Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ETIKA PROFESI

TEKNIK ELEKTROMEDIS

Di buat oleh : Barnabas Mbeda

Nim : 181313043

FAKULTAS VOKASIH UNIVERSITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA

PRODI TEKNOLOGI ELEKTRO MEDIS

BAB I

PENDAHULUA
1.1 Latar Belakang Pelayanan teknik Elektromedik yang merupakan bagian integral pelayanan
kesehatan telah mengalami perkembangan, baik dari sisi keilmuan maupun teknologi
rekayasa pada bidang kedokteran/kesehatan. Tanggung jawab teknisi Elektromedis secara
umum adalah menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap
pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang
standar. Sebagai teknisi Elektromedis, profesi ini dituntut untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Selain itu, profesi ini juga mempunyai
wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan ruang
lingkup kegiatannya. Untuk meningkatkan kinerja profesi teknik Elektromedik, diperlukan
adanya standar profesi sebagai pedoman dasar teknisi Elektromedis. Tujuan adanya standar
profesi tersebut adalah memberikan perlindungan baik kepada tenaga teknik elektromedik
maupun pihak penerima pelayanan teknik elektromedik. Standar profesi juga bertujuan
untuk pengawasan, pelaksanaan, pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan teknik
elektromedik sehingga pelayanan teknik elektromedik lebih bermutu dan dilaksanakan
secara efektif dan efisiensi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
a. Mengetahui pengertian, fungsi, prinsip dasar dan syarat etika profesi.
b. Mengetahui tentang profesi Elektromedis dan tanggungawab Elektromedis.
c. Mengetahui dasar hukum profesi Elektromedis.
d. Mengetahui standar profesi Elektromedis, standar kompetensi Elektromedis dan
standar kompetensi Elektromedis keahlian.
a. Mengetahui kode etik dalam profesi Elektromedis.
b. Mengetahui ruang lingkup Elektromedis.
c. Mengetahui organisasi perlindungan tenaga Elektromedis.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika profesi

Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi dan Kode Etik

Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti

adat istiadat/kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan

yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai

kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang

benar dan salah yang dianut masyarakat.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan

atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta

dedikasi yang tinggi. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut

professional, sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu

kepada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang

penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya.

Etika profesi menurut keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah

sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap

masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam

rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional

tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang

tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan

apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa

sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan

melindungi perbuatan yang tidak professional.

2.2 Prinsip Dasar Etika Profesi

a. Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang dalam etika
profesi, yaitu: Tanggung jawab, yaitu tanggung jawab pelaksanaan (by function) dan
tanggung jawab dampak (by profession).
b. Kebebasan, yaitu kebebasan untuk mengembangkan profesi tersebut dalam batas-batas
aturan yang berlaku dalam sebuah profesi.
c. Keadilan, yaitu prinsip yang diinginkan dari setiap profesi. Adil berarti tidak memihak
manapun dan siapapun. Dengan kata lain, prinsip keadilan ini ingin membangun satu
kondisi yang tidak memihak manapun yang memungkinkan untuk ditunggangi pihak-
pihak yang berkepentingan.

Sedangkan menurut Suraida (2005), terdapat beberapa prinsip etika profesi yang harus
dijalankan oleh seorang profesional, yaitu:

a. Tanggung Jawab Profesional, yaitu anggota harus melaksanakan pertimbangan


profesional dan moral dalam seluruh keluarga.
b. Kepentingan Publik. Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam
suatu cara yang akan melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik,
dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
c. Integritas. Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus
melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas tinggi.
d. Objektifitas. Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik
penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional. Agar dapat memberikan layanan yang
berkualitas, profesional harus memiliki dan mempertahankan kompetensi dan
ketekunan.
f. Kerahasiaan. Profesional harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang
diperolehnya dalam melakukan tugas, walaupun keseluruhan proses mungkin harus
dilakukan secara terbuka dan transparansi.
g. Perilaku Profesional. Profesional harus melakukan tugas sesuai dengan yang berlaku,
yang meliputi standar teknis dan profesional yang relevan.
h. Standar Teknis. Harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang telah ditetapkan.

2.3 Fungsi dan Tujuan Etika Profesi

Menurut Undang-Undang RI No.8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, kode


etik profesi adalah pedoman sikap,tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada hal tersebut, maka fungsi dan tujuan etika profesi
adalah sebagai berikut:

a) Fungsi Kode Etik Profesi


1. Sebagai pedoman bagi semua anggota suatu profesi tentang prinsip
profesionalitas yang ditetapkan.
2. Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap suatu profesi tertentu.
3. Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi,
terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.
b) Tujuan Kode Etik Profesi
1. Untuk menjungjung tinggi martabat suatu profesi.
2. Untuk menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk membantu meningkatakan mutu suatu profesi.
5. Untuk meningkatkan pelayanan suatu profesi di atas keuntungan pribadi.
6. Untuk menentukan standar baku bagi suatu profesi.
7. Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan terjalin
dengan erat.

2.4 Syarat Profesi


Adapun sebuah profesi membutuhkan syarat-syarat agar diakui sebagai profesi, yakni :

a. Melibatkan kegiatan intelektual.


b. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
d. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
f. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
h. Menentukan standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

2.5 Profesi Elektromedik

Pelayanan teknik Elektromedik yang merupakan bagian integral pelayanan kesehatan


telah mengalami perkembangan, baik dari sisi keilmuan maupun teknologi rekayasa pada bidang
kedokteran/kesehatan. Sebagai teknisi Elektromedis, profesi ini dituntut untuk melaksanakan
tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Selain itu, profesi ini juga
mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan
ruang lingkup kegiatannya. Untuk meningkatkan kinerja profesi teknik Elektromedik, diperlukan
adanya standar profesi sebagai pedoman dasar setiap teknisi Elektromedis dalam
mengaktualisasikan diri dan sebagai hasil keluaran yang diharapkan profesinya.

a. Standar profesi teknik elektromedik: adalah pedoman dan batasan-batasan yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi teknik elektromedik secara
baik (UU/W No.23.1992).
b. Tenaga teknik elektromedik: Seorang yang berpendidikan dalam bidang teknik
elektromedik dan diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan teknik elektromedik, berdasarkan
rekomendasi atau akreditasi organisasi profesi teknik elektromedik.
c. Pelayanan teknik elektromedik: Kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,
wasdal dan berperan serta dalam pengadaan/penerimaan, evaluasi dan pendayagunaan
alkes serta bimbingan pengoperasian alat kesehatan.
d. Alat kesehatan adalah (UU No. 23 tentang kesehatan): Instrumen, opratur, mesin, implan
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan
kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
e. Penerima pelayanan teknik elektromedik: semua bidang pelayanan, penjual jasa dan
produksi alkes.
f. Tempat tugas: disemua bidang penerimaan pelayanan teknik elektromedik.

2.6 Tanggung Jawab Elektromedis

Tanggung jawab Teknisi Elektromedis secara umum adalah menjamin terselenggaranya


pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan kesehatan dengan tingkat
keakurasian dan keamanan serta mutu yang standar. Tanggung jawab dan tugas tersebut
meliputi semua sarana pelayanan kesehatan mulai dari Puskesmas sampai dengan Rumah
Sakit yang menyelenggarakan pelayanannya menggunakan fasilitas peralatan dari yang
teknologi sederhana sampai teknologi tinggi, dengan peranan dan fungsi teknisi elektromedis
secara umum yang dapat diuraikan mulai dari pengelola, pelaksana, penelitian serta penyuluh
dan pelatih terhadap alat kedokteran/kesehatan pada fasilitas kesehatan sebagai berikut:

a. Melaksanakan operasi alat kedokteran/kesehatan (Teknisi Aplikasi).


b. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran/kesehatan.
c. Melaksanakan repair & trouble shooting alat kedokteran/kesehatan.
d. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alat kedokteran/kesehatan.
e. Melaksanakan inspeksi keamanan alat kedokteran/kesehatan.
f. Melaksanakan uji laik pakai alat kedokteran/kesehatan.
g. Melaksanakan kalibrasi alat kedokteran/kesehatan.
h. Melaksanakan registrasi dan penapisan alat kedokteran/kesehatan yang diimpor dari
luar negeri.
i. Melaksanakan uji produksi dalam negeri alat kedokteran/kesehatan.
j. Melaksanakan fabrikasi alat kedokteran/kesehatan.
k. Melaksanakan penyuluhan/pengajaran/penelitian alat kedokteran/kesehatan.
l. Melaksanakan sales engineering alat kedokteran/kesehatan.
m. Melaksanakan perakitan instalasi alat kedokteran/kesehatan.
n. Melaksanakan perancangan teknologi tepat guna alat kedokteran/ kesehatan

2.7 Dasar Hukum Profesi Elektromedis

UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

a. Pasal 1

(1) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.

(10) Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan
untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan
kesehatan manusia.

b. Pasal 22

(1) Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum.

c. Pasal 23

(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki


izin dari Pemerintah.

(4) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) diatur dalam Peraturan Menteri.

d. Pasal 24

(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan
kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional.
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur oleh organisasi profesi.

e. Pasal 34

(3) Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan tenaga


kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin untuk melakukan pekerjaan profesi

f. Pasal 104

(2) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh pengamanan sediaan Farmasi dan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau
khasiat/kemanfaatan

2.8 UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

a. Pasal 7 Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber
daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
b. Pasal 12
(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Setiap tenaga kesehatan yang
bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak
pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.
c. Pasal 16 (Peralatan)
(1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi
peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu,
keamanan, keselamatan dan laik pakai.
(2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi
secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian
fasilitas kesehatan yang berwenang.
(6) Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
2.9 UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

a. Pasal 1

(1) Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

(12) Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimai berupa pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki

oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya

pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi

bidang kesehatan.

(13) Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang diikuti oleh Tenaga

Kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.

b. Pasal 9

(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus

memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.

c. Pasal 11

(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:

ketenaga teknik biomedika;

(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik

biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas


radiografer, elektromedis, ahli teknoiogi laboratorium medik, fisikawan

medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.

d. Pasal 17

(2) Pengadaan Tenaga Kesehatan dilakukan melalui pendidikan tinggi

bidang kesehatan.

(3) Pendidikan tinggi bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diarahkan untuk menghasilkan Tenaga Kesehatan yang bermutu sesuai

dengan Standar Profesi dan Standar Pelayanan profesi.

e. Pasal 20

(3) Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disusun secara bersama oleh kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan,

kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

pendidikan, asosiasi institusi pendidikan, dan Organisasi Profesi.

f. Pasal 21

(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan

profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.

(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan

oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi, Iembaga

pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.

(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar

kompetensi kerja.

(4) Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun

oleh Organisasi Profesi dan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan

ditetapkan oleh Menteri.

(5) Mahasiswa pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Kompetensi yang

diterbitkan oleh Perguruan Tinggi.

g. Pasal 44

(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR.

(2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diberikan oleh konsil masingmasing Tenaga
Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.

h. Pasal 46

(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan

kesehatan wajib memiliki izin.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIP.

(3) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah

daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang

berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan menjalankan

praktiknya

2.9 Standar Profesi Elektromedis


Profesi keteknisian elektromedis adalah suatu pekerjaan teknisi elektromedis yang
dilaksanakan berdasarkan ilmu, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang,
dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat. Menurut Barber, pengertian profesi
mengandung esensi sebagai berikut :

a. Memiliki ilmu pengetahuan yang sistematik.


b. Orientasi primer lebih cenderung untuk kepentingan umum/masyarakat dari pada
kepentingan pribadi.
c. Memiliki mekanisme kontrol terhadap tingkah laku anggotanya melalui kode etik
yang dibuat oleh organisasi profesi dan diterima sebagai kewajiban untuk dipatuhi.
Ketiga esensi tersebut ada pada profesi keteknisian elektromedis.

Tujuan adanya standar profesi teknik elektromedik adalah memberikan perlindungan baik
kepada tenaga teknik elektromedik maupun pihak penerima pelayanan teknik
elektromedik. Standar profesi juga bertujuan untuk pengawasan, pelaksanaan, pembinaan
serta meningkatkan mutu pelayanan teknik elektromedik sehingga pelayanan teknik
elektromedik lebih bermutu dan dilaksanakan secara efektif dan efisien

2.10 Standar Kompetensi Elektromedis

Standar Kompetensi adalah pernyataan tentang keterampilan dan pengetahuan serta sikap yang
harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja
yang dipersyaratkan. Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan
akan mampu:

a. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.


b. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
c. Mengetahui apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan
rencana semula.
d. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

Dalam penyusunan standar kompetensi Teknik Elektromedik dibagi dalam empat peran yaitu :

a. Sebagai pengelola.
b. Sebagai pelaksana.
c. Sebagai peneliti.
d. Sebagai pelatih/penyuluh

2.11 Standar Kompetensi Elektromedis Keahlian.


a. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat Elektromedik dengan memilih
metode sesuai jenis dan fungsi alat, persyaratan teknis, lingkungan, aktivitas ruangan
pelayanan, klasifikasi dan pengkodeannya, perencanaan penyimpanan alat dalam kondisi
yang terpelihara dan aman.
b. Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat Elektromedik, dengan bekerja sama dengan
profesi lainnya dalam perencanaan pra instalasi, uji fungsi, uji coba, pengukuran/kalibrasi
serta menerapkan konsep keselamatan kerja, dan menetapkan kelengkapan perangkat
serta menilai tingkat keberhasilan.
c. Mampu melakukan penggunaan alat Elektromedik pada sarana pelayanan kesehatan
dengan metode identifikasi fungsi, spesifikasi alat, prinsip dan sistem kerja, dan bagian-
bagiannya, dalam kondisi sesuai dengan standard operation procedure (SOP).
d. Mampu melakukan pemeliharaan alat Elektromedik dengan metode membuat jadwal,
melaksanakan, mencatatdan menyampaikan hasil pemeliharaan terencana/berkala
(preventif, kuratif dan korektif).
e. Mampu melakukan perbaikan alat Elektromedik dengan metode identifikasi fungsi,
operational, serta menganalisis perbaikan sesuai norma yang berlaku, uji fungsi dan
pengukuran, serta membuat laporan hasil perbaikan.
f. Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat Elektromedik dengan metode
identifikasi alat Elektromedik dan tindak lanjutnya, dalam kondisi teruji dan terukur serta
terstandar sesuai dengan prosedur.
g. Mampu melakukan pencatatan alat Elektromedik dengan metode pencatatan data riwayat
dan menyusun kode/klasifikasi alat Elektromedik dalam bentuk laporan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
h. Mampu melakukan perencanaan pemeliharaan alat Elektromedik dengan metode
menganalisis fungsi alat Elektromedik, sehingga tersusunannya dokumen pemeliharaan
preventif dan korektif dan membuat laporan hasil pemeliharaan sesuai prosedur.
i. Mampu melakukan analisis teknis alat Elektromedik dengan metode mengumpulkan,
mengidentifikasi, merumuskan, membandingkan data teknis dan menganalisis
sistem/rangkaian alat Elektromedik dalam kondisi terukur, serta menetapkan alat laik
pakai.
j. Mampu melakukan sales engineering alat Elektromedik dengan metode penguasaan
spesifikasi alat dan memecahkan masalah sesuai kondisi serta melakukan pendekatan dan
mempengaruhi pelanggan dan terwujud interpersonal dalam mengorganisasi dan
mengelola waktu.
k. Mampu melakukan kajian alat Elektromedik dengan metode mengumpulkan ,
merumuskan, mengidentifikasi data alat Elektromedik, menilai tingkat ekonomis, menilai
tingkat kaberhasilan fungsi keandalan menghitung beban kerja alat secara optimal dalam
rangka perencanaan pengadaan alat Elektromedik.
l. Mampu melakukan pengadaan alat Elektromedik dengan metode membandingkan
spesifikasi, seleksi, administrasi, dan mampu merencanakan pengadaan menentukan
pengadaan alat Elektromedik, dalam kondisi teruji dan terkalibrasi sesuai unjuk kerja.
m. Mampu melaksanakan uji produksi alat Elektromedik dengan metode Pengamatan,
membandingkan performa produk alat Elektromedik terhadap standar yang berlaku dan
koreksi penyimpangan produk dalam kondisi teruji dan terstandar.
n. Mampu melakukan pengukuran/kalibrasi alat Elektromedik dengan metode menganalisis
prosedur perbaikan pengukuran/kalibrasi alat Elektromedik sesuai norma-norma
keselamatan kerja dalam kondisi teruji dan terkalibrasi serta mampu menunjukan hasil
perbaikan alat.
2.12 Kode Etik Dalam Profesi Elektromedik

Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan

prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Begitu pula dengan
profesi teknik elektromedik. Berikut ini adalah kode etik bagi para profesi teknik
elektromedik ;
“KODE ETIK PROFESI”
a. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap pemerintah dan masyarakat:
1) Tenaga teknik elektromedik senantiasa melaksanakan kebijakan yang digariskan
oleh pemerintah tentang kesehatan dalam bidang teknik elektromedik.
2) Tenaga teknik elektromedik senantiasa berperan aktif dengan menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
dalam bidang teknik elektromedik.
3) Tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan profesinya tidak membedakan
kebangsaan, kesukuan, agama, politik, warna kulit, umur, jenis kelamin serta
status sosial dari penerima pelayanan teknik elektromedik.

b. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap profesi:

1) Tenaga teknik elektromedik selalu menjunjung tinggi nama baik profesi teknik
elektromedik dengan berperilaku dan berkepribadian yang luhur.
2) Tenaga teknik elektromedik secara bersama-sama membina organisasi profesi
teknik elektromedik sebagai wadah profesi.
3) Tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan pelayanan profesinya selalu
berpedoman pada standar profesi teknik elektromedik.
4) Tenaga teknik elektromedik senantiasa berperan dalam pembaharuan dan
menentukan standar profesi untuk meningkatkan pelayanan teknik elektromedik.
5) Tenaga teknik elektromedik harus dapat bekerja sama dan menghargai profesi
yang terkait.
6) Tenaga teknik elektromedik baik secara perorangan maupun bersama-sama
melaporkan ke majelis disiplin bila menegatahui adanya pelanggaran profesi
teknik elektromedik.

c. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap penerima pelayanan elektromedik:

1) Tenaga teknik elektromedik dalam memberikan pelayanan senantiasa


menghargai hak penerima pelayanan teknik elektromedik.
2) Tenaga teknik elektromedik senantiasa memberikan informasi secara jelas
kepada penerima pelayanan teknik elektromedik.
3) Tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan profesinya harus sesuai dengan
kemampuannya, bila tidak mampu atau menemukan kesulitan wajib
berkonsultasi dengan teman sejawat yang lebih ahli atau ahli lainnya.
4) Tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan profesinya wajib
mempertanggung jawabkan.
5) Tenaga teknik elektromedik dalam keadaan terpaksa wajb memberikan
pelayanan teknik elektromedik sesuai dengan kemampuannya.

d. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap teman sejawat:

1) Tenaga teknik elektromedik hendaknya saling menghargai dan senantiasa


memelihara hubungan baik antar teman sejawat.
2) Tenaga teknik elektromedik tidak dibenarkan mengambil ahli pekerjaan yang
sedang dilakukan teman sejawat tanpa konsultasi.
3) Tenaga teknik elektromedik saling memberikan informasi dalam IPTEK kepada
teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang teknik
elektromedik.
4) Tenaga teknik elektromedik tidak dibenarkan mengalihkan tanggung jawabnya
kepada pihak lain diluar profesi teknik elektromedik.

e. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap tugas:

1) Tenaga teknik elektromedik senantiasa mengutamakan pengguna jasa dan


penerima pelayanan teknik elektromedik.
2) Tenaga teknik elektromedik melakukan pelayanan teknik elektromedik sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
3) Tenaga teknik elektromedik senantiasa mengetahui tanggung jawab dan batasbatas
tugasnya.
4) Tenaga teknik elektromedik tidak menyalahgunakan kemampuan dan
ketrampilan untuk tujuan yang merugikan.
5) Tenaga teknik elektromedik tugasnya harus melakukan informasi tertulis dalam
melakukan modifikasi dan hasil diagnosa.
6) Tenaga teknik elektromedik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan teknik
elektromedik.

f. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap diri sendiri:


1) Tenaga teknik elektromedik melaksanakan tugasnya harus senantiasa
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.
2) Tenaga teknik elektromedik senantiasa mempunyai motivasi untuk
meningkatkan kemampuannya.

2.9 Ruang Lingkup Elektromedis

a. Melaksanakan operasi alat kedokteran


b. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran
c. Melaksanakan repair and trouble shooting alkes
d. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alkes
e. Melaksanakan inspeksi keamanan alkes
f. Melaksanakan uji laik pakai
g. Melaksanakan kalibrasi.
h. Melaksanakan registrasi dan penapisan alkes
i. Melaksanakan uji produksi dalam negeri
j. Melaksanakan penyuluhan/ pengajaran/penelitian alkes
k. Melaksanakan fabrikasi alkes
l. Melaksanakan sales engineering alkes
m. Melaksanakan perakitan instalasi alkes
n. Melaksanakan perancangan teknologi tepat guna alkes.
2.13 IKATEMI
Sebagai Organisasi Perlindungan Tenaga Teknik Elektromedik
IKATEMI (Ikatan Ahli Tehnik Elektromedik Indonedia) adalah organisasi perlindungan
tenaga kerja Jurusan Teknik Elektromedik. Organisasi ini didirikan pada tanggal 4
Desember 1983, di Jakarta. IKATEMI merupakan wadah utama bagi profesi Teknik
Elektromedik, seperti yang tercantum pada “Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah
Tangga Ikatemi BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Ahli Teknik Elektromedik” yang
berisi “Yang dimaksud dengan Ahli Teknik Elektromedik adalah sebutan profesi bagi
seorang Tenaga Ahli Teknik Elektromedik, minimal lulusan Teknik Elektromedik program
Diploma III dan telah terakreditasi oleh lembaga akreditasi yang berwenang dan telah
terdaftar sebagai anggota IKATEMI”. Pasal 7 Fungsi yang berisi “Fungsi IKATEMI adalah
Organisasi profesi yang merupakan wadah berhimpunnya para Ahli Teknik Elektromedik
Indonesia untuk secara bersama meningkatkan kemanfaataNnya bagi bangsa dan negara,
Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pelayanan Kesehatan.” Dengan
demikian para ahli teknik elekromedik memiliki profesi yang telah sah dengan adanya
organisasi IKATEMI.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Unsur penting yang harus dimiliki setiap profesi adalah standar profesi. Standar
profesi merupakan pedoman baku yang harus dipatuhi dan dipakai dalam melaksanakan
tugas profesi yang benar dan baik. Tujuan adanya standar profesi tersebut adalah
memberikan perlindungan baik kepada tenaga profesi itu sendiri maupun pihak penerima
pelayanan. Standar profesi juga bertujuan untuk pengawasan, pelaksanaan, pembinaan
serta meningkatkan mutu pelayanan sehingga pelayanan lebih bermutu dan dilaksanakan
secara efektif dan efisien.

DAPTAR PUSTAKA

1. http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/keputusan-menteri-
kesehatan-republik-indonesia-no-371-tahun-2007-tentang-standar-profes-
teknisi-elektromedis.pdf
2. https://dokumen.tips/documents/makalah-etika-profesiselesai.html
3. http://etikasayora.blogspot.com/2016/12/makalah-etika-profesi-kode-etik-
dan.html?m=1
4. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html
5. https://www.maxmanroe.com/vid/karir/pengertian-profesi.html

Anda mungkin juga menyukai