Anda di halaman 1dari 52

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DAN

ELASTISITAS

KELOMPOK 3:
FILIPUS SITOMPUL (201963017)
SARTIKA HUTASOIT (201963045)
RUTH JEMIMA G (201963001)
DION WOSPAKRIK (201963035)
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
Pengertian

Kesetimbangan benda tegar adalah kondisi dimana momentum


benda tegar sama dengan nol.

 Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan


tetap diam. Namun jika awalnya benda tegar tersebut bergerak
dengan kecepatan konstan, maka ia akan tetap bergerak dengan
kecepatan konstan.

 Sedangkan benda tegar sendiri adalah benda yang bentuknya


(geometrinya) akan selalu tetap sekalipun dikenakan gaya. Jadi
sekalipun dia bergerak translasi atau rotasi bentuknya tidak akan
berubah, contohnya meja, kursi, bola, dll.
APLIKASI KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

Terdapat beberapa aplikasi dari kesetimbangan benda tegar dalam


kehidupan sehari-hari. Aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:

• Jembatan kantilever
• Jembatan gantung
• Pemikul keranjang buah
• Ayunan dalam kondisi diam
• Layar LCD gantung
• Dan lain-lain
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

PERSAMAAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


1. Momen gaya
Momen gaya dapat didefinisikan sebagai suatu gaya yang memiliki
kecenderungan untuk memutar suatu beda terhadap suatu sumbu.
Persaman yang digunakan dalam menghitung momen gaya ini adalah
sebagai berikut:

Dengan:
F = gaya yang bekerja pada suatu benda (N). Gaya inilah yang
cenderung memutar benda
d = jarak (yang tegak lurus) dengan gaya ke suatu poros (m)
τ = torsi atau momen gaya (Nm)
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

2. Penguraian gaya
Dalam kesetimbangan benda tegar terdapat penguraian gaya-gaya yang dilihat
berdasatrkan sumbunya yaitu sumbu x dan sumbu y. Persamaan penguraian gaya
tersebut adalah sebagai berikut:

Dengan : θ adalah sudut yang terbentuk diantara gaya F dan sumbu x


3. Gerak translasi dan rotasi
a. Syarat kesetimbangan translasi

b. Syarat kesetimbangan rotasi


KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

4. Gaya gesek
Persamaan yang digunakan untuk menentukan gaya gesek adalah sebagai berikut:

Dengan:
F = gaya gesek yang terjadi pada suatu benda (N)
μ = koefesien gesek
N = gaya normal (N)

5. Gaya berat
Untuk menentukan gaya berat digunakan persamaan berikut ini:

W = m.g

Dengan:
W = berat suatu benda (N)
m = massa suatu benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/S2)
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Klasifikasi macam- macam jenis kesetimbangan benda tegar

Kesetimabangan benda tegar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam.


Klasifikasi macam-macam kesetimbangan tersebut diperkirakan dengan
memperhatikan kedudukan titik beratnya ketika gangguan kecil terjadi. Kedudukan
titik berat benda dapat naik, turun, dan tetap dari kedudukan semula bila gangguan
kecil dihilangkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut kesetimbangan benda tegardiklasifikasikan


menjadi tiga macam yaitu:

1. Kesetimbangan stabil
Kesetimbangan stabil merupakan suatu kesetimbangan yang dialami benda tegar
dimana jika gangguan kecil atau gaya diberikan pada benda tersebut kemudian
dihilangkan, maka benda akan kembali ke kedudukan seimbangnya semula.
 
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
2. Kesetimbangan labil
Kesetibangan labil merupakan suatu kesetimbangan yang dialami
benda tegar, jika gangguan kecil atau gaya diberikan pada benda tersebut
kemudian dihilangkan, maka benda tidak kembali ke kedudukan
seimbangnya semula, bahkan meninggalkan gangguan tersebut.

3. Keseimbangan netral
Kesetimbangan netral disebut juga dengan istilah
kesetimabangan indiferen. Kesetimbangan ini merupakan suatu
kesetimbangan yang dialami benda tegar dimana jika gangguan kecil atau
gaya diberikan pada benda, maka benda akan bergerak, tetapi jika gaya
dihilangkan, maka benda akan kembali diam pada kedudukan seimbangnya
yang berbeda.
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Contoh soal dan pembahasan

1. Perhatikan gambar berikut ini!

Berdasarkan gambar tersebut, Andi memanjat tali. Kemudian andi


berhenti pada suatu posisi (lihat pada gambar di atas). Tentukan besar
tengangan-tegangan tali jika Andi memiliki massa 50 kg.
Diketahui:

Jawaban :
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilakukan penguraian gaya-gaya. Penguraian gaya-gaya
tersebut adalah sebagai berikut:

 
Syarat setimbang ⅀Fx = 0, ⅀Fy = 0
Telah ditemukan persamaan 1 dan
persamaan 2. Kedua persamaan
tersebut disubtitusikan sehingga
mendapat tegangan-tegangan
yang dialami tali.

Jadi tegangan yang dialami oleh


T1  adalah 300 N  dan tegangan
yang dialami oleh T2 adalah 400 N
2. Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa sebuah tangga yang memiliki
berat 500 N di letakkan di dindinng selasar sebuah hotel. Dalam kasus ini dinding
dianggap sebagai dinding yang licin. Sedangkan lantai pada ujung tangga yang lain
adalah lantai kasar. Hal ini menyebabkan tangga tersebut dapat tergelincir.
Berdasarkan kasus tersebut tentukan koefesien gesekan antara lantai dan tangga.
Penyelesaian:
Diketahui:
W = 50 N
Ditanya:
μ =⋯? 
jawab:  gaya-gaya pada gambar dapat diilustrasikan kembali dengan gambar berikut:
Yang pertama harus ditentukan adalah NB. Dilakukan dengan cara penggunaan
persamaan gaya pada sumbu x.

Kemudian untuk jumlah torsi di B harus 0. Sehingga persamaan tersebut digunakan


untuk menentukan nilai NA.
Kemudian untuk menentukan koefesien gesekannya dapat digunakan⅀Fy = 0.
Hal ini karena jumlah gaya pada sumbu x adalah 0.
ELASTISITAS
Pada kendaraan bermotor, baik mobil ataupun sepeda motor,
dipasang sistem alat yang berfungsi untuk meredam kejutan. Sistem
alat ini dinamakan shockabsorber, yang kebanyakan orang
menyebutnya shockbreaker. Salah satu komponen shocksabsorber
adalah pegas (pir spiral). Coba Anda bayangkan apabila kendaraan
Anda tidak menggunakan shockabsorber. Pasti Anda akan cepat leiah
dan tidak menyenangkan ketika berkendara. Pada saat berkendaraan
meiewati jalan berlubang, berat kendaraan dan pengendara akan
menekan pegas sehingga termampatkan. Pegas akan kembali ke
bentuk semula pada jalan rata. Dengan demikian, pengendara hanya
merasakan sedikit kejutan. Mengapa pegas tersebut dapat kembali ke
bentuk semula? Apa manfaat pegas pada produk teknologi lainnya?
Simak dan pelajari artikel ini dengan saksama.
• Elatisitas

• Hukum
• Modulus Young
Hooke

• Teganga • Reganga
• Energi
• Susunan n n
Potensia
Pegas
l (Ep)

• Parale
• Seri
l
Coba kalian regangkan karet
gelang! Coba pula regangkan
plastisin! Apa yang terjadi
pada keduanya setelah kalian
regangkan?

Tentu keduanya akan berubah


bentuk karena kita kenai gaya
pada kedua benda tersebut.
Apabila gaya yang diterapkan terhadap suatu bahan dihilangkan,
bahan tersebut akan kembali ke bentuknya semula, contohnya
pegas dan karet. Ada juga benda yang mengalami bentuk secara
permanen jika dikenai gaya, contohnya tanah liat dan lilin. Untuk
membedakan karakteristik kedua jenis benda ini, benda
dikatakan memiliki sifat elastis
ELASTISITAS

Sifat elastis atau elastisitas


adalah kemampuan suatu
benda untuk kembali ke
bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang
diberikan kepada benda itu
dihilangkan
contoh : ketapel dan
karet.
ELASTISITAS

Sebuah benda dapat dikatakan elastis


sempurna jika gaya penyebab perubahan
bentuk hilang maka benda akan kembali ke
bentuk semula. Benda yang bersifat elastis
sempurna yaitu mempunyai batas-batas
deformasi yang disebut limit elastik sehingga
jika melebihi dari limit elastik maka benda
tidak akan kembali ke bentuk semula.
Batas elastisitas Titik

Gaya F
Batas
linearitas C patah

B
A
Daerah Daerah
elastis plastis

0 Pertambahan panjang x

Dari grafik:
 Garis lurus 0 – A : F sebanding dengan x
 Garis A – B : batas linearitas pegas
 Garis 0 – B : daerah elastis
 Garis B – C : daerah plastis
Stress dan Strain
Tegangan ( Stress= σ )
Stress : Gaya (F) yang dialami benda
persatuan luas (A).

F
A

 
• Tegangan dapat dikelompokkan menjadi :

1. Tegangan normal
Tegangan normal yaitu intensitas gaya normal per unit luasan. Tegangan normal dibedakan
menjadi tegangan normal tekan atau kompresi dan tegangan normal tarik. Apabila gaya-gaya
dikenakan pada ujung-ujung batang sedemikian rupa sehingga batang dalam kondisi tertarik,
maka terjadi tegangan tarik pada batang, jika batang dalam kondisi tertekan maka terjadi
tegangan tekan.
2. Tegangan geser
Tegangan geser adalah gaya yang bekerja pada benda sejajar
dengan penampang.

3. Tegangan volume
Tegangan volume adalah gaya yang bekerja pada suatu benda yang
menyebabkan terjadinya perubahan volume pada benda tersebut
tetapi tidak menyebabkan bentuk benda berubah.
Regangan

Jika benda diberi gaya, akan mengalami


perubaha panjang. Perbandingan
perubahan panjang mula-mula dengan
panjang benda disebut regangan
L
 
L0

Lo
Diberi gaya F
F
DL
L
Modulus Young
Perbandingan antara suatu tegangan (stress) terhadap
regangannya (strain) disebut : “MODULUS Young”.
Modulus kelentingan linier atau disebut juga modulus young.

Modulus Young (E) = =


tegangan
arik/desa =t
Stress σ
Strain
ε
regangan
arik/desa t

F = gaya tekan/tarik
Lo = panjang mula-mula
σ F . Lo A = luas penampang yang tegak lurus gaya F
E= = ∆L = pertambahan panjang
ε A . DL E = modulus elastisitas
σ = stress
ε = strain
Modulus Young
Nilai Modulus Elastisitas merupakan nilai yang
menunjukkan sifat keelastisitasan material
Masing-masing material memiliki nilai ymasing
masing
Nilai modulus elastisitas berdasarkan Hukum
Hooke E = ss // ee
Yang nilainya sama dengan besaran gaya
persatuan luas
Contoh soal
Dalam suatu pengujian terhadap baja,
diperoleh data bahwa ketika baja tersebut
ditarik dengan gaya 4.104 N, mengalami
pertambahan panjang 1,125 cm. Jika panjang
awal baja 50 m dan luas penampangnya 8
cm2, tentukan:
a. tegangan baja
b.regangan baja
c. modulus elastis baja
Penyelesaian:
HuKum Hooke
• Hubungan antara tegangan dan regangan erat kaitannya dalam teori
elastisitas.

Pada daerah ini, gaya


yang menarik benda
sebanding dengan
perubahan panjangnya
(hukum Hooke), dan
berlaku sampai satu titik
yang disebut batas
proporsional.
HuKum Hooke
Pada daerah ini, benda tidak
akan kembali ke bentuk semula
jika gaya eksternal dilepaskan,
tetapi tetap berubah bentuk
secara permanen.
Perpanjangan maksimum
dicapai pada titik patah, dan
gaya maksimum yang dapat
diberikan tanpa benda tersebut
patah disebut kekuatan
maksimum.
Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang
meregangkan pegas dengan pertambahan panjang pegas
pada daerah elastis pegas.

F=kx

F = gaya ((N)
K =konstanta elastisitas (N/m)
= pertambahan
pegas (m)

Berdasarkan Hukum III Newton (aksi-reaksi),


pegas akan mengadakan gaya yang besarnya
sama tetapi arah berlawanan
Tetapan Gaya
F = k.x

F = gaya pegas
k = konstanta pegas
x = simpangan pada
pegas

F k
Grafik hubungan gaya (F),
konstanta pegas (k) dan
pertambahan panjang (x)

x
Contoh soal
1. Sebuah pegas mempunyai panjang mula-
mula 10 cm. Ketika digantungkan beban 1,5
kg panjang pegas menjadi 20 cm. Berapakah
konstanta elastis pegas tersebut? (g= 10
m/s2).

• Diket
  :
xo = 10 cm
x1= 20 cm
m = 1,5 kg
g = 10 m/s2.
 Ditanya :
a. k…….?
Jawab :
a. Pertambahanpanjangpegas:
X = x1-xo = 20 –10 = 10 cm = 0,1 meter
 Gaya yang bekerjapadapegasadalahgayaberatdanbesarnya:
 F = m.g = 1,5.10 = 15 N
Maka: k=
Susunan Pegas Seri atau Paralel

paralel
kp  k 1  k 2

seri
1 1 1
 
ks k1 k2

Campuran
Susunan pegas
SERI
 PAralel
 
1.Hitunglah konstanta pengganti dari susunan
pegas berikut ini:

A B C
 
  PegasSusunan Seri danParalel:
 k1dan k2paralel, maka:

kp =k1 + k2 =20+30=50 N/m

 kpdengan k3 seri, maka:

 
 kT= 25 N/m
k
Energi Potensial Pegas k
F
F

Posisi awal
Posisi awal

F
F
Posisi
Posisi awal
awal
Energi potensial pegas dapat dihitung Usaha = Luas D yang diarsir
dengan grafik hubungan antara gaya F
dengan pertambahan panjang x W = ½ F.x
= ½ k.x.x = ½ k.x2
F k Usaha gaya tarik (F) = Energi
potensial pegas
F Ep = W
Ep = ½ k.x2

x x
STRAIN (Regangan) Thermal

Perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan


dimensi pada elemen. Akibat pemenasan suatu elemen
akan terjadi pemuaian. Akibat pendinginan terjadi
penyusutan
Sehingga elemen akan mengalami regangan thermal
merata (uniform thermal Strain)
et = a (ΔT)
Dgn a = koefisien muai thermal
Perubahan dimensi akhir menjadi :
δt = et L = a (ΔT)L
Stress (Tegangan) thermal


  𝑳
=∝ ∆ 𝑻
𝑳𝟎

 𝑭
=∝ 𝜸 ∆ 𝑻
𝑨
Daftar pustaka
• Physics Study Program Istitut Teknologi Bandung.
• www.kuliah2009.co.cc
• www.psb-psma.org
• http://www.koran-jakarta.com/
• http://www.mediafisika.com/
• http://www.orioncoat.com/
• http://physicslearning.colorado.edu/
• http://myweb.dal.ca/
• http://www.educomputacion.cl/
• www.wikimedia.org/
• Palupi Dwi Satya .Fisika untuk SMA dan MA kelas XI.
2009 .
A S I H
I H
I M A KKA S
ER
TTERI M A

Anda mungkin juga menyukai