Anda di halaman 1dari 58

Materi Kuliah Metode Numerik II

Pertemuan IV
Ashar Saputra, PhD

METODE FLEXIBILITAS
Pendahuluan
• Pada 1864 James Clerk Maxwell mempublikasikan cara penyelesaian untuk
struktur statis tak tentu dengan Metode Fleksibilitas.
• Pada 1874 Otto Mohr memperluas Teori Maxwell yang digunakan sampai
sekarang
• Dengan Metode Fleksibilitas, digunakan persamaan kompatibilitas yang
melibatkan displacement pada gaya redundant untuk menyediakan
tambahan persamaan yang diperlukan selain dari persamaan keseimbangan
• Metode ini dengan cara tertentu bermanfaat untuk analisis struktur dengan
derajat ketidaktentuan kesatu atau kedua
• Untuk struktur dengan derajat ketidaktentuan yang lebih tinggi, metode
kekakuan akan lebih cocok dipergunakan.
Pendahuluan

• Konsep dasar Metode Fleksibilitas, akan diilustrasikan dengan


menggunakan balok dua bentangan. Prosedurnya sebagai berikut:
1. Tentukan jumlah redundant yang sesuai dengan derajat
ketidaktentuannya
2. Hilangkan redundant-nya
3. Tentukan displacement pada redundant atau struktur yang di-release
karena gaya eksternal atau beban yang bekerja
4. Tentukan displacement karena beban satu satuan pada redundant
pada struktur yang di-release
5. Gunakan persamaan kompatibilitas, misalnya, bila tumpuan sendi
dihilangkan sebagai redundant, persamaan kompatibilitas bisa berupa
penjumlahan dispalcement vertikal dan sama dengan nol
• Bila struktur berupa statis tak tentu
dengan derajat lebih dari satu,
pendekatan yang dilakukan perlu lebih
tertata dan akan digunakan notasi yang
lebih umum
• Perhatikan balok di sebelah kiri.
Struktur balok adalah statis tak tentu
dengan derajat kedua ketidaktetuan.
Untuk mengubah menjadi struktur
statis tertentu, ada dua reaksi
redundant yang harus di-release. Ada 4
kemungkinan yang bisa dilakukan
• Redundant yang dipilih pada B dan
C. Reaksi redundant adalah Q1 dan
Q2

• DQL1 adalah displacement terkait


Q1 yang disebabkan oleh gaya
eksternal pada struktur yang di-
release

• DQL2 adalah displacement terkait


Q2 yang disebabkan oleh gaya
eksternal pada struktur yang di-
release
{DQ} matriks aktual displacement terkait redundant
{DQL} matriks displacement pada struktur yang di-
release terkait dengan aksi redundant (Q) dan
karena pembebanan
[F] matriks fleksibilitas struktur yang di-release
trkait dengan gaya redundant
{Q} matriks redundant
• Vektor [Q] dari redundant dapat diperoleh dengan
menyelesaikan persamaan matriksnya

• Karena tidak ada displacemen terkait Q1 dan Q2, maka

• Vektor [DQL] mewakili displacement pada struktur yang di-


release terkait dengan beban redundant. Displacementya
adalah

• Dalam format matriks


• Matriks fleksibilitas [F] diperoleh dengan memberikan pembebanan satuan terkait
dengan Q1 dan dihitung displacementnya

• Dengan cara yang sama, pembebanan satuan terkait dengan Q2 dan dihitung
displacement

• Matriks fleksibiltasnya adalah

• Invers matriks fleksibilitasnya


• Langkah terakhir, redundant [Q] dapat diperoleh sbb.:

• Nilai redundant sudah dapat diketahui. Reaksi lain yang


belum diketahui dapa diperoleh dari struktur yang di-release.
• Displacement dapat dihitung dari reaksi yang sudah diketahui
pada struktur yang di-release dan menggunakan persamaan
kompatibilitas
Penjelasan lain
• Balok tiga bentang dengan
beban seperti tergambar

• Tumpuan B dan C diperlakukan


sebagai redundant

• Bending moment di B dan C


dipilih sebagai redundant untuk
mengindikasikan unit perputaran
dikerjakan pada struktur yang di-
release

• Masing-masing redundant terdiri


dari 2 moments pada ujung-
ujung batang yang bertemu
• Displacements DQL1 dan DQL2 terkait
dengan Q1 dan Q2. Displacement tsb
akan disebabkan oleh beban yang
bekerja pada struktur yang di-release
• DQL1 terdiri dari dua bagian rotasi di B
dari batang AB dan dari batang BC
• Selanjutnya akan ditentukan koefisien fleksibilitas. Koefisien fleksibiltas
F11 adalah jumlah dari dua rotasi di joint B.
• F21 adalah jumlah dari dua rotasi di joint C. Rotasi di bentang CD nol dari
unit rotasi di B,

• Matriks fleksibilitas dan inversnya sbb.


• Langkah terakhir, redundant [Q] dapat diperoleh sbb.
Metode Fleksibilitas pada rangka
batang
Langkah analisis dengan metode fleksibilitas

1. Tentukan derajat ketidaktentuan strukturnya


2. Ubah struktur menjadi struktur statis tertentu dengan
merelease gaya redundant yang ada, tanpa mengganggu
kestabilan struktur
3. Pada struktur yang direlease, pasangkan beban riil dan
hitunglah defleksinya
4. Pada struktur yang direlease, pasangkan beban
redundantnya, lalu hitunglah defleksinya
5. Susunlah matrik fleksibilitasnya
6. Dengan menyusun hubungan gaya dengan deformasi dan
matrik fleksibilitasnya, dapat diketahui gaya/redundantnya
Gaya-gaya dan deformasi struktur truss

• Gaya luar pada titik nodal



• Displacement yang berhubungan dengan gaya luar pada titik nodal

• Redundant (gaya yang belum/tidak diketahui)
– T

• Gaya-gaya batang
– T

• Hubungan antara [f] dengan [F] dan [R] dinyatakan dengan


– {f} = [B0]{F} + [B1]{R} atau
𝐹
– {f} = [ B0 B1]
𝑅
– Dimana [B0] dan [B1] adalah matriks persegi panjang yang koefisiennya diperoleh dari
kondisi keseimbangan pada strukturnya
• Untuk mewujudkan keadaan kompatibilitasnya dapat
digunakan energi regangan komplementernya;

– Dengan (f) dan [S] adalah vektor kolom gaya batang dan matriks
fleksibiltas.
Ringkasan metode fleksibilitas pada struktur truss
Contoh truss

• Struktur truss dengan 2 derajat ketidaktentuan


• Reaksi horisontal di B dan gaya aksial batang AD dipilih sebagai redundant
• Tentukan nilai Q1 dan Q2
• Batang yang dipotong tetap menjadi bagian struktur yang di-release, karena
deformasi batang terpotong itu harus dihitung dalam displacement struktur
yang di-release
• Langkah pertama pada analisis adalah menentukan displacement yang
terkait dengan Q1 dan Q2 pada struktur yang di-release terkait dengan
beban luar, yaitu DQL1 dan DQL2
• Dengan asumsi semua batang memiliki kekakuan aksial yang sama EA,
dengan menggunakan prinsip Castigliano,

Cek
apakah
nilainya
benar!
• Langkah berikutnya adalah penentuan displacement terkait dengan Q1
dan Q2 pada struktur yang di-release karena beban satuan Q1 dan Q2,
yaitu penentuan koefisien fleksibilitas.
• Koefisien fleksibilitas F11 adalah displacement terkait Q1, dan
disebabkan oleh beban satuan Q1, sehingga,

• Koefisien fleksibilitas F21 adalah displacement terkait Q2, dan


disebabkan oleh beban satuan Q1, sehingga;
• Koefisien fleksibilitas F22 adalah displacement terkait Q2, dan
disebabkan oleh beban satuan Q2

• Koefisien fleksibilitas F12 adalah displacement terkait Q1, dan


disebabkan oleh beban satuan Q2, sehingga
• Matriks fleksibilitas dan inversnya

• Tidak ada displacement pada tumpuan truss (displacement


horisontal di B), displacement terkait Q1, DQ1 = 0
• Displacement pada struktur terkait Q2 terdiri dari sebuah
displacement relatif dari joint A dan D. Terhadap tidak adanya
displacement relatif A dan D, maka DQ2 = 0
• Persamaan kompatibilitasnya
• Diperoleh

• Tanda (-) menujukkan batang AD mengalami tekan


Contoh Truss dengan Metoda
Gaya atau Metode Fleksibilitas
• Luas tampang setiap batang sama
besar (A)
• Hitung:
– Gaya-gaya batangnya?
– Displacement vertikal di C?
– Displacement horizontal di D?
• Penyelesaian:
• Mengingat strutur truss tersebut
merupakan struktur truss statis tidak
tertentu, maka harus diubah menjadi
struktur truss statis tertentu dengan
batang (4) sebagai redundant (R).
• Sebagai gaya luar yang sekalian
identik untuk mencari displacement
vertikal di C dan displacement
horizontal di D maka [F] berupa gaya
vertikal di C dan gaya horisontal di D.
Catatan
• Redundant bisa dipilih dari reaksi eksternal dan/atau gaya internal dari struktur

• Beban pada joint,

• Distribusi resultan gaya (tegangan) r karena beban p untuk analisis liner dengan
metode gaya dapa dihitung sbb.,

• Persamaan kompatibilitas bisa diperoleh dengan menggunakan hubungan aksi-


deformasi untuk masing-masing batang, dan mengumpulkannya pada diagonal matriks
fleksibilitas Fm,

• Dari prinsip kerja virtual sehingg bisa diperoleh


Catatan
• Dengan operasi perkalian matriks, diperoleh

• Dengan pertimbangan kompatibilitas bahwa vc= 0 dapat diperoleh

• Dengan substitusi persmaan sebelumnya

• Resultan r bisa diperoleh

• Dimana adalah matriks fleksibilitas dari struktur


• Untuk menghitung [B0] dan [B1] di C diberi beban
vertikal 1 satuan gaya.
 Di Batang 4 diberi gaya redundan 1 satuan gaya (tarik), maka hal ini
identik dengan truss diberi beban 1 satuan gaya di A dan D.

Gaya batang akibat beban 1 satuan


gaya di A dan D
Contoh truss
Metode fleksibilitas PADA FRAME

Materi kuliah minggu V


Analisis Struktur Metode Matriks
Ashar Saputra, PhD
• Frame di gambar memiliki
tumpuan jepit di A dan C. Akan
diperhitungkan deformasi lentur
dan aksial pada analisis.
• Keteguhan lentur EI konsntan.
• Struktur adalah statik tak tentu
derajat ketiga.
• Struktur yang di-release
diperoleh dengan memotong
frame di joint B, dan Q1, Q2, dan
Q3 adalah redundant
• Displacment pada struktur yang
di-release ditunjukkan pada
gambar di samping.
• Displacement DQL1 terdiri dari
penjumlahan dua translasi dari
dua kantilever
• Pertama, dilakukan analisis dulu pada kantilever
AB. Beban P akan menyebabkan translasi
penurunan B dan rotasi searah jarum jam di B.
Tidak ada displacement aksial AB, sehingga
(DQL1)AB = 0
• Displacement DQL2 dan DQL3 pada struktur
yang di-release AB juga terdiri dari displacement
dan rotasi, yaitu:

• Tetapi, displacement pada struktur yang di-


release AB terkait dengan displacement yang
terjadi pada struktur yang di-release BC. Namun
demikian, karena tidak ada beban pada batan BC
pada struktur yang di-release, maka tidak ada
displacement di ujung B dari batang BC
• Meskipun displacement di B dari batang CB nol, displacement total joint B
akan berupa penjumlahan dari dua komponen DQL dari AB dan CB. Maka
matriks DQL menjadi:
• Selanjutnya akan disusun matrik fleksibilitas,
dengan memberikan beban satuan pada Q1,
Q2, dan Q3 pada struktur yang di-release.

• Dimulai dengan memberi beban satuan Q1 = 1


• Bila deformasi aksial dan lentur dipertimbangkan, displacemen pada ujung B batang
AB adalah:

• Displacemen pada ujung B batang BC adalah:

• Nilai koefisien fleksibilitas diperoleh sbb.:


• Hitungan koefisien fleksibilitas dilanjutkan dengan Q2 = 1

• Sehingga diperoleh koefisien fleksibilitas sbb.


• Dilanjutkan dengan memberikan Q3 = 1

• Sehingga diperoleh koefisien fleksibilitas sbb.:


• Matriks fleksibilitas dapat disusun sbb.:

• Dengai nilai-nilai yang diketahui sbb.:

• Sehingga nilai
• Pengaruh defleksi aksial ternyata relatif lebih kecil dibandingkan defleksi lentur,
sehingga pengaruh defleksi aksial dapat diabaikan. Matriks fleksibilitas menjadi
sbb.:

• Invers matrik fleksibilitas sbb.:

• Persamaan aljabar matriksnya


• Dengan melibatkan deformasi aksial, matrik fleksibilitasnya menjadi sbb.:

• Dengan memasukan ke persamaan berikut;

• Sehingga diperoleh nilai Q

• Nilai {Q} berselisih sekitar 3% untuk perhitungan dengan dan tanpa melibatkan
deformasi aksial. Kondisi tipikal seperti ini cukup sering terjadi pada analisis frame,
sehingga mendukung asumsi bahwa displacement axial bisa dianggap nol.
END OF SESSION

Anda mungkin juga menyukai