Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

X-RAY DENTAL PANORAMIC

Disusun oleh

PETRONELA ISABELLA

191313021

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTROMEDIS

FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan izin-Nya
lah makalah yang berjudul “X-ray Dental Panoramic” dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini
dibuat sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen. Selain itu juga makalah ini penulis
buat untuk menambah pegetahuan tentang jenis pesawat x-ray dental panoramic.

Selama penulisan makalah ini, penulis banyak menerima bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Tri Harjono sebagai pengampu mata kuliah radiologi lanjut yang telah
memberikan tugas ini.
2. Orang tua dan saudara penulis yang telah memberikan dukungan kepada
penulis hingga makalah ini dapat diselesaikan.
3. Teman-teman penulis yang telah mendorong dan juga berbagi saran dalam
proses pengerjaan makalah ini.
4. Berbagai pihak yang telah menyediakan referensi untuk penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis akan menerima segala
kritik dan saran yang bersifat membangun dengan senang hati dan apabila ada kesalahan
penulis meminta maaf yang besar semoga makalah ini bermanfaat. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Sleman, 26 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 5
2.1 Perkenalan X-Ray Dental Panoramic....................................................................................... 5
2.2 Blok Diagram ........................................................................................................................... 6
2.3 Cara Kerja ................................................................................................................................ 6
2.4 Keunggulan ............................................................................................................................. 7
2.5 Keuntungan dan Kerugian....................................................................................................... 7
2.6 Standar Prosedur Operasional ................................................................................................ 8
2.7 SOP Pemeliharaan ................................................................................................................. 10
BAB III .................................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiograf digunakan untuk mendiagnosis dan memantau penyakit mulut, serta untuk
memantau perkembangan dentofasial dan kemajuannya atau prognosis terapi (American
Dental Association, 2012). Kualitas radiograf ditentukan oleh beberapa komponen antara
lain : densitas, kontras, ketajaman dan detail (Setiyono et al, 2009). Kualitas gambar juga
tergantung pada beberapa faktor seperti geometri gambar, karakteristik dari X-ray beam,
dan resolusi gambar (Whaites, 2009). Dibandingkan dengan teknik paralelisasi, 25% dari
teknik sudut bisekting yang diinterpretasikan tidak dapat diterima untuk diagnostik
(Rushton & Homer, 1994). Kegagalan yang dapat muncul yaitu terdapat benda asing
dalam radiograf, hasil gambar yang tidak jelas, hasil gambar terpotong, hasil gambar
yang distorsi, maupun pemendekan dan pemanjangan gambar (Langland, dkk, 2002).
Radiografi periapikal merupakan jenis proyeksi intraoral yang digunakan secara rutin
dalam praktek kedokteran gigi. Radiografi periapikal dirancang untuk memperlihatkan
gigi secara satuannya dan juga jaringan pendukung di sekitarnya (Whaites, 2009). Tujuan
radiografi periapikal untuk menunjukkan struktur gigi keseluruhan, termasuk pulpa, akar
dan anatomi jaringan gigi pada satu film, dan karena itu diperlukan film yang terpisah
untuk rahang maksila (atas) dan rahang mandibula (bawah) (Lecomber & Faulkner,
1993).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa itu x-ray dental panoramic


1.2.2. Bagaimana cara kerja x-ray dental panoramic
1.2.3. Hal apa saja yang dilakukan dalam pemliharaan x-ray dental panoramic

1.3 Tujuan

1.3.1. Memahami tentang alat x-ray dental panoramic


1.3.2. Dapat melakukan pemeliharaan x-ray dental panoramic secara periodik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkenalan X-Ray Dental Panoramic

Panoramic berasal dari kata panorama, yang berarti pandangan yang tidak terhalang dari
berbagai arah untuk melihat suatu bayangan atau objek. Panoramic biasanya juga disebut
Orthopantomografi atau Rotografi. Orto berasal dari bahasa yunani yang berarti normal
atau lurus. Pan berasal dari bahasa inggris yang berarti menyeluruh. Tomos berasal dari
bahasa yunani yang berarti potongan atau irisan. Graphic berasal dari bahasa yunani yang
berarti gambaran atau catatan. Jadi dari asal kata tersebut dapat disimpulkan bahwa
orthopantomografi (OPG) berarti pemeriksaan radiologis dari gigi beserta rahangnya
yang berbentuk melengkung sehingga terlihat gambaran yang lurus dari film dengan
menggunakan prinsip tomografi.
Hasil rontgen dapat menunjukkan lubang pada gigi, struktur gigi yang tersembunyi
(seperti gigi bungsu), dan pengeroposan tulang yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
Prosedur ini juga dapat membantu dokter dalam:
• Menemukan kista, tumor, atau abses yang ada di mulut.
• Memeriksa lokasi calon gigi permanen yang tumbuh dalam rahang pada anak-
anak yang masih memiliki gigi susu.
• Merencanakan terapi untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak rapi
(ortodontik)

Cara kerja alat ini yaitu dengan menangkap seluruh bagian mulut dalam suatu gambar,
termasuk gigi atas dan rahang bawah, struktur sekitarnya dan jaringan. Prinsip kerja
panoramic yaitu menggunakan tiga pusat putaran. Alat ini dapat mengatasi masalah-
masalah yang ada seperti terjadinya superposisi pada gigi bagian posterior. Saat
pemeriksaan, pasien dalam keadaan diam. Sumber sinar x dan film akan berputar
mengelilingi pasien, gerakan kurva film kaset berputar pada sumbunya dan bergerak
mengelilingi pasien. Sumber sinar x dan tempat kaset bergerak bersamaan dan saling
berlawanan. Celah sempit pada tabung sinar x akan mengeluarkan sinar x yang akan
menembus dagu pasien dan mengenai film yang berputar berturut-turut pada 3 (tiga)
sumbu rotasi, yaitu :
 1 sumbu konsentris untuk region anterior pada rahang (disebelah incisivus pada
region premolar.
 2 sumbu rotasi eksentris untuk bagian samping rahang (dibelakang molar tiga
kiri dan kanan)

2.2 Blok Diagram

2.3 Cara Kerja

a. Pada awalnya apabila pesawat dihubungkan dengan sumber listrik maka pertama
kali auto trafo langsung mendapatkan supply. Kemudian dari auto trafo diteruskan
ke trafo filamen dan mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen, pada saat
itu juga HTT mendapatkan tegangan dari auto trafo dan menyebabkan terjadinya
beda potensial antara anoda dan katoda.
b. Kemudian setting kv , mAS timer dan jenis pemeriksaan pada control panel. Disini
timer berfungsi sebagai pengatur lamanya expose dan juga sebagai pemutus dan
penyambung autotrafo dengan HTT.
c. Kemudian data tersebut akan diproses oleh mikrokontroler yang selanjutnya akan
mengatur control expose. Disini motor juga mendapat supply dari autotrafo tetapi
masih belum bekerja karena belum terjadi expose.
d. Pada saat ditekan expose, maka pintu grid akan terbuka dan akan terjadi emisi
electron antara anoda dan katoda sehingga terjadilah X-ray, saat itu juga motor
bekerja sehingga menyebabkan tabung X-ray berputar 180°. Kemudian terjadilah X-
ray sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
e. Rontgen panoramic digunakan untuk melihat fraktur rahang dan fase gigi sedangkan
cephalometric digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma suatu
penyakit, kelainan pertumbuhan dan perkembangan, dan melihat jaringan lunak
nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras.

2.4 Keunggulan

Pemeriksaan gigi panoramic (rontgen gigi) tidak menyisakan radiasi pada tubuh
pengidap. Selain itu, pemeriksaan gigi panoramic biasanya tidak memiliki efek samping.
Sehingga, rontgen gigi ini aman untuk dilakukan pada anak kecil, karena film tidak perlu
diletakkan di dalam mulut. Namun sebagai tindakan pencegahan, sebaiknya ibu hamil
memberi tahu dokter terlebih dahulu tentang kondisinya. Pemeriksaan gigi panoramic
merupakan pemeriksaan non-invasif dan merupakan prosedur ekstraoral sederhana yang
menggambarkan daerah rahang atas dan rahang bawah pada satu film. Pemeriksaan ini
sangat disarankan bagi pengidap pediatri, cacat jasmani, ataupun yang mengalami
gangguan refleks. Biasanya, prosedur pemeriksaan lain (radiografi periapikal) akan
dilakukan sebagai pelengkap foto rontgen panoramic untuk menegakkan diagnosis.

Untuk melakukan pemeriksan ini, dokter tidak membutuhkan pemeriksaan khusus


sebelumnya. Namun, kamu perlu menyampaikan pada dokter jika sedang menjalani
kehamilan. Sebaiknya jangan gunakan perhiasan, kacamata, atau benda-benda logam
yang mungkin mengganggu pengambilan gambar X-Ray.
Pemeriksaan panoramic ini juga memberikan informasi pada dokter mengenai adanya
gangguan sinus maxillary, posisi gigi, dan kelainan tulang di daerah mulut. Pemeriksaan
gigi panoramic digunakan untuk merancang terapi atau pengobatan pada pengidap gigi
dan mulut. Di samping itu, melalui rontgen panoramic dapat diketahui kelainan pada
periodontal, kista pada tulang rahang, tumor rahang atau kanker mulut, gigi yang
terganggu karena gigi geraham belakang yang baru tumbuh (wisdom teeth), kelainan
rahang, sinusitis, serta kelainan terkait daerah mulut lainnya.

2.5 Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan:
1. Mengulas secara luas tulang-tulang wajah dan gigi
2. Dosis radiasi yang rendah dan waktu pengambilan yang singkat
3. Gambaran area yang luas dan seluruh jaringan ditampilkan
4. Radiografi panoramic dapat dengan mudah dipahami oleh pasien sehingga
menjadi sarana edukasi
5. Pengambilan posisi pasien relatif sederhana
6. Pandangan keseluruhan rahang memberikan penilaian cepat pada penyakit,
bahkan mungkin penyakit yang tidak dicurigai sebelumnya
7. Pandangan kedua sisi mandibula dalam satu film bermanfaat dalam menilai
fraktur dan cukup nyaman untuk dilakukan pada pasien yang terluka

Kerugian:

1. Gambar tidak menunjukkan detail anatomi yang baik seperti pada radiografi
intaoral sehingga tidak cocok untuk mendeteksi lesi karies yang kecil
2. Jaringan yang overlap dapat menyembunyikan lesi-lesi odontogenik
3. Gambaran tomografi hanya menampilkan satu bagian dari pasien, sehingga
struktur atau kejanggalan yang tidak mencolok tidak akan terlihat jelas
4. Jaringan lunak atau rongga udara dapat terhalangi jaringan keras
5. Panoramic tidak dapat digunakan pada anak pasien di bawah umur 6 (enam) tahun
6. Pergerakan pasien selama pemaparan dapat menyebabkan distorsi sehingga
menyulitkan pengambilan gambar yang baik.

2.6 Standar Prosedur Operasional

2.6.1. PERSIAPAN AWAL


1. PERSIAPAN ALAT
 Letakkan kaset pada alat panoramic.
 Tempatkan tabung sinar x dan kaset pada posisi awal pemeriksaan.
2. PERSIAPAN PASIEN
 Lepaskan bahan kaca dan metalik pada bagian kepala dan leher
 Lepaskan bahan-bahan yang dapat terproyeksi pada gambar sepert alat
bantu dengar penjepit rambut, tindik hidung, gigi palsu.
 Pasien disarankan untuk menggunakan apron selama pemeriksaan.
3. POSISI PASIEN
 Pasien duduk atau berdiri dengan punggung yang tegak.
 Jelaskan kepada pasien bagaimana jalannya pemeriksaan, seperti pola
rotasi pesawat dan lainnya.
 Kepala pasien diatur sedemikian rupa sehingga garis ala-tragus 5 o dari
sumbu horizontal.
 Suruh pasien meletakkan dagu di tempat dagu..
 Atur MSP kepala pasien sejajar dengan garis vertical yang ada ditempat
dagu.
 Atur IOML sejajar dengan lantai.
 Masukkan bite blok antara gigi seri rahang atas dan rahang bawah.
 Suruh pasien mengatupkan bibir dan letakkan lidah berlawanan dengan
atap mulut.
 Perhatikan profile index, jika angka pada kepala tidak sesuai dengan yang
terbaca pada bite blok holder, maka bayangan gigi akan kabur dan tampak
lebih horizontal.

2.6.2. PENGOPERASIAN
 Hubungkan alat terlebih dahulu dengan sumber listrik PLN.
 Nyalakan alat dengan menekan tombol ON.
 Masukkan film kedalam kaset, lalu letakkan kaset pada penyangga kaset.
 Gunakan temporal clamp untuk fiksasi kepala sebelum pasien diinstruksikan
untuk duduk.
 Tentukan kV dan mA sesuai dengan keadaan pasien.
 Instruksikan pasien untuk duduk, letakkan dagu pada chin rest sehingga
posisi kepala dari pasien menjadi simetris. Jika pertengahan kepala tidak
tepat pada chin rest, maka gigi molar yang dihasilkan pada film tidak dalam
ukuran yang tepat.
 Jika gigi overlapping dengan gigi yang lainnya, gunakan kain kasa sebagai
pembatas antar gigi.
 Kaset dan tube harus tepat segaris dengan arkus pasien. Untuk memenuhi hal
ini, naik atau turunkan kepala tube dengan menggunakan foot pedal dan hand
switch sampai angka pada skala di chin rest sesuai dengan skala unit.
 Jelaskan kepada pasien tentang jalannya pemeriksaan terutama a. Kaset dan
tube yang akan mengelilingi pasien b. Pasien harus berada dalam posisi diam.
 Kriteria radiograf yaitu tampak seluruh gigi, mandibular, TMJ, fossal nasal,
sinus maxilla, arcus zygomaticum, maxilla, coronoid processus, dan
condylus.

2.7 SOP Pemeliharaan

2.7.1. Periode 1 bulan


 Cek dan bersihkan seluruh bagian
2.7.2. Periode 3 bulan
 seluruh Cek fungsi collimator, perbaiki bila perlu
 Cek fungsi selector kV, mA dan mAs dan tombol expose
 Cek BITE BLOCK
 Cek/ukur keluaran kV dan mA
 Lakukan uji kinerja alat
2.7.3. Periode 6 bulan
 Cek tombol pengendali dan pengereman, perbaiki bila perlu
 Cek gerakan dan penguncian tabung x-ray tube, perbaiki bila perlu
2.7.4. Periode 1 tahun
 Cek kondisi HT cable, beri grease bila perlu
 Lakukan pengukuran arus bocor
 Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Radiografi panoramik merupakan sebuah teknik yang dibutuhkan dalam deteksi dini lesi
pada maxillofacial area. Dengan mempertimbangkan dosis radiasi yang terlibat dalam
radiografi panoramik, dan hasil diagnostik, pemeriksaan rutin dengan radiografi
panoramik pada kunjungan klinis awal berguna dalam deteksi dini berbagai macam
kondisi patologis.

Anda mungkin juga menyukai