Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KLINIK
PERALATAN LABORATORIUM KLINIK I
MIKROSKOP

Dosen Pembimbing:
Hj. Her Gumiwang Ariswati, ST, MT
Dyah Titisari, ST, M.Eng
Wahyu Prihastono, SST

Disusun oleh :
YB. Rischa Via Octantri (P27838117023)
Andhika Pradana Alfarabi (P27838117025)
Deny Elfredo T. (P27838117032)
Edo Rafsanzani (P27838117034)
Agatha Putri Juniar S. (P27838117038)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

TAHUN AJARAN 2018/2019


1. Landasan Teori
1.1 Teori Mikroskop
1.1.1 Pengertian Mikroskop

Gambar 1.1 Mikroskop Binokuler


Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda
renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop (bahasa Yunani:
micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak
mudah terlihat oleh mata.
Mikroskop binokuler memiliki dua jenis lensa yang membantu mengoptimalkan
penerimaan cahaya dan perbesaran benda amatan. Ketika Anda menggunakan mikroskop
ini, beragam objek yang berukuran lebih kecil, seperti sel darah, bakteri, atau fungus bisa
terdeteksi dengan baik. Mikroskop semacam ini bisa ditemukan di sekolah, rumah sakit,
maupun lembaga penelitian.
1.1.2 Jenis-Jenis Mikroskop

Di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, macam-macam mikroskop sangat
banyak sekali. Beberapa diantaranya digunakan untuk kebutuhan percobaan sederhana,
untuk penelitian dan juga keperluan medis. Semuanya menggunakan jenis mikroskop yang
berbeda-beda. Yang akan dibahas hanya 5 jenis mikroskop saja. Kelima jenis mikroskop
tersebut yaitu:
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan sumber cahaya dari sinar
matahari atau lampu dalam ruangan. Lensa yang dipakai terdiri dari 3 jenis yaitu: lensa
objektif, lensa okuler dan kondensor. Sebuah mikroskop cahaya dapat memperbesar
pengelihatan menjadi 1.000 kali, sehingga benda/objek yang berdiameter 0,2
mikrometer dapat dilihat.
Gambar 1.2 Mikroskop Cahaya
Cara kerja mikroskop cahaya adalah sumber cahaya dipantulkan oleh lensa
kondensor di bawah mikroskop pada objek di atasnya. Penampakan objek diterima
oleh lensa okuler untuk diperbesar, kemudian diperjelas di ujung atas tabung.
Jenis mikroskop ini memiliki beberapa kelemahan, terutama pada ketergantungan
terhadap cahaya luar. Jika sedang mendung atau mati listrik, mikroskop ini tidak dapat
digunakan. Sehingga penggunaanya hanya efektif untuk penelitian kecil dengan durasi
waktu yang singkat. Mikroskop jenis ini biasa digunakan di laboratorium sekolah dan
laboratorium medis kecil.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop Stereo memiliki kemampuan perbesaran maksimal hanya 7-30 kali
saja. Sumber cahaya yang digunakan berupa pencahayaan elektronik. Lensa yang
dipakai sama dengan lensa pada mikroskop cahaya.

Gambar 1.3 Mikroskop Stereo


Cara kerja mikroskop stereo juga sama dengan cara kerja mikroskop cahaya,
hanya saja hasil penampakannya beruba objek 3D. Jadi Anda bisa melihat penampakan
objek secara detail, baik fisik maupun tekturnya secara tiga dimensi.
3. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron merupakan penyempurnaan dari mikroskop cahaya, dimana
sumber cahaya yang digunakan berasal dari dalam mikroskop itu sendiri. Mikroskop
elektron mengandalkan pencahayaan yang berasal dari komponen elektro statik dan
elektro dinamik. Daya perbesaran mikroskop ini mencapai 100.000 kali.
Gambar 1.4 Mikroskop Elektron
Cara kerja mikroskop elektron cukup rumit, dimana objek yang akan diamati
diletakkan pada bagian lensa okuler canggih. Selanjutnya penampakan diperbesar
melalui pengaturan aliran elektrode yang ada di dalam mikroskop. Nah hasil dari
penampakan tersebut divisualisasikan dalam bentuk digital dan data di dalam
komputer.
4. Mikroskop Ultraviolet
Mikroskop ini meruakan modifikasi dari mikroskop cahaya. Dimana cahaya yang
dipakai bukan cahaya terlihat/cahaya matahari, melainkan sinar ultraviolet. Karena
sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang pendek, maka hasil penampakannya
bisa sampai dua kali lipat.

Gambar 1.5 Mikroskop Ultraviolet


Cara kerja mikroskop ultraviolet ini adalah objek ditaruh di bagian pengamatan,
kemudian diberikan cahaya ultraviolet dari bagian bawahnya. Karena tidak mungkin
dilihat dengan mata, maka digunakan lembar film untuk menangkap penampakannya.
Jadi hasil penampakan akan terlihat dalam bentuk lembar film mirip ronsen.
5. Mikroskop Pendar
Mikroskop ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan benda asing/antigen seperti
bakteri, virus, atau ricketsia. Untuk mikroskop biasa pastinya sulit, karena bentuknya
yang terselip dalam protein dalam sel. Namun dengan mikroskop pendar ini akan
nampak terlihat jelas.
Gambar 1.6 Mikroskop Pendar
Cara kerja mikroskop pendar yaitu pertama-tama sel ditetesi serum khusus
untuk memisahkan antigen dan rotein. Cairan tersebut adalah cairan pendar yang
bereaksi khas terhadap antigen. Dimana warna antara antibodi (sel) tubuh dan
warna antigen (benda asing) nampak berbeda. Nah, dari warna pendar antigen yang
mencolok tersebut barulah diamati dan dapat diketahui seperti apa antigen tersebut.
1.2 Konsep Dasar Mikroskop

Pada mikroskop, objek yang akan diamati harus diletakkan di depan lensa objektif pada
jarak antara fob dan 2fob sehingga bayangannya akan terbentuk pada jarak lebih besar dari 2fob di
belakang lensa objektif dengan sifat nyata dan terbalik. Bayangan pada lensa objektif dipandang
sebagai objek oleh lensa okuler dan terbentuklah bayangan pada lensa okuler.

Agar bayangan pada lensa okuler dapat dilihat atau diamati oleh mata, bayangan ini harus
berada di depan lensa okuler dan bersifat maya. Hal ini dapat terjadi jika bayangan pada lensa
objektif jatuh pada jarak kurang dari fok dari lensa okuler. Proses terbentuknya bayangan pada
mikroskop, seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Dari gambar ini, terlihat bahwa
bayangan akhir yang dibentuk oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.

Gambar 1.7 Susunan Lensa

Keterangan gambar: O = benda, F1 = F2 = Fokus lensa objektif, F’1 = fokus lensa okuler, I
= bayangan oleh lensa objektif, I’ = banyngan oleh lensa objekti.
Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara Fob dan 2Fob (atau fob < sob
< 2fob). Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif adalah I, yang bersifat nyata, terbalik dan
diperbesar. I ini dipandang sebagai benda oleh lensa okuler. Supaya I diperbesar, maka I harus
terletak di depan lensa okuler di antara titik optik O dan jarak fokus okuler (Fok). Jadi, lensa
okuler berfungsi seperti lup. Bayangan akhir I’ yang dibentuk oleh lensa okuler terletak di depan
lensa okuler bersifat maya, diperbesar dan terbalik terhadap arah benda semula.
1.2.1 Pembentukan Bayangan Pada Mata Berakomodasi
Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Pengamatan dengan mata
berakomodasi maksimum menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus
terletak di ruang I lensa okuler (di antara Ook dan fok ). Hal ini bertujuan agar bayangan
akhir yang dibentuk lensa okuler tepat pada titik dekat mata pengamat. Lukisan bayangan
untuk mata berakomodasi maksimum.

Gambar 1.8 Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum.
Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat
ditulis sebagai berikut.

M = Mobj × Mok karena Mlup = , maka:

Panjang mikroskop (tubus) dapat dinyatakan:

L = s’obj + sok
1.2.2 Pembentukan Bayangan Pada Mata Tak Berakomodasi
Agar mata pengamat dalam menggunakan mikroskop tidak berakomodasi, maka lensa
okuler harus diatur/digeser supaya bayangan yang diambil oleh lensa objektif tepat jatuh
pada fokus lensa okuler. Lukisan bayangan untuk mata tak berakomodasi.
Gambar 1.9 Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata tak berakomodasi .

Perbesaran bayangan pada mata tak berakomodasi dapat ditulis sebagai berikut.

M = Mobj × Mok karena Mlup = , maka:

Panjang mikroskop (jarak tubus) dapat dinyatakan:

L = s’obj + fok

Keterangan:

s’obj : Jarak bayangan objektif


s’ok : Jarak bayangan okuler
sobj : Jarak objektif
sok : Jarak benda okuler
fobj : Jarak fokus lensa objektif
fok : Jarak fokus lensa okuler
Mobj : Perbesaran bayangan lensa objektif
Mok : Perbesaran bayangan lensa okuler
L : Panjang mikroskop (jarak tubus) = jarak antara lensa objektif dengan lensa okuler
M : Perbesaran total mikroskop
1.2.3 Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop adalah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler mikroskop. Pada
sebuah mikroskop, bayangan dari lensa objektif merupakan benda dari lensa okuler. Oleh
karena itu, panjang mikroskop d, secara umum dinyatakan sebagai
d = s’ob + sok (untuk mata berakmmodasi maksimuj)
dengan s’ob = jarak bayangan objektif dan sok = jarak benda okuler.
Gambar 1.10 Panjang Mikroskop
untuk pengamatan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi, bayangan objektif
harus jatuh di titik fokus okuler, sehingga panjang mikroskop, d dinyatakan sebagai
d = s’ob + fok (untuk mata tidak berakomodasi)

2. Kompetensi

2.1 Pencatatan

Nomor : Lx500

Merk : Labomed

Bagian-Bagian Mikroskop

Gambar 2.1 Bagian-Bagian Mikroskop


Bagian-Bagian Mikroskop

 Bagian Optik

1. Lensa Okuler

Lensa okuler yaitu ada diujung paling atas, digunakan untuk melihat objek
melalui lensa. Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan dengan perbesaran 6
kali, 10 kali, atau 12 kali. Pada beberapa jenis mikroskop perbesarannya bisa lebih
dari itu.

2. Lensa Objektif
Lensa objektif yaitu lensa yang paling dekat dengan objek. Terdapat tiga lensa
objektif dengan perbesaran 10 kali, 40 kali, 100 kali atau juga ada yang 1000 kali
pada jenis mikroskop terbaru. Saat menggunakan lensa objektif, perlu diberi
minyak pelumas karena benda atau objek pada pembesaran 100 kali bisa sampai
menempel atau bersentuhan dengan lensa. Untuk memperjelas gambaran benda,
maka diberi minyak pelumas atau minyak emersi.
3. Kondensor
Kondensor merupakan bagian yang bisa diputar naik turun berfungsi untuk
memusatkan objek atau benda serta memperjelas cahaya yang dipantulkan oleh
cermin.
4. Diafragma
Benda atau objek mikro biasanya diletakkan pada preparat atau lempengan yang
dijepitkan pada tatakan bawah lensa. Diafragma berfungsi mengatur seberapa
banyak cahaya yang digunakan untuk melihat objek pada preparat.
5. Cermin
Cermin berada pada posisi bawah berbentuk bulat dan berfungsi menerima dan
memantulkan cahaya ke arah preparat agar objek yang sedang diamati bisa terlihat
jelas. Cermin bisa diarahkan ke segala arah untuk mendapatkan pencahayaan yang
cukup terang
 Bagian Mekanik
1. Revolver
Revolver merupakan bagian yang digunakan untuk mengatur seberapa banyak
perbesaran lensa yang diinginkan. Revolver bisa diatur dengan memutarnya sesuai
dengan perbesaran yang tertera atau tertulis.
2. Tabung Mikroskop
Tabung mikroskop ini yang berbentuk panjang karena merupakan penghubung
antara lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop.
3. Lengan Mikroskop
Lengan mikroskop merupakan tempat pegangan untuk pengamat. Lengan
mikroskop ini untuk memberi kenyamanan bagi pengamat saat menggunakan
mikroskop.
4. Meja Benda
Meja benda merupakan tatakan tempat objek atau preparat diletakkan. Pada
meja tersebut terdapat penjepit di kanan dan kiri meja benda yang berfungsi untuk
menjaga agar preparat tidak bergeser.
5. Makrometer
Makrometer merupakan bagian untuk menaikkan atau menurunkan tabung
mikroskop secara cepat dengan tujuan memperjelas gambaran pada objek.
6. Mikrometer
Makrometer merupakan bagian untuk menaikkan atau menurunkan tabung
mikroskop secara lambat dengan tujuan memperjelas gambaran pada objek.
7. Kaki Mikroskop
Kaki mikroskop merupakan bagian dasar yang menopang mikroskop secara
keseluruhan, dan juga penyangga saat mikroskop akan dipindahkan. Pada
umumnya kaki mikroskop ini berbentuk persegi empat.
8. Sendi Inklinasi
Pengatur sudut atau tegaknya mikroskop sesuai dengan kenyamanan pengamat.
Sendi inklinasi ini bisa ditegakkan atau dibungkukkan tergantung kenyamanan
pengamat dan disesuaikan dengan arah lensa okulernya.
2.2 Penempatan dan penyimpanan
1. Pastikan area tempat mikroskop dipasang dilindungi dari debu dan kelembaban. Idealnya,
harus ada sistem pendingin udara yang menjamin udara bebas dari debu atau partikel, kontrol
kelembaban dan kontrol suhu permanen.
2. Pastikan area aman, memiliki pintu dengan kunci untuk mencegah pemindahan yang tidak
sah.
3. Pastikan bahwa lokasi mikroskop jauh dari persediaan air atau tempat bahan kimia untuk
menghindari tumpahan atau percikan. Juga, area dengan sinar matahari langsung harus
dihindari.
4. Pastikan area yang dipilih memiliki outlet listrik yang kompatibel dengan sistem pencahayaan
mikroskop. Itu harus dalam kondisi baik dengan tegangan yang disesuaikan dengan besarnya
dan frekuensi kode dan standar listrik. Jika mikroskop menggunakan cermin, ia harus
ditempatkan di dekat jendela yang memungkinkan penerangan yang baik, tetapi tidak boleh
langsung terkena sinar matahari.
5. Pasang mikroskop pada permukaan yang rata pada struktur yang kaku, di bawahnya ada
ruang yang memadai bagi pengguna (ahli mikroskop) untuk meletakkan kakinya. Tubuhnya
harus dekat dengan mikroskop dengan kepala di dekat potongan mata tanpa tekanan pada
tulang belakang, leher dan punggung.
6. Untuk memudahkan posisi kerja ahli mikroskopis, sediakan kursi dengan ketinggian yang
dapat disesuaikan dengan dukungan punggung yang baik. Jika tidak ada dukungan kembali;
berikan dukungan untuk kaki, letakkan di depan ruang kerja (bukan di kursi). Tujuan dari ini
adalah agar kolom vertebral menjadi setinggi mungkin dan untuk mengurangi selubung bahu
dan leher.
7. Hindari menempatkan mikroskop di dekat peralatan yang menghasilkan getaran seperti
sentrifugal atau lemari es.
8. Usahakan untuk tidak memindahkan mikroskop dari posisi pemasangannya, terutama jika
digunakan secara intensif setiap hari.
9. Tutupi mikroskop dengan pelindung debu jika tidak digunakan dalam waktu lama, lakukan
tindakan pencegahan agar tidak terpengaruh oleh kelembaban yang berlebihan. Semakin
kering lingkungan, semakin rendah kemungkinan jamur tumbuh. Pelindung bisa dari plastik
atau kain dengan kualitas yang sama dengan saputangan yang tidak menyimpan serat.
10. Di tempat yang kelembabannya tinggi, simpan mikroskop di dalam kotak atau lemari yang
menyala dengan bohlam tidak lebih dari 40 W pada malam hari. Ini membantu menjaga area
penyimpanan tetap kering dan mengurangi kemungkinan pertumbuhan jamur. Jika alternatif
ini digunakan, pastikan ada beberapa celah yang memungkinkan ventilasi di dalamnya.

2.3 Pemasangan

1. Penempatan mikroskop
Tempatkan mikroskop di atas meja datar yang stabil (periksa dengan spirit level) berukuran
memadai, tetapi tidak terlalu tinggi. Mikroskop harus ditutup kain atau tirai dan ditempatkan
jauh dari jendela. Alasi mikroskop dengan kain segiempat. Kalau tidak ada kain alas khusus,
gunakan kain tebal.

2. Merancang lampu mikroskop

Bila mikroskop dilengkapi dengan cermin, Anda dapat membuat sebuah lampu untuk
iluminasi. Sebuah bola lampu porselen dipasang pada alas kayu dan dimasukkan ke dalam
kotak kayu atau kaleng dehgan lubang cahaya (Gambar 2.2).
Buat celah di bagiart atas kotak agar bola lampu tidak terlalu panas.
Sebagai alternatif, dapat dipasangjlap (pintu eelah) di atas lubang cahaya yang berfungsi
sebagai shutter (katup pengatur cahaya) (Gambar 2.3). Gunakan bola lampu opak 100 W jenis
daylight (biru~putih)
Gambar 2.2 Merancang Lampu Mikroskop

Gambar 2.3 Alternatif Sumber Cahaya Untuk Mikroskop

3. Memasang Perlengkapan Mikroskop


Pasang objektif pada tempatnya (revolving nosepiece), dalam urutan berikut searah jarum
jam.
 objektif x3, xs, atau x l0;
 objektif x40;
 objektif x l00 (harus dipakai dengan minyak imersi).
Bagian berulir objektif berukuran standar (sama). Setelah memasang objektif :
 Pasang okuler pada tempatnya.
 Pasang kondensator di bawah meja objek.
Pasang cermin pada kaki mikroskop
4. Penempatan Lampu Mikroskop
Bila digunakan iluminasi elektrik, tempatkan lampu 20 cm di depan mikroskop
menghadap cermin. Atur posisi lampu sedemikian rupa sehingga tepat menyinari bagian
tengah cennin (Gambar 2.4). Bila lampu dilengkapi dengan sebuah lensa, filamen bola ampu
diproyeksikan pada selembar kertas yang menutupi cermin. Hal ini memungkinkan
pemusatan sinar secara lebih tepat. Pada beberapajenis lampu lainnya, bola lamplI diputar
hingga diperoleh bayangan filamen yang jelas.

Gambar 2.4 Penempatan Sumber Cahaya


5. Pengaturan Awal Cermin Mikroskop
Gunakan sisi cermin yang datar. Lepaskan semua filter warna. Buka diagfragma hingga
maksimum. Naikkan kondensator. Letakkan selembar kertas putih tipis di depan lensa di
bagian atas kondensator (Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Pengaturan Cermin Gambar 2.6 Bayangan Sumber Cahaya yang
Tampak pada Kondensator
Kertas tersebut harus memperlihatkan bayangan bola lampu elektrik, yang dikelilingi suatu
lingkaran cahaya. Atur cemin sedemikian rupa hingga diperoleh bayangan bola lampu tepat di
tengah lingkaran cahaya itu (Gambar 2.6). Bila digunakan cahaya matahari, atur cermin
sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan jumlah cahaya yang melewati kondensator.
6. Pemusatan Kondensator (Bila Diperlukan)
Kondensator harus dipusatkan dengan benar. Hal ini sering diabaikan.
1. Letakkan preparat tanpa kaca penutup di atas meja mekanis. Turunkan kondensator. Buka
diafragma. Periksa preparat dengan objektif pembesaran lemah (× 3, × 5, atau × lO). Lihat
preparat melalui okuler dan fokuskan
2. Tutup diafragma. Lingkaran cahaya buram dikelilingi lingkaran gelap akan tampak dalam
lapangan pandang
3. Naikkan kondensator perlahan-Iahan sampai tepi lingkaran cahaya terfokus dengan jelas
4. Atur posisi cermin (bila perlu) sedemikian rupa sehingga lingkaran cahaya tepat terpusat
pada, atau bertumpang-tindih dengan, area terang yang dikelilingi zona gelap
5. Atur tombol pemusat kondensator sampai lingkaran · cahaya tepat terpusat pada lapangan
pandang. Kemudian, periksa menggunakan objektif yang lain.

Gambar 2.7 Pemusatan Kondensor


7. Pengaturan Diafragma
Buka diagfragma maksimal. Lepaskan okuler dan lihat ke dalam tabung: permukaan lensa
objektif sebelah atas akan tampak dipenuhi suatu lingkaran cahaya. Tutup diagfragma
perlahan-lahan bingga lingkaran cahaya menutupi hanya Sepertiga permukaan lensa (Gambar
2.8). Lakukan hal ini untuk setiap objektif yang akan digunakan

Gambar 2.8 Pengaturan Diafragma

8. Pengaturan Okuler

 Pemilihan okuler

Okuler ×5 dan ×l0 cukup baik digunakan dalam laboratorium medis. Okuler
pembesaran kuat meningkatkan magnifikasi objek, tetapi mungkin tidak meningkatkan
detail objek secara bermakna. Okuler yang digunakan merupakan pilihan individual.

 Pengaturan binokuler

Bila digunakan mikroskop binokuler, jarak antar pupil mata dapat diatur agar
sesuai dengan operator.

 Pemfokusan okuler

Salah satu tabung okuler (biasanya yang kiri) memiliki sebmlh pengatur fokus. Bila
pengatur fokus berada di tabung okuler kiri, tutup mata kiri anda, gunakan objektif ×40,
fokuskan bayangan objek yang dilihat dengan mata kanan menggunakan okuler kanan.
Kemudian tutup mata kanan anda dan lihat melalui okuler kiri. Bila bayangan
objek sudah jelas, pengaturan tidak diperlukan lagi. Bila bayangan objek tidak jelas, putar
pengatur fokus sampai bayangan objek terfokus. Dengan begitu, mikroskop telah diatur
untuk menyesuaikan penglihatan binokuler anda

2.4 Pengoperasian

1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian
rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai

2. Putar revolver sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah berada pada posisi satu
poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver
3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa
okuler tampak terang berbentuk bulat

4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit
objek/benda

5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar pemutar kasar,
sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.

6. Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa
objektif dengan ukuran dari 10x, 40x, atau 100x, dengan cara meutar revolver hingga bunyi
klik.

7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada tempatnya
kembali.

2.5 Pengukuran

Tabel 2.1 Hasil Pengukuran

Kondisi Lampu Tegangan Resistansi

Terang 6V 0Ω

Redup 2V 200K Ω

Mati 0V 382K Ω

2.6 Gambar rangkaian dan Cara kerja


 Gambar Rangkaian
Gambar 2-9 Rangkaian Pada Mikroskop
 Cara Kerja
Rangkaian di atas berprinsip seperti dimmer karena digunakan sebagai penerangan
mikroskop. Portensiometer digunakan untuk mengatur tegangan yang masuk pada trafo
melalui TRIAC dan DIAC yang bertindak sebagai dimmer setelah input tegangan yang
masuk diatur, maka menghasilkan output tegangan yang kurang dari 6 V apabila tegangan
input tidak mencapai 220 V.
 Blok Diagram

TRAFO
PLN DIMMER STEP LAMPU
DOWN

2.7 Maintenance

Mikroskop adalah peralatan presisi tinggi. Integritas komponen optisnya, baik mekanik
dan listrik, harus dijaga agar tetap dalam kondisi terbaik. Setiap elemen mikroskop telah
dikembangkan menggunakan teknik pembuatan paling canggih. Perakitan dan penyesuaian
dilakukan di pabrik menggunakan peralatan khusus. Selama proses ini, toleransi yang diperlukan
dari berbagai komponen peralatan sangat dikontrol melalui teknik pengukuran lanjutan.
Pembersihan lingkungan mikroskop, pemasangannya, dan penggunaan yang cermat sangat
penting untuk mencapai umur yang panjang dan operasional. Kelembaban, debu, dan kondisi
yang buruk dari pasokan listrik, penyalahgunaan atau pemasangan yang tidak memadai
merupakan kontraproduktif untuk konservasi. Pemeliharaan mikroskop melibatkan banyak
perawatan, kesabaran dan dedikasi. Itu hanya harus dilakukan oleh personel terlatih
menggunakan alat khusus.

Di antara langkah paling penting untuk memelihara mikroskop dalam kondisi operasi yang
sesuai adalah sebagai berikut:
1. Verifikasi penyesuaian tahap mekanik. Itu harus bergerak dengan lembut ke segala arah (X-
Y) dan harus tetap dalam posisi yang dipilih oleh ahli mikroskop
2. Tes mekanisme penyesuaian fokus. Fokus yang dipilih oleh ahli mikroskop harus tetap stabil
3. Verifikasi fungsi diafragma
4. Bersihkan semua komponen mekanis
5. Lumasi mikroskop sesuai dengan rekomendasi pabrikan
6. Konfirmasikan penyesuaian pemegang spesimen (alat genggam)
7. Verifikasi penyelarasan optik.
Pada iklim hangat dan juga pada iklim kering, masalah utama yang mempengaruhi
mikroskop adalah debu karena mempengaruhi sistem mekanik dan optik. Masalah ini dapat
dikontrol dengan langkah-langkah berikut:
1. Selalu lindungi mikroskop dengan penutup plastik saat tidak digunakan
2. Setelah digunakan, bersihkan mikroskop dengan meniupkan udara menggunakan nasal
aspirator
3. Bersihkan lensa dengan sikat rambut unta atau dengan sikat udara. Jika debu tetap melekat
pada permukaan optik, cobalah untuk menghilangkannya dengan kertas lensa. Namun, gosok
permukaan dengan sangat lembut untuk menghindari goresan.
Dalam iklim lembab dan umumnya hangat, mikroskop dapat dipengaruhi oleh jamur yang
tumbuh terutama pada permukaan lensa, di lekukan sekrup dan di bawah cat pelindung. Jika
peralatan tidak dilindungi secara memadai, itu bisa menjadi tidak berguna dalam waktu singkat.
Instruksi perawatan berikut akan membantu dalam mencegah pembentukan jamur.
1. Pada malam hari, simpan mikroskop dalam sebuah kotak yang dilengkapi dengan lampu
listrik tidak lebih dari 40 W. Bola lampu harus dipasang di bagian atas kotak, dekat kepala
teropong dan harus disimpan pada malam hari. Kotak harus memiliki beberapa bukaan untuk
memungkinkan udara bersirkulasi. Suhu di dalam kotak tidak boleh melebihi 50 ° C sehingga
sifat-sifat pelumas mikroskop tidak terpengaruh
2. Jika tidak mungkin menggunakan kotak dengan lampu listrik, sebagai alternatif, zat
pengering seperti gel silikon atau beras dapat digunakan. Ketika zat pengering digunakan,
pastikan bahwa mikroskop disimpan dalam kotak terlindung atau di bawah penutup yang
terbuat dari kain yang mirip dengan saputangan. Pastikan agen pengeringan dalam kondisi
baik. Jika bukan ini masalahnya, gantilah
3. Bersihkan mikroskop secara berkala. Gunakan sarung tangan lateks jika lensa harus disentuh.
Ini akan mencegah meninggalkan sidik jari dan mengurangi risiko pertumbuhan jamur
4. Jika tidak ada alternatif yang disebutkan yang layak, letakkan mikroskop di tempat dengan
sirkulasi udara yang baik. Ketika mikroskop tidak digunakan, itu mungkin terletak di bawah
sinar matahari langsung, untuk waktu yang singkat. Ini mengurangi kelembaban dan risiko
jamur tumbuh di permukaan peralatan

5. Penyejuk udara (kontrol suhu dan kelembaban) secara signifikan mencegah pertumbuhan
jamur pada mikroskop. Namun, ini bukan pilihan untuk sejumlah besar laboratorium. Jika
layanan pendingin udara tidak kontinu di area tempat mikroskop dipasang, tindakan
pencegahan harus dilakukan untuk mengontrol kelembaban.
Perawatan mikroskop untuk Frekuensi setiap hari jika selesai digunakan dapat dilakukan
dengan :
1. Bersihkan minyak imersi dari sasaran 100X
2. Gunakan kertas lensa atau, jika tidak tersedia, gunakan jenis obat kapas
3. Bersihkan pemegang sampel
4. Bersihkan kondensor
5. Tempatkan rheostat kontrol intensitas cahaya di jendela posisi terendah dan kemudian putar
sistem pencahayaan sama sekali
6. Tutupi mikroskop dengan penutup pelindung (dari plastik atau kain). Pastikan disimpan di
tempat yang berventilasi baik di mana kelembaban dan suhu dikontrol. Jika memiliki kotak
penyimpanan berventilasi yang dilengkapi dengan bola lampu untuk kontrol kelembaban,
tempatkan mikroskop di dalam, putarpada lampu dan tutup kotak.
Perawatan mikroskop untuk Frekuensi setiap bulan dapat dilakukan dengan :
1. Keluarkan partikel debu dari tubuh mikroskop. Menggunakan selembar kain yang
dibasahi dengan air suling
2. Keluarkan partikel debu dari eyepieces dan kondensor. Gunakan bola karet untuk
meniupkan udara. Berikutnya, bersihkan permukaan lensa dengan larutan pembersih
lensa. Melakukan tidak menerapkan solusi ini untuk lensa secara langsung, tetapi pada
lensa kertas dan kemudian gosok permukaannya dengan lembut dengan basah kertas
3. Lepaskan mekanisme pegangan slide, bersihkan dengan hati-hati dan instal ulang.
Perawatan mikroskop untuk Frekuensi setiap enam bulan .Sebagai pelengkap rutinitas
perawatan bulanan, berikut ini direkomendasikan:
1. Lakukan pemeriksaan visual umum mikroskop
2. Pastikan setiap komponen dalam kondisi baik, bersih dan secara mekanis disesuaikan dengan
baik
3. Pastikan kondisi ventilasi yang baik, suhu dan kontrol kelembaban dipertahankan di tempat
instalasi
4. Uji kualitas sistem listrik yang memberi makan mikroskop. Verifikasi integritas konektor,
sekering dan dari lampu pijar.
11. Daftar Pustaka
1. No name, 2016 Konsep Mikroskop
https://www.ayo-sekolahfisika.com/2016/06/konsep-mikroskop.html?m=1
Diakses Pada : 19 Februari 2019
2. Consolidation College Loan, 2015 Mikroskop Dan Mata Berakomodasi
http://fisikazone.com/mikroskop-dan-mata-berakomodasi/
Diakses Pada : 19 Februari 2019
3. No Name, 2015 15 Bagian-Bagian Mikroskop Dan Fungsinya
https://dosenbiologi.com/biologi-dasar/bagian-bagian-mikroskop#
Diakses Pada : 19 Februari 2019
4. MIPA Blog, 2018 Mikroskop: Bagian dan Fungsi, Prinsip Kerja, Pembentukan Bayangan,
Gambar, Rumus Perbesaran dan Panjang, Contoh Soal + Pembahasan.
https://www.fisikabc.com/2018/01/pengertian-bagian-fungsi-pembentukan-bayangan-rumus-
gambar-mikroskop.html
Diakses Pada : 19 Februari 2019
5. Medik Laboratorium, 2016 Bagaimana Cara Memasang Mikroskop ?
https://www.infolabmed.com/2016/06/bagaimana-cara-memasang-mikroskop.html
Diakses Pada : 20 Februari 2019
6. No Name, 2018 Mikroskop : Bagian dan Fungsi, Jenis, Gambar, Prinsip Kerja dan Cara
Penggunaannya.
http://mathinsciences.blogspot.com/2018/01/pengertian-bagian-fungsi-jenis-gambar-prinsip-
kerja-cara-menggunakan-mikroskop.html
Diakses Pada : 20 Februari 2019
7. WHO Laboratory, Maintenance Manual For Laboratory Equipment.

Anda mungkin juga menyukai