Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

RESENSI
NAMA : MARFUAD
KELAS : XII IPA 4

IDENTITAS BUKU
Judul Novel : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun terbit : November 2009
Cetakan : Januari 2008
Tebal buku : 292 halaman
Pengarang : Andrea Hirata

SINOPSIS
Novel Sang Pemimpi menceritakan sebuah kehidupan tiga orang anak Melayu
Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang penuh degan tantangan, pengorbanan dan liku-
liku kehidupan yang mempesona sehingga kita akan percya akan adanya tenaga cinta,
percaya pada kekuatan mimpi dan kekuasaan Allah. Ikal, Arai, Jimbron berjuang demi
menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main yang jauh dari kampungnya. Mereka tinggal di
salah satu los di pasar kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk
tetap hidup sambil belajar.
Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang kepala sekolah sekaligus
mengajar kesusastraan SMA Negeri Bukan Main, dalam novel ini juga ada pak Mustar yang
sangat antagonis dan ditakuti siswa, beliau berubah menjadi galak karena anak lelaki
kesayangannya tidak diterima di SMA yang dirintisnya ini. Sebab NEM anaknya ini kurang
0,25 syaratnya 42, NEM anaknya hanya 41,75.
Ikal, Arai, dan Jimbron pernah di hukum oleh Pak Mustar karena telah menonton film
di bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA Bukan Main. Pada apel Senin pagi
mereka barisnya dipisahkan, dan mendapat hukuman berekting di lapangan sekolah serta
membersihkan WC.
Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek Ikal dari pihak
Ibu, Ketika kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahnya juga wafat ketika Arai kelas 3 sehingga di
kampung Melayu disebut Simpai Keramat. Sedangkan Jibron bicaranya gagap karena dulu
bersama ayahnya.
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
1. Unsur Intrinsik
1) Tema
Tema yang tersirat dalam novel Sang pemimpi ini tidak lain adalah
“Persahabatn dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepecayan
terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan”. Hal itu dibuktikan dari
penceritaan per kalimatnya dimana enulis berusaha menggambarkan begitu
besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang penerjang
kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
2) Latar
Dalam novel ini disebutkan latarnya yaitu Pulau Magai Balitong, los pasar dan
dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main,
Terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang,
sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau Melayu dan gejolak emaja yang
diselimutu ipian-impian,
3) Penokohan dan Perwatakan
Ikal : baik hati, optimis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma.

Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah.

Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias pada kuda.

Pak Balia : baik, bijaksana, pintar.

Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras.

Ibu Ikal : baik, penuh kasih sayang.

Ayah Ikal : Pendiam, sabar, penuh kasih sayang. dan tokoh lain Mahader, A
kiun, Pak Cik Basman, Taikong hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny,
Mak cik dan Laksmi adalah tokong pendukung dalam novel.
4) Alur
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur) . Alur
maju ketika pengarang menceritakan mulai kecil sampai dewas dan alur
mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat
sekarang/dewasa.
5) Gaya penulisan
Gaya penceritaan ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasaan kata-kata dan
kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang
membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna
apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, novel ini ditulis degan gaya realis
bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh
inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi
yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-
karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.
6) Amanat
Amanat yang disampaikan dalam Sang pemimpin ini adalah jangan berhenti
bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap sub babnya. Yang pada prinsipnya
manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan
besar hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini degan
maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi
besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
7) Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis
memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.

2. Unsur Ekstrinsik
1) Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar
menunjukan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung
dalam menyingkapi kerasnya kehidupan. Disini, tokoh utama digambarkan
sebagai sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia
kawan yang tinggi.
2) Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu
dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggih antara tokoh Ikal, Arai, dan
Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu degan
yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir
mencapai batas kemustahilan. Degan didasari rasa gotong royong yang tinggi
sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekuranganpun masih dapat saling
membantu satu sama lain.
3) Nilai Adat Istiadat
Nilai adat istiadat juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada sekolah
tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada
gurunya , ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu
sebagai kuli tambang timahtergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah
khazanah budaya yang lebih Indonesia.
4) Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama pada bagian-
bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren.
Banyak aturan-aturan islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu
hormat mereka patuhi. Hal itu membuat novel ini begitu kaya.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
1) Kelebihan
Banyak kelebihan-kelebihan yang didaptkan dalam novel ini. Mulai dari segi
kekayaan bahasa sehingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk
dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdekskripsikan secara
sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasaan penulis memainkan imajinasi
berfikir yang di tuangkan degan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas.
Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang membackground-i adegan demi
adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal
yang akan terjadi. Sealain itu, kelebihan lain dari pada novel ini yaitu
kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga
kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
2) Kelemahan
Pada dasarnya novel ini hampir tidak memiliki kelemahan. Hal itu disebabkan
karena penulis degan cerdas dengan apik menggambarkan keruntunan alur,
deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi
kebahasaan hingga sensasi yang di rasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini
dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang
bermutu.

KESIMPULAN
Novel ini mengajak kita untuk mengenal lebih dalam pembentuk organisasi
Muhammadiyah. Novel ini baik di baca siapa saja. Dewasa, remaja, anak-anak,
maupun orang tua sekalipun. Dalam novel ini kita akan diajak merenung,
menjelajahi islam yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai