Anda di halaman 1dari 10

Nama : Annisa Fitria Sari

NPM : P22030120903
UAS Matkul : Proteksi Radiasi
Dosen Pengampu : Guntur Winarno
ALIH JENJANG TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTROMEDIS 2020

1. Atom dan Radiasi (WAJIB)


a. Jelaskan tentang atom netral, proses ionisasi dan proses eksitasi pada tingkat
energi elektron
b. Jelaskan pengertian radiasi, radiasi pengion, dan radiasi non pengion serta
berikan contohnya
Jawab :
a. Atom netral adalah atom yang memiliki jumlah proton dan electron yang sama
atau sebanding. Proses Ionisasi adalah suatu proses mengubah molekul atau atom
menjadi ion dengan mengurangi atau menambah partikel bermuatan seperti
elektron adat lainnya. Proses Eksitasi adalah Proses berpindahnya electron dari
kulit yang energinya rendah ke kulit yang energinya tinggi.
b. Radiasi adalah Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruangan.
Radiasi bisa dalam bentuk panas, partikel, maupun gelombang elektromagnetik
(foton) dari suatu sumber energi. Contoh dari radiasi ini adalah Panas matahari
sampai ke bumi walau melalui ruang hampa. Radiasi pengion adalah jenis radiasi
yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif)
apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk radiasi pengion terdiri dari,
partikel alfa, partikel beta, sinar gamma, sinar-X. Radiasi non-pengion adalah
jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi
dengan materi. Yang termasuk jenis radiasi non-pengion antara lain adalah
gelombang radio, gelombang mikro, sinar ultraviolet (Akhadi, 2000).

2. Interaksi radiasi dengan bahan : (Soal Pilihan)


a. Jelaskan peristiwa efek fotolistrik dalam rentang energi radiodiagnostik?
b. Jelaskan peristiwa efek Compton dalam rentang energi radiodiagnostik?
Jawab :
a. Efek fotolistrik adalah efek yang timbul karena interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan elektron-elektron dalam atom bahan.Pada peristiwa
ini energi foton diserap seluruhnyaoleh elektron yang terikat kuat oleh suatu
atom sehingga elektron tersebutterlepas dari ikatan inti atom elektron yang
terlepas itu disebut “fotoelektron”.Karena interaksinya terjadi denganelektron yang
terikat kuat, maka efek fotolistrik harus dianggap sebagai interaksi atara foton
dengan atom secara keseluruhan, bukan hanya dengan elektron saja.Untuk itu
lebih sering dikatakan bahwa efek fotolistrik merupakan interaksi antara foton
dengan awan elektron atom. Efek fotolistrik terutama terjadi pada foton
berenergi rendah, yaitu berkisar antara 0,01 MeV hingga 0,5 MeV, dan dominan
pada energi foton dibawah 0,1 MeV.
b. Efek Compton terjadi karena foton dengan energi bertegangan
tinggiberinteraksidengan elekton yang tidakterikat secara kuat oleh inti, yaitu
elektron yang berada pada kulit terluar dari atom. Elektron itu dilepaskan dari
ikatan inti atom dan bergerak dengan energi kinetiktertentu disertai foton lain
dengan energi yang lebih rendah disertai foton datang. Foton lain itu disebut
foton hamburandengan energi hμ’ dan terhambur dengan sudut Θ terhambur
dengan foton datang.Karena ada energi ikat elektron yang harus dilawan,
meskipun sangat kecil, hamburan Compton ini termasuk proses interaksi
inelastik. Namun, untuk mempermudah proses perhitungan maupun
eksperimen, proses ini diperlukan sebagai proses elastik. Kemungkinan terjadinya
hamburan Compton berkurang bila energi foton datang bertambah dan bila Z bahan
bertambah, tetapi penurunan ini tidak secepat pada efek fotolistrik.

3. Alat Ukur Radiasi (WAJIB)


a. Pekerja radiasi selama bekerja di medan radiasi harus menggunakan alat pencatat
radiasi (dosimeter perorangan) berupa TLD, Film badge atau Dosimeter saku.
Jelaskan prinsip kerja dari masing-masing alat tersebut
b. Jelaskan prinsip kerja alat ukur radiasi surveymeter
Jawab :
a. Prinsip Kerja TLD adalah eksitasi, Ketika ada radiasi maka electron dari pita valensi
pindah ke pita konduksi (transisi electron) dan selama terkena radiasi maka terjadi
akumulasi electron secara terus menerus. Setelah 3 bulan dilakukan pembacaan,
maka electron yang telah terakumulasi tadi harus diberi energi dari luar agar bisa
pindah. Pemberian energi bisa berupa energi panas sehingga pancarannya disebut
thermoluminisensi (TLD) dan jika diberi cahaya UV disebut radiophoto (RPLD).
Pancaran electron yang di eksitasi energi yang keluar kemudian dideteksi
photomultiplier (PMT) dan besarnya pancaran sebanding dengan dosis radiasi
Prinsip Kerja Film Badge atau Dosimeter Saku adalah fotokimia, Ketika dikenai
radiasi maka sebagian/seluruh energi radiasi akan dialihkan ke electron. Elektron
akan membuat ag+ dalam kristal AgBr menjadi Ag netral sehingga terbentuk
bayangan laten. Untuk mengetahui jumlah radiasi makan detector film dicuci
dengan senyawa kimia dengan laritan pengembang.
b. Prinsip kerja Surveymeter adalah suatu survaimeter harus bersifat portable
meskipun tidak perlu sekecil sebuah dosimeter personal. Konstruksi survaimeter
terdiri atas detektor dan peralatan penunjang seperti terlihat gambar berikut. Cara
pengukuran yang diterapkan adalah cara arus (current mode) sehingga nilai yang
ditampilkan merupakan nilai intensitas radiasi. Secara elektronik, nilai intensitas
tersebut dikonversikan menjadi skala dosis, misalnya dengan satuan roentgent/jam.

4. Jelaskan dan berikan contoh dalam pekerjaan Teknik Elektromedik di pelayanan RS,
sehubungan dengan asas proteksi radiasi justifikasi, limitasi dan optimasi. (WAJIB)

Jawab :
asas justifikasi (justification of practices), limitasi (dose limitation), dan optimisasi
(optimization of protection and safety). Berdasarkan keputusan BAPETEN tersebut,
penerapan asas justifikasi dalam pemanfaatan radiasi adalah dengan menganalisis
manfaat yang ditimbulkan setelah radiasi digunakan. Artinya, jika penggunaan radiasi
menghasilkan manfaat lebih besar dibandingkan dengan kerugiannya, maka
penggunaan radiasi bisa dilaksanakan dan jika manfaatnya lebih kecil dari kerugiannya,
maka penggunaan radiasi tidak bisa dilaksanakan. Contohnya adalah dengan mengukur
tingkat kebocoran radiasi diruangan periksa yang ada di Radiologi di Rumah Sakit
tersebut dan Kalibrasi menggunakan Surveymeter. Sedangkan penerapan asas limitasi
menuntut agar penerimaan dosis radiasi oleh seseorang tidak boleh melampaui NBD
yang ditetapkan oleh Badan Pengawas. NBD yang berlaku di Indonesia saat ini adalah
20 mSv per tahun untuk pekerja radiasi (dewasa) dan 1 mSv per tahun untuk anggota
masyarakat. Contohnya adalah dengan cara mengirimkan Dosimeter personal
Radiografer ke Laboratorium Dosimetri yang kompeten dan telah ditunjuk oleh
BAPETEN. Sedangkan penerapan asas optimisasi menuntut agar paparan yang
diterima seseorang harus ditekan serandah-rendahnya agar akumulasi dosis radiasinya
tidak melampaui batas yang diizinkan.

5. Prinsip dasar proteksi radiasi (WAJIB)


a. Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) prinsip dasar proteksi radiasi berkaitan dengan
ALARA
b. Jelaskan Budaya keselamatan dalam pemanfaatan radiasi pengion
c. Seorang Teknisi Elektromedis melakukan kerja di medan radiasi sinar-X dengan laju
dosis ekuivalen 90 µSv/jam pada suatu titik yang berjarak 1 meter dari tabung sinar-
X. Jika untuk menyelesaikan pekerjaannya membutuhkan waktu 20 menit, dan
selama bekerja tidak boleh menerima dosis lebih dari 7,5 µSv, pada jarak berapakah
Teknisi Elektromedis tersebut harus mengatur posisinya terhadap sumber?
d. Apa yang harus dilakukan jika kenyataannya Pb (Plumbum) yang digunakan untuk
dinding (shielding) ruang pemeriksaan radiologi tidak mencukupi untuk syarat
proteksi radiasi, berikan alasan.
e. Jelaskan alasannya mengapa siswa magang usia 16 - 18 tahun, wanita hamil dan
menyusui tidak diperkenankan berada dalam medan radiasi pengion.
f. Jelaskan dan berikan contohnya, tentang efek genetik, efek somatik dan efek
stokastik, serta efek non stokastik (deterministik)
Jawab :
a. ALARA merupakan singkatan dari As Low As Reasonably Achievable yang berarti
serendah mungkin. Prinsip ALARA merupakan prinsip proteksi manusia dari
radiasi yang harus ditekan sekecil atau seminimal mungkin. Terdapat 3 pilar
proteksi dalam prinsip ALARA :
1. Justifikasi : Pilar ini menekankan bahwa TIDAK BOLEH ada paparan radiasi ke
manusia kecuali dengan alasan yang dibenarkan.
2. Optimasi : Pilar ini menekankan bahwa seluruh kegiatan, sistem, ataupun
proses proteksi radiasi harus dapat mereduksi risiko radiasi seminimal mungkin.
3. Limitasi : Pilar ini menyatakan bahwa terdapat batas ambang dari paparan
radiasi yang telah diatur sedemikian rupa untuk meminimalisasi efek radiasi
kepada manusia.
b. Keselamatan Radiasi Pengion yang selanjutnya disebutKeselamatan Radiasi
adalah tindakan yang dilakukanuntuk melindungi pekerja, anggota
masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
c. Diketahui :
r1 = 1 meter
D0 = 90 µSv/jam
t = 20 menit
D maksimal = 7,5 µSv
Ditanya : r2 ?
Jawab :
D1 = D0 . t
D1 = 90 µSv/jam . 20 menit = 30 µSv
D1 x r12 = D2 x r22
30 Sv . 12 = 7,5 µSv . r22
r22 = (30 µSv .1^2)/(7,5 µSv ) = (30 µSv)/(7,5 µSv) = 4
r2 = √4
r2 = 2 meter

d. Harus dikaji ulang ruang pemeriksaan Radiologi tersebut, karena Dalam suatu
instalasi radiologi, konstruksi gedung yang digunakan memiliki fungsi
sebagai penahan radiasi yang disesuaikan dengan peralatan sinar-X
yang digunakan. Penahan radiasi yang dilakukan pengukuran disini adalah
penahan radiasi sekunder, dimana penahan ini memberikan perlindungan
terhada radiasi bocor dan radiasi hambur. Efektifitas ruangan radiologi
diukur untuk memastikan tidak ada kebocoran radiasi yang diterima di luar
ruangan baik oleh pekerja radiasi maupun oleh masyarakat umum.
Pengukuran efektifitas dinding dilakukan dengan cara mengukur paparan
sebelum dan sesudah dinding dengan alat survey meter. Pengukuran
dilakukan pada area yang sama dengan pengukuran paparan diluar
ruangan.
e. Pekerja yang berumur kurang dari 18 tahun tidak diizinkan untuk
ditugaskan sebagai pekerja radiasi atau tidak diizinkan untuk diberi tugas
yang memungkinkan ia mendapat penyinaran.Pekerja wanita dalam masa
menyusui tidak diizinkan mendapat tugas yang mengandung risiko kontaminasi
radioaktif yang tinggi; jika perlu terhadap pekerja ini dilakukan
pengecekan khusus terhadap kemungkinan kontaminasi. NBD untuk para
magang dan siswa yang berumur antara 16 dan 18 tahun yang sedang
melaksanakan latihan atau kerja pratek, atau yang karena keperluan
pendidikannya terpaksa menggunakan sumber radiasi pengion, adalah 0,3
dari NBD yang berlaku untuk pekerja radiasi, sebagaimana disebutkan pada
Nomor 3.3.3 s/d 3.3.6 .
Segera setelah seseorang pekerja wanita dinyatakan mengandung harus
dilakukan pengaturan agar dalam melaksanakan tugasnya jumlah
penerimaan dosis pada janin, terhitung sejak dinyatakan mengandung
hingga saat melahirkan, diusahakan serendahrendahnya dan sama sekali
tidak boleh melebihi 10 mSv (1000 mrem). Umumnya, NBD ini dicapai
dengan mempekerjakan mereka pada kondisi kerja yang sesuai untuk pekerja
radiasi sebagai tersebut pada Nomor 4.1.2.2.
f. Efek genetic : efek yang di akibatkan oleh radiasi pengion yang deterima oleh
manusia dan mengakibatkan kelaianan pada keturunannya. Hal ini di akibatkan
oleh sel yang terkena radiasi rusak dan mengalami pembelahan. Hasil
pembelahan tersebut tidak normal dan mempengaruhi kromosom. Contoh :
keturunan dari orang yang terkena radiasi memiliki kelainan atau cacat.
Efek somatic dan stokastik : efek radiasi pengion yang tidak langsung terlihat
dan tidak ada ambang batasnya, efek ini baru terlihat setelah jangka waktu yang
lama. Contoh : kanker, katarak.
Efek deterministic : efek yang langsung dapat dirasakan atau terlihat ketika
seseorang menerima dosis radiasi yang besar. Semakin besar dosis yang di
terima maka semakin parah efek yang dirasakan. Contoh : eritema, mual,
muntah, pusing.
6. Peraturan Bapeten (WAJIB)
a. Jelaskan pengertian Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi menurut Peraturan
Bapeten Nomor 4 Tahun 2013
b. Menurut Perba No.4 Tahun 2013, berapakah NBD untuk pekerja radiasi,
masyarakat umum dan siswa magang 16-18 tahun?
c. Mengapa pasien tidak mempunyai NBD?
d. Apa yang dimaksud dengan DRL (Dose Refference Level) pada aplikasi SI-Intan
Bapeten?
Jawab :
a. Peraturan Bapeten No. 4 tahun 2013
Proteksi radiasi adalah Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radisai
Keselamatan radiasi adalah Tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja,
anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
b. NBD pekerja radiasi : 20 mSv rata-rata dalam 5 TH, maks 50 mSv/Th dalam satu
tahun
NBD Masyarakat umum : dosis efektif 1 mSv pertahun, dosis ekivalen lensa mata 15
mSv pertahun, dan dosis ekivalen kulit 50 mSv pertahun.
NBD siswa magang 16-18 tahun : dosis efektif dalam 1 tahun 6 mSv, dosis ekivalen
pada lensa mata 50 mSv pertahun, dosis ekivalen kulit 150 mSv pertahun dan dosis
ekivalen tangan 150 mSv pertahun.
c. Pasien tidak memiliki NBD karena pasien telah melalui proses justifikasi yang
mangharuskan pasien untuk menerima dosis radiasi yang digunakan untuk
pemeriksaan terhadap dirinya. Akan tetapi dosis yang di terima pasien harus
optimal.
d. DRL (diagnostic reference level) adalah upaya optimasi dosis pada pemeriksaan
pasien dengan menggunakan radiasi pengion. Yang berguna untuk mencegah pasien
menerima dosis yang berlebihan. Tujuan DRL adalah sebagai alat optimisasi proteksi
dan keselamatan radiasi bagi pasien dan mencegah paparan radiasi yang tidak
diperlukan (unnecessary exposure). Disebut sebagai alat optimisasi karena
merupakan sebuah proses untuk menuju optimal, yaitu menuju dosis pasien
serendah mungkin yang dapat dicapai dengan tetap memperhatikan kualitas citra
yang memadai untuk kebutuhan diagnostik. Sebagai sebuah proses menuju optimal
maka DRL harus direview secara reguler.

7. Dosimetri (WAJIB)
a. Jelaskan definisi satuan radiasi Roentgen, Gray, dan Sievert
b. Dari Soal 11 a). manakah yang merupakan satuan untuk proteksi radiasi? Jelaskan
alasannya
c. Jelaskan prinsip Proteksi Radiasi Eksternal: jarak, waktu, shielding
d. Jelaskan prinsip Proteksi Radiasi Internal terkait: pengendalian sumber terbuka,
waktu paruh efektif, penghitungan dosis internal, batas dosis radiasi tahunan
Jawab :
a. Rontgen : jumlah radiasi yang dibutuhkan untuk menghantarkan muatan positif dan
negatif dari 1 satuan elektrostatik muatan listrik dalam 1 cm³ udara pada suhu dan
tekanan standar. Ini setara dengan upaya untuk menghasilkan sekitar 2.08×109
pasang ion. Dalam sistem SI, 1 R = 2.58×10−4 C/kg.
Gray : Dosis serap yang digunakan sebagai salah satu besaran radiasi ialah sejumlah
energi radiasi yang akan memindahkan energi sebesar 1 joule (J) pada satu kilogram
materi, dengan satuan Gy (gray; 1 Gy = J / kg = 107 erg/103 g = 100 rad). Satuan
lama digunakan rad (1 rad = 100 erg / gram = 0,01 gray).
Sievert : dosis ekivalen. Menggambarkan efek biologis dari radiasi. Bergantung pada
factor bobot jaringan dan factor bobot radiasi.
b. Satuan untuk dosis ekuivalen (Sievert (Sv)), karena satuan untuk dosis ekuivalen
lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia
atau sistem biologis lainnya. Dalam hal ini tingkat kerusakan sistem biologis yang
mungkin ditimbulkan oleh suatu radiasi tidak hanya tergantung pada dosis serapnya
saja (Rad) akan tetapi tergantung juga pada jenis radiasinya. Sebagai contoh,
kerusakan sistem biologis yang disebabkan oleh radiasi neutron cepat sebesar 0,01
Gy (1Rad) akan sama dengan yang diakibatkan oleh radiasi sinar Gamma sebesar 0,1
Gy (10 Rad).
c. Jarak : menjaga jarak sejauh mungkin dari sumber radiasi saat menggunakan radiasi
pengion. Karena jarak berbandung terbalik kuadrat(1/r2) terhadap dosis yang di
terima. Semakin jauh jarak kita dari sumber maka semakin kecil dosis yang diterima.
Waktu : dosis yang di terima berbanding lurus dengan waktu. Jadi semakin lama
bekerja bada medan radiasi pengion maka semakin besar dosis yang diterima.jadi
untuk memproteksi diri kita harus membatasi waktu kerja kita berdasarkan NBD
yang telah di tetapkan.
Shielding : menggunakan perisai atau pembatas radiasi dengan bahan yang dapat
menyerap radiasi, sehingga dosis yang diterima di balik pelindung tersebut jauh
lebih kecil dari sebelum melewati pelindung.
d. Prinsip proteksi radiasi interna :
pengendalian sumber terbuka : mencegah tersebarnya zat radioaktif yang dapat
mengontaminasi lingkungan sekitar.
waktu paruh efektif : memperhatikan atau menghitung waktu paruh efektih zat
radio aktif. Interval waktu yang diperlukan untuk radioaktivitas sejumlah zat
radioaktif yang didistribusikan dalam jaringan dan organ berkurang hingga setengah
dari nilai aslinya karena peluruhan radioaktif dan eliminasi biologis.
penghitungan dosis internal : menghitung dosis yang di terima oleh pasien dan
menggunakan dosis secara optimal.
batas dosis radiasi tahunan : selalu menggunakan dosimeter perorangan sehingga
dosis yang di terima dapat terus terpantau.
TUGAS JURNAL

Pada tugas kali ini saya ingin membahas salah satu jurnal yang terkait dengan proteksi
radiasi. Jurnal yang berjudul “PENERAPAN MANAGEMENT KESELAMATAN RADIASI DI
INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT”. Pada jurnal ini lebih berfokus bagaimana kita
memperhatikan keselamatan kita dalam hal ini user dan elektromedik , dalam
menjalankan pekerjaan kita. Kita tahu rumah sakit merupakan salah satu sumber
radiasi pengion yang berbahaya pada tubuh kita, efek dari radiasi ini dijelaskan pada
bab pendahuluan jurnal ini yaitu efek deterministik dan efek stokastik. Pengaruh sinar X
dapat menyebabkan kerusakan haemopoetik (kelainan darah) seperti: anemia,
leukimia, dan leukopeni yaitu menurunnya jumlah leukosit (dibawah normal atau
<6.000 m3).
Tujuan penelitian pada jurnal ini adalah bagaiamana Persyaratan keselamatan radiasi
meliputi (1) persyaratan manajemen; (2) persyaratan proteksi radiasi; (3) persyaratan
teknik; dan (4) verifikasi keselamatan yang bertujuan untuk mencapai keselamatan
pekerja dan anggota masyarakat terpenuhi. Kita ketahui terkadang banyak sekali SOP
yang kita langgar tanpa kita sadari dikarenakan mungkin terlalu sibuknya dengan
pekerjaan kita sehingga melupakan safety untuk diri kita sendiri, kita ambil contoh saja
seperti pemakaian apron yang benar dan kondisi apron yang layak atau tidak nya, lalu
apakah user selalu mengirimkan film badge dengan tepat waktu. Lalu apakah alat
radiologi tersebut lulus uji kesesuain apa tidak. Tentunya apakah maintenance
dilakukan dengan baik apa tidak oleh tim elektromedis. Dikarenakan ini sangat
berpengaruh. Mungkin pada awal alat ini diisntal dan uji fungsi terlihat baik baik saja,
tapi kita tidak tahu ketidak 3 tahun kedepan, bisa saja terjadi kebocoran radiasi atau
tidak lolosnya uji kesesuaian. Lalu pengendalian NBD harus selalu diperhatikan,
walaupun pada awal pengecekan nilai NBD lolos, tetapi jika tidak dikendalikan akan
terakumulasi dan menjadi boomerang untuk user itu sendiri
Lalu selanjutnya saya akan membahas bagaimana metode yang akan dipakai
pada jurnal kali ini. Metode yang dipakai adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik
pengambilan data: observasi, wawancara dengan 3 informan (petugas proteksi radiasi,
fisikawan medis, dan radiografer) dan studi dokumentasi. Data yang didapat lalu
dibandingkan dengan Perka Bapeten
Setelah dilakukan penelitian, maka didapatkan hasil pada jurnal ini, yaitu
ditemukannya beberapa ketidak sesuaian dan beberapa hal yang tidak standar. Pada
kali ini saya akan membahas hasil yang tidak sesuai saja, yang sesuai tidak akan saya
bahas. Beberapa yang tidak sesuai itu adalah ditemukannya user yang tidak ter-record
dengan baik data kesehatannya, banyak user yang tidak memakai film bagde dengan
benar dan hanya meletakannya saja, bahkan diletakan didekat dengan sumber radiasi
pengion, ini menyebabkan banyak ketidak sesuain nilai NBD, lalu banyak user yang
tidak diikutkan pelatihan dasar pengetahuan bagaimana alat tersebut, sehingga mereka
hanya memakainya saja dengan bekal dari para senior mereka dan karena pengalaman
saja, padahal hal ini sangat diperlukan dikarenakan tidak semua alat sama
perlakuannya dan juga dengan diberikannya pelatihan, user akan lebih care terhadap
alat yang dia pakai. Lalu selanjutnya ditemukan banyak apron yang mulai rusak dan
robek sehingga dikhawatirkan tidak memproteksikan user dengan maximal
Lalu pada tahap kesimpulan saya melihat beberapa hal yang harus diperhatikan.
Yaitu Penerapan Manajemen Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar X
di Instalasi Radiologi RSUD Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2016” ini disimpulkan
bahwa dari 5 variabel yaitu perizinan, persyaratan manajemen, persyaratan proteksi,
persyaratan teknik, dan verifikasi keselamatan dari 16 komponen (48 poin). Saran yang
direkomendasikan menyelenggarakan pelatihan proteksi radiasi, pengadaan
surveymeter, penambahan alat proteksi radiasi, mengirimkan film badge tepat waktu,
merenovasi ruangan kamar pemeriksaan 1, membuat rencana penanggulangan
paparan darurat, memelihara rekaman terkait penggunaan pesawat sinar X, petugas
proteksi radiasi mengikuti pelatihan dan menggunakan alat proteksi dengan konsisten.

Anda mungkin juga menyukai