Cara kerjanya adalah : tegangan bolak-balik dari pln yang mempunyai frekwensi 50 hz dirubah menjadi
tegangan searah dan difilter dengan kondensator kemudian dibuat menjadi tegangan bolak-balik
frekwensi tinggi antara 7 khz – 13 khz kemudian diproses menjadi tengan tinggi dan diserahkan untuk
diberikan ke tabung sinar-x. Demikian juga pada bagian pemanas filament tabung sinar-x prosesnya
menggunakan tegangan frekwensi tinggi.
Gambar1.
Cara kerja pesawat rontgen frekwensi tinggi.
1. Proses pemanasan filamen.
- tegangan ac 50 hz (u0) dari pln disearahkan pada blok 1a, kemudian difilter dengan kondensator
pada blok 2a terus diubah menjadi tegangan bolak-balik frekwensi tinggi oleh inverter pada blok
3a kemudian diturunkan tegangannya menjadi 6 – 16 volt dan diberikan kefilamen tabung rontgen.
- pengaturan arus tabung rontgen menggunakan regulator yang menghasilkan tegangan searah dan
di ubah menjadi tegangan bolak –balik frekwensi tinggi oleh vco untuk mentriger inverter.
• Pada pesawat rontgen frekwensi tinggi ini, pengaturan tegangan tinggi dan pengaturan arus tabung
rontgen dilakukan pada saat exposure berlangsung atau disebut on line adjustment.
Bagian-bagian pesawat rontgen frekwensi tinggi.
• Gambar 2.
Cara kerja rangkaian power supply.
• Tegangan bolak balik frekwensi 50 hz dari pln disearahkan dan difilter dengan kondensator menjadi
tegangan searah sebesar: 220 v x v2 x 2 = 622 volt.
Untuk tegangan 3 phase rangkaiannya seperti pada gambar sebelah kiri dan besarnya tegangan searah
: 380 v x v2 = 575 volt.
2.rangkaian inverter .
A. Rangkaian dasar oscilator.
Gambar 2.1 menunjukkan gambar rangkaian r, l, c yang dihubung seri dan dihubungkan
dengan sumber tegangan dc melalui sebuah saklar s.
• 1. Apabila rangakaian r,l,c dihubungkan dengan sumber tegangan dc melalui saklar s maka akan
terjadi pengisian kondensator c sampai penuh.
2. Saklar s kemudian dipindah menjadi 1-3. Maka akan terjadi oscilasi yang makin lama makin kecil
amplitudonya atau disebut teredam karena energinya hilang di rs seperti pada gambar 2.2.
INVERTER
• Untuk membuat agar oscilasi tidak teredam maka perlu diberikan tegangan dc secara periodik untuk
mengatasi hilangnya energi.
• Dengan prinsip tersebut , saklar s diganti thyristor dan dirangkai seperti pada gambar 2.3.
• 1. Th1 berpasangan dengan th2, bekerja bergantian dengan th3 yang berpasangan dengan th4.
• 2. Pada setengah periode pertama, th1 dan th2 firing karena diberi signal triger pada gate nya. Arus
mengalir dari sumber tegangan positif ke negatif seperti pada gambar 2.4 :
• Dari positif lewat th 1, cs, ls, rs terus lewat th2 terus ke negatif. Terjadi pengisian kondenstor cs
hingga penuh.
• Karena rangkaian oscilator membangkitkan arus balik setelah setengah periode, maka arus balik ini
mengalir lewat v2, rs, ls dan v1 terus ke terminal positif seperti pada gambar 2.4.
• Arus bailk ini digambarkan arah negatif seperti pada gambar 2.5. Pada saat ini kondenstor cs
discharge hingga kosong (t2). Dan arus balik ini berfungsi juga untuk mematikan firingnya th 1 dan
th2.
Arah arus pada inveter gambar 2.4
• 1. Pada setengah periode berikutnya, th3 dan th4 firing oleh signal triger. Arus mengalir dai positif
lewat th3, rs, ls, cs terus th4 terus ke negatif sperti pada gambar 2.5. Terjadi pengisisan kondenstor
sampai penuh dengan polaritas kebalikan dari pengisian pertama.
• 2. Pada saat terjadi arus balik dari rangkaian oscilator terjadi discharge kondensator cs dengan arah
arus sbb. Dari terminal negatif, v4, terus kondensator negatif cs terus ke positif, terus ke ls, rs, v3
terus ke terminal positif. Gambar pulsanya seperti pada gambar 2.6. Arus balik ini berfungsi juga
untuk mematikan th3 dan th4 yang sedang firing.
• 1. Oscilasi pada inverter terjadi terus menerus selama signal triger diberikan ke gate thyristor yang
berpasangan secara bergantian.
• 2. Untuk mencegah terjadinya short circuit yang disebabkan oleh kedua pasangan thyristor firing
secara bersamaan maka perlu diberi wktu tenggang antara matinya thyristor th1 dan th2 dengan
mulainya firing thyristor th3 dan th4 minimal 30 ms ( micro second ). Seperti pada gambar 2.7.
Gambar pulsa pada inverter
• Gambar 2.8.
1. Ls sebagai komponen oscilator merupakan gulungan primer trafo tegangan tinggi.
• 2. Signal triger thyristor didapat dari rangkaian triger yang menggunakan vco ( voltage control
oscilator ). Out put nya melalui trafo triger diberikan ke th1, th2 dan th3 dan th4.
• 3. Secara sederhana wiring diagram inverter pada rangkaian tegangan tinggi seperti pada gambar 2.8.
3. Rangkaian tegangan tinggi.
• 1. Rangkaian tegangan tinggi adalah rangkaian yang menaikkan dari tegangan rendah menjadi
tegangan tinggi kemudian disearahkan dan diberikan ke tabung rontgen.
• 2). Rangkaian voltage doubler 2 buah dan dihubungkan seri. Tegangan out put yang diperoleh
adalah 4 kali tegangan a-b. Seperti pada gambar 3.1.
Gambar wiring diagram rangkaian tegangan tinggi.
• Hubungan antara tegangan tinggi tabung rontgen dan arus inverter seperti pada gambar 3.2.
Gambar 3.2
• Pada saat tabung rontgen mendapat tegangan dari nol sampai tegangan tinggi, frekwensi pada
inverter tinggi. Setelah tegangan tinggi tercapai , frekwensi inverter berkurang.
• Pengaturan tegangan tinggi tabung rontgen dikerjakan dengan cara membandingkan tegangan
referensi (kv soll) sebagai pengaturan tegangan tinggi yang diminta, dengan tegangan feedback ( kv
ist) tegangan tinggi yang dihasilkan.
• Rangkaian pengatur tegangan tinggi seperti ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 pengaturan tegangan tinggi
• 1. Tegangan tabung rontgen yang diinginkan (kv) disebut kv soll, dibandingkan dengan tegangan
tabung rontgen yang ada (kvist) di regulator. Hasilnya merupakan tegangan dc yang kemudian
diubah menjadi pulsa frekwensi tinggi oleh vco .
• 2. Pulsa frekwensi tinggi untuk mentriger inverter sehingga trafo tegangan tinggi primer mendapat
tegangan bolak-balik frekwensi tinggi dan diubah menjadi tegangan tinggi.
• 3. Setelah tegangan tinggi mencapai nilai yang diminta, atau kv ist sama dengan kvsoll, tegangan
tinggi berhenti naik dan menjadi konstan.
Wiring diagram pengatur tegangan tinggi
5. Rangkaian pemanas filamen dan pengatur arus tabung.
• Rangkaian pemanas filamen tabung rontgen prinsip kerjanya seperti pada gambar 5.
• Gambar 5.
• Arus tabung besarnya berdasarkan pembagian kapasitas power pesawat rontgen dengan tegangn
tinggi (kv) yang dipergunakan. ( p soll per ksoll = i.)
• Filamen mendapat tegangan dari trafo filamen frekwensi tinggi yang mendapat tegangan dari
inverter yang ditriger oleh vco . Pulsa vco ini diatur oleh regulator.
Cara kerja rangkaian pemanas filamen dan arus tabungnya.
• 1. Iro soll untuk fluoroscopi diberikan ke regulator kemudian ke vco yang mengubah tegangan dc
menjadi pulsa frekwensi tinggi .
• 2. Pulsa dari vco diberikan ke gate inverter sehingga filamen trafo mendapat tegangan bolak-balik
frekwensi tinggi dan tegangan out punya diberikan ke filament tabung rontgen dan filamen menyala.
• 3. Karena tabung rontgen belum mendapat tegangan tinggi maka belum ada arus tabung iro.
Untuk menggantikan arus tabung ini tegangan filamen diberikan ke lampu kecil . Melalui photo
transistor sinar lampu diubah menjadi tegangan dan dibandingkan dengan iro soll. Hsilnya
dipergunakan untuk mengatur tegangan filament sehingga pada saat standby heating, tegangan
filament konstan.
• 3. Pada waktu preparation, iro soll pindah dari standby heating ke iro soll exposure yang didapat
dari perhitungan otomatis yaitu power max (psoll) dibagi dengan tegangan tabung kvsoll .
• I = p soll / kvsoll.
• Iro ist belum ada dan tetap diambil dari lampu kecil tadi. Karena tegangan filamen naik maka lampu
kecil menjadi terang ( boosting ).
• Pada saat exposure dimulai arus tabung ini diberikan ke regulator melalui switch s1 yang pindah saat
start exposure dan dibandingkan dengan isoll.
• Setelah iro ist = iro soll, maka arus tabung berhenti sesuai dengan kebutuhan.
• Wiring diagram pengaturan arus tabung rontgen seperti pada gambar 4.3.
Kelebihan pesawat rontgen frekwensi tinggi dibanding pesawat rontgen biasa.
• Dibanding pesawat rontgen biasa, pesawat rontgen frekwensi tinggi mempunyai kelabihan antara
lain :
• 1. Volume transformator tegangan tinggi lebih kecil karena penampang nya berbanding terbalik
dengan frekwensi sesuai rumus :
U
= k.f.n.a u : tegangan
induksi.
K :
konsta
nta. F :
frekwe
nsi.
N : jumlah gulungan
A : penampang inti trafo.
• 2. Tidak diperlukan ototrafo dan isostat ( voltage stabilisator ) seperti pesawat rontgen konvensional
yang besar dan berat.
• 3. Tidak menggunakan komponen elektromekanik seperti motor, relai dan kontaktor yang besar,
tetapi menggunakan komponen elektronik semiconduktor , ic yang lebih cepat dan kompak sehingga
hasil pengaturan lebih teliti.
• 4. Hasil ripple tegangan tinggi mendekati generator 12 pulsa meskipun menggunakan jala-jala listrik
satu phase. Dosis yang dihasilkan hampir 1 ½ - 2 kali generator 2 pulsa.
• Contoh : generator frekwensi tinggi dengan kapasitas 100kv, 300 ma setera dengan generator 2 pulsa
dengan kapasitas 100 kv, 500 ma.
• 5. Proses pengaturan tegangan tinggi terjdi pada saat pemberian tegangan tinggi pada tabung rontgen
atau selama waktu penyinaran ( on line )
• 6. Proses pengaturan tegangan tinggi dan arus tabung terpisah sehingga tidak saling mempengaruhi
seperti pada pesawat rontgen konvensional yang saling mempengaruhi satu sama lain.
• 7. Dengan adanya micro prosessor pada generator frekwensi tinggi konstruksi konsul menjadi kecil
dan kompak.
• 8. Trafo tegangan tinggi dapat dijadikan satu dengan tabung rontgen ( single tank ) sehingga tidak
memerlukan kable tengangan tinggi.
-------------------------------
Terima kasih