Anda di halaman 1dari 6

Batang Lentur

Batang lentur didefinisikan sebagai batang struktur yang menahan baban transversal atau beban yang
tegak lurus sumbu batang. Batangbatang lentur pada struktur yang biasanya disebut gelagar atau balok
bisa dikategorikan sebagai berikut:
− Joist: adalah susunan gelagar-gelagar dengan jarak yang cukup dekat antara satu dan yang lainnya,
dan biasanya berfungsi untuk menahan lantai atau atap bangunan
− Lintel: adalah balok yang membujur pada tembok yang biasanya berfungsi untuk menahan beban yang
ada di atas bukaan-bukaan dinding seperti pintu atau jendela
− Balok spandrel: adalah balok yang mendukung dinding luar bangunan yang dalam beberapa hal dapat
juga menahan sebagian beban lantai
− Girder: adalah susunan gelagar-gelagar yang biasanya terdiri dari kombinasi balok besar (induk) dan
balok yang lebih kecil (anak balok)
− Gelagar tunggal atau balok tunggal

Gelagar biasanya direncanakan sebagai gelagar sederhana (simple beam) dengan perletakan sendi-rol,
perletakan jepit, jepit sebagian atau sebagai balok menerus.

Gelagar atau balok pada umumnya akan mentransfer beban vertikal sehingga kemudian akan terjadi
lenturan. Pada saat mengalami lenturan, bagian atas dari garis netral tertekan dan bagian bawah akan
tertarik, sehingga bagian atas terjadi perpendekan dan bagian bawah terjadi perpanjangan.

Struktur balok sebagai batang lentur harus memenuhi tegangan lentur yang diijinkan. Tegangan lentur
balok adalah hasil pembagian antara perkalian momen lentur dan jarak dari serat penampang terjauh ke
garis netral, dengan momen inersia penampang.

Menurut AISC, pada kondisi umum tegangan lentur yang diijinkan sebesar:
Fb = 0.66 Fy.

Batang lentur juga harus memenuhi syarat-syarat kekompakan sayap profil batang baja dan tunjangan
lateral dari sayap tekan. Batang lentur kompak didefinisikan sebagai batang yang mampu mencapai
batas momen plastisnya sebelum terjadi tekuk pada batang tersebut. Hampir semua profil W dan S
mempunyai sifat kompak.
 
Gambar 6.31. Ikatan lateral sistem rangka lantai satu atap
Sumber: Sagel dkk, 1993

Tunjangan lateral dari gelagarApabila ada beban transversal yang bekerja pada gelagar maka sayap
tekan akan bertingkah laku dalarn cara yang sama seperti sebuah kolom. Apabila panjang gelagar
bertam-bah, maka sayap tekan bisa mengalami tekukan. Terjadinya perpindahan ini pada sumbu yang
lebih lemah akan menyebabkan timbulnya puntiran yang akhirnya bisa menyebabkan terjadinya
keruntuhan. Batang-batang yang mengalami pembengkokan bukan pada sumbu utamanya tidak
memerlukan konstruksi ikatan. Namun demikian batang-batang tersebut harus memenuhi syarat-syarat
yang dimuat dalam AISCS 1.9.2. Struktur kotak biasanya tidak memerlukan konstruksi ikatan menurut
ketentuan dalarn AISCS 1.5.1.4. 1. dan 1.5.1.4.4. Batang-batang yang mengalami pembengkokan pada
sumbu utamanya, perlu mendapatkan konstruksi ikatan pada sayap tekannya untukmencegah terjadinya
ketidakstabilan lateral.

Untuk menentukan bentuk tunjangan lateral, diperlukan suatu penilaian tertentu sesuai dengan keadaan
yang dihadapi. Sebuah gelagar yang dibungkus dengan beton dapat dikatakan telah dilengkapi dengan
tunjangan lateral pada seluruh bentangnya. Balok bersilangan yang mengikat gelagar yang satu dengan
gelagar yang lainnya apabila disambung dengan baik pada sayap tekan, juga merupakan suatu
tunjangan lateral. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa balok silang tersebut harus rnempunyai
kekakuan yang cukup baik. Kadang-kadang kita perlu memberikan ikatan diagonal
pada suatu bagian tertentu untuk mencegah terjadinya pergerakan pada kedua arah. Konstruksi ikatan
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.31. dapat memberikan kekakuan pada beberapa bagian
lainnya.

Lantai metal dalam beberapa hal bukanlah merupakan konstruksi ikatan lateral. Setelah diberikan
sambungan-sambungan secukupnya, barulah lantai metal dapat dianggap sebagai konstruksi ikatan
lateral. Kasus-kasus tunjangan parsial (sebagian) bisa diubah menjadi tunjangan sepenuhnya dengan
melipat gandakan jarak celahnya. Misalnya lantai yang dipaku mati setiap empat ft bisa dianggap sebagai
sepertiga dari tunjangan lateral yang utuh, dan pada jarak 12 ft lantai tersebut akan merupakan suatu
tunjangan yang utuh.

Gaya geser
Pada sebuah gelagar yang diberikan beban berupa momen lentur positif, serat-serat bagian bawah
batang tersebut akan mengalami perpanjangan, sedang serat-serat bagian atasnya akan mengalami
perpendekan dan pada sumbu netralnya panjang serat tidak akan
mengalami perubahan (lihat Gambar 6.32).

 
Gambar 6.32. Deformasi lentur dan sebuah gelagar
Sumber: Salmon dkk, 1991

 
Gambar 6.33. Lenturan pada gelegar yang terdiri dari papan-papan yang disusun
Sumber: Salmon dkk, 1991

Karena adanya deformasi yang bervariasi ini, maka tiap-tiap serat mempunyai kecenderungan untuk
bergeser terhadap serat lainnya. Kalau sebuah gelagar dibentuk dari lembaran-lembaran papan yang
disusun sedemikian rupa sehingga papan yang satu berada di atas papan yang lain dan kemudian diberi
beban transversal, maka akan terjadi suatu konfigurasi seperti yang bisa kita lihat pada Gambar 6.33 (a).

Kalau papan-papan tersebut disambung antara yang satu dengan yang lainnya seperti yang terlihat pada
Gambar 6.33(b), maka kecenderungan untuk terjadinya pergeseran antara papan yang satu dengan
papan yang lainnya akan di tahan oleh kemampuan daya tahan terhadap geseran dari alat
penyambungnya. Untuk sebuah gelagar tunggal, kecenderungan untuk bergeser ditahan oleh kekuatan
daya tahan terhadap geser dari materialnya. Menurut AISC, pada kondisi umum tegangan lentur yang
diijinkan sebesar:
Fv= 0.40 Fy.

Lubang-lubang pada gelagarSedapat mungkin lubang-lubang pada gelagar harus dihindarkan. Apabila
lubang-lubang mutlak diperlukan, harus diusahakan untuk menghindari adanya lubang pada badan profil
yang mengalami gaya geser besar dan pada bagian sayap yang mengalami beban momen besar.

Sambungan ujung gelagar yang menggunakan baut pada badan profil yang tipis dapat menciptakan
suatu kondisi robeknya badan profil. Keruntuhan dapat terjadi akibat kombinasi bekerjanya gaya
geser/lintang melalui baris-baris baut dan gaya tarikan pada penampang bidang baut.
 
Gambar 6.34. Contoh lubang pada sayap gelagar
Sumber: Salmon dkk, 1991

 
Gambar 6.35. Lubang pada gelagar
Sumber: Salmon dkk, 1991

Keruntuhan badan profilGelagar dapat mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya akibat
terjadinya keruntuhan pada badan profil, serta pada titik-titik terdapatnya konsentrasi tegangan yang
besar karena bekerjanya beban terpusat atau adanya reaksi perletakan. Hal ini dapat dicegah dengan
memakai pengaku pengaku badan vertikal. Keruntuhan terjadi pada ujung rusuk badan, pada titik gelagar
menyalurkan tekanan dari sayap yang relatif lebar ke badan profil yang sempit. Dalam perhitungan
tegangan pada badan profil bekerja menyebar sepanjang badan, dengan sudut 45°.

LenturanLenturan dari sebuah batang struktur merupakan fungsi dari momen inersianya. Lenturan yang
diijinkan pada gelagar biasanya dibatasi oleh peraturan dan perlu diperiksa dalam proses pemilihan
gelagar. Menurut AISC batas lenturan terhadap beban hidup dari gelagar yang menyangga langit-langit
sebesar 1/360 panjang bentangnya. 

http://sma-muhamadiyah.blogspot.com/2012/09/batang-lentur.html

Batang tarik didefinisikan sebagai batang-batang dari struktur yang dapat menahan pembebanan tarik
yang bekerja searah dengan sumbunya. Batang tarik umumnya terdapat pada struktur baja sebagai
batang pada elemen struktur penggantung, rangka batang (jembatan, atap dan menara). Selain itu,
batang tarik sering berupa batang sekunder seperti batang untuk pengaku sistem lantai rangka batang
atau untuk penumpu antara sistem dinding berusuk (bracing).

Batang tarik dapat berbentuk profil tunggal ataupun variasi bentuk dari susunan profil tunggal. Bentuk
penampang yang digunakan antara lain bulat, plat strip, plat persegi, baja siku dan siku ganda, kanal dan
kanal ganda, profil WF, H, I, ataupun boks dari susunan profil tunggal. Secara umum pemakaian profil
tunggal akan lebih ekonomis, namun penampang tersusun diperlukan bila:
--> Kapasitas tarik profil tunggal tidak memenuhi
--> Kekakuan profil tunggal tidak memadai karena kelangsingannya
--> Pengaruh gabungan dari lenturan dan tarikan membutuhkan kekakuan lateral yang lebih besar
--> Detail sambungan memerlukan penampang tertentu
--> Faktor estetika.

Kekakuan Batang Tarik

Kekakuan batang tarik diperlukan untuk menjaga agar batang tidak terlalu fleksibel. Batang tarik yang
terlalu panjang akan memiliki lendutan yang sangat besar akibat oleh berat batang itu sendiri. Batang
akan bergetar jika menahan gaya-gaya angin pada rangka terbuka atau saat batang harus menahan alat-
alat yang bergetar. Kriteria kekakuan didasarkan pada angka kelangsingan (slenderness ratio), dengan
melihat perbandingan L/r dari batang, di mana L=panjang batang dan r=jari-jari kelembaman.

Biasanya bentuk penampang batang tidak berpengaruh pada kapasitas daya tahannya terhadap gaya
tarik. Kalau digunakan alat-alat penyambung (baut atau paku keling), maka perlu diperhitungkan
konsentrasi tegangan yang terjadi disekitar alat penyambung yang dikenal dengan istilah Shear lag.
Tegangan lain yang akan timbul adalah tegangan lentur apabila titik berat dari batang-batang yang
disambung tidak berimpit dengan garis sumbu batang. Pengaruh ini biasanya diabaikan, terutama pada
batang-batang yang dibebani secara statis. Menurut spesifikasi ini tegangan yang diizinkan harus
ditentukan baik untuk luas batang bruto maupun untuk luas efektif netto. Biasanya tegangan pada luas
penampang bruto harus direncanakan lebih rendah dari besarnya tegangan leleh untuk mencegah
terjadinya deformasi yang besar, sedang luas efektif netto direncanakan untuk mencegah terjadinya
keruntuhan lokal pada bagian-bagian struktur.

http://srcivilenginering.blogspot.com/2013/12/batang-tarik-pada-konstruksi-baja.html

Anda mungkin juga menyukai