Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PEMINATAN BEDAH

Electrosurgery Unit

NAMA : AISHA HUMAIRA


NPM : P23138116003

JURUSAN D-IV TEKNIK ELEKTROMEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
2020
1. Pengertian Electrosurgery Unit

Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit), yang
digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan
cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan
pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi
pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka
disekitar luka dapat langsung menutup. 

Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu  dengan memanaskan
jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada
jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan
frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode
bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah
elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan,
kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi
kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua elektroda
terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas
yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada
elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan
tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah
mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak
digunakan untuk melakukan pembedahan minor.
Pada umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai bentuk
gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan efek yang
berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk gelombang yang kontinyu menyebabkan
terjadinya penguapan atau pemotongan jaringan. Bentuk gelombang kontinyu menyebabkan
terjadinya pemanasan yang sangat cepat. Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang
intermitten (terpotong-potong) maka akan dihasilkan panas lebih.
Karena hal tersebut maka pada jaringan akan terjadi pengentalan atau koagulasi. Bentuk
gelombang campuran (blend 1,2 dan 3) bukanlah pencampuran dari gelombang kontinyu dan
intermitten, melainkan modifikasi pada siklus tugas dari gelombang utama. Dari blend 1
sampai blend 3 siklus tugasnya semakin dikurangi. Semakin rendah siklus tugasnya maka
panas yang dihasilkan juga semakin berkurang. Pada blend 1 memiliki efek pemanasan yang
tinggi dengan efek hemostasis yang rendah. Sedangkan pada Blend 3 memiliki efek
pemanasan yang rendah dengan efek hemostasis tinggi.
Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemen-elemen di dalam
tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama dengan kadar air yang dikandung dari
masing-masing elemen: otot berkadar air 72%, hingga 75%, otak berkadar air sekitar 68%,
lemak 14%, semakin banyak kadar air yang dimiliki jaringan maka semakin baik daya hantar
listriknya. Apabila tahanan ini dialirkan arus listrik, maka akan ada energi listrik yang hilang
dan berubah menjadi panas. Semakin besar arus listrik yang dihasilkan maka semakin besar
pula panas yang dihasilkan, serta makin besar juga efek perusakan pada jaringan tubuh
Electro Surgery Unit (ESU) mempunyai prinsip kerja memusatkan arus listrik bolak balik
(alternating current) berfrekuensi tinggi ke salah satu jaringan pada tubuh pasien. Pengaliran
arus listrik frekuensi tinggi melalui jaringan biologi ini bertujuan untuk mencapai efek bedah
seperti pemotongan (cutting), penggumpalan (coagulating), atau pengawetan melalui proses
pengeringan (dessication). Meskipun secara lengkap tidak dimengerti bagaimana bedah
listrik bekerja, namun alat ini sudah digunakan sejak tahun 1920-an untuk memotong
jaringan secara efektif dimana pada saat yang sama dapat mengontrol jumlah pendarahan.
Pemotongan dicapai dengan gelombang sinusoidal yang terus menerus, sementara koagulasi
dicapai dengan sekumpulan paket gelombang sinusoidal. Arus listrik frekuensi tinggi yang
dihasilkan oleh electrosurgery unit yang melewati tubuh pasien memiliki tahanan yang
berbeda-beda tergantung jenis jaringan yang dilewati oleh arus tersebut. Berikut nilai tahanan
pada masing-masing jaringan ketika dilakukan pembedahan.
Tabel 3.1 Nilai Tahanan Jaringan
Aplikasi Mode Pemotongan Skala Tahanan (Ω )
Jaringan Prostat 400 – 1700
Kavitas Oral 1000 – 2000
Kantong Empedu 1500 – 2400
Jaringan Kulit 1700 – 2500
Jaringan Usus Besar 2500 – 3000
Mesentery 3000 – 4200
Jaringan Lemak 3500 – 4500

Pada penggunaan pesawat Electrosurgery Unit, dipakai arus listrik dengan frekuensi
tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (thermal) dan meredam terjadinya
efek faradik dan efek elektrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekuensi diatas 300 kHz.
Arus frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian ossilator akan terjadi apabila saat
tombol elektoda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekuensi tinggi akan
mengalir dari elektroda aktif ke jaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda netral. Maksud
dari penggunaan arus listrik didalam pembedahan adalah untuk mengurangi perdarahan
karena darah pada jaringan yang terpotong dapat dengan segera membeku serta mengurangi
kontaminasi bakteri.
Kerugian penggunaan arus listrik frekuensi tinggi dalam pembedahan yaitu
mengakibatkan sel-sel yang ada disekitarnya menjadi mati, terjadinya luka bakar, sehingga
penyembuhan luka relatif lama dan dapat menimbulkan bekas luka yang menganga dan
kemungkinan terjadi ledakan dalam ruangan jika terdapat gas aesthesi yang bersifat mudah
terbakar.
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi
jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak
yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain:

a.    Efek Thermal


Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan   oleh aliran
frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
b.    Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus dengan
frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan yang
diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang digunakan
sekurang-kurangnya 300KHz,
c.     Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di dalam
jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh. 

2. Prinsip Kerja Electrosurgery Unit


Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu  dengan memanaskan
jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada
jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan
frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode bipolar
biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan).

a. Mode Monopolar

Gambar 3.1.2
Prinsip Kerja Mode Monopolar

Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda
pasif/netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang
akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain
untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode
monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan pemotongan(cutting).

Dalam mode monopolar, arus listrik dikirim ke pasien melalui kabel aktif dan elektroda.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar, arus kembali ke unit melalui bantalan atau pelat
elektroda untuk membubarkan arus balik, sehingga mencegah panas terfokus yang dapat
menyebabkan luka bakar.

b. Mode Bipolar
Gambar 3.1.3
Prinsip Kerja Mode Bipolar

Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan).
Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan,
kemudian arus dari frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi,
kemudian menjujung elektroda lain.

Dalam mode bipolar, dua elektroda, biasanya ujung dari forsep atau gunting, berfungsi
sebagai setara dengan lead aktif dan dispersif dalam mode monopolar.

Pada electrosurgery Unit terdapat dua jenis mode potong: blended cut dan pure cut.
Potongan murni biasanya digunakan untuk pembedahan saja. Dalam mode potong murni,
dokter bedah mendapatkan sayatan yang sangat mirip dengan sayatan yang dihasilkan oleh
pisau bedah medis. Luka sempit, dalam, dan ahli bedah hanya memiliki sedikit atau tidak ada
kontrol atas perdarahan. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar grafik, efek ini diperoleh
dengan frekuensi tinggi dan tegangan rendah.

Dalam mode blended cut, ahli bedah mencapai sayatan yang jauh lebih luas dengan
memanaskan jaringan dan membiarkannya dingin. Ini dicapai dengan frekuensi yang lebih
rendah dan tegangan yang lebih tinggi daripada potongan murni. Koagulasi dilakukan dengan
menggunakan tegangan tinggi dan frekuensi rendah. Dalam mode COAG, panas tidak
mampu melakukan penguapan eksplosif, oleh karena itu, menghasilkan koagulum termal,
juga dikenal sebagai gumpalan. Dalam mode COAG, dokter bedah memiliki kontrol lebih
besar atas perdarahan karena jaringan diizinkan lebih banyak waktu untuk membakar di
antara kontak.

Gambar 3.1.4
Grafik Voltage

3. Elektroda Electrosurgery Unit

Elektroda dihubungkan dengan RF Power Generator, terdapat dua jenis elektroda yang
digunakan yaitu aktif dan pasif.

a. Elektroda Aktif yaitu elektroda dengan ukuran kecil (tebal sampai 1 mm dan lebar
sampai dengan 10 mm). Elektroda aktif terbuat dari bahan yang bersifat konduktor
dengan bentuk fisik mempunyai permukaan yang sempit. Hal ini bertujuan agar arus
listrik frekuensi tinggi akan lebih terpusat hingga panas yang dicapai pada tubuh
merupakan panas yang maksimum. Jenis elektroda aktif yang digunakan pada proses
pembedahan dibedakan menurut fungsinya antara lain:
a)    Elektroda jarum ( Needle Electrode )
Elektroda ini sesuai dengan namanya berbentuk jaring dengan luas permukaan yang
sangat sempit, dan digunakan pada pembedahan jaringan tubuh yang kecil.
b)   Elektroda pisau ( Knife Electrode )
Elektroda aktif ini berbentuk pipih seperti pisau dan digunakan pada proses
pemotongan/cutting.
c)    Elektroda lingkar pita ( Band Loop Electrode )
Elektroda aktif yang berbentuk lingkaran yang digunakan untuk mengambil bagian
yang menonjol pada bagian kulit.
d)   Elektroda bola ( Ball Electrode )
Elektroda aktif yang bentuknya menyerupai bola. Pada penggunaannya, elektroda bola
digunakan untuk penggumpalan darah atau coagulasi, dapat juga untuk pembakaran
jaringan kulit yang tidak dikehendaki atau fulgurasi dengan cara memberikan cara
memberikan jarak antara elektroda terhadap permukaan kulit yang akan diterapi.

b. Elektroda Pasif (Neutral, Return) yaitu memeiliki fungsi sebagai elektroda


pengembalian dari pasien untuk memindahkan arus dari pasien secara aman.
Elektroda pasif biasanya juga disebut dengan :
·         Netral Electrode
·         Dispersive Electrode
·         Indifferent Electrode
·         Ground Electrode     

                    

Anda mungkin juga menyukai