Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MEDIKA TENSIMETER DIGITAL DENGAN OUTPUTAN SUARA

Disusun oleh: Guna Monda W. ( 09530074 )

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2012

BAB I PENDAHULUAN

A.

Pengertian tensimeter Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak itu sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.

B.

Cara pengukuran tekanan darah Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.

C.

Tekanan sistolik Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh arteri saat jantung memompa darah (berkontraksi). Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung dalam fase istirahat. Alat ini sangat penting jika ada diantara keluarga menderita tekanan darah tinggi, maka perlu memiliki alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci keberhasilan mengendalikan tekanan darah pasien tekanan darah tinggi adalah pengukuran tekanan darah secara teratur. Selain alat ukur tekanan darah secara manual seperti di atas, ada juga sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis. Tekanan darah akan tampil di layar setelah sphygmomanometer digital selesai mengukur tekanan darah. Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagi berikut:

sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg). Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmHg ( ke 198mmHg). Disini kita melihat apakah ada bagian yang bocor. Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik, dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik. Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut: 1. Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama 2. tabung kaca kotor (air raksa oksidasi) 3. udara atau debu di air raksa Alasan yang pertama mudah kelihatan. Ada dua saringan dalam setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung kaca dan tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat dengan mudah. Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi kelebihan tekanan. Penanganan yang tidak baik setelah dipakai yaitu membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak kembali ke tabung air raksa. Alasan yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa air raksa adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni. Keadaan ini menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori tabung gelas/kaca. Akibatnya gerakan raksa saat turun terhambat. Alasan yang ketiga adalah masuknya gelembung udara. Ini disebabkan oleh cara penanganan yang tidak sesuai dari sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk lewat udara. Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa mengunci air raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka dapat menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.

BAB II KOMPONEN

2.1 SENSOR TEKANAN Sensor Tekanan MPX5050DP sensor tekanan MPX5050DP merupakan tranduser piezoresisif yang terbuat dari bahan silicon dan dirancang untuk berbagai aplikasi terutama yang menggunakan mikrokontroler. Sensor ini dilengkapi dengan chip signal conditioned, temperature compensated dan calibrated. Berikut adalah gam bar skematik sensor tekanan MPX5050DP secara keseluruhan.

Gambar 2.1. Skema sensor tekanan MPX5050DP

Gambar 2.2. Sensor tekanan MPX5050DP

Dari gambar di atas, terdapat konfigurasi pin sensor adalah sebagai berikut. Pin 1 merupakan pin Vout, pin 2 merupakan pin GND dan pin 3 adalah pin Vs. Sedangkan pin 4, 5, dan 6 tidak digunakan untuk external circuit , tetapi digunakan untuk internal device connections. Pada pembuatan Tugas Akhir ini digunakan sensor tekanan tipe MPX5050DP. Sensor ini mampu mendeteksi tekanan sebesar 0 sampai dengan 50 kPa. MPX5050DP hanya membutuhkan supply tegangan +5 Volt. Seperti sensor takanan pada umumnya, sensor tekanan darah akan mengubah tekanan darah menjadi tegangan. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. Tegangan yang dihasilkan sensor ini masih berupa tegangan dengan orde mV. Namun, karena sensor ini dilengkapi chip signal conditioned seperti dijelaskan diatas, maka keluaran dari sensor ini tidak perlu dikuatkan lagi.

Tegangan keluaran ini masih berupa analog, sehingga perlu diubah menjadi tegangan digital. Tegangan digital ini yang selanjutnya akan diproses oleh mikrokontroler 2.2 Motor DC Motor merupakan perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengubah energy listrik menjadi energy mekanik. Motor DC adalah motor yang bekerja apabila diberi arus searah pada terminal masukannya. Motor DC yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah motor DC dengan tegangan masukan sebesar 6 Volt. Teori dasar motor arus searah adalah apabila sebuah kawat berarus diletakkan antara kutub magnet (Utara- Selatan), maka pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang menggerakkan kawat tersebut. Arah gerak kawat itu dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri yaitu apabila tangan kiri terbuka diletakkah diantara kutub Udan S, sehingga garis gaya medan magnet yang keluar dari kutub Utara menembus telapak tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, maka kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari.

Gambar 2.3. Kaidah tangan kiri 2.3 Solenoid Solenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik ata arus listrik menjadi gerakan mekanis linear. Solenoid disusun dari kkumparan dengan inti besi yang dapat bergerak, bentuknya seperti gambar 2.3. Apabila kumparan diberi tenaga, inti atau jangkar akan ditarik ke dalam kumparan. Arus kumparan untuk solenoid dc hanya dibatasi oleh tahanan kumparan. Dengan ditempatkan plunger, dorongan akan menjadi lebih besar dari yang dibutuhkan sehingga sering digunaka n suatu kumparan tegangan parsial solenoid yang lebih kecil. Untuk solenoid yang lebih besar dua bagian kumparan dapat digunakan saklar cut off beroperasi apabila plunger hanya berada sekitar dudukan dan membuka rangkaian untuk bagian kumparan. Inti bes i dibuat dari baja lunak dengan reluktansi rendah. Solenoid dc mempunyai konstanta waktu, sebab induktansi kumparan memperlambat pemagnetan.

Gambar 2.4. Solenoid

BAB III Cara Kerja Masing masing blok rangkaian

3.1 Rangkaian pendeteksi tekanan darah berupa modul sensor tekanan darah.

Gambar 3.1. Rangkaian modul pendeteksi tekanan darah Cara kerja rangkaian pendeteksi tekanan darah adalah sebagai berikut. Ketika power supply ON, maka rangkaian pendeteksi tekanan darah mendapat tegangan. Dengan program yang diberikan,maka modul sensor akan mengirim data ON ke mikrokontroler, kemudian mengirim perintah bahwa solenoid dalam keadaan tertutup dan motor berputar untuk memompa sambil sensor tersebut membaca tekanan darah dan denyut nadi. Setelah sensor membaca nilai tekanan darah dan denyut nadi, maka motor DC berhenti dan soleloid membuka. Data nilai systole, diastole dan nadi dikirim ke mikrokontroler kemudian diproses.

3.2 Rangkaian motor DC dan solenoid merupakan rangkaian otomatisasi Gluterma Meter Digital.

Gambar 3.2. Rangkaian motor DC dan solenoid Cara kerja rangkaian motor DC dan solenoid adalah sebagai berikut. Motor DC dan solenoid masing- masing mendapatkan tegangan +6 V, s ehingga keadaanya ON. ketika mikrokontroler sinyal dari sensor bahwa solenoid menutup dan motor DC berputar maka masing- masing port yaitu port D.3 dan port D.4 mendapat input high. Ketika sensor mendeteksi tekanan darah dan denyut nadi, maka port D.3 dan port D.4 akan mendapatkan sinyal low, sehingga solenoid akan membuka dan motor DC akan berhenti berputar.

CARA KERJA SISTEM KESELURUHAN

Gambar 3.3. Rangkaian Gluterma Meter Digital untuk Mengukur Tekanan Darah Manusia Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah sebagi berikut. Jika saklar S1 di-ONkan, catu daya akan aktif, maka rangkaian yang terhubung ke power supply barada dalam keadaan ON. Dengan program yang diberikan, mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan instruksi -instruksi yang diberikan. Mula-mula LCD menampilkan tulisan yang berisi tentang alat Gluterna Meter Digital. Kemudian memilih jenis pengukuran muncul, tactile switch aktif. Dalam hal ini, pilih untuk jenis pengukuran tekanan darah. Setelah memilik jenis pegukuran tekanan darah, kemudian memasukkan data usia. Proses selanjutnya adalah pemompaan secara otomatis. Sensor langsung bekerja dengan mengirimkan perintah ke mikrokontroler untuk mengaktifkan motor DC dan solenoid. Dari awal mulai memompa dan sampai berhenti memompa, tekanan tersebut akan selalu dibaca oleh mikrokontroler. Tekanan akan diubah menjadi tegangan oleh sensor tekanan, kemudian diperkuat oleh penguat penguat tegangan internal sensor kemudian dikonversikan menjadi data digital oleh ADC internal modul sensor. Data digital ters ebut adalah nilai systole, diatole dan denyut nadi. Data tersebut kemudian diproses oleh mikrokontroler sesuai dengan data usia. Mikrokontroler mengkategorikan tekanan darah tersebut termasuk normal, rendah atau tinggi untuk usia yag dimaksud. Setekah pem rosesan selesai, hasilnya ditampilkan pada layar LCD yang berupa nilai tekanan darah yang terukur beserta keterangan normal, tinggi atau rendah.

Prinsip Outputan data dengan menggunakan Suara Pada dasarnya tekanan darah pada manusia dapat di golongkan menjadi 3 yaitu: a. Tekanan darah tinggi ( >130 ) b. Tekanan darah normal ( 100 s/d 130 ) c. Tekanan darah rendah ( < 100 ) Dari data keluaran tekanan tersebut kita dapat merubahnya menjadi keluaran suara berdasarkan data range diatas. a. Jika pada mikro mendapatkan data tekanan darah sebesar >130 maka outputan suaranya akan menjadi bunyi Biep 3X b. Jika pada mikro mendapatkan data tekanan darah sebesar 100 s/d 130 maka outputan suaranya akan menjadi bunyi Biep 2X c. Jika pada mikro mendapatkan data tekanan darah sebesar <100 maka outputan suaranya akan menjadi bunyi Biep 1X

Anda mungkin juga menyukai