Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Elastis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mudah berubah


bentuknya dan mudah kembali ke bentuk asal. Elastisitas menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan elastis. Sedangkan Modulus
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk mempertahankan
keelastisannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, modulus elastisitas sering digunakan,


khususnya pada bidang ilmu teknik yang mengkaji tentang pembangunan
suatu bangunan atau suatu benda, seperti mesin. Proses pembangunan
tersebut berkaitan secara langsung dengan kekuatan bahan yang akan
digunakan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan elastisitas ?

2. Apa yang dimaksud dengan modulus elastisitas ?

3. Apa yang dimaksud dengan regangan dan tegangan ?

4. Apa syarat kesetimbangan untuk benda tegar ?

5. Pengaruh gaya pada benda tegar bergantung dengan apa ?

6. Benda dikatakan dalam kesetimbangan jelaskan ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang elastisitas.

2. Untuk mengetahui tentang modulus elastisitas.

3. Untuk mengetahui tentang regangan dan tegangan.

4. Untuk mengetahui syarat kesetimbangan benda tegar.

1
5. Untuk mengetahui pengaruh gaya pada benda tegar.

6. Untuk mengetahui benda dikatakan dalam kesetimbangan.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan mampu menambah pengetahuan pembaca


mengenai Elastisitas, Tegangan dan Regangan. Disamping itu, pembaca juga
mampu membedakan benda dikatakan setimbang dan tidak setimbang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Elastisitas

Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk


semula ketika gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan.
Perubahan bentuk tersebut dapat berupa pertambahan atau pengurangan
panjang.

2.2 Tegangan dan Regangan

Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik (F) yang
dialami kawat dengan luas penampangnya (A) atau bisa juga didefinisikan
sebaghai gaya per satuan luas. Tegangan merupakan sebuah besaran skalar
dan memiliki satuan N/m² atau Pascal (Pa).

Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan


panjang ∆L dengan panjang awalnya L. Atau perbandingan perubahan
panjang dengan panjang awal. Karena pertambahan panjang (∆L) dan
panjang awal (L) adalah besaran yang sama, maka regangan e tidak memiliki
satuan atau dimensi.

2.3 Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas adalah rasio antara tegangan dan regangan.


Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu gaya dengan besar tertentu,
yang biasa disebut sebagai batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan pada
benda lebih kecil dari batas elastisnya, benda akan mampu kembali ke bentuk
semula setelah gaya dihilangkan. Jika gaya yang diberikan lebih besar dari
batas elastisnya, benda tidak akan kembali ke bentuk semula setelah gaya
dihilangkan.

3
Modulus elastisitas kayu dapat dihitung melalui pemberian beban
sebagai tegangan yang diberikan pada kayu dan mengamati penunjukkan oleh
garis rambut sebagai reganngannya. Modulus elastisitas dapat ditentukan
melalui :

dengan :

E  =   modulus elastisitas

B  =   berat beban (dyne)

L  =   panjang antara 2 tumpuan (cm)

f   =   pelenturan (cm)

b   =   lebar batang (cm)

h   =   tebal batang (cm)

2.4 Syarat Kesetimbangan Benda

Sebuah benda dikatakan mengalami kesetimbangan (seimbang) secara


translasi jika benda tersebut diam atau bergerak beraturan. Selain itu, benda
dikatakan seimbang secara rotasi jika benda tersebut tidak berputar atau
berputar dengan kecepatan sudut tetap. Secara lebih rinci, sebuah benda
dikatakan setimbang jika memenuhi syarat-syarat. Syarat-syarat suatu benda
dikatakan setimbang secara translasi yaitu resultan gaya yang bekerja pada
benda itu bernilai nol. Dalam tinjauan vektor, jumlah komponen gaya harus
bernilai nol, syarat ini dapat dirumuskan:

∑F = 0

∑Fx = 0

4
∑Fy = 0

∑Fz = 0

Sementara itu, syarat kesetimbangan untuk gerak rotasi yaitu nilai nol
pada resultan torsi yang bekerja pada benda. Rumusan yang mewakili
pengertian ini yaitu :

∑τ = 0

∑τ kiri = ∑τ kanan

2.5 Pengaruh Gaya Terhadap Benda Tegar

Apakah yang dimaksud dengan torsi? Perhatikan pengaruh torsi pada


benda tegar seperti contoh jungkat-jungkit berikut.

Apa yang terjadi pada jungkat-jungkit jika sebuah bola diletakkan di


titik A, di titik B, atau di titik C? Saat bola diletakkan di titik A, maka batang
jungkat-jungkit akan mengguling yang arah putarannya berlawanan arah
jarum jam. Saat bola diletakkan di titik B, batang jungkat-jungkit akan tetap
di atas (tidak mengguling). Dan saat bola diletakkan di titik C, batang
jungkat-jungkit akan mengguling yang arah putarannya searah jarum jam.

Gerakan mengguling pada batang jungkat-jungkit ini disebabkan oleh


pengaruh torsi ( τ ). Torsi atau momen gaya merupakan gaya yang bekerja

5
pada sebuah benda dengan jarak tertentu terhadap titik pusat pada benda
tersebut. Jarak tertentu yang tegak lurus dengan pusat massa benda disebut
lengan gaya atau lengan momen. Jadi, Torsi didefinisikan sebagai hasil kali
antara gaya (F) dengan jarak lengan gaya ( l ). Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:

: momen gaya (Hm)


F : gaya (N)
l  : lengan gaya (m)

2.6 Benda dikatakan dalam kesetimbangan

Dalam ilmu fisika sebuah sistem dalam keseimbangan bila memenuhi


syarat semua jumlah gaya gaya yang bekerja pada sisten tersebut sama
dengan nol (hukum Newton pertama). Pada saat ini sistem memiliki dua
kemungkinan yang pertama diam atau kemungkinan kedua bergerak lurus
beraturan (glb) atau gerak dengan kecepatan tetap. Untuk sistem dalam
keadaan diam dinamakan keseimbangan statis sedangkan dalam keaadaan
bergerak dinamakan seimbang dinamis. Keduanya tetap bisa dikatangan
sistem  dalam keseimbangan.

2.6.1 Keseimbangan partikel


Partikel adalah benda yang ukurannya diabaikan sehingga dapat di
gambarkan sebagai titik. Suatu partikel tidak mengalami gerak rotasi
yang menimpanya hanya akan mengakibatkan gerak translasi. Oleh
karena itu suatu partkel dikatakan seimbang harus memenuhi syarat
bahwa jumlah gaya yang bekerja pada nya sama dengan nol
∑F = 0

6
Bila partikel tersebut berada pada bidang dimana horizontal sebagai
sumbu x serta vertikal sebagai sumbu y maka syarat keseimbangan di
atas dapat ditulis lebih terperinci menjadi

 ∑Fx = 0
 ∑Fy = 0

Keterangan

 ∑Fx , adalah resultante gaya yang bekerja pada horizontal.


 ∑Fy, adalah resultante gaya yang bekerja pada vertikal.

Sesuai dengan hukum pertama Newton tentang gerak bahwa


“jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah partikel sam dengan nol
maka pada benda tersebut memiliki dua kenungkinan yaitu diam atau
gerak lurus beraturan (kecepatan tetap). Jadi partikel dalam keadaan
seimbang tidak harus diam  tetapi sitem dalam keadaan seimbang bisa
terjadi bila dalam keadaan gerak lurus beraturan yaitu gerak dengan
kecepatan tetap.

2.6.2 Keseimbangan benda tegar


Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan
bentuk ketika diberi gaya luar. Suatu benda dikatakan dalam keadaan
seimbang bila memiliki  keseimbangan translasi (diam atau bergerak
lurus beraturan) dan keseimbangan rotasi yaitu  tidak berputar atau
berputar dengan kecepatan sudut tetap.

 Syarat keseimbangan tranlasi adalah  ∑F = 0


 Sedangkan syrat keseimbangan rotasi adalah ∑τ = 0

Keterangan

 ∑F , adalah resultan gaya


 ∑τ, resultan memen gaya atau torsi

7
Bila sebuah benda memenuhi kedua syarat diatas maka bisa
disebut pula memiliki dua jenis keseimbangan mekanik

 Keseimbangan translasi
 Keseimbangan rotasi

2.6.3 Keseimbangan rotasi


Benda dikatakan memiliki keseimbangan rotasi bila memenuhi
syarat sebagai berikut :
1. Benda tidak mempunyai percepatan angular
2  Benda kemungkinan dalam keadaan

 Diam
 Bergerak dengan kecepatan anguler tetap

Jumlah torsi = nol tetapi jumlah gaya tidak harus = nol

8
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

 Penggaris
 Beban ( batu )
 Karet ( secukupnya )

3.2. Cara Kerja

 Terlebih dahulu sediakan alat dan bahan yang akan dilakukan untuk percobaan.
 Simpulkan karet , menjadi sebuah regangan , buat simpulan karet sebanyak 2
buah.
 Pada tiap ujung dari kedua buah simpulan , ujung atas simpulan karet
dimasukkan kedalam sebuah penggaris , atau bisa juga diikatkan pada penggaris.
 Lalu pada ujung bawah simpulan karet yang pertama , ikatkan pada sebuah beban
( batu ).
 Pada ujung bawah simpulan yang kedua , tidak diikatkan sebuah beban.
 Penggaris diposisikan sebagai penopang dari kedua simpulan karet yang diikat
dengan beban , dengan yang tidak diikat dengan beban.
 Catat hasil percobaan yang telah dilakukan.

3.3 Kesimpulan percobaan

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya gaya yang bekerja pada
karet berbanding lurus dengan lurus dengan pertambahan panjang dalam keadaan
seimbang.

Kita dapat mengetahui bahwa walaupun karet bertambah panjang namun masih
bisa kembali seperti semula sehingga dapat kita ketahui bahwa elasitisitas merupakan
pertambahan panjang yang dapat kembali seperti semula, jika tidak dikenai gaya lagi.

9
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk kembali ke


bentuk semula ketika gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut
dihilangkan. Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik (F)
yang dialami kawat dengan luas penampangnya (A) atau bisa juga
didefinisikan sebaghai gaya per satuan luas. Kesetimbangan/setimbang artinya
benda ada beberapa kemungkinan. Benda tegar artinya bentuk benda tidak
berubah jika mengalami gaya-gaya. Suatu titik yang dianggap poros diam,
maka gaya yang bekerja pada titik itu dianggap nol atau tidak ada gaya yang
bekerja karena jarak antara gaya dengan titik tersebut adalah nol atau tidak
mempunyai jarak.

3.2 Saran

Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi Elastisitas,


Tegangan, dan Regangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

 https://intanxiipa3.wordpress.com/ix-keseimbangan-benda-tegar-dan-
elastisitas/ di akses tanggal 19 Oktober 2016 pukul 18.10 WIB
 http://kampustekniksipil.blogspot.co.id/2012/07/berkenalan-dengan-
tegangan-regangan.html di akses tanggal 19 Oktober 2016 pukul 18.25
WIB
 http://fungsi.web.id/2015/06/pengertian-tegangan-dan-regangan.html di
akses tanggal 19 Oktober 2016 pukul 18.30 WIB
 http://yokijayabustami.blogspot.co.id/2015/06/kesetimbangan-benda-
tegar.html di akses tanggal 19 Oktober 2016 pukul 18.40 WIB
 http://fajar18februari.blogspot.co.id/2014/05/makalah-fisika-
kesetimbangan-benda-tegar.html di akses tanggal 19 Oktober 2016 pukul
18.50 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai