Anda di halaman 1dari 24

RINGKASAN MATERI & LATIHAN SOAL FISIKA

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KELAS XI SEMESTER 1

Kd. 1 Kesetimbangan & Dinamika Rotasi


Kd. 2 Elastisitas
Kd. 3 Fluida Statik
Kd. 4 Fluida Dynamik
Kd. 5 Suhu & Kalor
Bu ‘Lestari - Teladan

RINGKASAN MATERI KESETIMBANGAN & DINAMIKA ROTASI


A. Momen Gaya
 Torsi (atau momen gaya) terhadap suatu poros P didefinisikan sebagai hasil kali besar gaya F
dan lengan momenya.

 Aturan Putaran Tangan Kanan dari arah kepala vektor gaya F menuju ke arah poros rotasi
melalui sudut terkeuntuk Torsi
 Putar keempat jari yang dirapatkan, maka arah ibu jari menunjuk menyatakan arah torsi

 Lengan momen (atau lengan torsi) dari sebuah gaya F terhadap suatu poros melalui ris yang
ditarik dari titik poros P sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya F. P didefinisikan
sebagai panjang gaya.

B. Momen Kopel
 Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sama besar, sejajar danberlawanan arah. Kopel
penyebab sebuah benda berotasi.

 Momen kopel merupakan hasil kali vektor antara vektor gaya dan vektor lengan gaya.

 Sehingga besar momen gaya dapat dinyatakan:

 Macam momen kopel ada dua, yaitu kopel positif dan kopel negatif.
C. Momentum Sudut
 Melukiskan sebuah titik partikel yang bermassa m sedang melakukan gerak rotasi dengan jari-
jari lintasan R dan dengan kecepatan v.

 Hukum Kekekalan Momentum sudut


Pada gerak transisi, selama benda bergerak jika tidak ada gaya luar yang bekerja maka
momentum linier total sistem tersebut adalah konstan (Σ m.v = konstan).
 Demikian juga jika pada gerak rotasi, jika selama benda bergerak rotasi, resultan torsi yang
bekerja pada benda sama dengan nol maka momentum sudut total sistem adalah
konstan (ΣI. ω = konstan) atau dapat dinyatakan:

D. Rotasi Benda Tegar

1. Momen Inersia
 Momen inersia dari titik partikel tersebut dinyatakan sebagai hasil kali massa partikel dengan
kuadrat jarak partikel ke sumbu putar (jari-jari). Dengan demikian momen inersia titik
partikel dapat dinyatakan dengan:

 Benda-benda yang teratur bentuknya dan berotasi pada suatu sumbu tertentu mempunyai
persamaan momen inersia tertentu seperti pada tabel berikut.
2. Hukum Newton Pada Gerak Rotasi
 Berdasarkan gerak translasi Ek = 1⁄2 m . v2. Jika kita hubungkan dengan gerak rotasi v = ω . R
maka energi kinetik partikel bermassa m yang melakukan gerak rotasi dapat dinyatakan:
Ekrot = 1⁄2 m . ω2 . R2

3. Menggelinding

 Gerak menggelinding tanpa slip, maka pada dasarnya bola tersebut telah melakukan gabungan
dua gerakan langsung yaitu bergeser (translasi) dan berputar (berotasi). Bola menggelinding
tanpa slip, jika jarak yang ditempuh bola sama dengan panjang busur yang ditempuh bola
selama menggelinding:
 Karena menggelinding tanpa slip merupakan gerak gabungan dari gerak
translasi dan gerak rotasi maka syarat benda menggelinding tanpa slip jika:

 Bagaimana dengan energi kinetik benda menggelinding? Energi kinetik benda menggelinding
dinyatakan dengan:
Ek = Ek Tran + Ek Rot

E. Kesetimbangan Benda Tegar

1. Kesetimbangan Partikel
 Syarat partikel setimbang jika jumlah aljabar gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol.
Gaya-gaya yang bekerja pada partikel dalam satu bidang datar, misalnya pada bidang XOY
maka ΣF = 0 dapat juga dinyatakan dengan ΣFx = 0 dan ΣFy = 0.
2. Kesetimbangan Benda
 Jika pada sebuah benda tegar bekerja beberapa buah gaya dan benda tegar dalam keadaan
setimbang maka benda tegar tersebut memenuhi syarat kesetimbangan rotasi dan syarat
kesetimbangan translasi. Benda tegar dalam keadaan setimbang jika memenuhi syarat:

 ΣF = 0 adalah syarat kesetimbangan translasi


 Στ = 0 adalah syarat kesetimbangan rotasi
3. Titik Berat
Titik berat merupakan titik tangkap gaya berat benda.
a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis)
b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)
c. Titik berat benda homogen tiga dimensi (volume)
4. Macam –macam Kesetimbangan

a. Kesetimbangan stabil, jika benda diberi gangguan dari sikap setimbangnya maka ia akan
kembali ke kedudukannya semula. Ini terjadi jika dalam gangguan tersebut titik berat
berpindah ke atas.

b. Kesetimbangan labil, jika benda diberi gangguan dari sikap setimbangnya, maka ia tidak
akan kembali kedudukan semula. Ini terjadi jika dalam gangguan tersebut titik berat
berpindah ke bawah.

c. Kesetimbangan netral (indeferen) jika benda diberi gangguan dari sikap setimbangnya,
maka dalam kedudukan barunya ia tetap seimbang. Ini terjadi jika dalam gangguan
tersebut titik beratnya tetap tingginya.

5. Menggeser dan Mengguling

Jika pada sebuah benda dikenai gaya maka benda tersebut dapat menggeser atau mengguling.
Syarat:
 benda menggeser, jika ΣF ≠ 0 dan Στ = 0
 benda mengguling, jika ΣF = 0 dan Στ ≠ 0
 benda menggeser dan mengguling jika ΣF ≠ 0 dan Σσ ≠ 0

 Gambar (a) ini benda diam (seimbang stabil) sehingga syarat seimbang stabil akan
dipenuhi yang berarti N = mg dan segaris kerja. Apabila kemudian ada gaya luar F1
bekerja pada benda seperti gambar (b) maka gaya normal N akan bergeser searah
dengan arah gaya F1, sejauh d1 dalam hal ini ke kanan.
 Tetapi benda masih diam. Akibatnya pada F1 ini akan timbul reaksi gaya gesekan f1.
Karena benda masih dalam keadaan diam maka berlaku:

 Apabila gaya luar diperbesar lagi sampai menjadi F2 seperti gambar (c) maka benda
melakukan gerak translasi. Ini berarti F2 lebih besar dari f2, pada keadaan ini berlaku
ΣF ≠ 0 dan Στ = 0. Keadaan seperti inilah yang disebut menggeser.
 Gaya normal sudah berpindah lebih jauh lagi menjadi d2. Kemudian berangsur-angsur
gaya luar diperbesar lagi sehingga titik tangkap gaya normal N sampai di pinggir benda,
di titik A seperti gambar (d) pada keadaan ini merupakan perpindahan gaya normal N
terjauh dan gaya luar kita sebut F maksimal.
 Benda menjadi labil, selain bertranslasi juga dapat berotasi. Pada keadaan ini berlaku: ΣF
≠ 0 dan Στ ≠ 0. Keadaan ini disebut mengguling.
RINGKASAN MATERI ELASTISITAS

A. Elastisitas
 Gaya Pegas merupakan gaya yang berubah besar dan arah
 Pertambahan panjang pegas terjadi karena adanya gaya berat yang bekerja pada pegas
 Tegangan (stress) yaitu perbandingan antara gaya terhadap lua penampang.

 Regangan yaitu perbandingan antara pertambahan panjang suatu batang terhadap


panjang mula-mula

 Modulus elastis merupakan perbandingan Stress dan regangan

 Grafik Elastisitas

1. O sampai A berlaku hukum Hooke dan A disebut batas hukum Hooke


2. B adalah batas elastis
3. C adalah titik tekuk (yield point)
4. E adalah titik patah

B. Hukum Hooke
 Hubungan secara matematis antara gaya dan pertambahan panjang dari sebuah pegas telah
diselidiki oleh seorangilmuwan kelahiran bernama Robert Hooke.
 Selama pegas belum melampaui batas elastisitasnyamaka grafik gaya F terhadap pertambahan
panjang pegas akan berupa garis lurus dengan kemiringan grafik tertentu
 Gradien(kemiringan) grafik F lawan ΔX dinamakan konstanta gaya atau konstanta pegas yang
biasanya di beri notasi K. Secara matematis dapat ditulis:

F = K.ΔX (Hukum Hooke)


 Grafik Hukum Hooke

Gambar disamping menunjukkan grafik hubungan


antara gaya pegas (F) dengan besarnya pertambahan
panjang (ΔX) (sebelum melampaui batas linier).
Besarnya kemiringan grafik atau gradien grafik
menunjukkan konstanta gaya atau konstanta pegas atau
K. (K = tg α)

C. Susunan Pegas
1. Susunan secari Seri

1 1 1
= + +…
Ks K 1 K 2

2. Susunan secara Paralel


Kp=K 1+ K 2+…

D. Usaha pada Pegas

E. Energi Potensial Pegas

1
Ep= . K . ∆ X 2
2

F. Periode Pegas
Dalam hal ini,
k : tetapan pegas, dalam satuan N/m
m : massa beban yang digantungkan pada ujung pegas,
T : periode getaran, dalam satuan sekon.
RINGKASAN MATERI FLUIDA STATIK

A. Rapat Massa : besarnya massa benda yang terkandung dalam setiap volume benda.
m
Perumusan massa jenis : ρ= V
B. Berat Jenis : rasio berat suatu benda terhadap volumenya. Perumusan berat jenis :
m W
BJ= ρ. g= . g=
V V
F
C. Tekanan: gaya per satuan luas. Perumusan Tekanan : P= A
D. Tekanan Hidrostatis : tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair yang ada di
atasnya. Perumusan Tekanan Hisrostatik : Ph=ρc . g . h. Perumusan tekanan
hidrostatis jika ada tekanan udara luar : Ph=ρc . g . h+ Po
E. Hukum Pascal : Tekanan yang dikerjakan pada zat cair didalam ruang tertutup
1 F
2 1F 2F F
diteruskan kesegala arah sama besar. P1=P2 → A = A → 2 = 2
1 2 πr 1 πr 2

F. Tegangan Permukaan : Merupakan kecenderungan zat cair untuk meregang,


sehingga permukaan cairan terlihat seperti terdapat lapisan. Contoh penerapannya
adalah seperti tetesan air. Tetesan air yang jatuh cenderung berbetuk bulat karena
F
kecenderungan zat cair untuk meregang. Dirumuskan : γ = l , sedangkan untuk zat
F
cair yang mempunyai dua permukaan : γ = 2 l
G. Sudut Kontak dan Kapilaritas
Sudut Kontak : Kelengkungan air maupun kelengkungan raksa ditarik garis lurus
akan membentuk sudut terhadap dinding vertikal. Sudut ϴ dinamakan sudut
kontak dengan sudut kontak air adalah lancip θ< 90o, sedangkan sudut kontak raksa
adalah sudut tumpul 90 o< θ<180o.
Kapilaritas : Peristiwa naik turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.
Kenaikan dan penurunan permukaan zat cair pada pipa kapiler memenuhi
2 γcosθ
persamaan berikut. y=h= ρgr
H. Hukum Archimedes : Hukum archimedes berbunyi " setiap benda yang terendam
seluruhnya atau sebabgian di dalam fluida akan mendapatkan gaya apung dengan
arah ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
itu". Maka, gaya keatas dituliskan dalam persamaan: F A=wu−wa atau dirumuskan :
F A= ρc . g . V tercelup
a. Bila benda tidak berongga dan tercelup semuanya maka, V tercelup =V benda
b. Terapung, V muncul =V benda −V cair
FA =W
ρcair . Vcair= ρbenda. Vbenda
c. Berat benda gabungan dalam zat cair
Apabila ada dua benda atau lebih di gabung dan berada dalam zat cair maka,
W gab =( W 1di udara+ W 2diudara ) −( FA1 + FA 2 )
W gab =( W 1di udara−FA 1 ) + ( W 2diudara −FA 2 )

m gab . g=( m 1diudara . g−ρ c . g . V 1 ) + ( m 2di udara . g− ρc . g .V 2 )


mgab =( ρ1 . V 1−ρc .V 1 ) + ( ρ2 . V 2−ρ c . V 2 )

d. Balon Udara
Sebuah benda didalam gas mendapat gaya keatas yang sama dengan berat gas
yang didesaknya : gaya naik=gaya keatas−berat balon
F A=B−W

I. Viskositas : Gesekan dalam fluida. Makin besar viskositasnya, makin sulit benda
bergerak dalam fluida. Dalam fluida diperlukan gaya untuk menggeser satu lapisan
fluida terhadap yang lain, dirumuskan sebagai berikut : F = 6πηrv (dikenal dengan
gaya Stokes).

J. Kecepatan Terminal : Jika benda (bola kecil) yang bergerak kebawah dalam suatu
fluida yang kental, maka besarnya kecepatan terminal yang ditimbulkan :
ƩF =0
W −( F A + F s )=0

m . g−(ρc . g . V benda −6 πηrv )


2.r 2 . g
v= ( ρ benda− ρcair )
9. Ƞ
RINGKASAN MATERI FLUIDA DYNAMIK

A. Fluida Ideal
 Tidak kompresibel : tidak mengalami perubahan volume karena tekanan
 Tidak kental : tidak mengalami gaya gesekan dengan pipa
 Alirannya stasioner : kecepatan, massa jenis dan tekanan tidak berubah terhadap waktu.
B. Persamaan Kontinuitas

 Berlaku persamaan : A1 . v 1= A2 . v 2
 Debit : Volume fluida yang mengalir melalui penampang dalam selang waktu tertentu.
V
Q= A . v=
t

C. Persamaan Bernouli
1 2 1 2
 Persamaan umum bernoulli : P1 + ρ1 g h 1+ ρ1 v 1=P2 + ρ2 g h2 + ρ2 v 2
2 2
 Tabung Pitot : berfungsi untuk mengukur laju aliran suatu gas
'
Berlaku persamaan : P1 + 1 ρ . v 2=P2 → v = 2 ρ gh
2 √ ρ

 Venturi Meter dengan manometer : berfungsi untuk mengukur laju aliran zat cair
1 2 1 2
Berlaku persamaan : P1 + ρ . v 1=P2+ ρ. v2
2 2
2 2
1 2 A1 − A 2
P1−P2=∆ P= ρ v 1
2 A22 ( )
'
v1 =A 2
√ 2 ( ρ −ρ ) gh
ρ ( A 21− A 22)
 Venturimeter tanpa manometer

2 gh
v1 =

√ (( ) )
A1 2
A2
−1

 Gaya angkat Pesawat


Pada sayap pesawat berlaku persamaan bernouli. Pada bagian belakang lebih tajam dan
bagian atas lebih melengkung dari sisi bawahnya.
v 2> v 1 , P 1 > P 2
1
P1−P2= ρ ( v 22−v 21) ,→ karena F=P . A , maka gaya angkat :
2
1
F 1−F2= ρA (v22 −v 21 )
2

 Bejana Berpancur/Teori Toricelli

P1=P2=P o

1
Po + ρ . g .h=Po + ρ v 22
2

1 2y
v 2=√ 2 gh →Y = g t 2 ,→ t=
2 √g
D. Hukum Poiseuille
Debit suatu zat alir yang mempunyai kekentalan, lewat pipa berbanding lurus dengan selisih
tekanan diujung dan pangkal pipa, berbanding lurus dengan radius pipa pangkat 4 serta
berbanding terbalik dengan kekentalan zat cair.

π R4
Q=
8 ȠL
RINGKASAN MATERI SUHU & KALOR

A. Suhu
 Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda. Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin.
 Alat ukur suhu adalah termometer
 Perbandingan skala pada termometer Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin

 Secara umum hubungan termometer yang satu dengan yang lain adalah sebagai berikut:

B. KALOR

 Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat berpindah karena adanya
perbedaan suhu.
 Satuan kalor dalam SI adalah Joule.
 Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk
 menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat itu sebesar satu
satuan suhu.

 Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan


untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu.

 Azaz Black

 Perubahan Wujud Zat


Wujud zat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu zat padat, zat cair dan zat gas. Wujud suatu
zat dapat berubah dari wujud zat yang satu menjadi wujud yang lain. Perubahan wujud dapat
disebabkan karena pengaruh kalor.
Dari es dengan suhu < 0oC sampai es 0oC, kalor yang diserap:
Q = mes . Ces . Δt
Dari es dengan suhu 0oC sampai air 0oC (es melebur), kalor yang diserap:
Q = mes . Les
Dari air dengan suhu 0oC sampai air 100oC, kalor yang diserap:
Q = ma . Ca . Δt → ma = mes
Dari air dengan suhu 100oC sampai uap 100oC (air mendidih), kalor yang diserap:
Q = ma . Lu
Dari uap dengan suhu 100oC sampai uap jenuh, kalor yang diserap:
Q = mu . Cu . Δt → mu = ma = mes
 Pemuaian pada zat padat
Lt = Lo(1 + α . ΔT)
At = Ao(1 + β . ΔT)
Vt = Vo(1 + γ . ΔT)
β = 2α ; γ = 3α
 Pemuaian pada zat cair
Vt = Vo(1 + γ . ΔT)

 Pemuaian pada zat gas

 Perpindahan Kalor
1. Konduksi

2. Konveksi

3. Radiasi
LATIHAN SOAL AKHIR SEMESTER

1. Jarak sumbu kedua roda depan terhadap sumbu kedua roda belakang sebuah truk
yang bermassa 3000 kg yaitu 3 meter. Pusat massa truk terletak 2 meter di
belakang roda muka. Maka beban yang dipikul oleh kedua roda depan truk tersebut
yaitu ...
A. 5 kN
B. 10 kN
C. 15 kN
D. 20 kN
E. 25 kN

2. Sebuah roda akan dinaikkan pada anak tangga ibarat pada gambar diberikut:
Jika jari-jari sama dengan R, berat roda sama dengan W, tinggi anak tangga sama
dengan h, maka gaya F minimum yang dibutuhkan supaya roda tersebut sanggup
naik yaitu ...
A. W(R - h)
B. W(2Rh - h2)½/ (R - h)
C. W(2Rh - h2)
D. W(R - h)/R
E. Wh/(R - h)

3. Perhatikan gambar bola bermassa 3 kg berikut!

Berapa besar gaya F yang dibutuhkan agar bola dengan jari jari R = 10 cm mampu
melewati tangga yang tingginya (h) 4 cm.
A. 10 N
B. 20 N
C. 30 N
D. 40 N
E. 50 N

4. Perhatikan gambar bola pejal berikut!


Sebuah bola pejal dengan massa 2 kg dengan jari jari 5 cm ditarik dengan gaya
sebesar F dengan poros di pusat. Agar bola bisa naik melewati balok yang tingginya
2 cm . berapakah gaya F minimal yang dibutuhkan….
A. 13,33 N
B. 20 N
C. 26,67 N
D. 33,33 N
E. 45 N

5. Sebuah piringan jari-jarinya 5 cm dan massanya 40 gram berotasi pada sumbunya


dengan kecepatan 100 rad/s. Oleh karena pengaruh gaya gesek, piringan itu
berhenti berotasi dalam waktu 50 sekon. Besarnya momen gaya yang dapat
menghentikan rotasi piringan itu adalah … (Nm)
A. 5 x 10-3
B. 2 x 10-5
C. 1 x 10-4
D. 1 x 10-6
E. 2 x 10-4

6. Sebuah bola pejal berada di atas lantai, lalu didorong dengan gaya F. Perbandingan
percepatan yang dialami oleh bola ketika bola tersebut tergelincir dan ketika bola
menggelinding adalah…
A. 3/2
B. 2/3
C. 7/5
D. 5/7
E. 8/5

7. Bola pejal terbuat dari besi menggelinding pada lantai datar dengan laju 15 m/s.
Jika massa bola 2 kg dan diameternya 40 cm, maka energi kinetik total bola itu
yaitu ...
A. 90 J
B. 225 J
C. 315 J
D. 400 J
E. 525 J

8. Kawat jenis A dan B memiliki penampang lintang dengan rasio diameter 1 : 2 dan
rasio modulus Young 2 : 3. Jika kawat A dengan lanjang l diberi beban sebesar w
teregang sejauh x dan jika kawat B diberi beban 2w teregang sejauh 2x maka
panjang kawat B adalah …
A. 2l
B. 3l
C. 4l
D. 5l
E. 6l

9. Seorang pelari maraton bersiap untuk lari dengan menapakkan kakinya pada
pijakan yang berketebalan 8 cm dan luas 12 cm2. Jika kaki pelari menekan dengan
gaya 25 N pada pijakan dan modulus geser pijakan 2,5 x 105 N/m2, nilai tangen dari
sudut gesernya adalah …
A. 0,080
B. 0,086
C. 0,092
D. 0,098
E. 0,104

10.Benda bermassa 0,05 kg diikatkan pada sebuah benang statis byang panjangnya 0,5
m dalam keadaan tidak meregang. Massa tersebut hingga melakukan gerak
beraturan menurut bidang horizontal dengan radius 0,7 m. Jika konstanta
elastisitas benang 40 N/m, sekitar berapakah kecepatan linier benda tersebut…
A. 4,65 m/s
B. 5,67 m/s
C. 6,76 m/s
D. 7,54 m/s
E. 8,45 m/s

11.Sebuah balok bermassa m menumbuk pegas horizontal (konstanta pegas k). Akibat
tumbukan ini, pegas tertekan maksimal sejauh X o dari posisi normalnya. Bila
koefisien gesek antara balok dan lantai μ, dan percepatan gravitasi bumi g, maka
kelajuan balok pada saat mulai bertumbukan adalah…
2k X
√ k Xm +2 μg)
A. v= X o
( o

√ ( 2mk X+ μg)
B. v= X o
o

√ ( k Xm + μg)
C. v= X o
o

√ ( mk X+1/2 μg)
D. v= X o
o

√ ( m + μg)
E. v= 2 X o
o

12.Sebuah kubus dengan rusuk 8 cm melayang pada perbatasan antara air dan
minyak. Massa jenis air dan minyak berturut-turut adalah 1.000 kg/m 3 dan 800
kg/m3.

Massa jenis kubus tersebut adalah ….


A. 250 kg/m3
B. 400 kg/m3
C. 600 kg/m3
D. 750 kg/m3
E. 850 kg/m3

13.Sebuah logam C yang merupakan campuran dari logam A dan B, bermassa 200 gram
jika ditimbang diudara, sedangkan jika ditimbang di dalam air, massa yang tampak
185 gram. Jika kerapatan logam A = 20 gram/cm 3, kerapatan logam B 10 gram/cm3,
dan kerapatan air 1 gram/cm3, maka massa logam A adalah…
A. 15 gram
B. 30 gram
C. 66,67 gram
D. 100 gram
E. 133,33 gram

14.Sebuah prisma segienam saat dicelupkan ke dalam air, hanya separuh dari
volumenya yang tercelup. Kemudian, prisma segienam tersebut dimasukkan ke
dalam campuran air dan minyak, sehingga 40% volumenya berada di dalam air.
Volume prisma segienam yang berada di udara sebesar…
A. 12,5%
B. 50%
C. 47,5%
D. 40%
E. 60%

15.Sebuah saluran instalasi air nampak seperti pada gambar

Pipa yang digunakan mempunyai ukuran sama sebesar 12 cm 2. Jika laju aliran yang
keluar pada pipa A sebesar 3 m/s, volume air yang keluar pada pipa B tiap detik
sebesar….
A. 0,6 L
B. 1,2 L
C. 2,4 L
D. 3,6 L
E. 4,8 L

16.Balon udara berisi udara panas. Kerapatan udara di dalam bola adalah 75%,
kerapatan udara luar (kerapatan udara luar 1,3 gram/cm 3). Besar massa total yang
maksimum penumpang dan beban yang masih dapat diangkut balon tersebut
adalah … (g = 10 m/s2)
A. 100 kg
B. 130 kg
C. 170 kg
D. 510 kg
E. 680 kg
17.Sebuah percobaan untuk mengetahui suhu 150 gram air pada gelas A dengan cara
dicampur dengan air yang sudah diketahui suhunya. Percobaan I 100 gram air dari
gelas A dicampur dengan 200 gram air bersuhu 48 °C kedalam calorimeter
menghasilkan suhu sebesar xoC. untuk percobaan II sisa air dari gelas A yaitu 50
gram air dicampur kedalam calorimeter II dengan 150 gram air bersuhu 50 °C.
Ternyata suhu akhir kedua campuran tersebut sama yaitu xoC. jika tidak ada kalor
yang hilang ke udara maupun ke kalorimeter. Suhu awal air pada gelas A adalah...
A. 72 °C
B. 66 °C
C. 60 °C
D. 56 °C
E. 54 °C

18.Sebuah kubus dengan volume awal Vo dan koefisien muai linier α , jika kubus
tersebut dipanaskan dengan pertambahan suhu sebesar ΔT. Pertambahan luasnya
sekarang adalah sebesar....
A. 6 Vo 3/4.α.ΔT
B. 12Vo. 3/4.α.ΔT
C. 6 Vo. 4/3.α.ΔT
D. 12Vo. 3/2.α.ΔT
E. 12 Vo. 2/3.α.ΔT

19.Sebanyak 36 gram es -6oC didalam kalorimeter yang memiliki kapasitas kalor 27


kal/K. jika kedalamnya dituangkan sejumlah alkohol bersuhu 50oC (kalor jenis
alkohol 0,58 kal /K) dan menyebabkan suhu kesetimbangan sebesar 8 oC. Massa
alkohol yang dituangkan sebanyak… gram
A. 108            
B. 150            
C. 200
D. 288
E. 300

20.Lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu pemanas listrik 4 kW untuk memanaskan
80 kg air mandi hingga suhunya naik dari 15o C menjadi 35o C (kalor jenis air = 4200
J/kg.K) adalah…
A. 30 menit
B. 28 menit
C. 24 menit
D. 18 menit
E. 10 menit

Anda mungkin juga menyukai