Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI……………………………………………………………1
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………....3
1.1 Latar Belakang………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………...3
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………….3
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………...3
BAB 2 Teori Kesetimbangan…………………………………....4
2.1 Pengertian Kesetimbangan…………………………..4
2.2 Persamaan Kesetimbangan Benda Tegar…………....5
2.2.1 Momen Gaya………………………………5
2.2.2 Penguraian Gaya…………………………..5
2.2.3 Gerak Translasi dan Rotasi………………..6
2.2.4 Gaya Gesek………………………………..6
2.2.5 Gaya Berat………………………………...7

1
2.3 Syarat – Syarat Kesetimbangan……………………7
2.3.1 Benda yang Diam………………………...7
2.3.2 Benda yang Bergerak Lurus Beraturan…..7
BAB 3 Alat Elektromedik Traksi………………………………14
2.4.1 Definisi Traksi……………………………………14
2.4.2 Tujuan Pemasangan Traksi………………………14
2.4.3 Jenis – Jenis Traksi………………………………15
2.4.4 Prinsip Pemasangan Traksi…………………........15
BAB 4 Penerapan Teori Kesetimbangan Pada Traksi…………17
2.5.1 Prinsip traksi efektif……………………………...17
BAB 5 PENUTUP……………………………………………..20
2.6 Kesimpulan………………………………………...20

DAFTAR PUSTAKA………………………………….21

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum mekanika adalah suatu hukum fisika yang berhubungan dengan
gerak-gerak benda. Ilmu yang mempelajari tentang gerak suatu benda
disebut dengan mekanika, sedangkan pengetahuannya disebut dengan
mekanik. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali hukum fisika
yang berlaku disetiap aktifitas suatu benda atau suatu organisme, salah
satu nya pengaplikasian hukum fisika tentang teori kesetimbangan
dalam alat elektromedik yaitu traksi. Konsep kesetimbangan menjadi
pembahasan yang berkaitan dengan cara kerja traksi. Dalam proses
mempercepat penyembuhan pasien menggunakan prinsip kerja traksi
yang akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan teori mengenai kesetimbangan?


2. Jelaskan pengaplikasian teori kesetimbangan pada prinsip kerja
alat?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Menjelaskan teori mengenai kesetimbangan


2. Menjelaskan pengaplikasian teori kesetimbangan pada prinsip
kerja alat?

3
BAB II
TEORI KESETIMBANGAN

2.1 Pengertian Kesetimbangan


Kesetimbangan benda tegar berkaitan erat dengan yang namanya
momentum. Jika dilihat dari kata yang menyusunnya
kesetimbangan benda tegar tersusun atas dua bagian,
yaitu kesetimbangan dan benda tegar. Kesetimbangan
menunjukkan suatu keadaan yang berada dalam kondisi setimbang
atau seimbang. Sedangkan Benda tegar merupakan kata yang
digunakan untuk menunjukkan  suatu benda yang bentuk atau
geometrinya akan selalu tetap meskipun diberikan gaya. Sehingga
Dapat dikatakann bahwa suatu benda tegar akan mempertahankan
bentuknya dari pengaruh gaya. Hal inilah yang menyebabkan
bentuknya selalu tetap meskipun gaya telah diberikan kepadanya.
Jika suatu benda tegar mengalami gerak translasi atau gerak rotasi
sekalipun, bentuknya tidak akan mengalami perubahan. Artiya,
benda tegar memiliki bentuk tetap. Benda tegar ini umumnya
berbentuk padat. Beberapa contoh benda yang dikategorikan
termasuk dalam benda tegar adalah seperti bola, kursi, meja dan
lain-lain.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Kesetimbangan Benda
Tegar dapat diartikan sebagai suatu benda yang berada dalam
keadaan yang setimbang atau seimbang. Kesetimbangan benda
tegar merupakan suatu kedaan dimana momentum sebuah benda
tegar bernilai nol. Nilai nol di sini menunjukkan keadaan yang
setimbang. Jika suatu benda tegar pada mulanya dalam kondisi
diam, maka benda tegar tersebut akan tetap diam (mempertahankan

4
kondisinya). Akan tetapi jika suatu benda tegar pada awalnya
berada dalam kondisi begerak dan pergerakan tersebut memiliki
kecepatan konstan, maka benda tegar tersebut akan tetap mengalami
pergerakan dengan kecepatan yang konstan.

2.2 Persamaan Kesetimbangan Benda Tegar


Kesetimbangan benda tegar merupakan suatu kedaan dimana
momentum sebuah benda tegar bernilai nol. Dalam perihal benda
tegar terdapat beberapa persamaan. Persamaan tersebut adalah
sebagai berikut.
2.2.1 Momen gaya
Momen gaya dapat didefinisikan sebagai suatu gaya yang
memiliki kecenderungan untuk memutar suatu beda terhadap
suatu sumbu. Persaman yang digunakan dalam menghitung
momen gaya ini adalah sebagai berikut:
τ =Fd
Dengan:
F = gaya yang bekerja pada suatu benda (N). Gaya inilah yang
cenderung memutar benda
d = jarak (yang tegak lurus) dengan gaya ke suatu poros (m)
τ = torsi atau momen gaya (Nm)
2.2.2 Penguraian gaya
Dalam kesetimbangan benda tegar terdapat penguraian gaya-gaya
yang dilihat berdasarkan sumbunya yaitu sumbu x dan sumbu y.
Persamaan penguraian gaya tersebut adalah sebagai berikut

5
Fx = F cos θ
Fy = F sin θ
Dengan : θ adalah sudut yang terbentuk diantara gaya F dan
sumbu x.
2.2.3 Gerak translasi dan rotasi
a. Syarat kesetimbangan translasi
Σ Fx=0
Σ F y=0 b. Syarat kesetimbangan rotasi

∑ τ=0

2.2.4 Gaya gesek


Persamaan yang digunakan untuk menentukan gaya gesek adalah
sebagai berikut:

F = μN
Dengan:
F = gaya gesek yang terjadi pada suatu benda (N)
μ = koefesien gesek
N = gaya normal (N)

2.2.5 Gaya berat

6
Untuk menentukan gaya berat digunakan persamaan
berikut ini:
W = m.g

Dengan:
W = berat suatu benda (N)
m = massa suatu benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s)

2.3 Syarat-Syarat Kesetimbangan


2.3.1 Benda yang diam (statik)
Dengan kata lain, suatu benda dikatakan dalam
kesetimbangan statik jika benda tidak bergerak baik dalam
arah horizontal, vertikal, maupun secara rotasi.
contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan,
dan lain-lain.

7
Dari gambar di atas terlihat bangunan menara yang begitu
indah dan kokoh, juga pelabuhan yang  begitu kuat
walaupun dilewati  berpuluh-puluh ton mobil, truk dan
kendaran lainnya.

 
2.3.2 Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik)
Contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di
luar kota, elektron mengelilingi inti atom,dan lain-lain.

 
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
1). Kesetimbangan partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan
hanya mengalami gerak translasi (tidak mengalami gerak
rotasi).

8
Syarat kesetimbangan partikel  
Jika partikel terletak pada bidang XY dan gaya-gaya yang
bekerja diuraikan dalam komponen sumbu X dan sumbu Y.
Partikel merupakan ukuran benda terkecil, sehingga sering
digambarkan sebagai titik. Akibatnya, jika ada gaya yang
bekerja pada partikel, maka gaya tepat mengenai pada pusat
massa benda. Oleh karena itu, partikel hanya mengalami gerak
translasi (menggeser). Gerak translasi merupakan gerak yang
memenuhi hukum II Newton.
 
Sehingga syarat kesetimbangan partikel dapat ditulis :
Σ F=0 Σ Fx=0 ( sumbu X )
Σ Fy=0(sumbu Y )

Keseimbangan Partikel
Untuk menyelesaikan materi di atas menggunakan Aturan
F1 F2 F3
Sinus:  = =
a1 a2 a3
Contoh soal :

9
Soal Keseimbangan Partikel 
Jika sistem dalam keadaan setimbang, besar gaya tegangan
pada kedua tali adalah ….

Pembahasan 
T1  dan T1 harus diuraikan ke arah sumbu x dan sumbu y
sebagai berikut.

Karena yang ditanya

kan
hubungan antara T1  dan T1 , kita cukup menganalisis
kesetimbangan titik searah sumbu x saja.
Σ Fx=0
T2 cos 30̊ - T1 sin 60̊ = 0

10
T1 sin 60̊ = T2 cos 30̊
1 1
T1 . √3 = T2 . √3
2 2
T1 = T2

Jadi, besar gaya tegangan kedua tali adalah sama besar.

2) Keseimbangan Rotasi
Momen gaya ( ) merupakan besaran vektor yang nilainya
sama dengan hasil kali antara gaya dengan jarak dari titik
poros arah tegak lurus garis kerja gaya. Dirumuskan:
τ =F . r sinθ
Dengan : τ =momen gaya ( Nm )
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)

Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam


disebut momen gaya positif, sedang  yang berlawanan putaran
jarum jam disebut momen gaya negatif.
Contoh Soal :
Jika diketahui jarak F1 ke P = 4 m dan Jarak F2 ke P = 2 m,
maka tentukan torsi total yang dialami benda pada gambar di
bawah ini!

11
Contoh Soal Momen Gaya
Pembahasan Soal

Pembahasan Soal Momen Gaya

Σ τ=τ 2 y + τ 1
Σ τ=F 2 sin˚ 30 ( 2 ) + F 1(4)

Σ τ=20 ( 12 )( 2) +10 ( 4 )
Σ τ=20+ 40
Σ τ=60 Nm
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan
momen gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan: 

12
Σ τ=¿ 0
Besar momen gaya searah jarum jam = besar momen gaya
berlawanan jarum jam
Contoh Soal:
Kotak lampu digantung pada sebuah pohon dengan
menggunakan tali, batang kayu dan engsel seperti terlihat
pada gambar berikut ini:

3) Kesetimbangan Benda Tegar


Syarat kesetimbangan benda: Σ Fx=0 , Σ Fy=0 , Σ τ

13
BAB III
ALAT ELEKTROMEDIK
( TRAKSI )

2.4.1 Definisi Traksi


Traksi adalah alat yang pemasangannya membutuhkan gaya
tarikan ke bagian tubuh, pengobatannya bertujuan untuk
mempertahankan posisi anatomis pada fraktur, mereduksi fraktur
atau kelainan-kelainan seperti spasme otot dengan menggunakan
pemberat sebagai konter traksi.

2.4.2 Tujuan Pemasangan Traksi


Traksi digunakan untuk meminimalkan spasme otot, untuk
mereduksi, mensejajarkan, dan mengimobilisasi fraktur, untuk

14
mengurangi deformitas, untuk menambah ruang diantara dua
permukaan antara patahan tulang

2.4.3 Jenis – Jenis Traksi


1) Traksi kulit
Traksi kulit digunakan untuk mengontrol sepasme kulit dan
memberikan imobilisasi. Traksi kulit apendikuler ( hanya pada
ektermitas digunakan pada orang dewasa).

2)  Traksi skelet 
Traksi skelet dipasang langsung pada tulang. Metode traksi ini
digunakan paling sering untuk menangani fraktur femur, tibia,
humerus dan tulang leher. Kadang- kadang skelet traksi bersifat
seimbang yang menyokong ekstermitas yang terkena,
memungkinkan gerakan pasien sampai batas- batas tertentu dan
memungkinkan kemandirian pasien maupun asuh keperawatan
sementara traksi yang efektif tetap dipertahankan yang termasuk
skelet traksi

2.4.4   Prinsip Pemasangan Traksi


Traksi harus dipasang dengan arah lebih dari satu untuk
mendapatkan garis tarikan yang diinginkan. Dengan cara ini,
bagian garis tarikan yang pertama berkontraksi terhadap garis
tarikan lainnya. Garis-garis tersebut dikenal sebagai vektor gaya.
Resultannya adalah gaya tarikan yang sebenarnya terletak di
tempat diantara kedua garis tarikan tersebut. Efek traksi yang
dipasang harus dievaluasi dengan sinar X, dan mungkin
diperlukan penyesuaian. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks,
berat yang digunakan harus diganti untuk memperoleh gaya
tarikan yang diinginkan.
Traksi lurus atau langsung memberikan gaya tarikan dalam satu
garis lurus dengan bagian tubuh berbaring di tempat tidur. Traksi
ektensi buck dan traksi pelvis merupakan contoh traksi lurus.

15
Traksi suspensi seimbang memberikan dukungan pada ektermitas
yang sakit diatas tempat tidur sehingga memungkinkan mobilisasi
pasien sampai batas tertentu yanpa terputus garis tarikan. Tarikan
dapat dilakukan pada kulit (traksi kulit) atau langsung kesekelet
tubuh (traksi skelet). Cara pemasangan ditentukan oleh tujuan
traksi 
Traksi dapat dipasang dengan tangan (traksi manual). Ini
merupakan traksi yang sangat sementara yang bisa digunakan
pada saat pemasangan gips, harus dipikirkan adanya kontraksi
Pada setiap pemasangan traksi, harus dipikirkan adanya kontraksi
adalah gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan (hukum
Newton III mengenai gerak, menyebutkan bahwa bila ada aksi
maka akan terjadi reaksi dengan besar yang sama namun arahnya
yang berlawanan) umumnya berat badan pasien dan pengaturan
posisi tempat tidur mampu memberikan kontraksi.
Walaupun hanya traksi untuk ektermitas bawah yang dijelaskan
secara terinci, tetapi semua prinsip-prinsip ini berlaku untuk
mengatasi patah tulang pada ektermitas atas.
Imobilisasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan otot dan
densitas tulang dengan agak cepat, terapi fisik harus dimulai
segera agar dapat mengurangi keadaan ini.misalnya, seorang
dengan patah tulang femur diharuskan memakai kruk untuk waktu
yang lama. Rencana latihan untuk mempertahankan pergerakan
ektermitas atas, dan untuk meningkatkan kekuatannya harus
dimulai segera setelah cedera terjadinya (Wilson, 1995).

16
BAB IV
PENERAPAN TEORI KESETIMBANGAN PADA
TRAKSI

2.5.1 Prinsip traksi efektif


1. Kontraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif
Prinsip ini sama seperti prinsip kesetimbangan dimana
kesetimbangan benda tegar merupakan suatu keadaan dimana
momentum sebuah benda tegar bernilai nol. Nilai nol di sini
menunjukkan keadaan yang setimbang. Jika suatu benda tegar
pada mulanya dalam kondisi diam, maka benda tegar tersebut
akan tetap diam (mempertahankan kondisinya).
2. Penerapan Hukum Newton Pertama
Yaitu suatu benda akan tetap dalam posisi istirahat atau
berada dalam keadaan gerak yang sama kecuali jika diberi
gaya yang dapat manghilangkan keseimbangan. Mendorong
benda kecil dan besar arah gerakan benda akan sama dengan
arah gaya yang diberikan sehingga gaya dideskripsikan
sebagai suatu vektor yang memiliki besar dan arah. Teori
sama dengan penerapan traksi dalam prosedur pemasangannya
kepada pasien yaitu antara beban pasien dengan berat katrol
harus seimbang jika terjadi kesalahan seperti keaadan yang
tidak seimbang dapat berakibat fatal pada pasien

3. Gaya tubuh dalam keadaan statis


Gaya berat dan gaya otot sebagai sistem pengumpil tubuh
dalam keadaan statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang,
jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol.
Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem
pengumpil. Tubuh dalam keadaan statis berarti tubuh dalam

17
keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada
sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi
sebagai sistem pengumpil. Gaya tubuh disini bermaksud ke
gaya berat yang menjadi syarat kesetimbangan dan gaya berat
masuk dalam persamaan yang berkaitan dengan
kesetimbangan benda tegar

Contoh Soal
Kaki kanan seorang pasien di pasangkan traksi menggantung
ke atas seperti pada gambar di bawah ini:

Jika :
AC = 4 m
BC = 1 m
Massa kaki AC = 50 kg
Massa besi pemberat dengan menggunakan tali dan katrol
seperti terlihat pada gambar berikut ini = 20 kg
Percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2
Tentukan besarnya tegangan tali yang menghubungkan batang
kayu dengan pohon!

18
Pembahasan Keseimbangan
Penguraian gaya-gaya dengan mengabaikan gaya-gaya di titik
A (karena akan dijadikan poros):]

Syarat

Kesetimbangan ΣTA=0
ΣTA=0
1
Tsin 30̊ (LAB) – WAC ( LAC ¿−¿ WC (LAC) = 0
2
T (0,5)(3) – (500)(2) – (200)(4) = 0
1,5T = 1800
1800
T= =1200 N
1,5

19
BAB V
PENUTUP

2.6 Kesimpulan
Setelah penjelasan mengenai teori kesetimbangan dan
pengaplikasiannya terhadap alat elektromedik yaitu traksi. Penulis dapat
menyimpulkan bahwa kesetimbangan dibutuhkan dalam prinsip kerja
traksi yaitu kontraksi yang dihasilkan alat harus dipertahankan dengan
keadaan atau posisi gaya berat pasien dengan gaya berat alat yang
seimbang sehingga terjadilah fungsi dari traksi tersebut efektif dan
berjalan sesuai dengan SOPnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://serlihamtuna.blogspot.com/
https://slideplayer.info/slide/13181235/
http://indrahizkia.blogspot.com/2011/11/mengenal-traksi.html
http://engineeringoftekmed.blogspot.com/2015/06/makalah-fisika.html
https://www.studiobelajar.com/kesetimbangan-benda-tegar/
https://www.ilmudasar.com/2018/02/Kesetimbangan-Benda-Tegar.html

21

Anda mungkin juga menyukai