KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI……………………………………………………………1
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………....3
1.1 Latar Belakang………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………...3
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………….3
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………...3
BAB 2 Teori Kesetimbangan…………………………………....4
2.1 Pengertian Kesetimbangan…………………………..4
2.2 Persamaan Kesetimbangan Benda Tegar…………....5
2.2.1 Momen Gaya………………………………5
2.2.2 Penguraian Gaya…………………………..5
2.2.3 Gerak Translasi dan Rotasi………………..6
2.2.4 Gaya Gesek………………………………..6
2.2.5 Gaya Berat………………………………...7
1
2.3 Syarat – Syarat Kesetimbangan……………………7
2.3.1 Benda yang Diam………………………...7
2.3.2 Benda yang Bergerak Lurus Beraturan…..7
BAB 3 Alat Elektromedik Traksi………………………………14
2.4.1 Definisi Traksi……………………………………14
2.4.2 Tujuan Pemasangan Traksi………………………14
2.4.3 Jenis – Jenis Traksi………………………………15
2.4.4 Prinsip Pemasangan Traksi…………………........15
BAB 4 Penerapan Teori Kesetimbangan Pada Traksi…………17
2.5.1 Prinsip traksi efektif……………………………...17
BAB 5 PENUTUP……………………………………………..20
2.6 Kesimpulan………………………………………...20
DAFTAR PUSTAKA………………………………….21
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
TEORI KESETIMBANGAN
4
kondisinya). Akan tetapi jika suatu benda tegar pada awalnya
berada dalam kondisi begerak dan pergerakan tersebut memiliki
kecepatan konstan, maka benda tegar tersebut akan tetap mengalami
pergerakan dengan kecepatan yang konstan.
5
Fx = F cos θ
Fy = F sin θ
Dengan : θ adalah sudut yang terbentuk diantara gaya F dan
sumbu x.
2.2.3 Gerak translasi dan rotasi
a. Syarat kesetimbangan translasi
Σ Fx=0
Σ F y=0 b. Syarat kesetimbangan rotasi
∑ τ=0
F = μN
Dengan:
F = gaya gesek yang terjadi pada suatu benda (N)
μ = koefesien gesek
N = gaya normal (N)
6
Untuk menentukan gaya berat digunakan persamaan
berikut ini:
W = m.g
Dengan:
W = berat suatu benda (N)
m = massa suatu benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s)
7
Dari gambar di atas terlihat bangunan menara yang begitu
indah dan kokoh, juga pelabuhan yang begitu kuat
walaupun dilewati berpuluh-puluh ton mobil, truk dan
kendaran lainnya.
2.3.2 Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik)
Contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di
luar kota, elektron mengelilingi inti atom,dan lain-lain.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
1). Kesetimbangan partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan
hanya mengalami gerak translasi (tidak mengalami gerak
rotasi).
8
Syarat kesetimbangan partikel
Jika partikel terletak pada bidang XY dan gaya-gaya yang
bekerja diuraikan dalam komponen sumbu X dan sumbu Y.
Partikel merupakan ukuran benda terkecil, sehingga sering
digambarkan sebagai titik. Akibatnya, jika ada gaya yang
bekerja pada partikel, maka gaya tepat mengenai pada pusat
massa benda. Oleh karena itu, partikel hanya mengalami gerak
translasi (menggeser). Gerak translasi merupakan gerak yang
memenuhi hukum II Newton.
Sehingga syarat kesetimbangan partikel dapat ditulis :
Σ F=0 Σ Fx=0 ( sumbu X )
Σ Fy=0(sumbu Y )
Keseimbangan Partikel
Untuk menyelesaikan materi di atas menggunakan Aturan
F1 F2 F3
Sinus: = =
a1 a2 a3
Contoh soal :
9
Soal Keseimbangan Partikel
Jika sistem dalam keadaan setimbang, besar gaya tegangan
pada kedua tali adalah ….
Pembahasan
T1 dan T1 harus diuraikan ke arah sumbu x dan sumbu y
sebagai berikut.
kan
hubungan antara T1 dan T1 , kita cukup menganalisis
kesetimbangan titik searah sumbu x saja.
Σ Fx=0
T2 cos 30̊ - T1 sin 60̊ = 0
10
T1 sin 60̊ = T2 cos 30̊
1 1
T1 . √3 = T2 . √3
2 2
T1 = T2
2) Keseimbangan Rotasi
Momen gaya ( ) merupakan besaran vektor yang nilainya
sama dengan hasil kali antara gaya dengan jarak dari titik
poros arah tegak lurus garis kerja gaya. Dirumuskan:
τ =F . r sinθ
Dengan : τ =momen gaya ( Nm )
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
11
Contoh Soal Momen Gaya
Pembahasan Soal
Σ τ=τ 2 y + τ 1
Σ τ=F 2 sin˚ 30 ( 2 ) + F 1(4)
Σ τ=20 ( 12 )( 2) +10 ( 4 )
Σ τ=20+ 40
Σ τ=60 Nm
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan
momen gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan:
12
Σ τ=¿ 0
Besar momen gaya searah jarum jam = besar momen gaya
berlawanan jarum jam
Contoh Soal:
Kotak lampu digantung pada sebuah pohon dengan
menggunakan tali, batang kayu dan engsel seperti terlihat
pada gambar berikut ini:
13
BAB III
ALAT ELEKTROMEDIK
( TRAKSI )
14
mengurangi deformitas, untuk menambah ruang diantara dua
permukaan antara patahan tulang
2) Traksi skelet
Traksi skelet dipasang langsung pada tulang. Metode traksi ini
digunakan paling sering untuk menangani fraktur femur, tibia,
humerus dan tulang leher. Kadang- kadang skelet traksi bersifat
seimbang yang menyokong ekstermitas yang terkena,
memungkinkan gerakan pasien sampai batas- batas tertentu dan
memungkinkan kemandirian pasien maupun asuh keperawatan
sementara traksi yang efektif tetap dipertahankan yang termasuk
skelet traksi
15
Traksi suspensi seimbang memberikan dukungan pada ektermitas
yang sakit diatas tempat tidur sehingga memungkinkan mobilisasi
pasien sampai batas tertentu yanpa terputus garis tarikan. Tarikan
dapat dilakukan pada kulit (traksi kulit) atau langsung kesekelet
tubuh (traksi skelet). Cara pemasangan ditentukan oleh tujuan
traksi
Traksi dapat dipasang dengan tangan (traksi manual). Ini
merupakan traksi yang sangat sementara yang bisa digunakan
pada saat pemasangan gips, harus dipikirkan adanya kontraksi
Pada setiap pemasangan traksi, harus dipikirkan adanya kontraksi
adalah gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan (hukum
Newton III mengenai gerak, menyebutkan bahwa bila ada aksi
maka akan terjadi reaksi dengan besar yang sama namun arahnya
yang berlawanan) umumnya berat badan pasien dan pengaturan
posisi tempat tidur mampu memberikan kontraksi.
Walaupun hanya traksi untuk ektermitas bawah yang dijelaskan
secara terinci, tetapi semua prinsip-prinsip ini berlaku untuk
mengatasi patah tulang pada ektermitas atas.
Imobilisasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan otot dan
densitas tulang dengan agak cepat, terapi fisik harus dimulai
segera agar dapat mengurangi keadaan ini.misalnya, seorang
dengan patah tulang femur diharuskan memakai kruk untuk waktu
yang lama. Rencana latihan untuk mempertahankan pergerakan
ektermitas atas, dan untuk meningkatkan kekuatannya harus
dimulai segera setelah cedera terjadinya (Wilson, 1995).
16
BAB IV
PENERAPAN TEORI KESETIMBANGAN PADA
TRAKSI
17
keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada
sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi
sebagai sistem pengumpil. Gaya tubuh disini bermaksud ke
gaya berat yang menjadi syarat kesetimbangan dan gaya berat
masuk dalam persamaan yang berkaitan dengan
kesetimbangan benda tegar
Contoh Soal
Kaki kanan seorang pasien di pasangkan traksi menggantung
ke atas seperti pada gambar di bawah ini:
Jika :
AC = 4 m
BC = 1 m
Massa kaki AC = 50 kg
Massa besi pemberat dengan menggunakan tali dan katrol
seperti terlihat pada gambar berikut ini = 20 kg
Percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2
Tentukan besarnya tegangan tali yang menghubungkan batang
kayu dengan pohon!
18
Pembahasan Keseimbangan
Penguraian gaya-gaya dengan mengabaikan gaya-gaya di titik
A (karena akan dijadikan poros):]
Syarat
Kesetimbangan ΣTA=0
ΣTA=0
1
Tsin 30̊ (LAB) – WAC ( LAC ¿−¿ WC (LAC) = 0
2
T (0,5)(3) – (500)(2) – (200)(4) = 0
1,5T = 1800
1800
T= =1200 N
1,5
19
BAB V
PENUTUP
2.6 Kesimpulan
Setelah penjelasan mengenai teori kesetimbangan dan
pengaplikasiannya terhadap alat elektromedik yaitu traksi. Penulis dapat
menyimpulkan bahwa kesetimbangan dibutuhkan dalam prinsip kerja
traksi yaitu kontraksi yang dihasilkan alat harus dipertahankan dengan
keadaan atau posisi gaya berat pasien dengan gaya berat alat yang
seimbang sehingga terjadilah fungsi dari traksi tersebut efektif dan
berjalan sesuai dengan SOPnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://serlihamtuna.blogspot.com/
https://slideplayer.info/slide/13181235/
http://indrahizkia.blogspot.com/2011/11/mengenal-traksi.html
http://engineeringoftekmed.blogspot.com/2015/06/makalah-fisika.html
https://www.studiobelajar.com/kesetimbangan-benda-tegar/
https://www.ilmudasar.com/2018/02/Kesetimbangan-Benda-Tegar.html
21