Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca dan
melengkapi materi yang tak di bahas secara mendetail di buku.

Makalah ini berisi informasi tentang Kesetimbangan Benda Tegak. Yang kami
harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan
keseimbangan benda tegar dan kejadian hidup yang masih mengandung unsur dari bahan
yang kami bahas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

ii
PENDAHULUAN

Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan perancang bangunan yang
karyanya sangngat mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh
menjadikan hasil karya itu bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang
keindahan itu terletak pada keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada
pembahasan kali ini akan mempelajari materi tentang keseimbangan benda tegar.

Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang
bekerja pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu
poros. Pada benda tegar di kenal titik berat.

Salah satu contoh aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid,
lalu berjalan di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m. Untuk mengetahui sebab
tidak jatuhnya pemain acrobat itu, dapat pembaca mencari tahu dari materi yang kami
bahas ini.

A. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan
momen gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
 Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan,
dan lain-lain.
 Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang
hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
 Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari
luar.
 Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
 Kesetimbangan partikel
 Kesetimbangan benda

a. Keseimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel SF = 0 a SFx = 0 (sumbu X)
SFy = 0 (sumbu Y)

b. Keseimbangan Benda
Syarat kesetimbangan benda: SFx = 0, SFy = 0, tS = 0
Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali
antara gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan :
t=F.d

1
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya
positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama
besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.

Contoh Soal :

Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari – jari 1 m. bertumpu dilantai dan
bersandar pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari lantai. Tentukan gaya
mendatar F minimum untuk mengungkit roda jika g = 10 m/s2!
Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2
R = 1m
h = 0,6 m
ditanyakan : F min…..?
Jawab :
W = m .g
= 13.10
= 130 N
l1 = R- h
= 1 - 0,6
= 0,4
l2 = Ö(R2 - l12)
= Ö(12 - 0,42)
= Ö(1 - 0,16)
= Ö0,84
tS = 0
t1 + t2 = 0
F . l1 - W.l2 = 0
F . 0,4 - 130.Ö0,84 = 0
F = (130Ö0,84)/0,4
= 325Ö0,84 N

Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm (berat diabaikan) dipakai untuk


memikul beban A dan B masing – masing beratnya 48 N dan 42 N. supaya batang
setimbang, orang harus memikul (menumpu) di C. maka tentukan jarak AC!
Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm
FA = 48 N
FB = 48 N
Ditanyakan : Jarak AC…?
Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC adalah 90 – x
tS = 0
tA + tB = 0

2
-WA . lA + WB . lB = 0
-48x + 42 (90 – x) = 0
-48x + 3780 – 42x = 0
-90x = 3780
x = 3780/90 = 42 cm

B. KESEIMBANGAN STATIS
Keseimbangan statis yaitu gaya-gaya yang bekerja pada partikel menyebabkan
partikel diam tidak bergerak.
1. Keseimbangan Statis Translasi
Keseimbangan statis adalah kondisi tertentu dari kon disi dinamis yang
memenuhi persamaan dari Hukum Newton II :

S F = m . a ( 1 – 1 ) yaitu bahwa percepatanya, a = 0, berarti merupakan kondisi


yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan. Sehingga persamaan menjadi :

SF =0(1–2)

S F : jumlah dari vektor gaya -gaya luar yang dikenakan (bekerja) pada benda,
dalam hal ini pada batang atau link. Gaya luar termasuk gaya aksi dan gaya reaksi,
gambar 1a
(a)(b)(c)

Adalah benda yang mendapat gaya aksi F1 dan F2, gambar-1b, reaksi yang
terjadi pada benda untuk mendacapai keseimbangan statis, dan gambar-1c poligon
gaya yang melukiskan keseimbangan gaya, dari persamaan (1 -2). Gaya resultan
adalah jumlah vektor dari gaya-gaya (gaya luar), berarti keseimbangan statis terjadi
bila gaya resultan adalah nol.

2. Keseimbangan Statis Rotasi


Keseimbangan rotasi dari hokum Newton II :

SM = I . a ( 1 – 3 )

Statis rotasi tercapai bila benda diam atau bergerak dengan putaran konstan,
persamaan (1 -3) menjadi :

SM = 0 ( 1 – 4 )

Momen statis yang dihasilkan oleh gaya-gaya luar terhadap titik putar adalah nol.
Gaya aksi F1 dan F2, batang dipen di A dan di tumpu rol di B. Ilustrasi dari
persamaan (1-4) adalah: bila titik putar di B, maka keseimbangan statis rotasi

3
mendapatkan reaksi RA, gambar-1.2b. Untuk titik putar di A keseimbangan statis
rotasi mendapatkan reaksi di B, gambar-1.2c.

C. SYARAT-SYARAT KESEIMBANGAN STATIS BENDA TEGAR


Sekarang mari kita melangkah lebih jauh. Kali ini kita mencoba melihat faktor-
faktor apa saja yang membuat benda tetap dalam keadaan diam.
1. Syarat Pertama
Dalam hukum II Newton, kita belajar bahwa jika terdapat gaya total yang
bekerja pada sebuah benda (benda dianggap sebagai partikel tunggal), maka benda
akan bergerak lurus, di mana arah gerakan benda = arah gaya total. Kita bisa
menyimpulkan bahwa untuk membuat sebuah benda diam, maka gaya total harus =
0. Gaya total = Jumlah semua gaya yang bekerja pada benda.

Secara matematis bisa kita tulis seperti ini :

Persamaan Hukum II Newton :

Ketika sebuah benda diam, benda tidak punya percepatan (a). Karena percepatan
(a) = 0, maka persamaan di atas berubah menjadi :

Jika gaya-gaya bekerja pada arah horizontal saja (satu dimensi), maka kita cukup
menggunakan persamaan 1. Huruf x menunjuk sumbu horizontal pada koordinat
kartesius (koordinat x, y, z). Jika gaya-gaya bekerja pada arah vertikal saja (satu
dimensi), maka kita cukup menggunakan persamaan 2. Huruf y menunjuk sumbu
vertikal pada koordinat kartesius.

Apabila gaya-gaya bekerja pada bidang (dua dimensi), maka kita menggunakan
persamaan 1 dan persamaan 2. Sebaliknya jika gaya-gaya bekerja dalam ruang
(tiga dimensi), maka kita menggunakan persamaan 1, 2 dan 3.

Gaya itu besaran vektor (besaran yang punya nilai dan arah). Dengan berpedoman
pada koordinat kartesius (x, y, z) dan sesuai dengan kesepakatan bersama, jika arah
gaya menuju sumbu x negatif (ke kiri) atau sumbu y negatif (ke bawah), maka gaya
tersebut bernilai negatif. Kita cukup menulis tanda negatif di depan angka yang
menyatakan besar gaya.
Keterangan gambar :
F = gaya tarik
Fg = gaya gesek
N = gaya normal
w = gaya berat
m = massa
g = percepatan gravitasi

4
Benda ini dikatakan berada dalam keadaan diam, karena jumlah semua gaya yang
bekerja pada-nya = 0. Sekarang coba kita tinjau setiap gaya yang bekerja pada
benda.

Gaya yang bekerja pada komponen horisontal (sumbu x) :

Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama. Arah kedua gaya
ini berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau menuju sumbu x positif (bernilai
positif), sebaliknya arah gaya gesekan ke kiri atau menuju sumbu x negatif
(bernilai negatif). Karena besar kedua gaya sama (ditandai dengan panjang panah)
dan arahnya berlawanan, maka jumlah kedua gaya ini = 0.

Gaya yang bekerja pada komponen vertikal (sumbu y) :

Pada komponen vertikal (sumbu y), terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N).
Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat bumi atau menuju sumbu y negatif
(bernilai negatif). Sedangkan arah gaya normal berlawanan dengan arah gaya berat
atau menuju sumbu y positif (bernilai positif). Karena besar kedua gaya ini sama
sedangkan arahnya berlawanan maka kedua gaya saling melenyapkan.

Benda pada contoh di atas berada dalam keadaan seimbang atau diam, karena gaya
total atau jumlah semua gaya yang bekerja pada benda, baik pada sumbu horisontal
maupun sumbu vertikal = 0.

Pada benda ini juga bekerja gaya berat dan gaya normal, seperti benda pada contoh
1. Tapi tidak menggambar komponen gaya berat dan gaya normal, karena kedua
gaya itu saling melenyapkan. Pada kedua sisi benda dikerjakan gaya seperti yang
tampak pada gambar. Besar kedua gaya sama, tetapi berlawanan arah. Apakah
benda akan tetap dalam keadaaan seimbang atau diam ? tentu saja tidak, karena
benda akan berotasi.

Untuk membantumu memahami hal ini, coba letakkan sebuah buku di atas meja.
Selanjutnya, berikan gaya pada kedua sisi buku itu, seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Ketika kita memberikan gaya pada kedua sisi buku, itu sama saja dengan
kita memutar buku. Tentu saja buku akan berputar atau berotasi. Dalam hal ini
buku tidak berada dalam keadaan seimbang lagi.

Berdasarkan contoh 2 ini, bisa dikatakan bahwa untuk membuat sebuah benda tetap
diam, syarat 1 saja belum cukup. Kita masih membutuhkan syarat tambahan.

2. Syarat Kedua

5
Dalam dinamika rotasi, kita belajar bahwa jika terdapat torsi total yang bekerja
pada sebuah benda (benda dianggap sebagai benda tegar), maka benda akan
melakukan gerak rotasi. Dengan demikian, agar benda tidak berotasi (baca : tidak
bergerak), maka torsi total harus = 0. Torsi total = jumlah semua torsi yang bekerja
pada benda. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :

Persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi :

Ketika sebuah benda diam (tidak berotasi), benda tidak punya percepatan sudut
(alfa). Karena percepatan sudut = 0, maka persamaan di atas berubah menjadi :

Contoh 1 :

Masing-masing bermassa m1 dan m2 diletakkan di atas papan jungkat-jungkit (m1


= m2). Lengan gaya untuk gaya berat m1 = l1, sedangkan lengan gaya untuk gaya
berat m2 = l2 (l1 = l2). Papan jungkat-jungkit tidak bergerak atau berada dalam
keadaan seimbang, karena m1 = m2 dan l1 = l2. Arah rotasi itu sengaja gurumuda
gambar, untuk menunjukkan kepada dirimu bahwa jungkat-jungkit juga bisa
berotasi.

Sekarang kita tinjau torsi yang bekerja pada papan jungkat-jungkit di atas. Jika kita
menganggap gaya F1 bisa menyebabkan papan jungkat jungkit bergerak ke bawah,
maka arah putaran papan (sebelah kiri) berlawanan dengan arah gerakan jarum
jam. Karena arah putaran berlawanan dengan jarum jam, maka Torsi 1 (bagian kiri)
bernilai positif.

Demikian juga, apabila kita menganggap gaya F2 bisa menyebabkan papan


berputar maka arah putaran papan (bagian kanan) searah dengan putaran jarum
jam. Karena arah putaran papan searah dengan gerakan jarum jam, maka torsi 2
bernilai negatif. Tanda positif dan negatif ini cuma kesepakatan saja.

D. JENIS-JENIS KESEIMBANGAN

Seperti yang sudah dijelaskan pada pokok bahasan syarat-syarat keseimbangan statis,
sebuah benda berada dalam keadaan diam jika tidak ada gaya total dan torsi total yang
bekerja pada benda tersebut. Dengan kata lain, jika gaya total dan torsi total = 0, maka
benda berada dalam keseimbangan statis (statis = diam). Tidak semua benda yang kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu berada dalam keadaan diam. Mungkin pada
mulanya benda diam, tetapi jika diberi gangguan (misalnya ditiup angin) benda bisa
saja bergerak. Persoalannya, apakah setelah jalan-jalan, benda itu kembali lagi ke
posisinya semula atau benda sudah bosan di posisi semula sehingga malas balik. Hal
ini sangat bergantung pada jenis keseimbangan benda tersebut.

6
Jika sebuah benda yang sedang diam mengalami gangguan (maksudnya terdapat gaya
total atau torsi total yang bekerja pada benda tersebut), tentu saja benda akan bergerak
(berpindah tempat). Setelah bergerak, akan ada tiga kemungkinan, yakni : (1) benda
akan kembali ke posisinya semula, (2) benda berpindah lebih jauh lagi dari posisinya
semula, (3) benda tetap berada pada posisinya yang baru.

Apabila setelah bergerak benda kembali ke posisinya semula, benda tersebut dikatakan
berada dalam keseimbangan stabil (kemungkinan 1). Apabila setelah bergerak benda
bergerak lebih jauh lagi, maka benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil atau
tidak stabil (kemungkinan 2) Sebaliknya, jika setelah bergerak, benda tetap berada
pada posisinya yang baru, benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral
(kemungkinan 3) Untuk lebih memahami persoalan ini, alangkah baiknya jika
dijelaskan satu persatu.

1. Keseimbangan stabil

Misalnya mula-mula benda diam, dalam hal ini tidak ada gaya total atau torsi total
yang bekerja pada benda tersebut. Jika pada benda dikerjakan gaya atau torsi
(terdapat gaya total atau torsi total pada benda itu), benda akan bergerak. Benda
dikatakan berada dalam keseimbangan stabil, jika setelah bergerak, benda kembali
lagi ke posisi semula. Dalam hal ini, yang menyebabkan benda bergerak kembali
ke posisi semula adalah gaya total atau torsi total yang muncul setelah benda
bergerak. Untuk memudahkan pemahamanmu, cermati contoh di bawah.

Bagaimana kalau benda terangkat ke kiri seperti yang ditunjukkan gambar 3 ?


Kasusnya mirip seperti ketika benda terangkat ke kanan (gambar 2). Perhatikan
posisi titik berat dan titik tumpuh. Benda masih bisa kembali ke posisi semula
karena titik berat berada di sebelah kanan titik tumpuh. Torsi total yang dihasilkan
oleh gaya berat menggerakkan benda kembali ke posisi semula (Titik tumpuh
berperan sebagai sumbu rotasi)

Untuk kasus seperti ini, biasanya benda tetap berada dalam keseimbangan stabil
kalau setelah bergerak, titik berat benda tidak melewati titik tumpuh. Minimal titik
berat tepat berada di atas titik tumpuh. Untuk memahami hal ini, amati gambar di
bawah.

Misalnya mula-mula benda diam. Benda akan kembali ke posisi semula jika setelah
didorong, posisi benda condong ke kanan seperti ditunjukkan gambar 1 atau
gambar 2. Dalam hal ini, titik berat benda masih berada di sebelah kiri titik tumpuh
atau titik berat tepat berada di atas titik tumpuh. Untuk kasus seperti ini, benda
masih berada dalam keseimbangan stabil.

7
Sebaliknya, apabila setelah didorong dan bergerak, titik berat benda berada di
sebelah kanan titik tumpuh, maka benda tidak akan kembali ke posisi semula lagi,
tetapi terus berguling ria ke kanan/benda terus bergerak menjahui posisi semula
(gambar 3). Untuk kasus seperti ini, benda tidak berada dalam keseimbangan stabil
lagi.

Perhatikan gambar di bawah. Persoalannya mirip dengan contoh sebelumnya,


bedanya benda bergerak ke kiri. Benda berada dalam keseimbangan stabil (benda
masih bisa bergerak kembali ke posisi seimbang), jika setelah bergerak, titik berat
benda berada di sebelah kanan titik tumpuh (gambar 1) atau titik berat benda tepat
berada di atas titik tumpuh (gambar 2). Sebaliknya, jika setelah didorong dan
bergerak, titik berat berada di sebelah kiri titik tumpuh, maka benda tidak akan
kembali ke posisi semula, tapi terus berguling ria ke kiri. Jika kasusnya seperti ini,
benda tidak berada dalam keseimbangan stabil. Benda berada dalam keseimbangan
labil/tidak stabil.

2. Keseimbangan Labil Atau Tidak Stabil


Sebuah benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil atau tidak stabil apabila
setelah bergerak, benda bergerak lebih jauh lagi dari posisinya semula. Biar lebih
paham, perhatikan contoh di bawah.

Sebuah balok mula-mula diam (gambar 1). Setelah ditabrak tikus, balok tersebut
bergerak alias mau tumbang ke tanah (gambar 2). Amati posisi titik berat dan titik
tumpuh. Posisi titik berat berada di sebelah kanan titik tumpuh. Adanya torsi total
yang dihasilkan oleh gaya berat (w) membuat balok bergerak semakin jauh dari
posisinya semula (gambar 3). Titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi.

8
Contoh 2 :

Sebuah bola, mula-mula sedang diam di atas pantat wajan yang dibalik (gambar 1). Setelah
ditiup angin, bola bergerak ke kanan (gambar 2). Amati gaya-gaya yang bekerja pada bola
tersebut. Komponen gaya berat yang tegak lurus permukaan wajan (w cos teta) dan gaya
normal (N) saling melenyapkan karena kedua gaya ini mempunyai besar yang sama tapi
arahnya berlawanan. Btw, pada bola bekerja juga komponen gaya berat yang sejajar
permukaan wajan (w sin teta). w sin teta merupakan gaya total yang menyebabkan bola
terus berguling ria ke bawah menjahui posisinya semula.

C. Keseimbangan Netral

Sebuah benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral jika setelah digerakkan, benda
tersebut tetap diam di posisinya yang baru (benda tidak bergerak kembali ke posisi semula;
benda juga tidak bergerak menjahui posisi semula).

Contoh 1 :

Amati gambar di bawah. Bola berada di atas permukaan horisontal (bidang datar). Jika
bola didorong, bola akan bergerak. Setelah bergerak, bola tetap diam di posisinya yang
baru. Dengan kata lain, bola sudah malas balik ke posisinya semula; bola juga malas
bergerak lebih jauh lagi dari posisinya semula.

Contoh 2 :

Ini gambar sebuah silinder (drum raksasa yang dicat biru). Silinder berada di atas
permukaan bidang datar. Kasusnya sama seperti bola di atas. Jika didorong, silinder akan
berguling ria. setelah tiba di posisinya yang baru, silinder tetap diam di situ. Si silinder dah
malas jalan-jalan. Pingin bobo, katanya

Agar dirimu semakin paham, silahkan melakukan percobaan kecil-kecilan. gunakan benda
yang bentuknya mirip dengan benda – benda di atas.

Berdasarkan penjelasan panjang lebar di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan

Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu berada
dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula setelah
puas jalan-jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan tali. Untuk
kasus seperti ini, titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpuh (titik tumpuh berada
di antara tali dan tiang penyanggah).

Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat relatif.
Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam

9
keseimbangan labil/tidak stabil. Perhatikan gambar di bawah. Apabila setelah didorong,
posisi benda seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, benda masih bisa kembali ke posisi
semula (benda berada dalam keseimbangan stabil). Sebaliknya, apabila setelah didorong,
posisi benda seperti yang ditunjukkan gambar 2, benda tidak bisa kembali ke posisi
semula. Benda akan terus berguling ria ke kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak
stabil/labil)

Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk/ukuran benda. Benda yang
kurus dan langsing berada dalam keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri benda
tersebut tampak seperti yang ditunjukkan gambar 1. Alas yang menopang benda tidak
lebar. Ketika disentuh sedikit saja, benda langsung tumbang. Perhatikan posisi tiik berat
dan titik tumpuh. Sebaliknya, benda yang gemuk lebih stabil (lihat gambar 2). Alas yang
menopang benda lumayan lebar. Setelah bergerak, titik beratnya masih berada di sebelah
kiri titik tumpuh, sehingga benda masih bisa kembali ke posisi semula.

Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Jika
posisi berdiri benda seperti pada gambar 1, benda berada dalam keseimbangan tidak stabil.
Angin niup dikit aja, benda langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh benda
kurus sebelumnya.

Sebaliknya, jika posisi benda tampak seperti pada gambar 2, benda berada dalam
keseimbangan stabil. Kata si benda, daripada berdiri mending bobo saja. biar kalau ada
tikus yang nabrak, diriku tidak ikut-ikutan tumbang. Sekarang perhatikan jarak antara titik
berat dan titik tumpuh. Ketika benda berdiri (gambar 1), jarak titik berat dan titik tumpuh
lumayan besar. Ketika benda bobo (gambar 2), jarak antara titik berat dan titik tumpuh
sangat kecil.

Kita bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik
berat dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh (gambar 1),
keseimbangan benda semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si
titik tumpuh (gambar 2), keseimbangan benda semakin stabil.

6. PENYELESAIAN MASALAH KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Contoh Soal 1 :

Sebuah benda bermassa 10 kg digantungkan pada seutas tali (lihat gambar di bawah).
Tentukan tegangan tali. (g = 10 m/s2)
Panduan Jawaban :
Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya gaya yang bekerja pada benda
Langkah 2 : menumbangkan soal
Perhatikan diagram gaya di atas :

10
Pada benda hanya bekerja gaya berat (w) dan gaya tegangan tali (T) pada arah vertikal.
Sesuai dengan
kesepakatan bersama, gaya bernilai positif jika arahnya menuju sumbu y positif,
sedangkan gaya bernilai
negatif jika arahnya menuju sumbu y negatif.
Syarat sebuah benda berada dalam keadaan seimbang (untuk arah vertikal / sumbu y) :
Σ Fy = 0
T−w=0
T − mg = 0
T = mg
T = (10kg)(10m/ s 2 )
T =100kgm/ s 2 =100N
Gaya tegangan tali = 100 N.

Contoh Soal 2 :

Dua benda, sebut saja benda A (10 kg) dan benda B (20 kg), diletakkan di atas papan kayu
(lihat gambar di bawah). Panjang papan = 10 meter.

Jika benda B diletakkan 2 meter dari titik tumpuh, pada jarak berapakah dari titik tumpuh
benda A harus diletakkan, sehingga papan berada dalam keadaan seimbang?

(g = 10 m/s2)

Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda

Langkah 2 : menumbangkan soal

Perhatikan diagram di atas. Gaya yang bekerja pada papan adalah gaya berat benda B
(FB), gaya berat benda A (FA), gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N). Titik
hitam (sebelah atasnya w papan), merupakan titik tumpuh. Titik tumpuh berperan sebagai
sumbu rotasi.

Gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N) berhimpit dengan titik tumpuh / sumbu
rotasi sehingga lengan gaya nya nol. w papan dan N tidak dimasukkan dalam perhitungan.

Torsi 1 = Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat benda B (torsi bernilai positif)

BB=Fl1τ

11
( )(2 ) 1 τ = mg m

((20 )(10 / 2 )(2 )

1 τ = kg m s m

(200 / 2 )(2 )

1 τ = kgm s m

22

1 τ = 400kgm / s

Torsi 2 = Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat benda A (torsi bernilai negatif)

AA−=Fl2τ

((10 )(10 / 2 )(x )

2 −τ = kg m s x

(100 / 2 )( )

2 −τ = kgm s x

Papan berada dalam keadaan seimbang jika torsi total = 0.

Στ = 0

τ1 −τ2 =

400kgm2 / s 2 − (100kgm/ s 2 )(x) = 0

400kgm2 / s 2 = (100kgm/ s 2 )(x)

x = 400kgm2/s2 / 100kgm/s2

x=4m

Agar papan berada dalam keadaan seimbang, benda A harus diletakkan 4 meter dari titik
tumpuh.

12
Contoh Soal 3 :

Sebuah kotak bermassa 100 kg diletakkan di atas sebuah balok kayu yang disanggah oleh
2 penopang (lihat gambar di bawah). Massa balok = 20 kg dan panjang balok = 20 meter.
Jika kotak diletakkan 5 meter dari penopang kiri, tentukkan gaya yang bekerja pada setiap
penopang tersebut.

Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya gaya yang bekerja pada benda

Catatan :

Perhatikan gambar di atas. Pada alas kotak juga bekerja gaya normal (N) yang arahnya ke
atas. Gaya normal ini berperan sebagai gaya aksi. Karena ada gaya aksi, maka timbul gaya
reaksi yang bekerja pada balok kayu. Kedua gaya ini memiliki besar yang sama tapi
berlawanan arah (kedua gaya saling melenyapkan). Karenanya kedua gaya itu tidak di
gambarkan pada diagram di atas..

Keterangan diagram :

F1 = gaya yang diberikan penopang (sebelah kiri) pada balok

F2 = gaya yang diberikan penopang (sebelah kanan) pada balok

w kotak = gaya berat kotak

w balok = gaya berat balok (bekerja pada titik beratnya. Titik berat balok berada ditengah
tengah)

Langkah 2 : menumbangkan soal

Pada persoalan di atas terdapat 2 titik tumpuh, yakni titik tumpuh yang berada disekitar
titik kerja F1 dan titik tumpuh yang berada di sekitar titik kerja F2. Kita bisa memilih salah
satu titik tumpuh sebagai sumbu rotasi… Terserah kita, mau pilih titik tumpuh di bagian
kiri (sekitar titik kerja F1) atau bagian kanan (sekitar titik kerja F2). Hasilnya sama saja…

Misalnya kita pilih titik tumpuh di sekitar titik kerja F2 (bagian kanan) sebagai sumbu
rotasi. Karena F2 berada di sumbu rotasi, maka lengan gaya untuk F2 = 0 (F2 tidak
menghasilkan torsi).

Sekarang mari kita cari setiap torsi yang dihasilkan oleh masing masing gaya (kecuali F2).

13
Torsi 1 :

Torsi yang dihasilkan oleh F1. Arah F1 ke atas sehingga arah rotasi searah dengan putaran
jarum jam. Karenanya torsi bernilai negatif

−τ1 = F1 20m

Torsi 2 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat kotak (w kotak). Arah w kotak ke bawah sehingga
arah rotasi berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai positif.

2 τ = (wkotak)(15m)

2 τ = (MassaKotak) (g) (15m)

2 τ = (100kg )(10m /s 2 )(15m )

2 τ =15000kgm / s

Torsi 3 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat balok (w balok). Arah w balok ke bawah sehingga
arah rotasi

berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai positif.

( )(10 ) 3 τ = (wbalok)(10m)

( )( )(10 ) 3 τ = (MassaBalok) (g) (10m)

3 τ = (20kg)(10m /s 2 )(10m )

3 τ = 2000kgm / s

Torsi Total :

Benda berada dalam keadaan seimbang, jika torsi total = 0 (syarat 2 keseimbangan benda
tegar).

Στ = 0

τ3 +τ2 −τ1 = 0

14
15000 kgm2 / s 2 + 2000 kgm2 / s 2 − (F1)(20 m ) = 0

17000 kgm2 /s 2 − (F1)(20 m ) = 0

17000 kgm2 /s 2 = (F1)(20 m )

F1 = 17000 kgm 2 /s 2 / 20m

F1 = 850 kgm /s 2

Besarnya gaya yang bekerja pada penopang sebelah kiri = 850 kg m/s2 = 850 N

Sekarang kita hitung gaya yang bekerja pada penopang kanan… Benda berada dalam
keseimbangan, jika gaya total = 0 (syarat 1 keseimbangan benda – benda dianggap
partikel). Catatan : gaya yang berarah ke atas bernilai positif sedangkan gaya yang arahnya
ke bawah bernilai negative

Karena gaya2 di atas hanya bekerja pada arah vertikal (sumbu y), maka secara matematis,
syarat 1 keseimbangan dirumuskan sebagai berikut :

Σ Fy = 0

F1 − wKotak − wBalok + F2 = 0

850 kgm / s 2 − (100 kg )(10 m / s 2 ) − (20 kg)(10 m / s 2 ) + F2 = 0

850 kgm / s 2 − (1000 kgm /s 2) − (200 kgm / s2 ) + F 2 = 0

−350 kgm / s 2+ F2 = 0

F2 = 350kgm/ s2

Ternyata besarnya gaya yang bekerja pada penopang sebelah kanan =

350 kg m/s2 = 350 N

Contoh Soal 4 :

15
Sebuah papan iklan yang massanya 50 kg digantung pada ujung sebuah batang besi yang
panjangnya 5 meter dan massanya 10 kg (amati gambar di bawah). Sebuah tali dikaitkan
antara ujung batang besi dan ujung penopang. Tentukan gaya tegangan tali dan gaya yang
dikerjakan oleh penopang pada batang besi…..

Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda

Keterangan diagram :

Fx = Gaya yang dikerjakan oleh penopang pada batang besi (komponen horisontal alias
sumbu x)

Fy = Gaya yang dikerjakan oleh penopang pada batang besi (komponen vertikal alias
sumbu y)

w batang besi = gaya berat batang besi (terletak di tengah-tengah si batang besi)

w papan iklan = gaya berat papan iklan

Tx = gaya tegangan tali (komponen horisontal alias sumbu x)

Ty = gaya tegangan tali (komponen vertikal alias sumbu y)

Langkah 2 : menumbangkan soal

Gaya Fx dan Fy tidak diketahui. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita pilih titik A
sebagai sumbu rotasi. karena berhimpit dengan sumbu rotasi maka lengan gaya untuk Fx
dan Fy = 0 (tidak ada torsi yang dihasilkan).

Torsi 1 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat batang besi. Arah w batang besi ke bawah, sehingga
arah rotasi searah dengan putaran jarum jam (Torsi bernilai negatif). Massa batang besi =

16
10 kg dan g = 10 m/s2. Titik kerja gaya berada pada jarak 2,5 meter dari sumbu rotasi.
Arah/garis kerja gaya berat tegak lurus dari sumbu rotasi (90o)

Torsi 2 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat papan iklan. Arah w papan iklan ke bawah sehingga
arah rotasi searah dengan arah putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai negatif. Massa
papan iklan = 50 kg dan g = 10 m/s2. Titik kerja gaya berada pada jarak 4 meter dari
sumbu rotasi. Arah/garis kerja gaya berat tegak lurus dari sumbu rotasi (90o).

Torsi 3 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya tegangan tali untuk komponen horisontal / sumbu x (Tx).
Titik kerja gaya tegangan tali berada pada jarak 5 meter dari sumbu rotasi. Perhatikan arah
Tx pada diagram di atas…. Arah Tx sejajar sumbu rotasi (0o)

Torsi 4 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya tegangan tali untuk komponen vertikal / sumbu y (Ty).
Perhatikan arah Tx pada diagram di atas…. Arah Ty tegak lurus sumbu rotasi (90o). Titik
kerja gaya tegangan tali berada pada jarak 5 meter dari sumbu rotasi. Karena arah gaya ke
atas, maka arah rotasi berlawanan dengan arah putaran jarum jam (Torsi bernilai positif).

Torsi Total :

Benda berada dalam keadaan seimbang, jika torsi total = 0 (syarat 2 keseimbangan benda
tegar).

Gaya tegangan tali untuk komponen y = 450 kg m/s2 = 450 N

Kita bisa langsung menentukan Gaya tegangan tali untuk komponen x (Tx). Perhatikan
lagi diagram di atas. Tali membentuk sudut 30o terhadap batang besi. Karenanya besar
tegangan tali untuk sumbu x (Tx) dan sumbu y (Ty) bisa ditentukan dengan rumus sinus
dan kosinus…

Gaya tegangan tali untuk komponen x (Tx) = 783 kg m/s2 = 783 N

Gaya yang diberikan penopang pada batang besi berapa-kah ?

Sekarang kita hitung gaya yang bekerja pada penopang… Benda berada dalam
keseimbangan, jika gaya total = 0 (syarat 1 keseimbangan benda).

17
Contoh Soal 5 :

Sebuah benda digantungkan pada kedua tali seperti tampak pada gambar di bawah. Jika
massa benda = 10 kg, tentukan gaya tegangan kedua tali yang menahan benda tersebut. (g
= 10 m/s2)

Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda

Keterangan gambar :

w = gaya berat benda = mg = (10 kg)(10 m/s2) = 100 kg m/s2

T1 = gaya tegangan tali (1)

T1x = gaya tegangan tali (1) pada sumbu x = T1 cos 45o = 0,7 T1

T1y = gaya tegangan tali (1) pada sumbu y = T1 sin 45o = 0,7 T1

T2 = gaya tegangan tali (2)

T2x = gaya tegangan tali (2) pada sumbu x = T2 cos 45o = 0,7 T2

T2y = gaya tegangan tali (2) pada sumbu y = T2 sin 45o = 0,7 T2

Langkah 2 : menumbangkan soal

Sebuah benda berada dalam keadaan seimbang, jika gaya total yang bekerja pada benda =
0 (syarat 1). Terlebih dahulu kita tinjau komponen gaya yang bekerja pada arah vertikal
(sumbu y) :

Kita oprek lagi persamaan 1.

Karena T1 = T2, maka T2 = 71,4 kg m/s2.

18

Anda mungkin juga menyukai