Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KLINIK
PERALATAN LABORATORIUM KLINIK LANJUT
SPEKTROFOTOMETER

Dosen Pembimbing:
Hj. Her Gumiwang Ariswati, ST, MT
Dyah Titisari, ST, M.Eng
Wahyu Prihastono, SST
Disusun oleh :
Vanda Catur Kirana (P27838117004)
Rahma Diah Zuhroini (P27838117005)
Ardelia Aristawati (P27838117007)
Fatich Rizki Vidiatma (P27838117010)
Ade Ryan Endarta (P27838117012)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2019/2020
1. Landasan Teori
1.1 Teori PH Meter
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang
yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan
detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari
suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Harjadi, 1990).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri
(Basset, 1994).
Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada
penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan
intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media
dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible
umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat
menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan cara
penambahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan (Fatimah,
2005).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh
suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian
pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu
(Underwood, 1986).
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat energi
yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh
perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet (Khopkar, 1990).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan
studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Saputra,
2009).
Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah spektrofotometer
UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa
yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar
tampak (400 – 800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan
absorbansi dari larutan sampel yang diukur.

1.2 Konsep Dasar Spektrofotometer

Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari Hukum Lambert-


Beer, yaitu:
A = – log T = – log It / I0 = ε . b . C
Dimana: A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
T = Transmitansi
I0 = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Serapan molar
b = Tebal kuvet yang digunakan
C = Konsentrasi dari sampel
(Tahir, 2009).
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa serapan (A) tidak memiliki satuan
dan biasanya dinyatakan dengan unit absorbansi. Serapan molar pada persamaan
di atas adalah karakteristik suatu zat yang menginformasikan berapa banyak cahaya
yang diserap oleh molekul zat tersebut pada panjang gelombang tertentu. Semakin
besar nilai serapan molar suatu zat maka semakin banyak cahaya yang diabsorbsi
olehnya, atau dengan kata lain nilai serapan (A) akan semakin besar.
Hukum Lambert-Beer di atas berlaku pada larutan dengan konsentrasi kurang dari
sama dengan 0.01 M untuk sebagian besar zat. Namun, pada larutan dengan
konsentrasi pekat maka satu molekul terlarut dapat memengaruhi molekul terlarut
lain sebagai akibat dari kedekatan masing-masing molekul pada larutan dengan
konsentrasi yang pekat tersebut. Ketika satu molekul dekat dengan molekul yang
lain maka nilai serapan molar dari satu molekul itu akan berubah atau terpengaruh.
Secara keseluruhan, nilai absorbansi yang dihasilkan pun ikut terpengaruh,
sehingga secara kuantitatif nilai yang ditunjukkan tidak mencerminkan jumlah
molekul yang diukur di dalam larutan uji.

2. Kompetensi
2.1 Pencatatan
Nama Alat : Spektrofotometer
Merk/Type : Eppendorf Ecom 6122

Power supply, dapat diubah : 100 V, 120 V, 220 V, 240 V +15% bis -10%
50/60 Hz ± 5%, VDE, FTZ, GSE, dan UL
Konsumsi daya : 26 VA
Penting : untuk 230 V, ubah ke 220 V
Kontrol temperatur : Penahan kuvet dapat menginkubasi pada 25, 30
dan 37°C. Pemanasan dan pendinginan
menggunakan elemen peltier.
Rentang suhu : 15 hingga 35 °C
Akurasi suhu : ±0.2°C
Presisi suhu : ±0.1°C
Suhu berubah seiring waktu (pada rentang suhu
25°C)
Dari 25 ke 30 °C < 5 menit
Dari 30 ke 37 °C < 5 menit
Dari 25 ke 37 °C < 8 menit
Dari 30 ke 25 °C < 7 menit
Dari 37 ke 30 °C < 7 menit
Dari 37 ke 25 °C < 10 menit
Sumber cahaya : Sumber radiasi : lampu halogen tungsten
(Daya tahan: ± 1000 jam )
Penerima radiasi : photodiode silikon
5 filter : 340, 405, 495, 546 dan 578 nm
Jangkauan photometric : A = -0.1 hingga 2.2 (340 nm)
A = -0.1 hingga 2.5 (405 hingga 578 nm)
Resolusi : A = 0.001
Impresisi : A = -0.1 hingga 0.2 < ±0.002 A
A = 0.2 hingga 2.0 < 1%
A = 2.0 hingga 2.5 < 2 %
Ketidak akuratan : A = -0.1 hingga 0.2 < ±0.002 A
A = 0.2 hingga 2.0 < ±1%
A = 2.0 hingga 2.5 < ±2 %
Presisi jangka pendek : Dengan pengukuran kinetik (1 menit) < 1 mA
Kelembaban udara : 25 sampai 75 %
Interface : Koneksi printer : interface centronic
EDP :RS-232c interface
Berat : ±4.2 kg
Dimensi : L = 300 mm, B = 250 mm, H = 120 mm

2.2 Penempatan dan penyimpanan


1. Letakkan alat pada meja yang datar dan kokoh.
2. Hindari meletakkan pada meja/tempat yang sama dengan centrifuge atau alat
yang menyebabkan getaran.
3. Lakukan pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan SOP yang telah ada.
2.3 Pemasangan
- Meletakkan spektrofotometer pada tempat yang kokoh.
- Memasang kabel power pada alat, dan memasang steker pada stopkontak.
- Menyalakan alat dengan menekan main switch pada alat.
- Meletakkan sampel pada tempat sampel dan melakukan pengoperasian alat.
2.4 Pengoperasian
a. Kalibrasi

Kalibrasi yang dimaksud ini adalah men-setting blank alat


spektrofotometer, sebelum digunakan untuk analisis. Secara umum sbb:
1. Nyalakan alat spektrofotometer
2. Isi kuvet dengan larutan blanko (aquades)
3. Diseting/diatur panjang gelombang untuk kalibrasi.
4. keterangan: 0%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100%T itu
diukur saat kuvet dalam keadaan terisi larutan.
5. Kuvet berisi larutan blanko dimasukkan ke spektrofotometer
6. Lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi setting
blank (dalam bentuk teks)

b. Pengaturan Parameter
Untuk memasukkan 31 parameter, tekan tombol parameter lalu masukkan
parameter berikut :
1. Method Name : Diisikan nama senyawa yang akan kita ukur, misal: Hb
2. EDP Number : Diisikan nomor pemilihan menu, missal :011
3. Unit : Diisi satuan yang digunakan, missal : mg/dl
4. R1 Volume : Diisi volume standart yang kita gunakan, misalnya pada
data teknik GLU tertera R1 : 1000 µl, maka R1 volume dapat kita isi 1000 µl
tapi pada percobaan kali ini kita menggunakan separuhnya yaitu 500 µl atau
separuh dari data yang tertera dalam data teknik
5. Sample Volume : Diisi banyaknya volume sample yang akan kita gunakan
menurut data teknik. Jika R1 volume kita bagi dua atau setengahnya, maka
sample yang kita gunakan juga setengahnya. Dalam percobaan kali ini sample
volume yang tertera yaitu 100 µl, maka yang kami gunakan yaitu 50 µl
6. R2 Volume : Diisikan volume R2 yang tertera pada data teknik jika
ada. Jika tidak ada maka diisi nol
7. R3 Volume : Diisikan volume R2 yang tertera pada data teknik jika
ada. Jika tidak ada maka diisi nol
8. Measuring Procedure
• End Point : Ciri – cirinya mempunyai inkubasi pada waktu
dan suhu tertentu selain itu akan terjadi perubahan warna pada sample
• 2Point Determinant : Ada absorban (A1, A2 ⋯ ) dan tidak ada
perubahan warna
• Kinetic : Adanya inkubasi 1, 2, 3 dan tidak ada perubahan
warna
9. Blank : Diisi data blanko yang ada pada data teknik. Dapat diisi
none; RB,SB ; atau RB + SB. Pada percobaan kali ini kita menggunakan RB
10. Incubation Time1 : Diisi waktu inkubasi yang kita inginkan, misalnya
5menit
11. Incubation Time2 : Diisi waktu inkubasi yang kedua jika ada, jika tidak ada
dapat dilewati
12. Incubation Time3 : Diisi waktu inkubasi yang ketiga jika ada, jika tidak ada
dapat dilewati
13. Measuring Time : Diisi total waktu dari inkubasi
14. Reaction Direction : Ada dua, yaitu rising dan falling. Sedangkan pada
percobaan kali ini kita menggunakan rising
15. Wave Length : Diisi panjang gelombang yang tertera pada data teknik
yaitu 546
16. Calibration : Jika ada kalibrasi maka diisi ON, jika tidak ada maka
diisi OFF
17. Factor : Diisi factor kalibrasi jika ada yaitu 1. Jika tidak ada
maka diisi 0
18. Number of Standart : Diisi jika ada pada data teknik
19. Standart 1 Consentrasion : Diisi jika ada pada data teknik
20. Standart 2 Consentrasion : Diisi jika ada pada data teknik
21. Standart 3 Consentrasion : Diisi jika ada pada data teknik
22. Standart 4 Consentrasion : Diisi jika ada pada data teknik
23. Standart 5 Consentrasion : Diisi jika ada pada data teknik
24. Standart 6 Consentrasion : Diisi jika ada pada data teknik
25. Number Standart Determinant: Diisi jika metode yang kita gunakan determinant
26. Adjusment Factor : Diisi 1 atau 0, pada percobaan diisi dengan 1
27. Adjusment Constant : Diisi 1 atau 0, pada percobaan diisi dengan 0
28. Dilution Limit : Diisi angka yang tertera pada data yang terdapat pada
measuring, yaitu 400
29. Normal Value Upper Limit : Terdapat pada Expected Value pada data di
ambil batas atas yaitu 115
30. Normal Value Lower Limit : Terdapat pada Expected Value pada data di
ambil batas bawah yaitu 75
31. Temperature : Diisi temperature yang digunakan yang tertera pada
data yaitu 37º C
2.5 Cara kerja

Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya


monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet
(tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh
larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar /
Display. Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki
warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah
menyerap energi cahaya yang diberikan. Secara kuantitatif, besarnya energi yang
diserap oleh zat akan identik dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Secara
kualitatif, panjang gelombang dimana energi dapat diserap akan menunjukkan jenis
zatnya.

2.6 Maintenance
a. Pemeriksaan Alat
Frekuensi : Setiap enam bulan
Spektrofotometer harus diperiksa secara visual untuk memverifikasi bahwa tempat
dan integritas komponen perusahaan diselenggarakan sesuai dengan spesifikasi
pabrik. Aspek yang paling penting yang dikutip berikutnya:
a) Periksa bahwa struktur meja kerja pendukung spektrofotometer berada dalam
kondisi baik.
b) Uji struktur umum spektrofotometer. Pastikan tombol atau switch kontrol dan
penutup mekanik dipasang dengan kuat dan bahwa label identifikasi alat jelas
c) Pastikan bahwa aksesoris bersih, tidak menunjukkan retak dan mendukung
fungsional optimal alat.
d) Konfirmasikan bahwa bagian penyesuaian mekanik (mur, sekrup, baut, dll)
disesuaikan dan berada dalam kondisi baik.
e) Periksa apakah konektor listrik tidak memiliki retak atau pecah.
f) Pastikan kabel tidak menunjukkan tanda-tanda splicing.
g) Periksa kabel pengaman perangkat dan terminal bebas dari debu, kotoran atau
korosi. Menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
h) Periksa bahwa sistem grounding (internal dan eksternal) adalah standar, dari
jenis yang disetujui, fungsional.
i) Pastikan bahwa sirkuit switch atau interrupters, kotak sekering dan indikator
bebas dari debu, kotoran dan korosi.
j) Periksa komponen listrik eksternal untuk tanda-tanda overheating.
b) Pemeliharaan Umum
- Pembersihan tumpahan
Dalam kasus kebocoran pada pemegang sampel, tumpahan harus dibersihkan sesuai
dengan prosedur berikut:

a. Matikan spektrofotometer dan lepaskan kabel dari jala listrik.


b. Gunakan alat suntik untuk membersihkan pemegang sampel.
c. Menyerap cairan sebanyak yang mungkin dapat diekstraksi.
d. Keringkan pemegang sampel dengan cotton bud obat.
e. Gunakan kertas lensa atau sepotong kain bersih bertekstur lembut untuk
membersihkan jendela fotosel.
f. Bersihkan bagian luar dari instrumen dengan sepotong kain dibasahi dengan
air suling. Termasuk layar, kontrol dan keyboard dalam pembersihan.
- Perubahan baterai

Berbagai model spektrofotometer menggunakan baterai untuk menghafal data yang


berhubungan dengan analisis, seperti tanggal dan waktu. Prosedur untuk mengubah
baterai serupa dalam berbagai peralatan.Mengikuti prosedur ini dianjurkan:
a. Pastikan bahwa indikasi baterai rendah muncul di layar instrumen.
b. Matikan spektrofotometer.
c. Lepaskan kabel listrik.
d. Membuka kompartemen baterai dan keluarkan baterai usang.
e. Bersihkan titik kontak listrik.
f. Pasang baterai baru dengan spesifikasi yang sama seperti aslinya.
g. Tutup kompartemen.
h. Hubungkan kembali peralatan.
i. Sesuaikan informasi tanggal dan waktu.
- Perubahan bohlam/lampu
Bola lampu adalah konsumsi dengan umur produktif yang terbatas. Ini harus
meramalkan bahwa pada suatu titik waktu, maka akan diperlukan untuk
menggantinya. Kemungkinan besar akan terbakar, atau penguapan dan cahaya
yang dipancarkan tidak akan lagi memenuhi spesifikasi proses spektrofotometri.
Lampu langkah perubahan berbeda untuk setiap model dan salah satu harus selalu
mengikuti instruksi dari pabriknya. Langkah-langkah umum adalah sebagai
berikut:
a. Pastikan bahwa bola lampu tidak berfungsi atau bahwa ada beberapa indikasi
flaw. Dalam peralatan modern, tanda akan muncul di layar atau kode kesalahan.
Dalam peralatan tua, cahaya hanya tidak akan bekerja lagi.
b. Matikan spektrofotometer.
c. Lepaskan kabel.
d. Buka sekrup mengamankan bagian atas kompartemen lampu.
e. Buka sekrup menjaga mekanisme lampu tetap.
f. Buka sekrup pengikat kabel sambungan listrik ke lampu (dalam beberapa
peralatan, ini mungkin tidak diperlukan, sebagai dasar perakitan memiliki
mekanisme kontak langsung ke terminal kontak lampu).
g. Pasang lampu baru dengan karakteristik yang sama seperti aslinya. Gunakan
sarung tangan untuk menghindari terdapat sidik jari pada permukaan lampu.
h. Hubungkan kembali kabel listrik ke pakan lampu.
i. Pasang kembali sekrup menjaga lampu di tempat.
j. Pasang kembali sekrup penutup kompartemen lampu.
k. Hubungkan kembali spektrofotometer.
l. Hidupkan peralatan dan melaksanakan prosedur kalibrasi ulang peralatan yang
ditetapkan oleh produsen.
- Preventive Maintenance
Pemeliharaan preventif spektrofotometer harus sesuai dengan rutinitas dan frekuensi
yang direkomendasikan oleh produsen. Serangkaian rutinitas dasar yang dapat
dilakukan di laboratorium disajikan berikutnya:
1. Bersihkan spektrofotometer secara eksternal, termasuk, layar kontrol atau
pengukuran meter. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sepotong kain
halus dan dibasahi dengan air suling.
2. Periksa dan bersihkan kabel listrik.
3. Pastikan lampu yang bersih dan dalam kondisi baik. Jika tidak berfungsi, pasang
lampu baru dengan spesifikasi yang sama seperti aslinya. Dalam
spektrofotometer modern, lampu terdeteksi secara otomatis oleh perangkat
lunak yang mengontrol dan fungsi dari peralatan sehingga mudah untuk
menentukan kapan perlu mengganti lampu. Mengubah lampu dan
melaksanakan penyesuaian berikutnya setelah rekomendasi pabrikan.
4. Periksa sekering perlindungan. Sebelum membuka kompartemen di mana
sekering ditempatkan, periksa spektrofotometer dimatikan dan periksa bahwa
kontak yang bersih dan dalam kondisi baik. Jika perlu, ganti dengan yang baru
dengan karakteristik yang sama seperti yang direkomendasikan oleh produsen.
5. Taruh instrumen dalam konfigurasi operasional.
6. Aktifkan "pada" saklar dan memungkinkan untuk pemanasan selama lima (5)
menit.
7. Melakukan tes saat "on" dan posisi "off".
8. Kalibrasi panel depan spektrofotometer sesuai dengan instruksi dari pabriknya.
9. Ukur sensitivitas peralatan itu.
10. Melakukan tes sesuai dengan hukum Beer.
11. Kembali spektrofotometer ke konfigurasi awal jika kalibrasi telah berhasil
diselesaikan.

2.7 Troubleshooting

MASALAH PENYEBAB SOLUSI


Lampu sumber tidak Filamen rusak. Mengganti lampu.
menyala-up. Sekering keselamatan Mengganti lampu.
terbakar.
Ada resistensi di filamen Mengganti lampu.
lampu.
Tegangan adalah keliru. Tinjau tegangan. Periksa
sumber pakan.
Rendah pembacaan dalam Lampu Sumber rusak. Mengganti lampu.
meter atau di galvanometer. Photocell ini kotor atau Bersihkan atau ganti fotosel.
rusak.
Rangkaian penguatan rusak.
Mengubah atau
memperbaiki rangkaian
penguatan.
Tegangan Lampu Sumber Sesuaikan tegangan.
adalah rendah.
Stabil indikasi pengukur The stabilizer dioda zener Ganti dioda Zener.
tersebut. rusak.
3. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa alat spektrofotometer
dengan Merk Eppendorf Ecom 6122 sudah tidak berfungsi dengan baik, kerna ada beberpa
bagian yang rusak.

Spektrofotometer berfungsi untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan


cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut
kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam
kuvet.

Anda mungkin juga menyukai