Anda di halaman 1dari 22

MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -27-

4.3. Muatan tak langsung untuk pelengkung 3 sendi


4.3.1. Pendahuluan
Seperti pada balok menerus, pada pelengkung 3 sendi ini pun terdapat
muatan yang tak langsung.
Pada kenyataannya tidak pernah ada muatan yang langsung berjalan
diatas gelagar pelengkung 3 sendi, yang melewati diatas pelengkung 3
sendi harus melalui gelagar perantara.

Gelagar perantara

Kolom perantara
S
Pelengkungan

Gambar 4.23. Gelagar perantara pada pelengkung 3 sendi

4.3.2. Prinsip dasar


Prinsip dasar penyelesaiannya sama dengan muatan tak langsung pada
balok. Muatan akan ditransfer ke struktur utama, dalam hal ini
pelengkung 3 sendi, melewati gelagar perantara dan kemudian ke kolom
perantara.

q = kg/m’

a b

R1 R2 R3 R4 R5 R6
q kg/m’
P R1 R2 R3 R5
R4 R6

    
L =5
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -28-

. . . . .

(a). Kondisi pembebanan (b). transfer beban lewat kolom


perantara
P
q = kg/m’

R1  R2  R3  R4 R5 R6
a b

(c) Perhitungan nilai R (beban yang ditransfer)

R1 = q . ½  = ½ q
R2 = q .  = q
R3 = q . ½  + (b/ ). P = ½ q + (L/ )P
a
R4 = P

1t 1t
R5 = R6 = 0
q = 1 t/m’

2 3 4 a a5 6
Gambar 4.24. Distribusi beban pada pelengkung 3 sendi
S
C

yc f

Contoh.
L=6A

xc


MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -29-

Muatan Tak Langsung Pada


Pelengkung 3 Sendi.
Suatu konstruksi pelengkung 3 sendi
dengan muatan tak langsung seperti
pada gambar.

.
.
Prinsip penyelesaian sama dengan
muatan tak langsung pada balok
sederhana diatas 2(dua) perletakan.
.

. Beban dipindahkan ke pelengkungan


. .
melalui gelagar. Menjadi (R1; R2; R3;
R4 dan R5)
a b
R2 = R3 = ½ .qton

R2 R4 R5 R4 = 0.5 ton
R1 C R3
R6 R5 = 1.5 ton
.
S
e
Vc = Av – R1
.

Yc Hc = H
HA HB Mc = VA.Xc-R2.e-HA.Yc
Vc = VA.Xc-R2.e-HA.Yc
VA VB Nc = -(Vc . sin + Hcos )
Dc = Vc. Cos  - Hc sin 

Vc Hc cos 
Vc sin 

Vc cos  c C
C Hc

Hc sin 

Gambar 4.25. Distribusi beban pada


pelengkung 3 sendi

4.4. Garis pengaruh gelagar tak langsung pada pelengkung 3 sendi


MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -30-

4.4.1. Pendahuluan
Seperti biasanya pada sutau jembatan tentu selalu dilewati muatan yang
berjalan diatasnya, untuk itu garis pengaruh selalu diperlukan untuk
mencari reaksi atau gaya-gaya dalam (M,N,D) disuatu ttitik pada gelagar
tersebut.
4.4.2. Prinsip Dasar
Sama seperti pada balok diatas gelagar tak langsung 2 tumpuan, transfer
beban hanya disalurkan lewat kolom perantara. Beban standart yang
dipakai adalah muatan berjalan sebesar satu satuan. (1 ton, atau 1 kg
atau Newton).

    Seperti garis pengaruh pada gelagar


tak langsung diatas-atas 2 tumpuan.
Bagaimana garis pengaruh momen
A B dipotongan I pada gambar dengan
C I D E
. . . .
gelagar tak langsung (gambar a).
½ ½  Gambar b adalah gambar garis
pengaruh momen dipotong I
+ (GP MI) untuk gelagar langsung
dengan puncak dibawah
1,5  . 2,5  15 potongan I, dengan ordinat
 
 8 1,5 .25 15
puncak adalah  
4 8
GP MI untuk gelagar langsung  Kalua gelagarnya tak langsung,
maka kalau diperhatikan beban
Gambar 4.26. Garis pengaruh momen di tak pernah lewat diatas
potongan I untuk gelagar potongan I, karena potongan I
langsung tersebut terletak diantara
gelagar lintang C dan D.
   
54,33 54,33 54,33 54,33
Kalau muatan berada diatas gelagar
C – D  beban tak penuh melewati
A B tepat pada potongan I
C I D E
P

y1 y + C I D
y2
P1 P2
GP MI gel. langsung
Beban tersebut selalu ditransfer ke
y1 y2 gelagar lewat titik C dan D dengan
C D
nilai P1 dan P2.I
Jadi ordinat yang bawah titik I
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -31-

adalah (P1.Y1 + P2.Y2). Jika letak


potongan I ditengah-tengah C-D
GP. MI gel. tak langsung
maka ordinat dibawah potongan I
½ y1 + ½ y2 adalah ½ y1 + ½ y2

Gambar 4.27. Garis pengaruh momen di


C I D
potongan I untuk gelagar
tak langsung

y1 y2

½ y1 + ½ y 2

Jadi garis pengaruh untuk gelagar


tak langsung sama dengan garis
pengaruh pada gelagar langsung
dengan pemotongan puncak
dipapar dimana titik tersebut
berada.
Pemaparan pada gelagar disebelah
kiri dan kanan dimana titik berada
seperti pada gambar d.

Contoh
Suatu struktur pelengkug 3 sendi dengan gelagar tak langsung seperti pada
gambar. Gambarkan Garis pengaruh Mc, Dc dan Nc
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -32-

Penyelesaian;
Untuk garis pengaruh gelagar tak
C langsung.
S
Penyelesaiannya sama dengan
beban langsung, Cuma dipapar
yc f pada bagian gelagar yang
H H bersangkutan.
VA .x  H
 .yc
.
.

VA VB GP Mc =   
  I II

a .
b
. .

GPMc bagian I
P.. I +
l pemaparan

GPMc bagian II
- II P.a.b
yc
l.f pemaparan

G.P. Mc total
P..
+
l
- (bag I + bag II)
pemaparan P.a.b
yc
Sin  l.f G.P.Nc = - (Av sin  + H cos  )
-
P.a.b
cos 
lf
pemaparan
pemaparan

G.P.Dc = Av cos  - H sin 


Cos  -
P.a.b
sin 
lf

pemaparan

Gambar 4. 28.
4.5. Judul : Portal 3 sendi
4.5.1. Pendahuluan
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -33-

Bentuk dengan suatu struktur adalah bermacam-macam, bisa berupa


balok menerus, balok gerder, pelengkung 3 sendi dan gelagar lainnya.
Kalau dibagian sebelumnya ada struktur pelengkung 3 sendi, maka
bentuk lain dari struktur tersebut adalah portal 3 sendi sepeti tergambar
dibawah ini

A B
Gambar 4.29. Bentuk portal 3 sendi
Portal 3 sendi adalah suatu penyederhanaan sederhana dari pelengkung
3 sendi supaya penyelesaiannya lebih sederhana dan tidak perlu
memakai gelagar yang tak langsung.

4.5.2. Prinsip Dasar


Prinsip dasar penyelesaiannya sama dengan pelengkung 3 sendi yaitu
memakai 2 pendekatan

Pendekatan I
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -34-
S2
P2
P1 P1
S

a1 b1

a2 b2
h
B

h
HB
VB

h'
A HA

VA

a b

Gambar 4.30. Arah reaksi-reaksi dari portal 3 sendi untuk penyelesaian


dengan cara pendekatan I
Prinsip penyelesaiannya sama dengan pada pelengkung 3 sendi yaitu
memakai 2 pendekatan.

Pendekatan I
2 cara seperti pada pelengkung 3 sendi.

 MA = 0  VB.l + HB.h’ – P2 . a2 – P1 . a1 = 0 VB dan HB dapat


 MS = 0  VB.l + HB. (h – h’) – P2 . S2 = 0 ditentukan
(dari kanan)

 MB = 0  VA.l + HA.h’ – P1 . b1 – P2 . b2 = 0 VA dan HA dapat


 MS = 0  VA.a + HA.h – P1 . S1 = 0 ditentukan
(dari kiri)

Pendekatan II
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -35-

P2
S1 S S2
P1 P1
S

h a1 b1

a2 b2

h B
BA
BV

h'
A AB

AV

a b

P1 P1
S

f’ ff ’
B
BA
BV
A AB

AV

a b

Av ’ AB HB
B
BA Bv ‘
A HA

Gambar 4.31. Arah reaksi portal 3 sendi dengan cara pendekatan II


MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -36-

Cara 2
 MB = 0
Av.l – P1 . b1 – P2 . b2 = 0
P .b  P2 .b 2
 Av = 1 1
l

 MA = 0
Bv.l – P1 . a1 – P2 . a2 = 0
P .a  P2 .a 2
 Bv = 1 1
l

 MS = 0 (kiri) HA . f ’ Nilai
AB . f = HA . f ‘
Av.a – P1 . S1 – AB . f = 0
.a  P1 . S1
 AB = Av
f
 MS = 0 (kanan) HB . f ’
Nilai
Bv.b – P2 . S2 – BA . f = 0 BA . f = HB . f ‘
Bv . b  P2 . S 2
 BA =
f

AB dan BA diuraikan
HA = AB cos 
HB = BA cos 
Av ‘ = AB sin 
Bv ‘ = BA sin 
Maka :
VA = Av + Av ‘
VB = Bv – Bv ‘
HA = AB cos 
HB = BA cos 

Contoh
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -37-

Suatu struktur portal 3 sendi seperti pada gambar , selesaikanlah struktur


tersebut.
P = 4t
q = 2t/m' P1 1 m Penyelesaian;
S
D Memakai pendekatan 2
C
 MB = 0
Av.l – q . 3 . 4,5 - P.1 = 0

4m
5m (f’)
AB Av.6 – 2.3. 4,5 – 4.1 = 0
B HA 27  4
Av =  5 1 / 6 ton

2m
BA
Av 6
HB B  MA = 0
3m 3m Bv Av.l – P.5 - q . 3 . 1,5 = 0
Av.6 – 4.5 – 2.3 . 1,5 = 0
20  9
Bv =  4 5 / 6 ton
HA 6

AB MS = (dari kiri)
BA
Av ‘
Bv ‘ Av . 3–2.3 . 1,5– HA.5 = 0

HB 4 5/6 . 38
HB =  1.3 ton   
5
Gambar 4.32. Skema reaksi yang terjadi
VA = Av – Av’
dalam portal 3 sendi
= 5 1/6 – 0,4333 = 4,7334 t
HA = 1,3 ton VB = Bv + 0,4333 m
Av’ = HA . tg 
Av’ = 1,3 . 2/6 = 0,4333 () = 4 5/6 + 0,4333 = 5,2666 t
Kontrol :  V = 0
Bv’ = 0,4333 ()
6 + 4 = 4,7334 + 5,2666
4t Kontrol :  H = 0

q = 2t/m' P1 HA () = HB ()


S
D
C

Pusat
1.3t
A
4.7334t 1.3t
A
B B

5,2666 t
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -38-

Bidang M (momen)
5,2 tm 7,8 tm
- S - Mc = -HA . 4 = -1,3.4 = - 5,2 tm
- C D - Mmax teletak di D = 0 
x = 2,3667 m (daerah cs)
x = 2,3667  Mx = -HA . 4 + VA
A . 2,3667 – ½ . q (x²)
x Mx = -1,3 . 4 + 4,7334 . 2,3667 –
BIDANG M
B ½ . 2 (2,3667)²
1,2666 t
4,7334 t + = -5,2 + 11,20254 – 5,60127
- = 0,40127 tm (M max)
5,2666 t
- 4 MD = -HB . 6 = -1,3 . 6 = - 7,8 tm
Momen dibawah beban P
BIDANG D
+
1,3 t MP=VB.1 HB.6 = 5,2666.1 – 7,8
= - 2,5334 tm
1,3 t
1,3 Bidang D (gaya lintang)
1,3 t - 1,3t
Daerah A-C  D = -HA = -1,3t
- BIDANG N Daerah C-D  Dx = VA – qx
- Di S  x = 3 m 
4,7334 t Ds = 4,7334 – 6 = -1,2666 tm
Daerah B-D  D = -HB = -1,3 t
5,2666 t
Gambar 4.32. Bidang M, N, D portal 3 sendi Bidang N (gaya Normal)
Daerah A-C  N = -VA
= -4,7334 ton
Daerah C-D  N = -HA = -HB
= -1,3 ton
Daerah B-D  N = -VB =
-5,2666 tm

4.6. JUDUL : BALOK GERBER PADA PORTAL 3 SENDI


MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -39-

4.6.1. Pendahuluan
Seperti pada balok menerus diatas 2 perletakan, maka untuk memperpanjang
bentang, dibuat balok gerber dari portal 3 sendi dengan skema struktur seperti
pada Gambar (a).

S S1

C
(a)
S = sendi dari portal 3 sendi

S1 = sendi gerber
A B

C
RS1
Rc

Gambar 4.33.
RS1
S Skema pemisahan struktur gerber
portal 3 sendi menjadi 2 bagian

(b)

- Prinsip penyelesaian dasar seperti


pada Balok gerber biasa.

4.6.2. Prinsip Penyelesaian Dasar - Dipisahkan dulu struktur gerber


S1 C tersebut menjadi 2 bagian, dimana
kedua-duanya harus merupakan
RS1
RS1 konstruksi statis tertentu.
S
- Harus pula diketahui mana struktur
yang ditumpu dan mana pula struktur
yang menumpu.
- Struktur yang ditumpu diselesaikan
dulu dan reaksinya merupakan beban

Gambar 4.34. Skema pemisahan struktur pada struktur yang menumpu.


gerber portal 3 sendi
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -40-

Contoh Penyelesaian

GERBER PADA PORTAL 3 SENDI


P1
q t/m’
S S1
C

S = sendi portal
S1 = sendi gerber

A B
Penyelesaian sama dengan
prinsip pada balok gerber
P1

Balok S1-C merupakan


struktur yang ditumpu dari
RS1 RC portal 3 sendi
q t/m’ RS1
S

A B S, merupakan struktur
yang menumpu.

Reaksi RS1 pada struktur S1-


C merupakan beban pada
HA HB struktur portal sendi A B
A B
S1.
Baik struktur S1-C ataupun
VA VB struktur A B S1 kedua-
duanya merupakan
struktur sta-tis tertentu

Gambar 4.35. Pemisahan struktur gerber portal 3 sendi

Penyelesaian kedua struktur tersebut, baik S1-C maupun A B S1 diselesaikan


seperti biasanya, termasuk penyelesaian gaya-gaya dalamnya.

4.7. Garis Pengaruh Gerber Pada Portal 3 Sendi


4.7.1. Pendahuluan
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -41-

Seperti biasanya, bahwa jembatan gerber pelengkung 3 sendi selalu dimuati oleh
suatu kendaraan yang berjalan. Jadi untuk menghitung besarnya reaksi, besarnya
momen serta gaya lintang disuatu titik memerlukan suatu garis pengaruh.

4.7.2. Prinsip Dasar


Untuk menghitung garis pengaruh tersebut perlu diketahui mana struktur yang
ditumpu dan
P mana yang menumpu.
x
S S1
(a) u v
CSeperti pada gambar (a) dan (b)
E C
struktur S,C adalah yang ditumpu
A’ D S B’ S1
sedang struktur ABS1 adalah

f struktur yang menumpu

H H
A B Kalau muatan berada diatas
Ac a B b d struktur
e ABS1, maka RS1 dan Rc di
l struktur S1C tidak ada, namun
S1 d
C sebaliknya jjika muatan berada
l diats S1C maka reaksi-reaksi di
-
GP.R
l c struktur ABS1 ada. A
+ 1t S
l (b)

l d
C 1t l
-
l GP.RB

V +
A l B
Gambar 4.36. Pemisahan struktur pada gerber portal 3 sendi

c d
+
+ l
l - GP.DD

l a.d
GP.RB GP.RA
l.f
a.b
4.7.3. Contoh Penyelesaian
b.c
+ l .f +
l .f GARIS PENGARUH GERBER PORTAL 3 SENDI
GP.N H
- D=GP.

d.a
u.v a.b a.b
.f  l
l l.f l
GP.MD
cb
cb
l
l
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -42-

Gambar 4.37. Garis pengaruh pada gerber portal 3 sendi


GP.RA
lx
RA = ton
l
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -43-

l c
P di E  x = - c  RA = ton
l
l
P di A  x = 0  RA =  1 ton
l
P di B  x = l  RA = 0 ton
d
P di S1  x = l + d  RA = - ton
l

GP.RB
x
RB = ton
l
c
P di E  x = - c  RB = ton
l
P di A  x = 0  RB = 0 ton
P di B  x = l  RB = 1 ton
l d
P di S1  x = l + d  RA = ton
l

GP. DD
P berada antara E  D  lihat kanan potongan  DD = -RB
P berada antara D  C  lihat kiri potongan  DD = RA

GP. ND

Garis pengaruh ND sama dengan g.p nilai H.


x
P berada antara E  lihat kanan S  RB =
l
 Ms = 0 (lihat kanan s)  RB . b – H.f = 0
b
H = RB . . ~ g.p. R B
f
c c l c.b
P di E  RB = l  H  l x f  N D   l f

a a b a.b
P di S  RB = l  H  l x f  N D   l f

l x
P berada antara DC  lihat kiri S  RA = t
l
 Ms = 0 (lihat kiri s)  RA . a – H.f = 0
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -44-

R A .a
H=
f

b b a ab
P di S  RA = l  H  l . f  N D   l f

b b a ab
P di S1  RA = l  H  l . f  N D   l f

GP.MD
P berada antara D  C

MD = RA .  - H . f
I II

I = RA  = Garis pengaruh MD diatas 2 perletakan


.V
P di D  MD =
l
II = H . f = Garis pengaruh H x f.

4.8. Latihan : Garis pengaruh pada Pelengkung dan Portal tiga sendi

Untuk memacu mahasiswa belajar maka perlu diberi latihan

Soal 1.
S P = 1 t berjalan
4m C
yc f= 4 m Pelengkung 3 sendi seperti tergambar.
Pelengkung mengikuti persamaan
A H H H BHparabola:
y = 4fx (l - x) / l²

8m 8m Akibat beban P = 1t berjalan diatas


pelengkung, ditanyakan :
VA VB G.P. VA , G.P. H, G.P. NC , G.P.DC ,
G.P. MC
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -45-

Soal 2.

S
C D
Portal 3 sendi ABCD seperti
tergambar
f=3m Akibat beban P = 1t berjalan diatas
A
B portal, ditanyakanL
 
H 4m H G.P VA , G.PH, G.P NC bawah ,
4m 4m 4m G.P DC bawah, G.P NC kanan,
VA VB G.P DC kanan
Portal 3 sendi adalah suatu portal yang kondisinya
masih statis tertentu. Gerber portal 3 sendi adalah suatu rangkaian antara
portal 3 sendi dan balok statis tertentu, dimana dalam penyelesaiannya
merupakan gabungan dari penyelesaian masing-masing struktur statis tertentu
tersebut.
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -46-

4.9. Rangkuman
4.10. Penutup
Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa, perlu melihat jawaban soal-
soal tersebut seperti dibawah ini.

Keterangan P = 1t dititik Nilai Tanda / Arah


VA A 1t + 
Di A = H B 0

A 0 + 
S 1t
Data pendukung B 0

Yc 3m
Y' = tng  0.5
Sin  0.447
Sin  0.894

Keterangan P = 1t di titik Nilai Tanda / Arah


NC A 0
C kiri 0,335t -
C kanan 0.782t -
S 1,1175t -
B 0

DC A 0
C kiri 0,447t -
C kanan 0,447t +
S 0
B 0
MC
A 0
C 1,5t m +
S 1,0t m -
B 0

Soal No. 2
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -47-

Keterangan P = 1t di titik Nilai Tanda/ Arah


VA A 1t + 
B 0

Di A = H A 0
S 1,333t + 
B 0

NC bawah A 0
C bawah 0,384t -
C kanan 0,084t -
S 1,336t -
B 0

DC bawah A 0
C bawah 0,60t -
C kanan 0,20t -
S 0,40t -
B 0

NC kanan A 0
S 1,333t -
B 0

DC kanan A 0
C bawah 0,25t -
C kanan 0,75t +
B 0
MC A 0
C 1t m +
S 2t m -
B 0

4.11. Daftar Pustaka


Suwarno, “Mekanika Teknik Statis Tertentu”, UGM Bab VI dan VII

4.12. Senarai
Pelengkung 3 sendi : struktur pelengkung yang masih statis tertentu
MODUL 4 (MEKANIKA TEKNIK) -48-

Portal 3 sendi = struktur portal yang masih statis tertentu


Gerber pelengkung 3 sendi = gabungan antara pelengkung 3 sendi dan
balok.
Gerber portal 3 sendi = gabungan antara portal 3 sendi dan balok.

Anda mungkin juga menyukai