Anda di halaman 1dari 27

MATERI FISIKA KELAS XII

Bab 1: GAYA
 Dinamika rotasi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak rotasi (berputar)
dengan memperhatikan aspek penyebabnya, yaitu momen gaya.
 Momen gaya atau torsi didefinisikan sebagai hasil perkalian silang antara vektor

posisi rr dan vektor gaya →FF→.


 Momen gaya ττ bernilai negatif jika benda berputar searah jarum jam dan bernilai
positif jika benda berputar berlawanan arah jarum jam.
 Momen inersia didefinisikan sebagai hasil kali antara massa partikel dan kuadrat

jarak partikel dari sumbu rotasi.


 Momen inersia benda yang digeser sejauh dd dari pusat massa dapat ditentukan

dengan teorema sumbu sejajar.


 Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dapat dirumuskan sebagai

berikut.
 Benda yang berputar terhadap poros tertentu memiliki energi kinetik rotasi sebagai

berikut.
 Benda yang bergerak menggelinding memiliki energi kinetik translasi sekaligus rotasi.

 Momentum sudut didefinisikan sebagai perkalian silang antara vektor momentum

linier benda →pp→ dan vektor posisi →rr→.


 Jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada benda, berlaku hukum kekekalan

momentum sudut berikut.


 Dinamika rotasi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak rotasi (berputar)
dengan memperhatikan aspek penyebabnya, yaitu momen gaya.
 Momen gaya atau torsi didefinisikan sebagai hasil perkalian silang antara vektor

posisi rr dan vektor gaya →FF→.


 Momen gaya ττ bernilai negatif jika benda berputar searah jarum jam dan bernilai
positif jika benda berputar berlawanan arah jarum jam.
 Momen inersia didefinisikan sebagai hasil kali antara massa partikel dan kuadrat

jarak partikel dari sumbu rotasi.


 Momen inersia benda yang digeser sejauh dd dari pusat massa dapat ditentukan

dengan teorema sumbu sejajar.


 Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dapat dirumuskan sebagai

berikut.
 Benda yang berputar terhadap poros tertentu memiliki energi kinetik rotasi sebagai

berikut.
 Benda yang bergerak menggelinding memiliki energi kinetik translasi sekaligus rotasi.

 Momentum sudut didefinisikan sebagai perkalian silang antara vektor momentum

linier benda →pp→ dan vektor posisi →rr→.


 Jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada benda, berlaku hukum kekekalan

momentum sudut berikut.

Bab 2: KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


 Benda tegar adalah suatu benda yang bentuknya tidak berubah meskipun diberikan
gaya luar pada benda tersebut.
 Syarat suatu benda tegar/ partikel berada dalam keadaan seimbang adalah sebagai
berikut.
o Sistem partikel, ΣF=0ΣF=0
o Benda tegar, ΣF=0danΣτ=0ΣF=0danΣτ=0
 Keseimbangan benda tegar dibagi menjadi tiga, yaitu keseimbangan stabil,
keseimbangan labil, dan keseimbangan netral.
 Syarat-syarat suatu benda agar dapat bergerak menggeser atau mengguling adalah
sebagai berikut.
o Benda menggeser, ΣF≠0danΣτ=0ΣF≠0danΣτ=0
o Benda mengguling , ΣF=0danΣτ≠0ΣF=0danΣτ≠0
o Benda menggeser dan mengguling, ΣF≠0danΣτ≠0ΣF≠0danΣτ≠0
 Momen kopel yang dilambangkan M adalah hasil perkalian antara gaya dan jarak
kedua gaya tersebut.

M=F×d M=F×d
 Momen kopel bernilai negatif jika benda berputar searah putaran jarum jam dan
bernilai positif jika benda berputar berlawanan arah putaran jarum jam.
 Pada sistem keseimbangan tiga buah gaya, resultan dua buah gaya akan sama besar
dan berlawanan arah dengan gaya yang lain, serta hasil bagi setiap besar gaya
dengan sinus sudut di seberangnya bernilai sama.

F1sinβ=F2sinα=F3sinγ F1sin⁡β=F2sin⁡α=F3sin⁡γ

 Resultan gaya adalah jumlah gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda.
 Titik tangkap resultan gaya sejajar adalah jarak resultan gaya dari sumbu putar yang

dirumuskan sebagai berikut.


 Titik berat merupakan titik tangkap resultan gaya berat yang bekerja pada suatu
benda, sedangkan titik pusat massa adalah titik yang mewakili posisi benda bila
dianggap sebagai suatu titik materi.

x0=x1⋅w1+x2⋅w2+...w1+w2+...y0=y1⋅w1+y2⋅w2+...w1+w2+... x0=x1⋅w1+x2⋅w2+...w1
+w2+...y0=y1⋅w1+y2⋅w2+...w1+w2+...
 Titik berat dapat ditentukan pada benda yang berdimensi satu (garis), berdimensi
dua (bidang), dan berdimensi tiga (ruang).

Bab 3: Elastisitas dan Hukum Hooke


 Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
 Plastis adalah sifat suatu bahan yang tidak bisa kembali ke bentuk awalnya setelah
gaya luar yang diberikan pada bahan tersebut dihilangkan.
 Elastisitas setiap benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya yang diberikan
kurang dari batas elastisitasnya, benda akan kembali ke bentuk semula saat gayanya
dihilangkan. Jika melebihi batas elastisitasnya, benda tidak akan kembali ke bentuk
semula.
 Tegangan adalah besarnya gaya yang diberikan oleh molekul-molekul per satuan luas
penampang benda.

σ=FA σ=FA

 Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu benda dan


panjang awalnya.

e=Δll e=Δll
 Modulus elastisitas atau modulus Young adalah ukuran ketahanan suatu benda
terhadap perubahan panjangnya ketika diberikan gaya.

E=σe E=σe

 Hukum Hooke menyatakan bahwa apabila pegas ditarik dengan suatu gaya tanpa
melampaui batas elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang
sebanding dengan pertambahan panjang pegas, tetapi berlawanan dengan arah
gerak benda.

Fp=−kΔx (gaya pemulih) F=kΔx(gaya yang bekerja pada pegas) Fp=−kΔx (gaya


pemulih) F=kΔx(gaya yang bekerja pada pegas)

 Hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas dapat dituliskan sebagai
berikut.

k=EAl k=EAl

 Pegas dapat disusun dengan berbagai jenis susunan, yaitu seri, paralel, maupun
campuran.
o Jika pegas disusun secara seri, gaya yang dialami setiap pegas akan sama.
Tetapan gaya pegas yang disusun secara seri dapat dirumuskan sebagai
berikut.

1kseri=1k1+1k2+... 1kseri=1k1+1k2+...

o Jika pegas disusun secara paralel, pertambahan panjang yang dialami setiap
pegas akan sama. Tetapan gaya pegas yang disusun secara paralel dapat
dirumuskan sebagai berikut.

kparalel=k1+k2+... kparalel=k1+k2+...

 Energi potensial pegas adalah energi yang dimiliki pegas saat teregang atau tertekan.
Energi ini diperlukan agar pegas dapat kembali ke posisi semula jika gaya luarnya
dihilangkan.

Ep=12FΔx atau Ep=12kΔx2

Bab 4: Fluida Statis

 Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan.
 Fluida statis adalah fluida yang diam/tidak mengalir.
 Cairan merupakan zat yang tak kompresibel, sedangkan gas merupakan zat yang
kompresibel.
 Massa jenis merupakan ukuran kerapatan suatu benda yang didefinisikan sebagai
massa per satuan volume benda.

ρ=mV ρ=mV

 Viskositas atau kekentalan merupakan sifat tahanan suatu fluida terhadap tegangan
yang diberikan pada fluida tersebut.
 Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas (η)(η).
 Gaya gesekan fluida untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola dapat
ditentukan dengan hukum Stokes.

Fs=6πηrvFs=6πηrv

 Berat jenis merupakan berat fluida per satuan volume.

s=wV=ρgs=wV=ρg

 Tegangan permukaan suatu zat cair didefinisikan sebagai gaya per satuan panjang.

γ=FL γ=FL

 Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler (pipa
sempit).

h=2γcosθρgr h=2γcos⁡θρgr
 Meniskus adalah bentuk kelengkungan permukaan zat cair di dalam tabung akibat
gaya kohesi (gaya tarik-menarik antarmolekul yang jenisnya sama) dan gaya adhesi
(gaya tarik-menarik antarmolekul yang jenisnya berbeda).

 Terdapat dua jenis meniskus, yaitu meniskus cekung dan meniskus cembung.

o Meniskus cekung adalah kelengkungan permukaan zat cair yang berbentuk


cekung karena gaya kohesi lebih kecil dari gaya adhesi. Meniskus cekung
memiliki sudut kontak kurang dari 90∘90∘ dan bersifat membasahi dinding
kaca.
o Meniskus cembung adalah kelengkungan permukaan zat cair yang berbentuk
cembung karena gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi. Meniskus cembung
memiliki sudut kontak lebih dari 90∘90∘ dan bersifat tidak membasahi
dinding kaca.
 Kecepatan terminal adalah kecepatan terbesar yang tetap pada suatu benda yang
dijatuhkan bebas di dalam fluida kental.

vT=29r2gη(ρb−ρf)vT=29r2gη(ρb−ρf)
 Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang disebabkan oleh fluida tak bergerak yang
memiliki berat.

Ph=ρghPh=ρgh

 Tekanan mutlak adalah tekanan total hasil penjumlahan tekanan hidrostatis dengan
tekanan atmosfer (udara).

PT=Po+ρghPT=Po+ρgh

 Hukum utama hidrostatis menyatakan bahwa semua titik yang terletak pada suatu
bidang datar di dalam fluida (zat cair) memiliki tekanan yang sama.

PA=PBρAghA=ρBghBρAhA=ρBhB PA=PBρAghA=ρBghBρAhA=ρBhB

 Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada suatu fluida dalam
ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah.

P1=P2F1A1=F2A2 P1=P2F1A1=F2A2

 Hukum Archimedes menyatakan bahwa benda yang dicelupkan seluruhnya atau


sebagian ke dalam fluida akan mengalami gaya tekan ke atas yang besarnya sama
dengan fluida yang dipindahkan.

FA=ρfgVbf FA=ρfgVbf

 Di dalam fluida, ada tiga kemungkinan posisi benda, yaitu terapung, melayang, dan
tenggelam.
 Berat benda di dalam fluida lebih kecil dibandingkan dengan berat benda di udara.

Wbf=Wu−FAWbf=(ρb−ρf)VbfgWbf=Wu−FAWbf=(ρb−ρf)Vbfg

 Penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.


o Balon udara
Hubungan antara gaya ke atas dan volume udara yang dipindahkan balon
dapat dituliskan sebagai berikut.
Fa=ρgVFa=ρgV
Pada keadaan setimbang, berlaku hubungan
berikut.  Fa=wbalon+wbeban Fa=wbalon+wbeban
o Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair.
ρf=mfA ρf=mfA
o Kapal laut
o Kapal selam
o Galangan kapal
Bab 5 : FLUIDA DINAMIK
 Fluida dinamik adalah fluida yang bergerak/mengalir.
 Aliran fluida ideal bersifat tunak, tidak termampatkan, tidak kental, dan laminar.
 Debit fluida adalah banyaknya fluida yang mengalir melalui suatu penampang tiap

satuan waktu.
 Hukum kontinuitas menyatakan bahwa debit fluida di semua titik besarnya sama.

 Daya dari suatu fluida yang mengalir dengan debit Q dari ketinggian h dapat

dirumuskan sebagai berikut.


 Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan, energi kinetik tiap
volume, dan energi potensial tiap volume di setiap titik sepanjang aliran fluida

adalah sama.
 Penerapan hukum Bernoulli terdiri atas venturimeter, tabung pitot, bejana
berpancur, dan gaya angkat sayap pesawat.
 Venturimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran suatu zat

cair.
 Tabung pitot digunakan untuk mengukur laju aliran suatu gas di dalam sebuah pipa.

 Kelajuan fluida yang menyembur keluar dari lubang pada jarak h di bawah

permukaan fluida dalam bejana/tangki dirumuskan sebagai berikut.


Rumus SUPER "Solusi Quipper" untuk bejana berpancur adalah sebagai berikut.

Bab 6 : SUHU DAN KALOR


 Suhu adalah suatu besaran pokok yang menyatakan derajat panas atau dingin suatu
benda.
 Sifat termometrik adalah perubahan sifat fisis suatu benda akibat perubahan suhu.
 Ada empat macam satuan suhu dengan skala yang berbeda-beda, yaitu Celcius,
Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.

 Secara umum, rumus konversi skala suhu adalah sebagai berikut.

 Kalor adalah energi panas yang dapat berpindah dari tempat bersuhu tinggi ke
tempat yang bersuhu lebih rendah. Satuan kalor adalah joule (J) atau kalori (kal).

 Kalor jenis adalah sifat khusus dari suatu zat yang menunjukkan kemampuannya
untuk menyerap kalor.

 Kapasitas kalor adalah banyaknya energi yang harus diberikan dalam bentuk kalor

untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 1∘C.1∘C.


 Kalorimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya kalor
jenis suatu zat.
 Asas Black menyatakan bahwa pada pencampuran dua zat, jumlah kalor yang dilepas
oleh zat yang bersuhu lebih tinggi sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh zat

yang bersuhu lebih rendah.


 Berdasarkan wujudnya, zat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu padat, cair, dan gas.
Perubahan ketiga wujud zat tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

 Kalor laten adalah besarnya kalor yang diserap oleh suatu zat yang mengalami
perubahan wujud selama proses dengan suhu konstan.

 Grafik perubahan suhu dan wujud zat dapat dilihat pada gambar berikut.

Bab 7 : Pemuaian Zat dan Perpindahan Kalor


 Pemuaian adalah peristiwa bertambahnya ukuran suatu zat akibat kenaikan suhu.
Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, zat cair, maupun zat gas.
 Pemuaian pada zat padat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pemuaian panjang,
pemuaian luas, dan pemuaian volume.
o Pemuaian panjang (satu dimensi) adalah bertambahnya ukuran panjang

suatu benda karena perubahan suhu.


o Pemuaian luas (dua dimensi) adalah bertambahnya ukuran luas suatu benda

karena perubahan suhu.


o Pemuaian volume (tiga dimensi) adalah bertambahnya ukuran volume suatu

benda karena perubahan suhu.


 Pemuaian pada zat cair cenderung lebih besar daripada zat padat, karena gaya tarik-
menarik antarpartikelnya lebih lemah. Zat cair hanya mengalami pemuaian volume.

 Pemuaian pada zat gas cenderung lebih besar daripada zat padat maupun zat cair,
karena gaya tarik-menarik antarpartikelnya paling lemah. Zat gas hanya mengalami
pemuaian volume.

 Pemuian pada zat gas sangat dipengaruhi oleh beberapa kondisi, seperti tekanan,
suhu, dan volume ruang tempat gas itu berada.

o Pada tekanan konstan (isobar)

o Pada volume konstan (isokor)

o Pada suhu konstan (isotermal)

o Pada keadaan volume, tekanan, dan suhu gas berubah


 Perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor tanpa disertai
perpindahan partikelnya. Jadi, yang berpindah hanya energi panasnya.
 Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan
gerakan massa atau gerakan partikel-partikel zat perantaranya.

 Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara, yaitu
dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

Bab 8 : Teori Kinetik Gas


 as ideal merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup
jauh dibandingkan dengan ukurannya.
 Sifat-sifat gas ideal antara lain adalah jumlah partikelnya banyak, tidak ada gaya
tarik-menarik (interaksi) antarpartikel, setiap partikel gas bergerak secara acak ke
segala arah, dan sebagainya.
 Persamaan umum gas ideal adalah sebagai berikut.

 PV=nRT   PV=nRT 

 Persamaan keadaan gas ideal adalah suatu persamaan yang menyatakan hubungan
antara tekanan, volume, suhu, dan jumlah molekul suatu gas.
 Hukum Boyle menyatakan bahwa hasil kali antara tekanan dan volume suatu gas
pada suhu tertentu adalah tetap.

 P1V1=P2V2   P1V1=P2V2 

 Hukum Charles menyatakan bahwa hasil bagi antara volume dan suhu suatu gas
pada tekanan tertentu adalah tetap.

 V1T1=V2T2   V1T1=V2T2 

 Hukum Gay Lussac menyatakan bahwa hasil bagi antara tekanan dan suhu suatu gas
pada volume tertentu adalah tetap.

 P1T1=P2T2   P1T1=P2T2 

 Hukum Boyle-Gay Lussac menyatakan bahwa hasil kali antara tekanan dan volume
dibagi temperatur pada sejumlah partikel atau mol gas adalah tetap.

 P1V1T1=P2V2T2   P1V1T1=P2V2T2 
 Tekanan gas di dalam ruang tertutup ditimbulkan oleh adanya benturan-benturan
partikel gas pada dinding tempat gas berada.

 P=23NV¯Ek   P=23NVEk¯ 

 Energi kinetik gas ideal dirumuskan sebagai berikut.

 ¯Ek=32kT   Ek¯=32kT 

 Kecepatan efektif gas ideal dirumuskan sebagai berikut.

 vrms=√ 3kTm    vrms=3kTm 

 Energi dalam gas ideal adalah jumlah energi kinetik partikel-partikel gas tersebut.

 Teorema ekipartisi energi adalah teorema yang merelasikan temperatur suatu sistem
dengan energi rata-ratanya.
 Derajat kebebasan adalah jenis gerakan yang dibuat oleh partikel gas karena
pengaruh suhu.
 Energi kinetik rata-rata setiap partikel yang memiliki derajat kebebasan dapat

ditentukan dengan persamaan berikut.


o Untuk gas monoatomik, nilai f=3.f=3.
o Untuk gas diatomik pada suhu rendah (± 250 K),(± 250 K), nilai f=3.f=3.
o Untuk gas diatomik pada suhu sedang (± 500 K),(± 500 K), nilai f=5.f=5.
o Untuk gas diatomik pada suhu tinggi (± 1000 K),(± 1000 K), nilai f=7.f=7.
o Untuk gas poliatomik, nilai ff biasanya ditentukan berdasarkan informasi
pada soal.

Bab 9 : Termodinamika

 Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari proses perpindahan energi dalam


bentuk kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan.
 Sistem adalah benda atau objek yang akan diteliti dan menjadi pusat perhatian,
sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem.
 Energi dalam (U)(U) adalah jumlah total energi yang terkandung dalam sistem.
Perubahan energi dalam (ΔU)(ΔU) dapat dirumuskan sebagai berikut.
Gas monoatomikGas diatomik ΔU=32n⋅R⋅ΔTΔU=52n⋅R⋅ΔT Gas monoatomikGas
diatomikΔU=32n⋅R⋅ΔTΔU=52n⋅R⋅ΔT
 Usaha luar yang dilakukan oleh gas dapat ditentukan dengan rumus berikut.

W=P⋅ΔV=P(V2−V1) W=P⋅ΔV=P(V2−V1)
 Proses isotermik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
Usaha pada proses isotermik dapat ditentukan dengan rumus berikut.

W=n⋅R⋅T⋅lnV2V1W=n⋅R⋅T⋅lnP1P2 W=n⋅R⋅T⋅ln⁡V2V1W=n⋅R⋅T⋅ln⁡P1P2
 Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Usaha pada proses isobarik dapat ditentukan dengan rumus berikut.

W=P⋅ΔV=P(V2−V1) W=P⋅ΔV=P(V2−V1)
 Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap.
Usaha pada proses isokhorik bernilai 0 (W=0)0 (W=0).
 Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas yang berlangsung
tanpa adanya kalor yang masuk atau keluar sistem gas (Q=0)(Q=0). Rumus-rumus
yang berlaku pada proses adiabatik adalah sebagai berikut.

P1(V1)γ=P2(V2)γT1(V1)γ−1=T2(V2)γ−1W=1γ−1(P1V1−P2V2)W=−ΔU=32nR(T1−T2) P1(V
1)γ=P2(V2)γT1(V1)γ−1=T2(V2)γ−1W=1γ−1(P1V1−P2V2)W=−ΔU=32nR(T1−T2)
 Hukum I termodinamika menyatakan bahwa pada setiap proses, jika kalor
ditambahkan ke dalam sistem dan sistem melakukan usaha, akan terjadi perubahan
energi.

Q=W+ΔU Q=W+ΔU
 Kapasitas kalor adalah banyaknya energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu gas
sebesar 1∘C1∘C. Kapasitas kalor untuk volume tetap dinyatakan dengan CvCv dan
untuk tekanan tetap dinyatakan dengan CpCp.
 Hukum II termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah, dan tidak mengalir secara spontan
dalam arah sebaliknya.
 Hukum II termodinamika juga menyatakan bahwa tidak mungkin membuat suatu
mesin kalor yang dapat mengubah seluruh energi kalor yang diterimanya menjadi
usaha.
 Mesin Carnot adalah mesin yang bekerja dengan memindahkan kalor dari reservoir
suhu tinggi ke reservoir suhu rendah. Efisiensi mesin Carnot dirumuskan sebagai
berikut.

η=(WQ1)×100% atau η=(1−T2T1)×100% η=(WQ1)×100% atau η=(1−T2T1)×100
%
 Mesin pendingin adalah mesin yang prinsip kerjanya merupakan kebalikan dari
mesin Carnot. Koefisien performansi mesin pendingin dapat dirumuskan sebagai
berikut.

Kp=Q2W=T2T1−T2 Kp=Q2W=T2T1−T2
 Hukum ke nol termodinamika berbunyi “Jika dua buah benda berada dalam kondisi
kesetimbangan termal dengan benda ketiga, ketiga benda tersebut berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain.”
 Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dijumpai beberapa fenomena yang
menggambarkan hukum ke nol termodinamika, di antaranya adalah memasukkan es
batu ke dalam air hangat, merebus air dalam panci, dan pengukuran suhu.
 Pompa kalor (heat pump) adalah alat untuk memanaskan (memberikan kalor Q1Q1)
dan bukan untuk mendinginkan (membuang Q2Q2). Kinerja dari pompa kalor dinilai
berdasarkan koefisien performansi (Kp)(Kp) yang dirumuskan sebagai berikut.

Kp=Q1W=Q1Q1−Q2 Kp=Q1W=Q1Q1−Q2

Untuk pompa kalor ideal, nilai koefisien performansi dapat dinyatakan sebagai
berikut.

Kp=T1T1−T2 Kp=T1T1−T2
 Entropi adalah suatu ukuran banyaknya energi panas atau kalor yang tidak dapat
diubah menjadi usaha. Secara matematis, perubahan entropi dirumuskan sebagai
berikut.

ΔS=QT ΔS=QT

Kalor QQ akan bernilai positif jika sistem menyerap kalor dan akan bernilai negatif
jika sistem melepas kalor.

Bab 10 : Karakteristik Gelombang


 Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran/usikan. Pada gelombang,
yang merambat hanyalah energinya. Sementara yang bergetar adalah mediumnya.
 Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dibedakan menjadi dua, yaitu
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
 Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat,
sedangkan gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium untuk merambat.
 Berdasarkan arah getar dan arah rambatnya, gelombang dibedakan menjadi dua,
yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
 Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambatnya, sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
getarnya sejajar dengan arah rambatnya.
 Berdasarkan amplitudonya, gelombang dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang
berjalan dan gelombang stasioner.
 Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap setiap saat,
sedangkan gelombang stasioner adalah gelombang yang amplitudonya selalu
berubah-ubah.
 Amplitudo gelombang adalah jarak puncak gelombang ke titik acuan (biasanya titik
nol).
 Pada gelombang transversal, panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak
atau dua lembah yang berdekatan.
 Pada gelombang longitudinal, panjang gelombang adalah jarak antara dua rapatan
atau dua regangan yang berdekatan.

 Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang tiap satuan waktu.


 Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk

menempuh satu panjang gelombangnya.


 Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap sekon.

 Karakteristik/sifat-sifat gelombang meliputi pembiasan, difraksi, pemantulan,


dispersi, interferensi, efek Doppler, dan polarisasi.
 Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah lintasan gelombang. Pada pembiasan,

berlaku hukum Snellius berikut.


 Difraksi adalah pelenturan/penyebaran gelombang ketika melewati sebuah celah.
 Pemantulan gelombang adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian
gelombang ketika bertemu dengan bidang batas antara dua medium.
 Dispersi adalah penyebaran/penguraian bentuk gelombang ketika merambat melalui
suatu medium.
 Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk antara sinar datang dan sinar yang keluar
dari prisma. Besarnya sudut deviasi sinar merah dan sinar ungu adalah sebagai

berikut.
 Interferensi adalah hasil perpaduan dua gelombang yang dapat saling menguatkan
(konstruktif) atau saling melemahkan (destruktif).
 Efek Doppler adalah efek berubahnya frekuensi suara yang terdengar akibat adanya

kecepatan relatif antara sumber bunyi dan pendengar.


 Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga
hanya memiliki satu arah saja.

Bab 11 : Gelombang Berjalan dan Stasioner


 Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap, sedangkan
gelombang stasioner adalah gelombang yang amplitudonya berubah-ubah.
 Satu gelombang didefinisikan sebagai satu puncak dan satu lembah.
 Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh

satu panjang gelombang.


 Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang melewati suatu titik tiap

sekon.
 Hubungan antara periode gelombang dan frekuensi gelombang dapat dirumuskan

sebagai berikut.
 Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh suatu gelombang dalam tiap

sekon.
 Persamaan simpangan gelombang berjalan dapat ditentukan dengan rumus berikut.

 Persamaan kecepatan gelombang berjalan dapat diturunkan dari persamaan

simpangannya.
 Persamaan percepatan gelombang berjalan dapat diturunkan dari persamaan
simpangan atau persamaan kecepatannya.

 Sudut fase adalah besarnya sudut dalam fungsi sinus dari persamaan umum

gelombang.
 Fase gelombang adalah bagian atau tahapan gelombang yang berkaitan dengan

simpangan dan arah geraknya.


 Beda fase di antara dua titik pada waktu yang sama dapat ditentukan dengan rumus

berikut.
 Beda fase suatu titik pada waktu yang berbeda dapat ditentukan dengan rumus

berikut.
 Syarat agar dua titik memiliki fase yang sama adalah sebagai berikut.
 Syarat agar dua titik memiliki fase yang berlawanan adalah sebagai berikut.

 Pada gelombang stasioner, titik-titik yang bergetar dengan amplitudo maksimum


dinamakan perut (p)(p) dan titik-titik yang bergetar dengan amplitudo minimum
dinamakan simpul (s)(s).
 Persamaan gelombang stasioner ujung bebas adalah sebagai berikut.

 Letak perut dan simpul dari gelombang stasioner ujung bebas dapat ditentukan

sebagai berikut.
 Persamaan gelombang stasioner ujung tetap adalah sebagai berikut.

 Letak perut dan simpul dari gelombang stasioner ujung tetap dapat ditentukan

sebagai berikut.

Bab 12 : Gelombang Bunyi 1


 Bunyi adalah gelombang yang dihasilkan oleh suatu benda yang bergetar, seperti
getaran yang dihasilkan oleh senar gitar.

 Syarat terjadinya bunyi adalah terdapat benda yang bergetar, terdapat medium yang
merambatkan, dan terdapat penerima.

 Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bunyi


infrasonik (< 20 Hz), bunyi audiosonik (20 Hz – 20.000 Hz), dan bunyi ultrasonik (>
20.000 Hz).

 Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium


dengan pola rapatan dan renggangan.

 Karakteristik gelombang bunyi meliputi panjang gelombang, frekuensi, dan cepat


rambat gelombang.

o Satu panjang gelombang didefinisikan sebagai jarak antara dua rapatan atau
renggangan yang terdekat.
o Frekuensi didefinisikan sebagai banyaknya getaran yang dihasilkan tiap
sekon.
o Cepat rambat gelombang didefinisikan sebagai seberapa cepat getaran
tersebut merambat dari satu partikel ke partikel berikutnya.
 Hubungan antara cepat rambat, panjang gelombang, dan frekuensi dapat dituliskan
dalam persamaan berikut.

v=λf atau v=λT v=λf atau v=λT
 Cepat rambat bunyi di udara tidak dipengaruhi oleh keras lemahnya bunyi atau
frekuensi bunyi. Akan tetapi, dipengaruhi oleh kondisi angin, kelembapan, dan suhu.

 Hubungan antara cepat rambat bunyi di udara dan suhu dapat dituliskan dalam
persamaan berikut.

vT=v0+((0,6T) m/s∘C) vT=v0+((0,6T) m/s∘C)
 Gelombang bunyi memiliki beberapa sifat, yaitu termasuk gelombang longitudinal,
dapat dibiaskan, dipantulkan, diinterferensikan, dan didifraksikan, merambat dalam
medium gas, padat, dan cair, serta tidak dapat merambat di ruang hampa.

 Cepat rambat bunyi di berbagai medium adalah sebagai berikut.

Zat PadatZat CairZat Gasv=√Eρv=√Bρv=√ γRTMr Zat PadatZat CairZat


Gasv=Eρv=Bρv=γRTMr
 Intensitas bunyi adalah besarnya energi yang dipindahkan per satuan waktu (daya)
per satuan luas.

I=PA=P4πr2 I=PA=P4πr2
 Taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan antara intensitas bunyi (I)
(I) dan intensitas ambang (I0)(I0).

TI=10logII0TI=10logI+120 TI=10log⁡II0TI=10log⁡I+120
 Frekuensi yang dihasilkan pada dawai dapat dirumuskan sebagai berikut.

fn=n+12lv fn=n+12lv
 Cepat rambat gelombang pada dawai dapat dirumuskan sebagai berikut.

v=√ Fμ =√ FLm

Bab 13 : GELOMBANG BUNYI 2


 Hukum Melde menyatakan bahwa cepat rambat gelombang (v) pada dawai
berbanding lurus dengan akar kuadrat gaya tegang dawai (F) dan berbanding terbalik
dengan akar kuadrat massa per satuan panjang dawai (μμ).
 Percobaan Melde dapat digunakan untuk menentukan cepat rambat gelombang dan
mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi cepat rambat gelombang.

 Pipa organa adalah alat yang menggunakan kolom udara sebagai sumber bunyi. Ada
dua jenis pipa organa, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.

o Panjang gelombang dan frekuensi nada-nada yang dihasilkan pipa organa

terbuka adalah sebagai berikut.


o Panjang gelombang dan frekuensi nada-nada yang dihasilkan pipa organa

tertutup adalah sebagai berikut.


 Pelayangan bunyi adalah peristiwa terdengarnya bunyi keras dan lemah secara
bergantian karena adanya interferensi dua sumber bunyi dengan amplitudo sama
tetapi frekuensinya berbeda sedikit.

 Efek Doppler adalah peristiwa di mana frekuensi gelombang dari suatu sumber yang
diterima pengamat mengalami perubahan akibat gerak relatif pengamat terhadap
sumber gelombang atau sebaliknya.

 Resonansi gelombang bunyi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu sumber bunyi
karena frekuensinya sama dengan sumber bunyi lain yang bergetar. Panjang
gelombang dan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh resonansi kolom udara
adalah sebagai berikut.

 Interferensi gelombang bunyi adalah perpaduan (superposisi) dua atau lebih


gelombang bunyi yang amplitudo dan frekuensinya sama. Ada dua jenis interferensi,
yaitu interferensi konstruktif (maksimum) dan interferensi destruktif (minimum).

o Interferensi konstruktif (sefase)

o Interferensi destruktif (berlawanan fase)


 Gelombang bunyi banyak digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, di
antaranya adalah mengukur kedalaman laut, menentukan letak kapal karam dan
posisi kapal selam, mendeteksi retak-retak pada struktur logam, kamera dan
perlengkapan mobil, serta ultrasonografi.

Bab 14 : GELOMBANG CAHAYA 1


 Spektrum cahaya adalah kumpulan sinyal berupa cahaya dengan panjang gelombang
atau warna tertentu yang dapat dikenali oleh mata manusia.
 Spektrum cahaya terdiri atas berbagai warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu (mejikuhibiniu).
 Sifat cahaya yang dapat langsung dideskripsikan dengan teori gelombang adalah
intensitas cahaya dan warna.
o Intensitas cahaya adalah ukuran daya pancar yang dikeluarkan oleh suatu
sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut.
o Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya
sempurna (cahaya putih).
 Hubungan antara cepat rambat, panjang gelombang, dan frekuensi cahaya dapat
dinyatakan sebagai berikut.

 Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua atau lebih gelombang cahaya.

 Interferensi cahaya dapat teramati dengan jelas jika kedua gelombang cahaya
tersebut bersifat koheren (beda fase tetap).
 Pada interferensi Young, pola terang dan gelap dapat ditentukan dengan rumus
berikut.

 Pada interferensi Young, jarak antara dua garis terang atau gelap yang berdekatan
dapat dirumuskan sebagai berikut.

 Sementara jarak antara garis terang dan gelap yang berdekatan dapat dirumuskan
sebagai berikut.

 Difraksi adalah peristiwa pelenturan cahaya ketika melewati suatu celah sempit.

 Garis gelap ke-mm pada difraksi celah tunggal terjadi jika dsinθdsin⁡θ sama dengan


kelipatan genap dari setengah panjang gelombang.

 Sementara itu, jarak garis gelap ke-mm dari terang pusat pada difraksi celah tunggal
dapat ditentukan dengan rumus berikut.

 Hubungan antara interferensi maksimum dan sudut θθ pada difraksi kisi dapat


dituliskan sebagai berikut.

BAB 15 : GELOMBANG BUNYI 2


 Interferensi pada lapisan tipis memiliki dua pola, yaitu sebagai berikut.
o Interferensi konstruktif (saling menguatkan) yang menghasilkan garis terang
dengan persamaan berikut.
o Interferensi destruktif (saling melemahkan) yang menghasilkan garis gelap
dengan persamaan berikut.
 Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau pelenturan cahaya ketika melewati
suatu celah sempit. Untuk difraksi oleh lubang berbentuk lingkaran, berlaku
persamaan berikut.
 Sudut resolusi minimum adalah sudut pemisah terkecil di antara dua benda agar
masih tampak terpisah.
 Daya pisah (urai) adalah kemampuan suatu alat optik untuk dapat menunjukkan
dengan jelas bayangan dua buah benda.
 Dispersi cahaya adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik menjadi cahaya-
cahaya monokromatik pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan.
 Sudut deviasi (D)(D) adalah sudut penyimpangan yang dibentuk oleh perpanjangan
berkas sinar datang dan berkas sinar yang keluar dari prisma.
 Sudut dispersi adalah selisih antara deviasi minimum warna ungu dan merah.
 Polarisasi cahaya adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Ada empat cara
untuk membuat cahaya terpolarisasi, yaitu sebagai berikut.
o Polarisasi dengan penyerapan selektif
o Polarisasi dengan pemantulan
o Polarisasi dengan pembiasan ganda
o Polarisasi dengan hamburan
 LCD (Liquid Crystal Display) merupakan media visual yang menggunakan kristal cair.
Sementara LED (Light Emitting Diode) merupakan komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. Perbedaan
LCD dan LED dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab 16 : ALAT OPTIK 1


 Pemantulan cahaya adalah pengembalian arah rambat cahaya ke medium asalnya
setelah mengenai bidang batas antara dua medium. Pemantulan cahaya ada dua
jenis, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur.
 Hukum pemantulan ada dua, yaitu sinar datang, sinar pantul, dan garis normal
berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar, serta besar sudut

sinar datang (ii) sama dengan besar sudut sinar pantul (rr).
 Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya ketika mengenai bidang
batas antara dua medium yang berbeda kerapatannya atau indeks biasnya.
 Indeks bias dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu indeks bias mutlak dan indeks
bias relatif.
o Indeks bias mutlak adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang
hampa dengan kecepatan cahaya pada suatu medium tertentu.

o Indeks bias relatif adalah perbandingan indeks bias mutlak suatu medium
dengan medium lainnya. Indeks bias relatif medium 1 terhadap medium 2

dirumuskan sebagai berikut.


 Hukum Snellius tentang pembiasan menyatakan bahwa sinar datang, sinar bias, dan
garis normal terletak pada satu bidang datar, serta perbandingan sinus sudut datang
dengan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda merupakan bilangan tetap.

 Kedalaman semu suatu medium dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

 Cermin datar adalah cermin yang memiliki permukaan datar seperti sebuah garis
lurus. Sifat bayangan pada cermin datar adalah maya, tegak, dan sama besar.
 Jumlah bayangan yang terbentuk oleh dua atau lebih cermin datar yang saling

berhadapan dapat ditentukan dengan persamaan berikut.


 Panjang cermin minimal agar bayangan benda dapat dilihat seluruhnya dalam

cermin datar dapat ditentukan dengan persamaan berikut.


 Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya lengkung seperti permukaan
bola. Cermin lengkung dibedakan menjadi cermin cekung dan cermin cembung.
 Persamaan yang digunakan pada cermin cekung dan cembung adalah sebagai

berikut.
 Lensa adalah sebuah alat yang berfungsi mengumpulkan atau menyebarkan cahaya.
 Lensa tebal adalah lensa yang ketebalannya tidak dapat diabaikan. Persamaan pada

lensa tebal adalah sebagai berikut.


 Lensa tipis adalah lensa yang ketebalannya dapat diabaikan. Persamaan pada lensa

tipis adalah sebagai berikut.


 Kekuatan lensa adalah besaran yang menyatakan ukuran lensa. Kuat lensa

dinyatakan dengan satuan dioptri dan dirumuskan sebagai berikut.


 Lensa gabungan adalah dua atau lebih lensa yang digabung dengan sumbu utama
berimpit dan jarak antarlensa dianggap sama dengan nol. Persamaan pada lensa

gabungan adalah sebagai berikut.

Bab 17 : ALAT OPTIK 2


 Mata adalah salah satu pancaindra yang merupakan bagian dari alat optik. Hal ini
dikarenakan mata hanya dapat melihat jika ada cahaya. Mata terdiri atas beberapa
bagian, yaitu kornea, aqueous humor, iris, pupil, lensa mata, dan retina.
 Titik dekat mata (punctum proximum) adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat
oleh mata secara jelas ketika mata berakomodasi maksimum. Sementara titik jauh
mata (punctum remotum) adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata
secara jelas ketika mata tidak berakomodasi.
 Cacat mata adalah ketidaknormalan pada mata, sehingga bayangan yang terbentuk
menjadi buram atau tidak jelas.

o Miopi (rabun jauh) adalah cacat mata yang menyebabkan bayangan benda
jatuh di depan retina. Cacat mata ini dapat dibantu dengan menggunakan

lensa cekung.
o Hipermetropi (rabun dekat) adalah cacat mata yang menyebabkan bayangan
benda jatuh di belakang retina. Cacat mata ini dapat dibantu dengan

menggunakan lensa cembung.


o Presbiopi (mata tua) adalah cacat mata yang disebabkan berkurangnya daya
akomodasi pada usia lanjut. Cacat mata ini dapat dibantu dengan lensa
rangkap.
o Astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan karena kornea mata tidak
berbentuk sferis (irisan bola), melainkan salah satu sisinya lebih melengkung
daripada sisi yang lain.
 Lup (kaca pembesar) adalah alat optik yang terbuat dari lensa cembung dengan jarak
fokus tertentu. Rumus perbesaran pada lup adalah sebagai berikut.

o Mata berakomodasi maksimum

o Mata berakomodasi pada jarak tertentu sejauh x Mata tidak

berakomodasi
 Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat
kecil, seperti virus dan bakteri. Rumus perbesaran dan panjang mikroskop adalah
sebagai berikut.

o Untuk lensa objektif


o Untuk lensa okuler

Mata berakomodasi maksimum: Mata tidak

berakomodasi:
 Teleskop atau teropong adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-
benda yang letaknya sangat jauh agar terlihat lebih dekat. Rumus perbesaran dan
panjang teropong adalah sebagai berikut.

o Teropong bintang

Mata berakomodasi maksimum:

o Mata tidak berakomodasi:


o Teropong bumi

Mata berakomodasi maksimum: Mata tidak

berakomodasi:
o Teropong prisma
Teropong prisma terdiri atas lensa objektif, okuler, dan pembalik yang berupa
prisma.
o Teropong panggung

Mata berakomodasi maksimum: Mata tidak berakomodasi:

o Teropong pantul
Teropong pantul terdiri atas satu cermin cekung, satu cermin datar yang
diletakkan di dekat titik fokus cermin cekung, dan satu lensa cembung
sebagai lensa okuler.
 Kamera adalah suatu alat optik yang digunakan untuk merekam suatu tempat,
situasi, atau peristiwa. Kamera terdiri atas lensa cembung, diafragma, pelat film,
prisma, shutter, dan aperture.

Bab 18 : PEMANASAN GLOBAL


 Lapisan ozon adalah suatu lapisan gas yang terbentuk di atmosfer kira-kira 19 hingga
48 km dari permukaan Bumi. Ozon terbentuk atas bantuan sinar UV yang memiliki
energi lebih besar daripada cahaya tampak.
 Dampak penipisan lapisan ozon adalah sebagai berikut.
o Meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia.
o Merusak tanaman pangan tertentu.
o Memengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut.
o Meningkatnya karbon dioksida akibat berkurangnya tanaman dan plankton.
o Mengakibatkan pemanasan global (global warming).
 Efek rumah kaca adalah proses terperangkapnya panas di atmosfer Bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur
dioksida, dan metana.
 Pemanasan global (global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Selama seratus tahun terakhir, suhu rata-rata
global pada permukaan Bumi telah meningkat 0,74±0,18∘C0,74±0,18∘C.
 Dampak pemanasan global adalah sebagai berikut.
o Iklim mulai tidak stabil.
o Peningkatan permukaan laut.
o Suhu global cenderung meningkat.
o Gangguan ekologis.
o Dampak sosial dan politik.
o Perubahan cuaca dan lautan.
 Pengendalian pemanasan global dapat dilakukan dengan hal-hal berikut.
o Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain.
o Mengurangi produksi gas rumah kaca.
 Perjanjian-perjanjian internasional terkait pemanasan global adalah sebagai berikut.
o IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change)
o Protokol Kyoto
o Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC)
o Konferensi Stockholm dan KTT Bumi Rio de Janeiro
o KTT Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali
o Protokol Montreal
o Paris Agreement

Anda mungkin juga menyukai