Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PROJECT

EMG KONTROL MOTOR DENGAN SENSOR API


LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
ELEKTRONIKA TERAPAN

Dosen Pembimbing:
Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd
NIP. 19670910 200604 1 001
Deenda Putri Duta Natalia, A.Md
NIP. 19891224 201012 2 002

Disusun Oleh :
Nina Havilda P27838018030
Zhudiah Annisa P27838018036
M Jundi Al Aziz P27838018041

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2019/2020
EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

ABSTRAK

Sinyal elktromiografi (EMG) adalah salah satu sinyal penting yang menunjukkan
aktivitas otot manusia. Dalam perekaman sinyal EMG yang mempunyai karakteristik
amplitude cukup kecil yaitu 0 - 10mV dan frekuensi pada range 20 - 500 Hz diperlukan
rangkaian seperti differential amplifier, high pass filter dan low pass filter. Tujuan dari
projek ini adalah untuk membuat EMG sebagai control motor yang diibaratkan menjadi
sebuah simulasi kursi roda, dimana dilengkapi dengan sensor api yang bisa memadamkan
api di jarak 15 cm.
Dengan alat ini kami menggunakannya untuk menggerakkan motor. Rangkaian ini
berfungsi untuk mengontrol motor yang bergerak berdasarkan kontraksi dan relaksasi otot
lengan kanan kiri dengan mengolah sinyal EMG. Sinyal EMG diambil langsung dari sinyal
listrik tubuh di lengan kemudian dikuatkan awal dengan instrumentation amplifier lalu
masuk ke rangkaian filter. Rangkaian non inverting amplifier akan menguatkan sinyal yang
didapat kemudian masuk ke blok komparator untuk diambil sinyal tertinggi yang dikirim ke
rangkaian penerima melalui api yang berasal dari lilin
Cahaya dari lilin akan diterima oleh LDR. Kemudian dikuatkan dengan rangkaian
inverting amplifier dan dibandingkan dengan tegangan referensi menggunakan komparator
untuk mengatur jarak antara lilin dengan LDR. Cahaya dari lilin disini untuk menghidupkan
kipas dan rangkaian motor akan mati saat ada lilin di depan dengan ketentuan jarak 15 cm.
Rangkaian driver motor akan menggerakkan motor ketika sedang kontraksi.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 2


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
EMG adalah instrumentasi pencatat bioelektrik yang berfungsi untuk mengetahui sinyal
yang disebabkan oleh aktifitas otot gerak. Untuk megetahui sinyal EMG diletakkan elektroda
sebagai media interaksinya.Pada project kali ini dengan judul “Sinyal Electromyography
Sebagai Kontrol Motor dengan Sensor Api“. Sinyal EMG dimanfaatkan untuk
menggerakkan motor, dengan dilengkapi sensor api.
Peletakkan elektroda biasanya diletakkan langsung pada otot yang akan diamati dengan
cara menempelkan pada permukaan kulit sebagai pendeteksi sinyal dari pergerakan otot.
Sinyal yang ditangkap meliputi daerah yang diberikan elektroda. Akibatnya sinyal yang
diperoleh merupakan penjumlahan seluruh sinyal yang ada. Elektroda berfungsi sebagai
grounding yang ditempelkan pada daerah yang memiliki resistansi tubuh yang kecil.
Karakteristik dari sinyal otot EMG yang umumnya di analisa mempunyai range frekuensi
antara 20 Hz sampai 500 Hz.
Dengan adanya project ini diharapkan mahasiswa Teknik Elektromedik dapat lebih
memiliki kemahiran dalam Elektronika melalui pengalaman dan penelitian yang dilakukan
selama mengerjakan project ini.

1.2 Batasan Masalah


1. Menggunakan otot bracicordialis.
2. Menggunakan rangkaian penguat instrumentasi, filter, penguat, komparator dan
dihubungkan dengan sensor api.
3. Menggunakan rangkaian filter HPF -40dB dan rangkaian filter LPF -40dB.
4. Motor bisa maju, belok kanan, belok kiri, dan berhenti.
5. Dapat melewati kemiringan 15 derajat.
6. Motor dapat berhenti dan mematikan api ketika jarak motor dengan sumber api 15 cm.
7. Dapat mematikan api.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiwa mampu merencanakan dan mendesain suatu alat Electromyography
yang dapat mengontrol motor.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mendesain serta membuat rangkaian EMG sebagai kontrol
motor.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 3


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian utama yang terdiri dari rangkaian penguat
instrumentasi, filter, penguat, komparator, yang dihubungkan ke sensor api.
3. Mahasiswa mampu menyaring sinyal EMG dengan range sebesar 20-500 Hz.
4. Mahasiswa mampu membuat rangkaian driver motor.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 4


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

BAB II
DASAR TEORI
2.1 EMG
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk memeriksa dan merekam aktivitas sinyal
otot. Elektromiograf mendetekasi potensi listrikyang dihasilkan oleh otot ketika otot ini
aktif dan ketika sedang beristirahat.

Gambar 2.1 EMG


( Sumber : hopkinsmedicine.org )
Elektromiografi mencakup penyematan elektroda pada bagian tubuh tertentu untuk
mendeteksi potensial listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika kontraksi dan relaksasi.
Hasil tes ini memungkinkan ahli saraf mendiagnosis setiap aktivitas otot atau saraf yang
abnormal.Amplitudo sinyal EMG bersifat sinyal acak (stochastic) yang amplitudonya
berkisar antara 0-10 mV atau 0-1,5 mV (rms = root mean square). Energi yang dapat
digunakan sinyal dibatasi pada rentang frekuensi antara 0-500 Hz. Jangkauan dengan
energi dominan berada dikisaran 50-150 Hz (C. J. De Luca, 2002)[2].
Sebagian besar perangkat elektronika ini merupakan perangkat elektronika dengan
sinyal lemah. Perangkat elektronika dengan sinyal lemah ini diantaranya banyak terdapat
pada instrumentasi medis. Beberapa instrumentasi medis ini membutuhkan filter untuk
melewatkan sinyal dengan rentang frekuensi tertentu.

2.2 Pemanfaatan EMG dalam Kesehatan


EMG digunakan dalam berbagai jenis laboratorium penelitian, termasuk mereka yang
terlibat dalam biomekanik, kontrol motor. Sinyal EMG digunakan dalam aplikasi klinis dan
biomedis.EMG digunakan sebagai alat diagnostik untuk mengidentifikasi penyakit
neuromuskuler, menilai nyeri punggung bawah, kinesiologi, dan gangguan kontrol
motor.Sinyal EMG juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk perangkat palsu seperti
buatan tangan, lengan, dan tungkai bawah.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 5


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Gambar 2.2 EMG Dalam Kesehatan


( Sumber : drmridha.com )

2.3 Prinsip Kerja EMG


Prinsip kerja EMG adalah mengukur potensial otot. Seperti diketahui adanya aktifitas
otot akan menimbulkan potensial aksi. Potensial listrik dalam otot tersebut terjadi akibat
adanya reaksi kimia dalam otot.Dalam pemeriksaan EMG, karena kesulitan untuk
mengisolasi sel otot tunggal maka perekaman aktivitas listrik selalu dilakukan untuk
beberapa serabut otot.Sinyal listrik otot atau sekelompok otot berbentuk gelombang mirip
bising (“noise”) yang amplitudonya bervariasi terhadap aktivitas otot. Pada kontraksi
sedang, ampiltudonya kira-kira 1 mV untuk 100Hz < frekuensi< 500 Hz dan 0,5 mV untuk
500 Hz<frekuensi<2000 Hz (Cameron, 1978 dalam Chalimatus, 2008).

Gambar 2.3 Sinyal EMG


( Sumber : deyra.wordpress.com )

2.4 Cara Memperoleh Sinyal EMG


Peletakkan elektroda biasanya diletakkan langsung pada otot yang akan diamati
dengan cara menempelkan pada permukaan kulit sebagai pendeteksi sinyal dari pergerakan
otot. Sinyal yang ditangkap meliputi daerah yang diberikan elektroda.Akibatnya sinyal
yang diperoleh merupakan penjumlahan seluruh sinyal yang ada. Karena proses kontraksi
dan relaksasi tiap-tiap otot gerak pada daerah tersebut tidak bersamaan, maka sinyal yang
didapat terkesan seperti sinyal acak.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 6


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

 Elektroda juga berfungsi sebagai grounding yang ditempelkan pada daerah yang
memiliki resistansi tubuh yang kecil. Karakteristik dari sinyal otot EMG yang umumnya
dianalisa mempunyai range frekuensi antara 20 Hz sampai 500 Hz dan range tegangan
antara 0,4 volt sampai 5 volt. Terdapat amplitudo yang tinggi lagi apabila terjadi kontraksi.
Berikut cara pemasangan elektroda adalah:
- Unipolar (A), sinyal elektrik pada otot akan direkam dengan satu elektroda yang
dipasang pada otot yang akan diukur dan dibandingkan dengan elektroda lain yang
diletakan di otot yang minim gerakan sebagai referensi.
- Bipolar (B), dua elektroda yang aktif diletakan secara berdekatan di otot yang akan
diukur dan dibandingkan dengan kondisi di ground[6].

Gambar 2.4Contoh penempatan elektroda pada lengan atas


(Sumber: http://suhendar-eka.blogspot.co.id/2015/10/beberapa-sinyal-fisiologi.html)

2.5 Instrumentasi
Instrumentasi adalah suatu penguat untai tertutup (closed loop) dengan masukan
diferensial dan penguatannya dapat diatur tanpa mempengaruhi perbandingan penolakan
modus bersama (Common Mode Rejection Ratio). Sebuah rangkaian penguat instrumentasi
ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

i
Gambar 2.5 Rangkaian Penguat Instrumentasi
(Sumber : teknikelektronika..com)
Pada gambar di atas penguat instrumentasi disusun dari penguat tersangga dan
penguat diferensial dasar dengan menghubungkan tahanan R3.Dari kedua op-amp masukan
penguat tersangga terdapat pengikut tegangan yang berfungsi untuk mempertahankan

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 7


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

resistansi masukan yang tinggi, dan tiga tahanan yang berfungsi untuk mengatur besarnya
nilai penguatannya.
Penguat ini merupakan penguat serba guna dan bermanfaat yang terdiri atas tiga op-
amp dan tujuh buah tahanan.Rangkaian ini tersusun atas rangkaian penguat differensial dan
penguat penyangga. Untuk mengatur penguatan yang diinginkan diatur dengan mengubah-
ubah nilai Rg. Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian dari penguat instrumentasi

Gambar 2.6 Penguat Instrumentasi


(Sumber : teknikelektronika.com)
Rumus untuk menentukan penguatan dari penguat instrumentasi adalah sebagai berikut:

2.6 Low Pass Filter (LPF)

Gambar 2.7 Low Pass Filter


(Sumber : teknikelektronika.com)
LPF adalah filter atau penyaring yang melewatkan sinyal frekuensi rendah dan
menghambat atau memblokir sinyal Frekuensi tinggi. LPF yang ideal adalah LPF yang
sama sekali tidak melewatkan sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc).
Penyaring Lolos Bawah atau Low Pass Filter ini dapat dibuat dengan menggunakan
beberapa macam komponen pasif seperti Resistor.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 8


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

2.7 High Pass Filter (HPF)

Gambar 2.8 High Pass Filter


(Sumber : teknikelektronika.com)
HPF adalah Filter atau penyaring frekuensi yang dapat melewatkan sinyal frekuensi
tinggi dan menghambat atau memblokir sinyal frekuensi rendah. Dengan kata lain, sinyal
Frekuensi tinggi akan lebih mudah melewati High PassFilter (HPF) sedangkan sinyal
frekuensi rendah akan dihambat atau dipersulit untuk melewatinyaFilter Pasif yaitu filter
yang menggunakan komponen pasif ini tidak memiliki elemen penguat seperti Transistor
dan Op-Amp sehingga tidak memiliki perolehan penguatan sinyal, oleh karena itu tingkat
output-nya selalu kurang dari tingkat input-nya.

Gambar 2.9Rangkaian High Pass Filter


(Sumber :teknikelektronika.com)
2.8 Rangkaian Penguat Non-Inverting
Op-Amp Non-Inverting Amplifier adalah rangkaian Op-Amp yang bekerja sebagai
penguat tegangan pada tegangan inputpositif (V+). Pada rangkaian ini hasil penguatan
yang ada diteganganoutput Op-Amp akan sefase (0°) dari tegangan inputnya. Atau dengan
kata lain, jika input berupa tegangan positif, maka output akan berupa tegangan positif
pula, dan begitupun pada tegangan inputnegatif[11].

Gambar 2.10 Rangkaian Penguat Non-Inverting


(Sumber: https://depokinstruments.com/2016/03/01/op-amp-non-inverting-amplifier/)

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 9


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

2.9 Komparator
Pada dasarnya penguat operasional (opersional amplifier) umum digunakan sebagai
komparator untuk membandingkan amplitudo suatu tegangan dengan amplitudo tegangan
yang lain. pada rangkaian komparator penguat operasional digunakan pada tegangan
masukkan (input voltage) pada satu terminal masukkan dan sebuah tegangan referensi.

Gambar 2.11Komparator
(Sumber : teknikelektronika.com)

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 10


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Desain Project

Gambar 3.1 Desain Project


Gambar di atas merupakan desain project EMG sebagai kontrol motor. Dimana
pada EMG control motor tersebut terdapat sensor api yaitu LDR dan motor kipas untuk
mematikan api jika sensor mendeteksi api disekitarnya. Untuk menjalakan motor,
digunakan sistem relaksasi dan kontraksi otot kedua lengan. Jika kedua lengan kontraksi,
maka motor akan berjalan dan kontraksi berikutnya akan menghentikan motor. Pada saat
kedua motor berjalan dan lengan kanan berkontraksi, maka motor kanan akan berhenti dan
motor kiri akan tetap berjalan.Kedua motor akan berhenti otomatis saat ada api disekitar
simulasi kursi roda tersebut dengan jarak kurang lebih 15 cm.

3.2 Blok Diagram (beserta cara kerjanya).

Gambar 3.2 Blok Daigram

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 11


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Rangkaian instrument berfungsi untuk menyadap sinyal otot EMG yang nanti
outputnya akan dihubungkan ke rangkaian filter.Output instrument ini masih berupa mV
sangat kecil. Rangkaian filter berfungsi untuk mengambil frekuensi diantara 10-500Hz dari
EMG. Output filter nanti akan menjadi input dari rangkaian penguat. Disini kami
menggunakan rangkaian penguat non inverting yang berfungsi menguatkan output filter
yang masih kecil. Output rangkaian penguat akan menjadi input dari rangkaian komparator.
Rangkaian komparator akan membandingkan tegangan dari penguat dan tegangan dari
vreferensi. Output komparator akan menjadi makanan bagi basis rangkaian driver.
Rangkaian driver ini kami menggunakan transistor npn. Output dari rangkaian driver akan
menjadi input rangkaian sensor api. Rangkaian sensor api akan mendeteksi api dari jarak
15 cm menggunakan photodiode, lalu tegangan yang dihasilkan akan di bandingkan
dengan tegangan referensi sehingga bisa menyalakan kipas untuk mematikan api. Saat
kipas menyala motor akan berhenti.

3.3 Diagram Alir

Gambar 3.3 Diagram Alir


Saat lengan relaksasi maka motor akan berhenti. Saat lengan kontraksi maka motor
akan berjalan. JIka hanya lengan kiri yang berkontraksi maka motor akan belok ke kanan,

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 12


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

dan jika hanya lengan kanan yang berkontraksi maka motor akan belok ke kiri. Pada Jarak
15 cm rangkaian sensor api akan mendeteksi keberadaan api. Saat api terdeteksi maka
motor akan berhenti dan kipas akan menyala, dan saat api telah mati motor akan menyala
kembali dan kipas akan berhenti.

3.4 Penjelasan Rangkaian dan Perhitungan


3.4.1 Rangkaian Power Supply Utama
Transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan AC 220V menjadi 12V
AC. Penurun tegangan pada power supplymenggunakan transformator tanpa CT
dengan tegangan output 12V. Dioda bridge pada rangakian power supply berfungsi
untukmenyerahkan tegangan AC dari output transformator. Setelah disearahkan,
tegangan akan diratakan oleh filter pertama yaitu kapasitor dengan nilai
2200uF.Untuk mengatur tegangan output yang diinginkan, dapat menggunakan IC
Regulator. IC Regulator yang digunakan padarangkaian power supplyini adalah IC
7805, 7812, 7905 dan 7912. Filter kedua pada rangkaian power supply diatas
berfungsi untuk memantabkan kualitas DC dari proses perataan tegangan yang
dilakukan oleh filter pertama. Oleh karena itu nilai kapasitas dari filter kedua ini lebih
kecil dari pada filter pertama. Rangkaian penguat akhir pada power supply berfungsi
sebagai penguat daya. Rangkaian penguat daya terdiri dari penguat tegangan dan
penguat arus. Pada rangkaian ini menggunakan transistor TIP3055 dan TIP2955.
LED pada rangkaian power supply berfungsi sebagai indikator output berkerja
dengan baik atau tidak.

Gambar 3.4Rangkaian Power Supply

3.4.2 Rangkaian Instrumentasi


Rangkaian intsrumentasi berfungsi untuk menangkap atau mendeteksi sinyal
EMG dari otot melalui pemasangan elektroda pada lengan manusia. Sinyal EMG
akan dideteksi rangkaian intrumentasi yang menggunakan Op-Amp TL.Penguat ini
dibuat dari tiga penguat dan tujuh tahanan. Untuk mendapatkan hasil sinyal EMG
yang jelas, maka dalam rangkaian ini perlu ditambahkanberbagai rangkaian filter.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 13


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Sehingga,outputyang dihasilkan merupakan sinyal EMG yang jelas dengan penguatan


maksimum dan noise yang minimum.Sehingga, ketika lengan kanan maupun lengan
kiri berkontraksi maka rangkaian instrumentasi ini akan mampu menangkap sinyal
EMG yang jelas sehingga sinyalnya dapat dimanfaatkan dan diolah.

Gambar 3.5 Rangkaian Instrumentasi

Gambar 3.6 Skematik Rangkaian Instrumentasi


Perhitungan :
Rf Rf
Kanan Acl non inverting = +1 Kiri Acl non inverting = +1
Rin Rin

220 k 220 k
= +1 = +1
12 k 8k

= 19,3 x = 28,5 x

2. R 1 R 2 1
Acl instrument = (1+ ) Filter pasif =
R gain R 3 2 π RC

2.68 k 68 k 1
= (1+ ) =
1k 1k 6,28 .39 . 103 . 10−7

136 k 68 k 10000
= (1+ ) =
1k 1k 244,92

= 137 x 68 = 40, 82 Hz

= 931 x

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 14


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

3.4.3 Rangkaian Filter

3
Gambar 3.7 Rangkaian Filter

Gambar 3.8Skematik Filter


Rangkaian HPF berfungsi untuk menekan sinyal dengan frekuensi dibawah
20Hz dan meloloskan sinyal frekuensi di atas 20Hz.
Perhitungan HPF -40dB:
R1 = 24kΩ R2 = 0,5 x 24kΩ = 12kΩ Rf = 24kΩ

C1 = C2 = 470nf

1
Fc =
2 π √ R 1. R 2.C 1. C 2

1
= 3 3
2 π √ 24.10 .12. 10 . 470.10−9 .470 . 10−9

1
=
6,28 √ 63619200. 10−12

1
=
6,28 .7976. 10−6

1000000
= = 19,9 Hz
500898,28

1
Acl = 4
√ 1+
ω R4 C4
4

1
= 4

1+
¿¿¿¿
¿¿

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 15


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

1
= = 0,707
√2

Rangkaian LPF berfungsi untuk menekan sinyal diatas 500Hz dan meloloskan
sinyal di bawah 500 Hz.
Perhitungan LPF -40dB:
R1 = 10kΩ R2 = 10kΩ Rf = 2 x 10kΩ = 20kΩ

C1 = 22nF C2 = 47nF

1
Fc =
2 π √ R 1. R 2.C 1. C 2

1
= 3 3
2 π √10 . 10 .22. 10−9 .47 . 10−9

1
=
6,28 √1034. 10−12

1
= 4
6,28 .32. 10−6

1000000
= = 497,6 Hz
200,96

1
Acl =
√1+ 4 ω 4 C4 R 4
1
= (0,5)4 4 4
√ 1+ 4 4 4 C R
C R

1
= = 0,707
√2
3.4.4 Rangkaian Penguat Non Inverting
Rangkaian penguat non invertingakan berfungsi untuk menguatkan sinyal yang
berasal dari ouput rangkaian filter hpf+lpf.

Gambar 3.9Rangkaian Penguat Non Inverting

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 16


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Gambar 3.10Skematik Penguat Non Inverting


Perhitungan :
Rf Rf
Kanan Jundi = +1 Kiri Jundi = +1
Rin Rin
32 K 43 k
= +1 = +1
10 k 10 k
= 33 x = 44 x

Rf Rf
Kanan Zhudiah = +1 Kiri Zhudiah = +1
Rin Rin
78 k 67 k
= +1 = +1
10 k 10 k
= 79 x = 68 x

Rf Rf
Kanan Nina= +1 Kiri Nina = +1
Rin Rin
18 K 22 k
= +1 = +1
10 k 10 k
= 19 x = 23 x

3.4.5 Rangkaian Komparator


Rangkaian komparator akan membandingkan antara ouput yang dihasilkan
rangkaian penguat non inverting dan tegangan referensi, yang nantinya akan
menghasilkan logika 1 dan 0 yang nanti akan menjadi inputan rangkaian driver.

Gambar 3.11 Rangkaian Komparator

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 17


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Gambar 3.12 Skematik Komparator

3.4.6 Rangkaian Driver


Rangkaian driver terdiri dari transistor 3055, yang basisnya mendapat input
dari output rangkaian komparator, saat basis sudah mendapat tegangan lebih dari 0,7
volt maka transistor akan mensaturasikan tegangan 5 volt dari kolektor ke emitor
yang nantinya akan terhubung ke motor.

Gambar 3.13 Rangkaian Driver

Gambar 3.14Skematik Driver


3.4.7 Rangkaian Sensor Api
Rangkaian sensor api berfungsi untuk mendeteksi keberadaan api. Dimana,
rangkaian tersebut telah terhubung dengan kipas dan motor.Cara kerjanya yaitu
ketika photodiode mendeteksi atau menerima cahaya dari adanya api, maka tegangan
akan mensaturasikan basis transistor kemudian tegangan yang dilewatkan oleh
transistor akan dikomparator dengan tegangan referensi yang dipasang untuk
mengatur sensitifitas dari sensor.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 18


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Gambar 3.15 Skematik Sensor Api.

Gambar 3.16 Rangkaian Sensor Api

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 19


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1 Blok Utama
Rangkaian utama adalah rangkaian yang terdiri dari rangkaian instrumentasi,
rangkaian filter, rangkaian penguat dan rangkaian komparator. Pada rangkaian
instrumentasi akan mendeteksi sinyal otot tubuh yang akan menghasilkan amplitudo yang
kecil (mV). Output dari rangkaian instrumentasi kemudian akan menjadi input pada
rangkaian HPF dan output dari rangkaian HPF akan menjadi input pada rangkaian LPF
yang bertujuan untuk mendapatkan sinyal dengan frekuensi diantara range 20-500 Hz.
Karena ouput yang dihasilkan filter sangat kecil maka akan dikuatkan terlebih dahulu
menggunakan rangkaian penguat non inverting,Setelah itu, sinyal akan masuk ke rangkaian
komparator. Pada rangkaian instrumentasi harus diperhatikan jika pada kondisi relaksasi
maka sinyal harus berada pada garis ground osiloskop, karena jika tidak maka sinyal akan
terbaca oleh rangkaian komparator sebagai referensi atas akan tetap bekerja walaupun
lengan tidak berkontraksi. Selain itu pada rangkaian komparator perlu disesuaikan
referensinya dengan pasien atau pengguna EMG tersebut.

4.2 Rangkaian Driver


Rangkaian driver yaitu rangkaian yang berfungsi untuk mengendalikan pergerakan
dari motor. Rangkaian driver yang kami buat menggunakan transistor NPN 3055.
Rangkaian driver mendapatkan input yang berasal dari output komparator yang akan
menjadi input pada kaki basis transintor NPN yang akan menjadi driver. Perubahan
tersebut akan mengendalikan motor berjalan atau berhenti.

4.3 Rangkaian Sensor Api


Rangkaian sensor api yaitu rangkaian yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan
api. Pengaplikasiannya pada project ini yaitu rangkaian sensor api ini, outputnya
dihubungkan ke kipas. Dimana kipas tersebut akan mematikan api jika sensor mendeteksi
api. Sensor yang kami gunakan adalah photodioda. Jika rangkaian sensor api ini tidak mau
mendeteksi api, dapat disebabkan karena rusaknya photodioda pada rangkaian tersebut.
Maka harus dipastikan bahwa LDR yang kita gunakan benar-benar dalam kondisi baik.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 20


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

4.4 Pengambilan Data


4.4.1 Gambar Kontraksi Lengan Nina Havilda
Tabel 4.1 Data Ouput Instrumen Nina

Gambar 4.1 Output relaksasi instrumen Kiri Gambar 4.2 Output relaksasi instrumen
Nina kanan Nina

Gambar 4.3 Output kontraksi instrumen Kiri Gambar 4.4 Output kontraksi instrumen
Nina kanan Nina

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian instrumen dengan sadapan sinyal emg dari
pasien nina. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 56mV frekuensi 84Hz
saat relaksasi, dan amplitude 96mV frekuensi 52,2Hz. Dari lengan kanan di dapat
output bernilai amplitude 56mV frekuensi 84Hz saat relaksasi, dan amplitude 88mV
frekuensi 118,72Hz.
Tabel 4.2 Data Ouput Filter Nina

Gambar 4.5 Output relaksasi filter Kiri Nina Gambar 4.6 Output relaksasi filter kanan
Nina

Gambar 4.7 Output kontraksi filter Kiri Nina Gambar 4.8 Output kontraksi filter kanan
Nina

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 21


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian filter dengan sadapan sinyal emg dari pasien
nina. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 48mV frekuensi 114,7Hz saat
relaksasi, dan amplitude 104mV frekuensi 42,83Hz. Dari lengan kanan di dapat output
bernilai amplitude 48mV frekuensi 117,4Hz saat relaksasi, dan amplitude 104mV
frekuensi 42,83Hz.

Tabel 4.3 Data Ouput Penguat Nina

Gambar 4.9 Output relaksasi penguat Kiri Gambar 4.10 Output relaksasi penguat kanan
Nina Nina

Gambar 4.11 Output kontraksi penguat Kiri Gambar 4.12 Output kontraksi penguat
Nina kanan Nina

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian penguat dengan sadapan sinyal emg dari
pasien nina. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 616mV frekuensi
49,56Hz saat relaksasi, dan amplitude 96mV frekuensi 67,46Hz. Dari lengan kanan di
dapat output bernilai amplitude 616mV frekuensi 49,56Hz saat relaksasi, dan amplitude
636mV frekuensi 65,43Hz.

Tabel 4.4 Data Output Komparator Nina

Gambar 4.13 Output relaksasi komparator Gambar 4.14 Output relaksasi komparator
Kiri Nina kanan Nina

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 22


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Gambar 4.15 Output kontraksi komparator Gambar 4.16 Output kontraksi komparator
Kiri Nina kanan Nina

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian komparator dengan sadapan sinyal emg dari
pasien nina. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 720mV frekuensi
49,63Hz saat relaksasi, dan amplitude 728mV frekuensi 122,1 Hz. Dari lengan kanan di
dapat output bernilai amplitude 720mV frekuensi 49,63Hz saat relaksasi, dan amplitude
776mV frekuensi 42,21Hz.

4.4.2 GambarKontraksi Lengan Zhudiah


Tabel 4.5 Data Output Instrumen Zhudiah

Gambar 4.17 Output relaksasi instrumen Gambar 4.18 Output relaksasi instrumen
Kiri Zhudiah kanan Zhudiah

Gambar 4.19 Output kontraksi instrumen Gambar 4.20 Output kontraksi instrumen
Kiri Zhudiah kanan Zhudiah

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian instrumen dengan sadapan sinyal emg dari
pasien Zhudiah. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 48mV frekuensi
114,7Hz saat relaksasi, dan amplitude 48mV frekuensi 996,8Hz. Dari lengan kanan di
dapat output bernilai amplitude 56mV frekuensi 84Hz saat relaksasi, dan amplitude
272mV frekuensi 71,15Hz.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 23


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Tabel 4.6 Data Output Filter Zhudiah

Gambar 4.21 Output relaksasi filter Kiri Gambar 4.22 Output relaksasi filter kanan
Zhudiah Zhudiah

Gambar 4.23 Output kontraksi filter Kiri Gambar 4.24 Output kontraksi filter kanan
Zhudiah Zhudiah

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian filter dengan sadapan sinyal emg dari pasien
Zhudiah. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 48mV frekuensi 114,7Hz
saat relaksasi, dan amplitude 192mV frekuensi 50,86Hz. Dari lengan kanan di dapat
output bernilai amplitude 48mV frekuensi 114,7Hz saat relaksasi, dan amplitude
168mV frekuensi 49,79Hz.

Tabel 4.7 Data Output Penguat Zhudiah

Gambar 4.25 Output relaksasi penguat Kiri Gambar 4.26 Output relaksasi penguat kanan
Zhudiah Zhudiah

Gambar 4.27 Output kontraksi penguat Kiri Gambar 4.28 Output kontraksi penguat
Zhudiah kanan Zhudiah

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 24


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian penguat dengan sadapan sinyal emg dari
pasien Zhudiah. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 616mV frekuensi
49,56Hz saat relaksasi, dan amplitude 704mV frekuensi 48,29Hz. Dari lengan kanan di
dapat output bernilai amplitude 616mV frekuensi 49,56Hz saat relaksasi, dan amplitude
680mV frekuensi 50,17Hz.

Tabel 4.8 Data Output Komparator Zhudiah

Gambar 4.29 Output relaksasi komparator Gambar 4.30 Output relaksasi komparator
Kiri Zhudiah kanan Zhudiah

Gambar 4.31 Output kontraksi komparator Gambar 4.32 Output kontraksi komparator
Kiri Zhudiah kanan Zhudiah

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian komparator dengan sadapan sinyal emg dari
pasien Zhudiah. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 720mV frekuensi
49,63Hz saat relaksasi, dan amplitude 720mV frekuensi 95,37Hz. Dari lengan kanan di
dapat output bernilai amplitude 720mV frekuensi 49,63Hz saat relaksasi, dan amplitude
720mV frekuensi 50,06Hz.

4.4.3 Gambar Kontraksi Lengan Jundi


Tabel 4.9 Data Output Instrumen Jundi

Gambar 4.33 Output relaksasi instrumen Gambar 4.34 Output relaksasi instrumen

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 25


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Kiri Jundi kanan Jundi

Gambar 4.35 Output kontraksi instrumen Gambar 4.36 Output kontraksi instrumen
Kiri Jundi kanan Jundi

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian instrumen dengan sadapan sinyal emg dari
pasien Jundi. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 56mV frekuensi 84Hz
saat relaksasi, dan amplitude 88mV frekuensi 64,22Hz. Dari lengan kanan di dapat
output bernilai amplitude 56mV frekuensi 84Hz saat relaksasi, dan amplitude 48mV
frekuensi 114,7Hz.

Tabel 4.10 Data Output Filter Jundi

Gambar 4.37 Output relaksasi filter Kiri Gambar 4.38 Output relaksasi filter kanan
Jundi Jundi

Gambar 4.39 Output kontraksi filter Kiri Gambar 4.40 Output kontraksi filter kanan
Jundi Jundi

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian filter dengan sadapan sinyal emg dari pasien
Jundi. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 48mV frekuensi 114,7Hz saat
relaksasi, dan amplitude 10mV frekuensi 293,7Hz. Dari lengan kanan di dapat output
bernilai amplitude 48mV frekuensi 114,7Hz saat relaksasi, dan amplitude 16mV
frekuensi 7,53Hz.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 26


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Tabel 4.11 Data Output Penguat Jundi

Gambar 4.41 Output relaksasi penguat Kiri Gambar 4.42 Output relaksasi penguat kanan
Jundi Jundi

Gambar 4.43 Output kontraksi penguat Kiri Gambar 4.44 Output kontraksi penguat
Jundi kanan Jundi

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian penguat dengan sadapan sinyal emg dari
pasien Jundi. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 616mV frekuensi
49,56Hz saat relaksasi, dan amplitude 692mV frekuensi 107,6Hz. Dari lengan kanan di
dapat output bernilai amplitude 616mV frekuensi 49,56Hz saat relaksasi, dan amplitude
680mV frekuensi 46,94Hz.

Tabel 4.12 Data Output Komparator Jundi

Gambar 4.45 Output relaksasi komparator Gambar 4.46 Output relaksasi komparator
Kiri Jundi kanan Jundi

Gambar 4.47 Output kontraksi komparator Gambar 4.48 Output kontraksi komparator
Kiri Jundi kanan Jundi

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 27


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop


digital, output yang dihasilkan rangkaian komparator dengan sadapan sinyal emg dari
pasien Jundi. Dari lengan kiri di dapat output bernilai amplitude 720mV frekuensi
49,63Hz saat relaksasi, dan amplitude 720mV frekuensi 75,71Hz. Dari lengan kanan di
dapat output bernilai amplitude 720mV frekuensi 49,63Hz saat relaksasi, dan amplitude
720mV frekuensi 51,67Hz.

Tabel 4.13 Data Output Instrumen


Kiri Kanan
Pasien
Amplitudo Frekuensi Amplitudo Frekuensi
Nina 96 mV 52,2 Hz 88 mV 118,72 Hz
Zhudiah 48 mV 996,8 Hz 272 mV 71,15 Hz
Jundi 88 mV 64,22 Hz 48 mV 114,57 Hz

Tabel 4.14 Data Output Filter


Kiri Kanan
Pasien
Amplitudo Frekuensi Amplitudo Frekuensi
Nina 104mV 42,83Hz 104mV 42,83Hz
Zhudiah 192mV 50,86Hz 168mV 49,79Hz
Jundi 10mV 293,7Hz 16mV 7,530kHz

Tabel 4.15 Data Output Penguat


Kiri Kanan
Pasien
Amplitudo Frekuensi Amplitudo Frekuensi
Nina 96mV 67,46Hz 636mV 65,43Hz
Zhudiah 704 mV 48,29 Hz 680mV 50,17Hz
Jundi 692mV 107,6Hz 680mV 46,94Hz

Tabel 4.16 Data Output Komparator


Kiri Kanan
Pasien
Amplitudo Frekuensi Amplitudo Frekuensi
Nina 728mV 122,1Hz 776mV 122,1Hz
Zhudiah 720mV 95,37Hz 720mV 95,37Hz
Jundi 720mV 75,71Hz 720mV 51,67Hz

4.4.4 Filter Rangkaian EMG


Pengambilan plotting filter EMG digunakan untuk mengetahui
bahwa sinyal EMG berfrekuensi 20-500 Hz. Input sinyal diperoleh
dari output sinyal EMG yang telah dikuatkan dengan rangkaian
penguat. Hasil plotting sinyal output dapat dilihat melalui osiloskop.
Rangkaian instrumentasi dihubungkan langsung ke function.
Function diputar mulai dari 10 Hz sampai 500 Hz dengan amplitudo
5 Vpp. Setiap diberikan input, sinyal dihitung kemudian dicatat nilai
amplitudonya sehingga diperoleh hasil plotting berikut.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 28


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

Plotting Filter
6

4
Vout

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 150 200 250 300 500

Gambar 4.25Plotting Filter EMG


Gambar diatas adalah gambarpengujian dari filter EMG yang kami gunakan,
yaitu dengan range frekuensi sebesar 20-500 Hz. Filter tersebut menggunakan
rangkaian HPF dan LPF. Rangkaian HPF di desain dengan Fc senilai 20 Hz yang
berfungsi untuk menekan frekuensi dibawah frekuensi tersebut dan meloloskan sinyal
dengan frekuensi diatas 20 Hz. Kemudian rangkaian LPF di desain dengan Fc 500 Hz
yang bertujuan untuk menekan sinyal dengan frekuensi diatas 500 Hz dan meloloskan
sinyal dibawah frekuensi 500 Hz. Filter tersebut dibuat untuk memastikan bahwa
sinyal yang ditangkap adalah sinyal dengan frekuensi EMG.

4.5 Rangkaian Driver dan Sensor Api


Dari pengukuran yang kami dapat dengan menggunakan avometer. Tegangan saat
kipas hidup bernilai 1,8 V dengan resistansi 15k Ohm. Dan tegangan saat menjalankan
motor bernilai 4,3 V.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 29


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Secara menyeluruh project EMG ini dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1 Project ini terdiri dari beberapa blok utama, yaitu blok penyadap, blok filter dan
penguat, blok rangkaian driver, dan blok rangkaian sensor api. Masing-masing blok
memiliki fungsi tersendiri dan terdiri dari beberapa rangkaian.
5.1.2 Blok penyadap terdiri dari rangkaian instrument amplifier, penguat non-inverting,
rangkaian komparator.
5.1.3 Blok driver terdiri dari komparator dan driver transistor.
5.1.4 Blok sensor api.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Elektromiografi (EMG) adalah alat
kesehatan yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot.Untuk
mengukur sinyal otot dapat menggunakan elektroda, dimana dua buah elektroda untuk otot
yang minim gerakandan satu elektroda untukground. Pada project EMG ini dapat
dimanfaatkan sebagai penggerak simulasi kursi roda yang sistem kerjanya dengan cara
relaksasi dan kontraksi otot.
Pada projek kali ini, motor yang telah dibuat salah satu roda belum bisa berjalan.
Hal tersebut dikarenakan ketidakstabilan sinyal yang keluar dari komparator yang pada saat
relaksasi sudah terdapat gelombang kotak. Padahal untuk sinyal komparator yang baik saat
relaksasi adalah 0V atau ground dan saat kontraksi naik ke tegangan kurang dari 5V. Saat
kontraksi setidaknya harus diatas 0V dan dibawah 5V untuk menyulut basis transistor. Saat
transistor tersulut maka akan menjalankan roda.

5.2 Saran
Dalam pembuatan project EMG ini, kami menyarankan pembaca agar:
5.2.1 Menggunakan filter analog sebagai filter. Hal tersebut dikarenakan filter digital
mudah mengalami kebocoran.
5.2.2 Menambahkan driver motor agar roda bisa bergerak mundur.

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 30


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

DAFTAR PUSTAKA

 Anam, Khoirul. (2016, 29 Oktober). Mengenal Elektromiografi (EMG). Dikutip 16 Agustus


2019 dari kipmi.or :https://kipmi.or.id/mengenal-elektromiografi-emg.html
 Criswell, E. (2010). Cram’s introduction to surface electromyography. 2nd ed: Jones &
Bartlett Publishers.
 De Luca, C. (2006). Electromyography Encyclopedia of Medical Devices and
Instrumentation: John Wiley & Sons, Inc.
 De Luca, C. J. (2002). Surface electromyography: Detection and recording. DelSys
Incorporated, 10, 2011.
 Faradisa, Irmalia Suryani, Pandu. 2015. Deteksi Sinyal Elektromyogram (EMG) Saat
Kontraksi Dan Relaksasi Dengan Personal Komputer. ISSN: 2407 – 7534 : 428-436.
 Khushaba, R. (2010). Application of Biosignal-Driven Intelligent Systems for Multifunction
Prosthesis Control. University of Technology, Sydney.
 Moritani, T., Stegeman, D., & Merletti, R. (2005). Basic Physiology and Biophysics of EMG
Signal Generation Electromyography (pp. 1-25): John Wiley & Sons, In
 Noname. ELEKTROMIOGRAFI (EMG). Dikutip 16 Agustus 29 dari awalbros :
http://awalbros.com/technology/pemeriksaan-elektromiografi/

 Noname.Elektromiogram (EMG). Dikutip 16 Agustus 2019 dari Greneagles.com.sg :


https://www.gleneagles.com.sg/id/specialties/medical-specialties/orthopaedic-surgery-sports-
medicine/emg
 Sitanaya, Jeffry Glen, Tasripan, Achmad Arifin. 2018. Pengolahan Sinyal EMG sebagai
Perintah Kontrol untuk Kursi Roda Elektrik. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018)
ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print).

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 31


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

LAMPIRAN
1. Skematik Keseluruhan
a. Rangkaian Instrumen

b. Rangkain Filter

c. Rangkain Penguat

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 32


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

d. Rangkaian Komparator

e. Rangkaian Driver

f. Rangkaian Sensor Api

2. Layout Rangkaian
a. Rangkaian Instrumen

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 33


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

b. Rangkain Filter

c. Rangkain Penguat

3. Foto Alat dan Keterangan Bagian-Bagiannya. (Tampak Depan, belakang, samping


kanan, samping kiri).

a. Rangkaian Utama

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 34


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

b. Motor
 Tampak Depan

 Tampak Belakang

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 35


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

 Tampak Samping Kanan

 Tampak Samping Kiri

 Tampak Atas

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 36


EMG Kontrol Motor Dengan Sensor Api

NINA HAVILDA (P27838018030) ZHUDIAH ANNISA (P27838018036) M JUNDI AL AZIZ (P27838018041) 37

Anda mungkin juga menyukai