Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 5

Uun
Achmad
BAB 3
DINAMIKA ROTASI

TORKA
A. TORKA ( MOMEN
GAYA )

Suatu gaya yang bekerja pada benda kaku yang

berpusat pada sebuah sumbu, benda itu cenderung


berotasi terhadap sumbu tersebut.
Kecenderungan suatu gaya untuk merotasikan sebuah

benda terhadap sumbu tertentu diukur dengan besaran


vektor disebut TORKA
TORKA Dipengaruhi oleh besar gaya dan jarak gaya dari

titik tumpuan ( lengan gaya ) dan arah gaya


=r.F
PERSAMAANNYA :
Keterangan : = momen gaya ( Nm )
F= gaya ( N )
r= lengan gaya (m) ( jarak antara titik tangkap gaya dari
pusat putaran )
Torka merupakan vektor.
Gaya F yang diberikan berada pada sudut terhadap
horizontal.
Besar torka yang terkait dengan gaya F dengan
persamaan :

Dari perkalian vektor didapatkan rumus :


M= r . F sin
M = r .F sin =
F.d

Keterangan : d= jarak tegak lurus dari titik pusat ke garis


arah F ( d disebut juga dengan lengan momen )
Arah momen gaya dicari dengan aturan tangan

kanan : jika searah dengan jarum jam bernilai ( +


) dan jika berlawanan dengan putaran arah jarum
jam maka bernilai ( - )

Komponen F yang menyebabkan rotasi

adalah F sin ( komponen yang tegak lurus


dengan garis yang ditarik dari sumbu rotasi
kegaris aksi dari gaya F.
Komponen F cos tidak menghasilkan

rotasi terhadap sumbu yang melalui O


dikarenakan garis arahnya melalui O
Kecenderungan rotasi meningkat jika F
meningkat dan d ( lengan gaya ) meningkat .
Maka dari itu lebih mudah merotasikan sebuah
pintu jika kita mendorong pada gagang pintu
daripada dititik dekat engsel.
Jika ada 2 atau lebih gaya bekerja pada suatu benda

kaku , maka masing masing gaya cenderung berotasi

terhadap sumbu O

Torka tidak boleh tertukar dengan gaya. Gaya dapat

menyebabkan perubahan dalam gerak rotasi ,tetapi

efktifitas gaya itu yang menyebabkan perubahan ini

bergantung pada gaya dan lengan momen dari gaya .

Nb : jangan sampai tertukar antara torka dan usaha ,

yang memiliki satuan sama tetapi konspnya sangat

berbeda
HUBUNGAN ANTARA TORSI DAN PERCEPATAN
SUDUT

Sebuah partikel bermassa m berotasi dalam


lingkaran dengan jari jari r dengan pengaruh
suatu gaya tangensial F1 dan suatu gaya jari
jari Fr seperti ditunjukkan pada gambar dibawah
ini
Gaya tangensial menghasilkan percepatan tangensial a dan
F = m at
Benda torsi terhadap pusat lingkaran yang diakibatkan oleh F
adalah
= F r = ( m at)r
Oleh karena percepatan tangensial berhubungan dengan
percepatan sudut melalui at = r, torsi dapat dinyatakan sebagai
= ( m r ) r = ( m r2 )
m r2 adalah momen inersia dari partikel terhadap sumbu z yang
melalui pusatnya, sehingga = I
Menunjukkan bahwa torsi yang bekerja pada partikel
seebanding dengan percepatan sudutnya, dan konstanta
kesebandingannya adalah momen inersia.
Jika kita menempatkan benda dalam sistem koordinat
Cartesius, maka setiap elemen masa berotasi dalam lingkaran
terhadap pusatnya, dan masing masing mempunyai percepatan
tangensial yang dihasilkan dari suatu gaya tangensial luar
Untuk setiap partikel, dari hukum Newton II
diketahui bahwa
d Ft= (dm) at
Ft= (dm) at
d = r dFt = at r dm
oleh karena at = r , persamaan untuk d
menjadi
d = r2 dm
CONTOH SOAL
Balok kayu seragam diatas sepanjang 8 m
dan berat 200 N berada diatas dua buah
tiyang penyangga A dan B . Besar beban
yang dirasakan 8oleh
m titik A adalah

3m 1
m
A B
B. MOMENTUM SUDUT

Momentum sudut sesaat L dari sebuah partikel,


relatif terhadap titik asal O, didefinisikan sebagai
hasil kali silang dari ektor posisi sesaat partikel r dan
=p :dL/
momentum linier sesaat L=rxp
Persamaan.(i)
dt
Torka dapat menyebabkan momentum sudut ( L )
berubah
Gaya menyebabkan momentum linier p berubah.
Dari rumus diatas ini menyatakan bahwa torka yang
bekerja pada partikel sama dengan rata-rata waktu
perubahan dari momentum sudut partikel
Persamaan (i) hanya berlaku jika dan L diukur
dari titik yang sama
Satuan SI momentum sudut adalah kg.
m2/s
Besar dan arah dari L bergantung pada
pemilihan titik asal dengan mengikuti
L = r
kaidah tangan kanan.m v sin

= sudut antara p dan r


Karena r tegak lurus dengan p, maka L =
rmv
MOMENTUM SUDUT PADA SISTEM
PARTIKEL
Hukum II Newton untuk sebuah partikel dapat diperluas

untuk sistem banyak partikel sehingga

Persamaan ini menyatakan bahwa gaya netto eksternal

yang bekerja pada system sama dengan rata rata waktu

perubahan dari momentum linier total system.

Momentum sudut total dalam sistem partikel pada

beberapa titik didefinisikan sebagai jumlah vektor

momentum-momentum sudut dari masing- masing partikel

L total = L1+L2+L3++Ln = Li
Dimana jumlah vector diatas semua partikel
berjumlah n pada system

Torsi torsi yang bekerja pada system partikel


adalah torsi yang terkait dengan gaya internal atar
partikel dan gaya eksternal
Torsi yang terkait dengan dengan semua gaya
internal adalah nol ( Hukum III Newton yang
menyatakan bahwa gaya internal antarpartikel
dalam system sama besar dan arahnya
berlawanan), sehingga torsi netto internal sekarang
sudah tidak ada lagi.
Momentum sudut system dapat berubah terhadap
waktu hanya jika ada torsi eksternal netto yang
bekerja pada system sehingga didapatkan
MOMENTUM SUDUT PADA BENDA KAKU
YANG BERPUTAR

Setiap partikel dari ini berputar pada bidang xy


terhadap sumbu z dengan kelajuan sudut .
Besar momentum sudut partikel pada masa m1
sekitar sumbu z adalah m1 v1 r1 . oleh karena
vi = ri , maka dapat besar nilai momentum
sudut partikel adalah

Momentum sudut ( dalam komponen z ) dari


seluruh benda dengan menhitung jumlah Li dari
semua partikel :
Torsi eksternal netto yang bekerja pada benda
kaku yang berputra pada sumbu, tetap sama
dengan momen inersia pada sumbu rotasi
dikalikan dengan percepatan sudut benda relative
terhadap sumbunya

Jika sebuah benda yang simetris bergerak pada


sumbu tetap yang melewati pusat masanya maka
KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT
Bunyinya yaitu
Momentum sudut total system adalah
konstan dalam besar dan arah jika resultan
torsi torsi eksternal yang bekerja pada
system adalah nol, yaitu sistemnya terisolasi

, maka

Sehingga kita dapat menuliskan


berlaku untuk rotasi pada sumbu
tetap dan rotasi pada sumbu tersebut
arahnya tetap . syaratnya bahwa torsi
Contoh : seorang peseluncur yang
berputar . kelajuan sudut dari
peseluncur bertambah ketika ia
menarik tangan dan kakinya
mendekati tubuhnya sehingga
mengurangi I . dengan
menghasilkan gesekan antara
peseluncur dengan es, tidak ada
torsi eksternal yang bekerja pada
peseluncur, sehingga momentum
sudut dari peseluncur adalah kekal
CONTOH SOAL

Batang tak bermasa yang panjang


2R dapat berputar disekitar sumbu
vertical melewati pusatnya seperti
ditunjukkan oleh gambar . system
berputar dengan kecepatan sudut
ketika kedua massa berjarak
sejauh R dari sumbu. Massa secara
simultan ditarik sejauh R/2
mendekati sumbu oleh gaya yang
arahnya sepanjang batang .
berapakah kecepatan sudut yang
Contoh soal :
sebuah panggung horizontal dalam bentuk
piringan lingkarang yang berputar dengan
bebas dalam bidang horizontal dan sebuah
jari- jari vertikal licin . Panggung memilki masa
M = 100 kg dan jari-jari R= 2 m . Seorang
murid yang masanya 60 kg berjalan perlahan
dari pinggir piringan menuju pusatnya. Jika
kelajuan sudut dari sistem adalah 2 rad/s
ketika murid berada pada pinggirannya,
berapakah kelajuan sudutnya ketika ia
mencapi titik r= 0.5 m dari pusatnya ?
C. KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Kondsisi untuk mencapai keseimbangan adalah


gaya netto yang bekerja pada benda haruslah .
Ada 2 kondisi yang dibutuhkan oleh suatu benda
untuk mencapai kesetimbangan :
1. Resultan gaya eksternal harus = 0
2. Resultan torka eksternal haruslah = 0
. Kondisi yang pertama merupakan kesetimbangn
translasional yang menyatakan bahwa percepatan
linier dari pusat masa benda haruslah 0 ketika
diamati dari kerangka acuan inersia.
Yang kedua merupakan keseimbangan
rotasional yang menyatakan bahwa pecepatan
sudut terhadap semua sumbu harus 0.
Kesetimbangan statis adalah benda yang
berada dalam keadaan diam relatif terhadap
pengamat dan tidak memiliki percepatan linier
maupun percepatan sudut
Kesetimbangan partikel statis adalah keadaan
suatu partikel ketika memiliki resultan gaya
yang bekerja sebesar nol.
F = 0 Fx = 0 ; Fy = 0
Kesetimbangan benda tegar adalah keadaan
suatu partikel ketika tidak bergerak secara
translasi maupun rotasi, karena resultan gaya
dan momen gaya sebesar nol.
Benda tegar adalah benda yang apabila
dipengaruhi gaya-gaya tidak mengalami
perubahan bentuk. Dan benda yang berada
dalam keadaan seimbang berarti benda berada
dalam keadaan diam (seimbang statik), atau
memiliki nilai kecepatan tetap dan kecepatan
sudut tetap (seimbang mekanik). Jenis-jenis
keseimbangan benda yaitu :
Keseimbangan stabil (keseimbanganyang terjadi
pada benda yang apabila dipengaruhi gaya akan
kembali ke posisi semula, begitu gaya dihilangkan)
Keseimbangan labil (kesetimbangan yang terjadi
pada benda yang apabila dipengaruhi gaya tidak
kembali ke posisi semula)
Keseimbangan netral (kesetimbangan yang terjadi
pada benda yang apabila dipengaruhi gaya akan
mengalami perubahan posisi)
Berdasarkan hukum 1 Newton maka rumusan yang
berlaku pada benda yang seimbang yaitu :
Jenis-jenis kesetimbangan:
Jenis Sesaat setelah gaya Titik berat
luar dihilangkan

Stabil/mantap Bergerak, lalu kembali Bergerak naik


ke posisi awal

Labil Tidak kembali keposisi Bergerak turun


awal

Netral/ indeferent Tidak berpengaruh Tetap


Keterangan : Fx = resultan gaya pada sumbu x
Fy = resultan gaya pada sumbu y
= resultan torsi
Beberapa materi terkait keseimbangan benda tegar
yaitu momen kopel, titik tangkap gaya, dan titik
berat benda.
a. MOMEN KOPEL
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang
sejajar, sama besar, dan arahnya berlawanan.
Pengaruh kopel terhadap sebuah benda adalah
memungkinkan benda berotasi. Besarnya kopel
dinyatakan dengan momen kopel dapat dihitung
dengan rumusan sebagai berikut.
Keterangan : M = momen kopel (Nm) F = gaya (N)
d = jarak antar gaya (m) Momen kopel bertanda
positif jika arah putarannya searah dengan putaran
jarum jam dan negatif jika berlawanan dengan arah
putaran jarum jam.

Titik tangkap gaya berat merupakan titik berat


benda. Sehingga rumusan titik berat benda dapat
dituliskan sebagai berikut.
Rumusan lain untuk menentukan titik berat benda
yaitu : Titik berat benda berdasarkan massa

Titik berat benda berdimensi 3 (berbentuk ruang)

Beberapa letak titik berat benda berdimensi 3


homogen
Titik berat benda berdimensi 2 (luasan)

Titik berat benda berdimensi 1 (garis

Anda mungkin juga menyukai