Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PERALATAN LIFE SUPPORT DASAR

PERCOBAAN VII
DEFIBRILATOR

OLEH :

NAMA : ZUL HIKAM GAMAL


NIM : T201701043
KELAS : X2
KELOMPOK : III (TIGA)
PEMBIMBING : SULAEMAN BAHARUDDIN, S.ST

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI ELEKTROMEDIK

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2019
A. Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain :
1. Untuk mengetahui bagian – bagian alat Defibrilator.
2. Untuk mengetahui cara kerja alat Defibrilator.

B. Dasar Teori
Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk memberikan terapi energi
listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang
ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Sedangkan tindakan pengobatan
definitif untuk mengancam jantung aritmia-hidup, fibrilasi ventrikel dan takikardi
ventrikel pulseless disebut defibrillasi. Ini merupakan depolarizes massa kritis
dari otot jantung, mengakhiri aritmia, dan memungkinkan irama sinus normal
untuk dibangun kembali dengan alat pacu jantung alami tubuh, di node sinoatrial
jantung. Defibrillator ada yang dilengkapi dengan ECG dan ada pula yang tidak
tetapi selain itu dapat juga di sambungkan ke ECG monitor. Electrocardiogram
( ECG ) biasanya di tempatkan dalam 1 unit dengan defibrillator untuk
mengetahui keadaan detak jantung (fibrillasi) saat pasien mengalami gagal
jantung atau pada saat treatment defibrillator.
Defibrillator di tempatkan di ruangan Emergency, OK, dan ruang ICU,
ICCU,PICU. Dapat juga di gunakan oleh ambulance karena kebanyakan dari alat
ini dilengkapi dengan rechargeable battery.
Type-type gelombang defibrillator :
a. Monophasic Merupakan jenis gelombang sentakan pada defibrillator yang
hanya memiliki satu arah / phase sentakan.
b. Biphasic Merupakan mode gelombang sentak terbaru, memiliki dua phase
sentakan. Dapat dianalogikan dengan satu siklus arus bolak-balik, maka
energy yang diberikan ke pasien lebih kecil sehingga dapat mengurangi
kerusakan sel myocardial pada saat pasien diberikan shock (sentakan )
Fungsi Defibrillator yaitu Digunakan resusitasi  jantung pada saat jantung pasien
mengalami fibrilasi, dengan memberikan energi  kejut listrik untuk mengaktifkan
kembali aktivitas jantung.
Berbagai jenis defibrilator adalah:
a. DC Defibrilator
DC defibrilator selalu dikalibrasi dalam satuan watt-detik atau joule sebagai
ukuran dari energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor. Energi dalam detik-
watt sama dengan satu setengah kapasitansi dalam farad dikalikan dengan
tegangan di yaitu volt kuadrat
Defibrilasi eksternal: piringan logam berdiameter 3-5 cm yang melekat pada
pegangan yang sangat terisolasi. Menghasilkan arus besar untuk menstimulasi
kontraksi yang seragam & simultan dari serat otot jantung. Kapasitor hanya
akan menyalurkan energi listrik yang tersimpan apabila kontak defibrilator
dengan tubuh yang baik sudah tercapai
b. Advisory Defibrilasi
Mampu dengan akurat menganalisis ECG dan membuat keputusan
menyalurkan kejutan dengan handal. Dirancang untuk mendeteksi fibrilasi
ventrikel atau ventricular fibrillation dengan sensitivitas dan spesifisitas
sebanding dengan paramedis terlatih, kemudian memberikan atau
merekomendasikan seberapa banyak energi sesuai dengan kejutan defibrilasi
tersebut.
c. Implan Defibrillator
Biasa digunakan oleh pasien yang berisiko tinggi mengalami ventricular
fibrillation. Implan defibrilator menyimpan rekaman sinyal jantung pasien,
sejarah terapi pasien dan data diagnostik pasien. Implan defibrilator
mempunyai volume kurang dari 70 cc, ia juga mempunyai lebih dari 30 juta
transistor dan menyalurkan kurang dari 20 micro ampere selama beroperasi
sebagai pemantauan konstan. Implan defibrilator sangat tertutup rapat dari
lingkungan sekeliling di dalam tubuh maka ianya sangat bio-kompatible dan
mampu bertahan pada rentang suhu 30 C hingga 60 C. Sumber energi untuk
menjalankan implan defibrilator berasal dari baterai Lithium Perak Vanadium
Oksida (LiSVO).
Cara kerja alat Defibrilator portable : buka kotak AED, tekan tombol power
dan lalu setting alat dengan menyesuaikan umur dan berat dari korban, hanya
ada dua pilihan setting, korban berumur 0 sampai 7 tahun atau memiliki berat
kurang dari 25 kg, dan korban dengan umur lebih dari 8 tahun atau memiliki
berat lebih dari 25 kg, Selanjutnya, sambungkan kabel pad ke alat AED dan
lalu pasang pad tersebut di dada kanan dan bagian tubuh sebelah kiri bawah
dari korban. Apabila korbannya anak-anak, pasang pad tersebut dada tengah
depan dan punggung. Lalu tunggu perintah dari alat AED karena alat tersebut
secara otomatis akan menyesuaikan dengan detak jantung korban. Pada saat
proses ini, Anda tidak diperbolehkan untuk menyentuh korban. Setelah ada
perintah, tekan tombol 'shock', Setelah kejut, lakukan Resusitasi Jantung Paru
(RJP) dengan jumlah rasio 30 kali kompresi dada : 2 kali tiupan nafas (satu
penolong) atau 5 : 1 untuk (dua penolong).
Khusus untuk bayi yang baru lahir, rasio kompresi dan nafas buatan adalah 3 :
1, mengingat dalam keadaan normal bayi baru lahir memiliki denyut nadi
diatas 120 x/menit dan pernafasan mendekati 40 x/menit.
Pemeliharaan alat Defibrilator :
a. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat periode 1 bln sekali.
b. Cek dan periksa kondisi electrode periode 1 bulan sekali.
c. Cek fungsi tombol/ switch perbaiki bila perlu periode 6 bln sekali.
d. Cek baterai, lampu indikator, ganti bila perlu 6 bulan sekali.
e. Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu periode 3 bln sekali
f. Cek fungsi tombol carge dan di charge periode 3 bln sekali
g. Cek posisi syncronize, agar terjadi pembuangan muatan saat
bersamaan dengan sinyal ECG periode 1 tahun sekali.
h. Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat periode 1 tahun
sekali.
i. Lakukan pengukuran arus bocor periode 1 tahun sekali.
j. Lakukan pengukuran energi ( watt/joule)
k. Lakukan uji kinerja alat periode 6 bulan sekali.
l. Lakukan uji kinerja alat periode 6 bulan sekali.
C. Data Pengamatan

D. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang Defibrilator. Secara
umum Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk memberikan terapi energi
listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang
ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Pada praktikum kali ini tidak
dilakukan pengoperasian alat, dikarenakan baterai alat sudah habis dayanya. Jadi
pada praktikum kali hanya dilakukan pengenalan alatnya saja dan mekanisme
pengoperasiannya. Pada praktikum kali ini hal yang pertama dilakukan praktikan
yaitu mengenal komponen – komponen dan bagian – bagian pada alat
Defibrilator. dosen pembimbing memberitahukan fitur – fitur yang ada pada alat
Defibrilator dan mekanisme pengoperasiannya. Selanjutnya praktikan mengambil
gambar alat untuk dijadikan data pengamatan. Terakhir praktikan
mengembalikan alat ke tempat semula.
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu praktikan dapat mengetahui
bagian – bagian dan mekanisme cara kerja alat Defibrilator.

F. Saran
Pada praktikum kali ini diharapkan kepada praktikan agar lebih banyak
mencari tau jenis jenis komponen elektronika dikarenakan banyak praktikan yang
belum mengetahuinya

Anda mungkin juga menyukai