Anda di halaman 1dari 21

A.

ELECTROSURGERY UNIT

Gambar 3.1.1
Electrosurgery Unit

1. Spesifikasi Alat

Nama Alat : Electrosurgical Unit (ESU)


Merk : Covidien Valley Lab
No. Seri : F9164173A
Ruang : OK Anak
Type : Force FX 8-C
Lebar : 35,6 cm
Panjang : 45,7 cm
Tinggi : 11,1 cm
Berat : 8,2 Kg
Kelembaban : 30 % - 75 %
Volt : 220 – 240V
Frekuensi : 50/60Hz

2. Pengertian Electrosurgery Unit

Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit), yang
digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan
cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan
pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi
pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka
disekitar luka dapat langsung menutup.

Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan
jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada
jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan
frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode
bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah
elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan,
kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi
kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua elektroda
terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas
yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada
elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan
tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah
mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak
digunakan untuk melakukan pembedahan minor.
Pada umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai bentuk
gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan efek yang
berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk gelombang yang kontinyu menyebabkan
terjadinya penguapan atau pemotongan jaringan. Bentuk gelombang kontinyu menyebabkan
terjadinya pemanasan yang sangat cepat. Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang
intermitten (terpotong-potong) maka akan dihasilkan panas lebih.
Karena hal tersebut maka pada jaringan akan terjadi pengentalan atau koagulasi. Bentuk
gelombang campuran (blend 1,2 dan 3) bukanlah pencampuran dari gelombang kontinyu dan
intermitten, melainkan modifikasi pada siklus tugas dari gelombang utama. Dari blend 1
sampai blend 3 siklus tugasnya semakin dikurangi. Semakin rendah siklus tugasnya maka
panas yang dihasilkan juga semakin berkurang. Pada blend 1 memiliki efek pemanasan yang
tinggi dengan efek hemostasis yang rendah. Sedangkan pada Blend 3 memiliki efek
pemanasan yang rendah dengan efek hemostasis tinggi.
Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemen-elemen di dalam
tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama dengan kadar air yang dikandung dari
masing-masing elemen: otot berkadar air 72%, hingga 75%, otak berkadar air sekitar 68%,
lemak 14%, semakin banyak kadar air yang dimiliki jaringan maka semakin baik daya hantar
listriknya. Apabila tahanan ini dialirkan arus listrik, maka akan ada energi listrik yang hilang
dan berubah menjadi panas. Semakin besar arus listrik yang dihasilkan maka semakin besar
pula panas yang dihasilkan, serta makin besar juga efek perusakan pada jaringan tubuh
Electro Surgery Unit (ESU) mempunyai prinsip kerja memusatkan arus listrik bolak balik
(alternating current) berfrekuensi tinggi ke salah satu jaringan pada tubuh pasien. Pengaliran
arus listrik frekuensi tinggi melalui jaringan biologi ini bertujuan untuk mencapai efek bedah
seperti pemotongan (cutting), penggumpalan (coagulating), atau pengawetan melalui proses
pengeringan (dessication). Meskipun secara lengkap tidak dimengerti bagaimana bedah
listrik bekerja, namun alat ini sudah digunakan sejak tahun 1920-an untuk memotong
jaringan secara efektif dimana pada saat yang sama dapat mengontrol jumlah pendarahan.
Pemotongan dicapai dengan gelombang sinusoidal yang terus menerus, sementara koagulasi
dicapai dengan sekumpulan paket gelombang sinusoidal. Arus listrik frekuensi tinggi yang
dihasilkan oleh electrosurgery unit yang melewati tubuh pasien memiliki tahanan yang
berbeda-beda tergantung jenis jaringan yang dilewati oleh arus tersebut. Berikut nilai tahanan
pada masing-masing jaringan ketika dilakukan pembedahan.
Tabel 3.1 Nilai Tahanan Jaringan
Aplikasi Mode Pemotongan Skala Tahanan (Ω )
Jaringan Prostat 400 – 1700
Kavitas Oral 1000 – 2000
Kantong Empedu 1500 – 2400
Jaringan Kulit 1700 – 2500
Jaringan Usus Besar 2500 – 3000
Mesentery 3000 – 4200
Jaringan Lemak 3500 – 4500

Pada penggunaan pesawat Electrosurgery Unit, dipakai arus listrik dengan frekuensi
tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (thermal) dan meredam terjadinya
efek faradik dan efek elektrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekuensi diatas 300 kHz.
Arus frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian ossilator akan terjadi apabila saat
tombol elektoda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekuensi tinggi akan
mengalir dari elektroda aktif ke jaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda netral. Maksud
dari penggunaan arus listrik didalam pembedahan adalah untuk mengurangi perdarahan
karena darah pada jaringan yang terpotong dapat dengan segera membeku serta mengurangi
kontaminasi bakteri.
Kerugian penggunaan arus listrik frekuensi tinggi dalam pembedahan yaitu
mengakibatkan sel-sel yang ada disekitarnya menjadi mati, terjadinya luka bakar, sehingga
penyembuhan luka relatif lama dan dapat menimbulkan bekas luka yang menganga dan
kemungkinan terjadi ledakan dalam ruangan jika terdapat gas aesthesi yang bersifat mudah
terbakar.
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi
jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak
yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain:

a. Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh aliran
frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
b. Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus dengan
frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan yang
diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang digunakan
sekurang-kurangnya 300KHz,
c. Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di dalam
jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh.

3. Prinsip Kerja Electrosurgery Unit

Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan
jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada
jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan
frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode bipolar
biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan).
a. Mode Monopolar

Gambar 3.1.2
Prinsip Kerja Mode Monopolar

Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda
pasif/netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang
akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain
untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode
monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan pemotongan(cutting).

Dalam mode monopolar, arus listrik dikirim ke pasien melalui kabel aktif dan elektroda.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar, arus kembali ke unit melalui bantalan atau pelat
elektroda untuk membubarkan arus balik, sehingga mencegah panas terfokus yang dapat
menyebabkan luka bakar.
b. Mode Bipolar

Gambar 3.1.3
Prinsip Kerja Mode Bipolar

Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan).
Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan,
kemudian arus dari frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi,
kemudian menjujung elektroda lain.

Dalam mode bipolar, dua elektroda, biasanya ujung dari forsep atau gunting, berfungsi
sebagai setara dengan lead aktif dan dispersif dalam mode monopolar.

Pada electrosurgery Unit terdapat dua jenis mode potong: blended cut dan pure cut.
Potongan murni biasanya digunakan untuk pembedahan saja. Dalam mode potong murni,
dokter bedah mendapatkan sayatan yang sangat mirip dengan sayatan yang dihasilkan oleh
pisau bedah medis. Luka sempit, dalam, dan ahli bedah hanya memiliki sedikit atau tidak ada
kontrol atas perdarahan. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar grafik, efek ini diperoleh
dengan frekuensi tinggi dan tegangan rendah.

Dalam mode blended cut, ahli bedah mencapai sayatan yang jauh lebih luas dengan
memanaskan jaringan dan membiarkannya dingin. Ini dicapai dengan frekuensi yang lebih
rendah dan tegangan yang lebih tinggi daripada potongan murni. Koagulasi dilakukan dengan
menggunakan tegangan tinggi dan frekuensi rendah. Dalam mode COAG, panas tidak
mampu melakukan penguapan eksplosif, oleh karena itu, menghasilkan koagulum termal,
juga dikenal sebagai gumpalan. Dalam mode COAG, dokter bedah memiliki kontrol lebih
besar atas perdarahan karena jaringan diizinkan lebih banyak waktu untuk membakar di
antara kontak.

Gambar 3.1.4
Grafik Voltage

4. Elektroda Electrosurgery Unit

Elektroda dihubungkan dengan RF Power Generator, terdapat dua jenis elektroda yang
digunakan yaitu aktif dan pasif.

a. Elektroda Aktif yaitu elektroda dengan ukuran kecil (tebal sampai 1 mm dan lebar
sampai dengan 10 mm). Elektroda aktif terbuat dari bahan yang bersifat konduktor
dengan bentuk fisik mempunyai permukaan yang sempit. Hal ini bertujuan agar arus
listrik frekuensi tinggi akan lebih terpusat hingga panas yang dicapai pada tubuh
merupakan panas yang maksimum. Jenis elektroda aktif yang digunakan pada proses
pembedahan dibedakan menurut fungsinya antara lain:
a) Elektroda jarum ( Needle Electrode )
Elektroda ini sesuai dengan namanya berbentuk jaring dengan luas permukaan yang
sangat sempit, dan digunakan pada pembedahan jaringan tubuh yang kecil.
b) Elektroda pisau ( Knife Electrode )
Elektroda aktif ini berbentuk pipih seperti pisau dan digunakan pada proses
pemotongan/cutting.
c) Elektroda lingkar pita ( Band Loop Electrode )
Elektroda aktif yang berbentuk lingkaran yang digunakan untuk mengambil bagian
yang menonjol pada bagian kulit.
d) Elektroda bola ( Ball Electrode )
Elektroda aktif yang bentuknya menyerupai bola. Pada penggunaannya, elektroda bola
digunakan untuk penggumpalan darah atau coagulasi, dapat juga untuk pembakaran
jaringan kulit yang tidak dikehendaki atau fulgurasi dengan cara memberikan cara
memberikan jarak antara elektroda terhadap permukaan kulit yang akan diterapi.

b. Elektroda Pasif (Neutral, Return) yaitu memeiliki fungsi sebagai elektroda


pengembalian dari pasien untuk memindahkan arus dari pasien secara aman.
Elektroda pasif biasanya juga disebut dengan :
· Netral Electrode
· Dispersive Electrode
· Indifferent Electrode
· Ground Electrode

5. Bagian-bagian Electrosurgery Unit


a. Tampak Depan
Gambar 3.1.5
Bagian Tampak Depan

Gambar 3.1.6
Tampak Depan Alat

b. Tampak Bipolar Control


Gambar 3.1.7
Bagian Bipolar Control

Gambar 3.1.8
Tampak Bipolar Control

c. Tampak Monopolar Control


Gambar 3.1.9
Bagian Monopolar Control Cut

Gambar 3.1.10
Tampak Monopolar Control Cut
Gambar 3.1.11
Tampak Monopolar Control Coag

Gambar 3.1.12
Tampak Monopolar Control Coag
d. Tampak Belakang

Gambar 3.1.13
Tampak Belakang

Gambar 3.1.14
Tampak Belakang Alat
6. Blok Diagram Electrosurgery Unit ValleyLab Force FX-8C

Gambar 3.1.15
Blok Diagram Electrosurgery Unit ValleyLab Force FX-8C

Keterangan diagram :

a. Footswitch Command: Merupakan perintah yang dikirim dari decode ke main


microcontroller, dimana footswitch decode mendapat pensinyalan berupa user yang
menginjak footswitch sehingga micro switch aktif, tujuannya agar output aliran
berfrekuensi tinggi/RF dengan tingkat energi/power yang telah diatur segera dialirkan
ke ujung electrode aktif/bipolar dengan menggunakan pensaklaran footswitch.
b. Serial Data: Merupakan akses informasi kondisi dan kinerja dari main microcontroller
melalui serial port dengan menghubungkan komputer atau laptop.
c. Display Data: Merupakan data yang dikirim dari main microcontroller untuk
ditampilkan pada display, berupa nilai intensitas dan mode yang digunakan user atau
pesan error dan indicator.
d. Control Input: Merupakan input setting yang diinginkan user sebelum electrosurgery
unit digunakan. User melakukan input dengan menggunakan keyboard untuk memilih
mode dan nilai intensitas ouput yang diinginkan.
e. Audio Control: Merupakan pensinyalan dari main microcontroller ke output audio
sebagai tanda alat sedang berfungsi saat dilakukan ouput atau ketika terjadi pesan
error dan alarm.
f. Calibration Values: Merupakan nilai kalibrasi yang tersimpan dari battery backed
RAM untuk digunakan dan diproses pada main microcontroller. selain itu main
microcontroller juga menyimpan setting terakhir alat ketika digunakan pada battery
backed RAM untuk digunakan kembali ketika user menekan tombol recall pada front
panel.
g. LVDC monitor (Low Voltage Direct Current) monitor merupakan sistem pemantauan
fungsi dan proteksi alat dari block watchdog (pengawas) ke main microcontroller
yang memberi nilai nilai batas sebagai pembanding nilai-nilai input yang terdeteksi
dan dikirim ke main microcontroller dari sensor-sensor tegangan dan arus.
h. Pencil Button Switch Wires: Merupakan pensinyalan dari penekanan handswitch ke
isolation circuit.
i. Digital Pencil Button Command: Merupakan kelanjutan pensinyalan dari isolation
circuit sebagai perintah agar output aliran listrik berfrekuensi tinggi/RF dengan
tingkat energi/power yang telah diatur segera dialirkan keujung electrode aktif/
bipolar dengan menggunakan pensaklaran handswitch.
j. Dosage Error: Merupakan pensinyalan dari main microcontroller untuk pengaturan
intensitas output dimana main microcontroller memberi pensinyalan batas maksimal
intensitas output yang diperbolehkan.
k. I2_sen : merupakan pensinyalan hasil konversi dari pendeteksian arus AC yang
diubah dengan RMS toDC converter menjadi pensinyalan DC sehingga dapat dikirim
ke main microcontroller sebagai input informasi arus output sebelum ke electrode
untuk diolah lebih lanjut.
l. v2_Sen: Merupakan pensinyalan hasil konversi dari pendeteksian tegangan AC yang
diubah dengan RMS to DC converter menjadi pensinyalan DC sehingga dapat dikirim
ke main microcontroller sebagai input informasi tegangan output sebelum ke
electrode untuk kemudian diolah lebih lanjut.
m. R_SEN: Merupakan pensinyalan dari REM Circuit berupa nilai impedansi yang
terdeteksi pada return electrode/ electrode netral,untuk dikirim ke main
microcontroller dan feedback microcontroller sehingga dapat disesuaikan apakah
diperbolehkan menghasilkan output yang akan dikirim ke electrode aktif sebagai
sistem pengaman terhadap pasien.
n. VPK+: Merupakan pensinyalan nilai rata-rata yang harus diubah sebagai penyesuaian
untuk menghasilkan output amplifier yang sesuai, hal ini terjadi karena kondisi
perubahan impedansi beban pada lokasi pasien dilakukan operasi. Pensinyalan dikirim
ke main microcontroller dan feedback microcontroller untuk dilakukan pengolahan
perintah penyesuaian.
o. HV_SEN: Merupakan pensinyalan dari voltage scaling ke main microcontroller dan
feedback microcontroller. Sebagai nilai tegangan terdeteksi dari keluaran high voltage
DC power supply yang akan dikirim ke output amplifier, tegangan tinggi DC
terdeteksi tersebut diubah menjadi bentuk penskalaan tegangan sehingga dapat
dikirim sebagai sinyal input ke main microcontroller dan feedback microcontroller
untuk dilakukan pembandingan penyesuaian kebutuhan tegangan agar mencapai nilai
yang diinginkan.
p. T_ON AVG (AVERAGE): Merupakan pensinyalan nilai analog yang dari output
waveform microcontroller ke main microcontroller dan feedback microcontroller.
Main microcontroller terus-menerus melakukan pengecekan nilai pensinyalan T_ ON
AVG (AVERAGE) yang menentukan pembangkitan frekuensi tinggi /RF untuk
disesuaikan agar memenuhi nilai kalibrasi sebagai bukti pembangkitan gelombang
telah sesuai.
q. L SEN: Merupakan pensinyalan dari leakage sense (pendeteksi kebocoran) pada
output sebelum ke electrode aktif yang telah diubah menjadi sinyal yang dapat
diterima microcontroller dengan menggunakan RMS to DC converter dan kirim ke
main microcontroller serta feedback microcontroller untuk menjadi pembanding real
time terhadap batas leakage yang diperbolehkan. Hal ini merupakan salah satu dari
system pengamanan alat.
r. HVDC Control: (High Voltage Direct Current) Control merupakan pensinyalan nilai
tegangan tinggi DC yang dibutuhkan dari feedback microcontroller ke variable output
high voltage power DC supply yang sebelumnya diubah dari bentuk pensinyalan DC
menjadi pensinyalan khusus (SYS_ECON) dengan DC to AC converter.
s. SYS_ECON: Merupakan pensinyalan inisialisasi ECON fitur dari feedback
microcontroller. ECON mewakili 125% power setting pada front panel hasil kalkulasi
main microcontroller dan memverifikasi SYS_ECON. Pensinyalan SYS_ECON
selain terkirim ke variable output high voltage power DC supply menjadi perintah
pembangkitan tegangan, kembali juga ke feedback microcontroller sebagai umpan
balik dan terkirim ke main microcontroller untuk dilakukan perhitungan penyesuaian
terhadap power setting dari user dan dari main microcontroller dikirim sinyal dosage
error ke variable output high voltage power DC supply untuk menyesuaikan perintah
pembangkitan tegangan tinggi yang diperlukan.
t. Waveform Control: Merupakan pensinyalan untuk membangkitkarn gelombang yang
dikirim dari feedback microcontroller ke output waveform microcontroller. Feedback
microcontroller dengan T_ON Application-Spesific Integrated Circuit (ASIC)
menunggu perintah untuk pembangkitan gelombang,sampai setelah terdapat perintah
untuk membangkitkan gelombang,feedback microcontroller menyesuaikan bentuk
pembangkitan gelombang menjadi kode yang mewakili bentuk gelombang sesuai
permintaan ke output waveform microcontroller yang menterjemahkan kode dari
feedback microcontroller dan membangkitkan gelombang sesuai permintaan.
u. Relay Control: Merupakan perintah pengaktifan kombinasi relay pada output dan
scaling relay yang mengatur sistem relay output aliran energi/ power berfrekuensi
tinggi/RF yang sesuai dengan setting user ke electrode aktif baik itu melalui
pensaklaran handswitch ataupun footswitch. Selain itu juga melakukan buka tutup
relay untuk mengalirkan tegangan dan arus yang sesuai selama kegiatan
pembangkitan pada alat sebelum menjadi output yang sesuai.
v. RF Drive: Merupakan bentuk frekuensi tinggi/RF yang dibangkitkan dari output
waveform microcontroller yang dikirim ke output amplifier untuk dikombinasikan
pada tegangan tinggi DC menjadi tegangan tinggi DC dengan frekuensi tinggi/RF
untuk kemudian dikuatkan dan diproses selanjutnya.
w. Output Transformer: Merupakan trafo step up yang meningkatkan dan mengubah
tegangan DC output dari amplifier menjadi tegangan tinggi AC.
x. Output Resonator: Merupakan rangkaian yang meloloskan frekuensi tertentu dimana
berfungsi menyeleksi apakah frekuensi tinggi/RF yang dibangkitkan telah sesuai
dengan yang dibutuhkan menurut input setting user. Jika sudah maka arus AC
frekuensi tinggi/RF dengan tingkat energi/power output dari alat dapat dialirkan ke
electrode aktif
y. Leakage Sense: Merupakan sensor kebocoran yang mendeteksi kebocoran output
secara real-time sebelum dialirkan ke electrode aktif yang kemudian mengirimkan
pensinyalan ke RMS to DC converter untuk dilakukan pelaporan ke main
microcontroller dan feedback microcontroller.
z. Current Sense: Merupakan sensor arus yang mendeteksi arus dari output sebelum ke
electrode aktif secara real time. Terdapat dua current sense salah satu mendeteksi arus
untuk dikirim ke feedback microcontroller dan satu yang lainnya mendeteksi arus
untuk dikirim ke main microcontroller
aa. Voltage Sense: Merupakan sensor tegangan yang mendeteksi tegangan dari output
sebelum ke electrode aktif secara real time untuk dikirim ke RMS to DC converter
dan selanjutnya menjadi input ke main microcontroller
bb. RMS Converter Root mean square: (akar kuadrat rata-rata): Merupakan nilai dari
besaran yang nilainya selalu berubah-ubah untuk mendapat nilai yang cuku mendekati
kebenaran.

7. Standar Operasional Prosedur Alat (SOP)

a. Lepaskan penutup debu.


b. Periksa kondisi eksternal alat.
c. Hubungkan alat dengan terminal pembumian.
d. Hubungkan alat dengan catu daya.
e. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
f. Lakukan pemanasan secukupnya minimal: 5 – 15 menit.
g. Cek fungsi-fungsi selector pemilihan cutting, coagulating, dan bipolar
h. Periksa sistem alarm.
i. Pasang elektrode (loop elektrode, ball electrode, atau bipolar electrode) sesuai
keperluan pelayanan.
j. Atur selektor pemilihan (cutting, coagilating atau bipolar) sesuai keperluan.
k. Atur intensitas output sesuai keperluan.
l. Lakukan tindakan pembedahan.
m. Setelah selesai digunakan, matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi
OFF dan pastikan output selector keposisi minimum / nol.
n. Lepaskan kabel elektroda (active dan neutral) serta foot switch dari alat.
o. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
p. Bersihkan alat. Pastikan alat dalam kondisi baik dan siap difungsikan pada pemakaian
berikutnya.
q. Pasang penutup debu.

8. Pemeliharaan Electrosurgery Unit

a. Jadwal pemeliharaan ESU : 6 bulan sekali


a. Alat dan bahan yang digunakan :
1) Multimeter
2) Tool set
3) Satu set cairan semprot (contact cleaner / CRC, pelumas semprot, dan cairan
pembersih semprot khusus alat elektronik)
4) Alat pengaman ( hand scone, masker )
5) Kain untuk membersihkan
6) Sticker Maintenance
b. Prosedur Pemeliharaan
1) Berkomunikasi dengan user atau penanggung jawab ruangan sebelum melakukan
tindakan pemeliharaan.
2) Tindakan pemeliharaan ESU dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Cekdan bersihkan bagian – bagianalat menggunakan kain dan cairan pembersih
semprot khusus alat elektrik.
b) Cek kabel power dan kontak supply dengan multimeter, kemudian bersihkan
jack kabel power dengan contact cleaner ( CRC )
c) Cek tombol On – Off dan fuse power.
d) Cek semua accessoris.
e) Cek kondisi fisik tombol.
f) Test fungsi elektroda neutral
g) Test fungsi elektroda aktif
h) Test fungsi mode operasi CUT
i) Test fungsi mode operasi COAG
j) Tes fungsi mode operasi bipolar
3) Tempel sticker maintenance
4) Apabila ditemukan kerusakan yang dapat ditangani di lapangan dalam proses
maintenance, selesaikan dilapangan. Apabila ditemukan kerusakan yang tidak dapat
ditangani dilapangan maka dapat dibawa keruang IPS-workshop untuk di tindak lanjuti
hingga selesai.
5) Isi lembar checklist maintenance lalu mintalah tanda tangan user sebagai bukti
bahwa alat selesai di maintenance.

9. Trouble Shooting

Tabel 3.2Troubleshooting ESU


Kerusakan Analisa Tindakan
Unit tidak bekerja ketika tombol Pastikan jika kabel power Periksa keluaran
power sudah pada posisi ON terhubung dari stop kontak kabel power
dan adaptor. Pastikan
kabel terhubung ke unit
Ada tegangan HF pada sensor Kesalahan Periksa
tegangan HF dalam generator HF Generator HF
Tegangan keluaran HF terlalu Kesalahan Periksa
tinggi dalam generator HF Generator HF
Modus unit power supply Kesalahan dalam beralih Periksa kembali
pasokan tegangan tidak beralih modus power supply sambungan
selama aktivasi power supply
Kebocoran arus LF adalah >50 Periksa posisi pasien Periksa
mA dan mengalir ke unit melalui ,apakah ada kontak dengan peralatan yang
elektroda netral infus berdiri , atau terhubung ke
sejenisnya pasien, apakah
ada yang rusak
Batas waktu kontinu maksimum Batas waktu monitor fitur Hanya aktifkan
terlampaui keamanan umumnya unit yang
hanya akan meningkat diperlukan
dengan indikasi yang
ketat dengan
menggunakan program
pengujian di set up

Anda mungkin juga menyukai