ri sin ϴ. Torsi yang diberikan oleh gaya ini adalah 𝜏 = Fℓ .

D. Energi Kinetik Rotasi (Gerak Menggelinding)

Gerak menggelinding adalah gabungan antara gerakan rotasi dan translasi, Benda yang bertranslasi
memiliki energi kinetik translasi, Ek = 1/2mr2. sehingga persamaan untuk gerak menggelinding adalah:
Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga tranlasi, maka energi kinetik totalnya adalah
gabungan dari energi kinetik translasi rotasi dan energi kinetik rotasi:

dimana:

EKt = Energi kinetik total benda

Ek = energi kinetik translasi

Ekr = energi kinetik rotasi

m = massa benda (kg)

v = kecepatan linear (m/s)

I = momen inersia benda (kgm2)

𝜔 = kecepatan sudut benda (rad/s)

Secara umum, kerja yang dilakukan oleh torsi (τ) ketika sebuah benda menempuh suatu sudut kecil
d𝜃 adalah:

d𝑊 = 𝜏 𝑑θ
Laju kerja yang dilakukan torsi adalah daya masukan torsi itu :

P = dW/dt = τ dθ/dt atau P = 𝜏ω

Kerja total yang dilakukan pada sistem sama dengan perubahan energi kinetik sistem (jika sistem
tidak mengalami perubahan energi potensial dan tidak ada energi yang hilang). Untuk benda yang
berputar terhadap sumbu yang melalui pusat masanya, energi kinetik benda adalah energi kinetik relatif
terhadap pusat massa. Energi kinetik ini adalah jumlah kinetik masing – masing partikel dalam benda :
1 1 1
𝐾 = ∑ 𝑚𝑖 vi2 = ∑ 𝑚𝑖 (𝑟𝑖 𝜔)2 = ∑ 𝑚𝑖 𝑟𝑖2 𝜔2
2 2 2
𝑖 𝑖 𝑖
BAB 3

LATIHAN SOAL

Soal Momen Gaya


1.Sebuah poros ditahan oleh sebuah tali mendapatkan gaya F=8 N. Jika tegangan yang dialami
tali sebesar 12 N, maka momen gaya yang dialami oleh sistem pada gambar di bawah in saat ada
pada titik O adalah

Jawaban:
Diketahui F= 8 N , T=12 , r1=2m, r2=2M+3M= 5M
Ditayan:ΣT?
Penyelesaian ada dua momen gaya yang berkerja pada system di dalam gambar dia tas, yaitu
momen gaya akibat tegangan tali (t1) dan momen gaya akibat gaya (t2)
Kedua momen gaya berkerja secara berlawan . tegangan tali cenderung memutar system
melawan arah jarum jam, sedangkan gaya cenderung memutar system searah jarum jam.
Kemudian, akan di dapatlah meomen gaya total system yaitu resultan dari kedua momen gaya
diatas
Penting diingat aturan tanda momen gaya, yaitu bertanda positif jika searah jarum jam dan
bertanda negatif jika berlawan arah jarum jam
Berikut perhitungannnya
Momen gaya karna tegangan tali = t1= r1. T Sin 𝜃
2.12 . sin 30derajat
24 . 0,5
12 Nm, melawan arah jarum jam.
Momen gaya karena gaya= T2= R2. F
5.8
40 Nm, Searah jarum jam
Momen gaya total syste
ΣT=T +T

28 Nm, Searah jarum jam


Jadi, momen gaya yang dialami oleh system pada gambar adalah 28 Nm dan searah jarum jam
Contoh soal Momen Inersia
Diberikan sebuah batang tipis dengan panjang 8 meter dan bermassa 480 gram. Jika momen
inersia dengan poros di pusat massa batang adalah I = 1/12 ML2 tentukan besar momen inersia
batang jika poros digeser ke kanan sejauh 2 meter! Pembahasan Dik:
L=8m
M = 480 gram = 0,48 kg I(pusat) = 1/12 ML2 x = 2 meter
Dit: I(geser ke kanan 2 meter)?
Jawaban:
Ix = 1/12 ML2 + Mx2
Ix = 1/12 M (L2 + x2)
Ix = 1/12 . 0,48 (82 + 22)
Ix = 1/12 . 0,48 (64+4)
Ix = 1/12 . 0,48 (68)
Ix = 2,72 kg.m2
Jadi, momen inersia batang jika poros di geser ke kanan sejauh 2 meter adalah 2,72 kg.m 2

Contoh Soal Momentum Sudut


Katrol cakram pejal bermassa 2 kg dan berjari-jari 0,1 meter. Jika katrol bergerak rotasi pada
porosnya dengan kecepatan sudut konstan 2 rad/sekon, berapa momentum sudut katrol ?
Pembahasan Diketahui :
Massa katrol cakram pejal (m) = 2 kilogram Jari-jari
katrol cakram pejal (r) = 0, 1 meter
Kecepatan sudut (ω) = 2 radian/sekon

Ditanya : Momentum sudut katrol

Jawab :
Rumus momen inersia cakram pejal jika berotasi pada poros seperti pada gambar :
I = 1/2 m r2
Keterangan : I = momen inersia (kg m2), m = massa (kg), r = jari-jari (meter) Momen
inersia cakram pejal :
I = 1/2 (2)(0,1)2 = (1)(0,01) = 0,01 kg m2 Momentum
sudut :
L = I ω = (0,01)(2) = 0,02 kg m2/s
Contol Soal Energi kinetik rotasi
Sebuah roda berbentuk silinder pejal berjari-jari 10 cm dan bermassa 5 kg. jika roda tersebut
diputar pada sumbunya dengan kecepatan sudut 5 rad/s,maka kinetiknya adalah

Pembahasan:
Dik: R=10 cm=0,1 m
M=5 kg
𝜔=5rad/s
I=1/2MR2=1/2.5kg.(0,1m)2=0,025kgm2
Jawab EK=1/2.I.
𝜔2
EK=1/2.0,025kgm2.(5rad/s)2
EK=0,3125 J

Contoh soal kesetimbangan benda tegar


Pembahasan: Diketahui:
WA = 100 N
WB = 400N
d=2m
Ditanyakan: Posisi bahu = …? Jawaban:
∑Ʈ = 0
WB . x – WA . (2 – x) + N . 0 = 0 (torsi positif jika arah putaran searah jarum jam dan
sebaliknya)
400 N . x – 100 N (2 – x) = 0
400 N . x = 100 N (2 – x) = 0
4x = 2 – x
4x + x = 2 5x =
2 x = 2/5 = 0,4
m
Jadi posisi bahu 0,4 m dari B dan 1,6 m
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.academia.edu/37809614/DINAMIKA_ROTASI
- https://www.academia.edu/6848887/KESETIMBANGAN_DAN_DINAMIKA_ROTASI
-

Anda mungkin juga menyukai