Anda di halaman 1dari 25

MATERI

ANALISA STRUKTUR STATIS TAK

TENTU

Dosen Pembimbing :
IIS PURNAMA SARI, M.Pd

Disusun Oleh :
TRENDI YURIKE
RIAN DARMA PUTRA
LERI KISWARA
ANGGES ALPEN
RIKO MALINDO

AKADEMI TEKNIK ADIKARYA


( ATAK – YPKS )
T.A 2020/2021
1
-

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sebaik-baiknya ilmu ialah ilmu yang diamalkan.

Semakin tinggi tingkatan ilmu yang diraih, semakin

tinggi pula pertanggung jawabannya.

PERSEMBAHAN

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya. Untuk bapak dan Ibu Saya yang selalu

mendukung dalam kegiatan studi dan hidup saya.

Untuk saudara dan segenap keluarga besar.

Untuk Jurusan Teknik Sipil Akademi Teknik Adikarya.

3
-

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya milik Allah SWT semata, yang telah
memberikan barokah, rahmad, dan izin-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik, yang berjudul
“Struktur Statis Tak Tentu”. Makalah ini merupakan kumpulan
dan rangkuman dari beberapa buku Mekanika Rekayasa dan
hasil diskusi contoh-contoh soal mata kuliah Mekanika Rekayasa
atau Struktur Statis Tak Tentu. Makalah ini membahas khusus
pengertian struktur statis tak tentu dan contoh-contoh soal
penyelesaian perhitungan gaya-gaya dalam elemen struktur statis
tak tentu. Metode penyelesaian perhitungan gaya-gaya dalam
elemen struktur statis tak tentu menggunakan dua metode yaitu
Metode Consistent Deformation.
Maksud dan tujuan diterbitkannya buku ini adalah agar
dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, maupun Umum. Tentu
saja Makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu demi
perbaikan kami mengharap masukan dari semua pihak demi
kesempurnaan Makalah ini di masa yang akan datang. Tidak
lupa kami ucapkan banyak terima kepada semua pihak yang
telah membantu proses Penulisan makalah ini.

Kerinci, 30 November 2021

Penulis
3
-

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................1

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...............................................................2

KATA PENGANTAR..................................................................................3

DAFTAR ISI.................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................5

1.1. Latar Belakang.......................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................7

2.1. Struktur Statis Tak Tentu.....................................................7

2.2. Derajat Ketidaktentuan.........................................................9

2.3. Metode “Consistent Deformation”.......................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................23

3.1. Rangkuman.............................................................................23

3.1. Kesimpulan.............................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................25
3
-

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konstruksi statis tak tentu banyak diaplikasikan pada bangunan
atau konstruksi tidak sederhana seperti bangunanbangunan gedung
bertingkat. Sedangkan untuk konstruksi statis tertentu banyak
diaplikasikan pada bangunan-bangunan sederhana seperti struktur rangka
kuda-kuda, jembatan, balok kantilever, dan lain-lain.
Elemen atau batang konstruksi statis tertentu biasanya terdapat
pada struktur rangka atau balok sederhana dengan dua tumpuan, yaitu
tumpuan sendi dan tumpuan rol. Sedangkan elemen-elemen konstruksi
statis tak tentu biasanya terdapat pada struktur portal atau balok menerus
dengan tumpuan lebih dari dua tumpuan.
Penentuan struktur statis tak tentu banyak ditentukan oleh derajat
ketidaktentuannya. Derajat ketidaktentuan elemen struktur statis tertentu
dan struktur statis tak tentu dapat diketahui melalui sifat-sifat konsistensi
tumpuan dengan reaksi-reaksi yang terjadi pada tumpuannya. Untuk
menentukan apakah struktur statis tertentu atau bukan dapat digunakan
persamaan statika.
Dalam bangunan Teknik Sipil, seperti gedung-gedung, jembatan dan
lain sebagainya, ada beberapa macam system struktur, mulai dari yang
sederhana sampai dengan yang sangat kompleks.
Pada mata kuliah Mekanika Teknik I, mahasiswa telah mempelajari
system yang paling sederhana yaitu “struktur statis tertentu”, dimana
reaksi perletakan maupun gaya-gaya dalamnya (gaya lintang, gaya normal
dan momen) pada struktur tersebut dapat dicari hanya dengan pertolongan
persamaan keseimbangan. Adapun persamaan keseimbangan yang
dimaksud ada 3 (tiga) keseimbangan yaitu :
V=0 (jumlah gaya-gaya vertical sama dengan nol)
H=0 (jumlah gaya-gaya horizontal sama dengan nol)
 M = 0 (jumlah momen sama dengan nol)
3
-

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Statis Tidak Tertentu
Suatu struktur disebut statis tidak tertentu jika tidak bisa
diselesaikan dengan hanya pertolongan persamaan keseimbangan. Dalam
syarat keseimbangan ada 3 (tiga) persamaan, apa bila sebuah struktur yang
mempunyai reaksi perletakan lebih dari 3 (tiga), maka reaksi-reaksi
perletakan tersebut tidak bisa dihitung hanya dengan 3 persamaan
keseimbangan. Struktur tersebut dikatakan struktur statis tidak tertentu.
Kelebihan bilangan yang tidak diketahui terhadap jumlah
persamaan keseimbangan, disebut tingkat atau derajat ke “statis tidak
tentuan” suatu struktur. Apabila yang kelebihan itu reaksi perletakan maka
struktur disebut “statis tidak tertentu luar” sedangkan kalau yang kelebihan
itu gaya dalam maka struktur disebut “statis tidak tentu dalam”.
Contoh struktur statis tidak tertentu
P
1). Balok diatas 2 perletakan dengan
RAM I
q kantilever seperti pada Gambar
2.3.
RAH
C A – Jepit ada 3 reaksi perletakan
B B – Rol ada 1 reaksi perletakan
A
RAV
RBV

Gambar 2.3. Balok statis tidak tertentu

Jumlah reaksi perletakan ada 4, lebih besar dari 3 persamaan


keseimbangan. Berarti bilangan yang tidak diketahui kelebihan satu dari
jumlah persamaan keseimbangan. Sedangkan pada potongan ada 3 gaya
dalam sama dengan jumlah persamaan keseimbangan. Dengan demikian
struktur diatas disebut “statis tidak tertentu” tingkat 1 (luar).
3
-

2).
q I
Portal dengan perletakan jepit dibebani
P
seperti Gambar 2.4.
C D

A-Jepit ada 3 reaksi perletakan


RAM RBM B-Jepit ada 3 reaksi perletakan
Jumlah R = 6 > 3 persamaan
RAH RBH
B
keseimbangan
RAV RBV
Kelebihan 3 reaksi perletakan
Gambar 2.4. Portal statis tidak tertentu

Sedangkan pada potongan portal statis tidak tertentu ada 3 gaya


dalam gambar dengan jumlah persamaan keseimbangan. Maka struktur
dikatakan “statis tidak tertentu” tingkat 3 (luar).

3). q Portal dengan perletakan sendi


dibebani seperti Gambar 2.5.
P E F
A-sendi ada 2 reaksi

q B-sendi ada 2 reaksi


P
D Jumlah reaksi R = 4 > 3
C
Kelebihan satu gaya luar.

Pada potongan ada 2 x 3 gaya


RAH RBH dalam = 6 > 3.
A Kelebihan tiga gaya dalam. Struktur
B
RAV RBV dikatakan “statis tidak tertentu” tingkat

Gambar 2.5 Portal statis tidak tertentu 4 (satu luar, tiga dalam)
3
-

Soal Latihan
1). Suatu balok menerus dengan tiga
D perletakan dan kantilever seperti
A B C pada Gambar. Perletakan A adalah
sendi, B dan C adalah rol.
Tentukan jenis struktur tersebut.
2). B
D
C Suatu portal dengan kantilever
seperti pada Gambar. Perletakan A
adalah jepit dan B adalah sendi.
Tentukan jenis struktur tersebut.
A

D E F G
3).
Suatu portal seperti pada gambar.
Perletakan A, B, dan C adalah sendi.
Tentukan jenis struktur tersebut

A B C

4). E F
Suatu portal seperti pada gambar.
Perletakan A dan B adalah sendi
C D
Tentukan jenis struktur tersebut.

A B
3
-

2.2 Derajat Ketidaktentuan.

Derajat Ketidaktentuan disebut juga sebagai Derajat Kebebasan.


Ketidaktentun suatu struktur tergantung pada yang ditinjau (aksi atau
perpindahan). Ketidaktentuan menunjukkan kelebihan aksi yang tidak
diketahui terhadap jumlah persamaan keseimbangan statis. Jika persamaan
keseimbangan cukup untuk menentukan aksi maka struktur bersifat statis
tertentu. Sebaliknya, bila tidak dapat diselesaikan dengan persamaan
keseimbangan maka struktur mempunyai sifat statis tak tentu.

A. Derajat Ketidaktentuan Statis

Dalam cara Flexibilitas struktur digolongkan kedalam 2 jenis yaitu


struktur statis tertentu dan statis tidak tertentu.

Struktur disebut statis tak tertentu bila respons gayanya tak dapat
dihitung hanya dengan syarat-syarat keseimbangan, yaitu: Fx = 0
(jumlah komponen gaya-gaya arah X = 0) Fy = 0 (jumlah komponen
gaya- gaya arah Y = 0) M = 0 (jumlah momen terhadap suatu titik =
0)

Derajat ketidaktentuan statis adalah jumlah gaya yang kelebihan dari


suatu struktur.

Bila gava merupakan bilangan utama yang tidak diketahui dalam


analisis, maka harus diperhitungkan derajat ketidak-tentuan statis
(static indeterminancy). Dalam hal ini, struktur tak tentu dibuat
menjadi statis tertentu (agar dapat diselesaikan hanya dengan
persamaan kesetimbangan), kemudian banyaknya gaya-gaya
kelebihan(redundants) yang ada merupakan derajat ketidaktentuan
statis dari struktur tersebut. Sebagai contoh, struktur pada gambar (a)
derajat ketidaktentuan statis = 1, sedangkan struktur pada gambar (b)
derajat ketidaktentuan statis = 2. 
3
-

B. Derajat Ketidaktentuan Statis

Derajat Ketidaktentuan Kinematis adalah besaran yang


menyatakan jumlah komponen bebas atau peralihan yang mungkin
terjadi yang berhubungan dengan diberikan suatu pembebanan pada
struktur.

Derajat ketidak-tentuan kinematis adalah banyaknya displacement


(translasi dan rotasi) yang belum diketahui pada suatu struktur.

Bila displacement merupakan bilangan utama yang tidak diketahui


dalam analisis, maka yang harus diperhatikan adalah derajat
ketidaktentuan kinematisnya (kinematic indeterminancy). Dalam hal
ini, banyaknya displacements (translasi atau rotasi) di ujung-ujung
batang yang belum diketahui besamya, merupakan derajat
ketidaktentuan kinematis struktur tersebut.

3
-

2.3 Metode “Consistent Deformation”.

Metode Consistent Deformation adalah adalah suatu metode yang


menggunakan atau memanfaatkan perubahan bentuk suatu perletakan
dengan berdasarkan konsistensi perletakan atau tumpuan yang menjadi atau
dijadikan Redundant Reaction (reaksi kelebihan). Deformasi (perubahan
bentuk) dari perletakanperletakan atau tumpuan yang ada redundant-nya
(kelebihan reaksi) harus ada konsistennya.
Metoda “Consistent Deformation” ini adalah cara yang paling umum
dipakai untuk menyelesaikan perhitungan suatu struktur statis tidak tertentu.
Dari pembahasan sebelumnya kita tahu bahwa suatu struktur statis tidak
tertentu adalah suatu struktur yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan
bantuan 3 (tiga) persamaan keseimbangan, karena mempunyai jumlah
bilangan yang tidak diketahui lebih besar dari 3 (tiga) yaitu jumlah
persamaan keseimbangan yang bisa disusun. Dengan kata lain kita butuh
tambahan persamaan untuk bisa menyelesaikannya. Tingkat atau derajat ke
statis tidak tentuan struktur, dilihat dan berapakah kelebihan bilangan yang
tidak diketahui tersebut terhadap 3 (tiga). Kalau suatu struktur dinyatakan
statis tidak tertentu tingkat 1 (satu), berarti kelebihan 1 (satu) bilangan yang
tidak diketahui, sehingga butuh 1 (satu) persamaan tambahan untuk dapat
menyelesaikan perhitungan struktur tersebut, kalau suatu struktur
dinyatakan statis tidak tertentu tingkat 2 (dua) maka butuh 2 (dua)
persamaan tambahan, dan seterusnya. Bilangan-bilangan yang tidak
diketahui tersebut berupa gaya luar (reaksi perletakan) ataupun gaya dalam
(gaya normal, gaya lintang, momen).
Untuk mendapatkan persamaan tambahan tersebut kita akan membuat
struktur menjadi statis tertentu dengan menghilangkan gaya kelebihan yang
ada, dan menghitung deformasi struktur statis tertentu tersebut akibat beban
yang ada. Setelah itu struktur statis tertentu tersebut dibebani dengan gaya
kelebihan yang dihilangkan tadi, dan juga dihitung deformasinya.
Deformasi adalah defleksi atau rotasi dari suatu titik pada struktur.
3
-

Deformasi yang dihitung disini disesuaikan dengan gaya kelebihan


yang dihilangkan. Misalnya kalau gaya yang dihilangkan tersebut gaya
horizontal, maka yang dihitung defleksi horizontal pada tempat gaya yang
dihilangkan tadi seharusnya bekerja. Kalau gaya vertical, yang dihitung
defleksi vertical sedangkan kalau yang dihilangkan tersebut berupa momen,
maka yang dihitung adalah rotasi. Setelah deformasi akibat beban yang ada
dan gaya-gaya kelebihan yang dikerjakan sebagai beban telah dihitung,
maka dengan melihat kondisi fisik dari struktur asli, kita susun persamaan-
persamaan tambahan yang diperlukan. Misalnya untuk perletakan rol, maka
defleksi tegak lurus perletakan harus sama dengan nol, untuk perletakan
sendi defleksi vertical maupun horizontal sama dengan nol, sedangkan
untuk perletakan jepit, defleksi vertical, defleksi horizontal dan rotasi sama
dengan nol. Persamaan-persamaan tambahan ini disebut persamaan
“Consistent Deformation” karena deformasi yang ada harus konsisten
(sesuai) dengan struktur aslinya.
Setelah persamaan “Consistent Deformation” disusun, maka gaya-
gaya kelebihan dapat dihitung, dan gaya yang lain dapat dihitung dengan
persamaan keseimbangan, setelah gaya-gaya kelebihan tadi didapat.
Demikianlah konsep dasar dari metoda “Consistent Deformation” dipakai
untuk menyelesaikan struktur statis tidak tertentu.

A. Langkah-langkah yang harus dikerjakan pada metoda “Consistent


Deformation”

Untuk menyelesaikan perhitungan struktur statis tidak tertentu


dengan metoda “Consistent Deformation” urutan langkah-langkah yang
harus dikerjakan adalah sebagai berikut :

 Tentukan tingkat atau derajat ke statis tidak tentuan struktur

 Buatlah struktur menjadi statis tertentu dengan menghilangkan


gaya kelebihan yang ada.

 Hitung deformasi struktur statis tertentu tersebut akibat beban yang


ada.
3
-

 Beban yang ada dihilangkan, gaya kelebihan dikerjakan sebagai


beban, dan dihitung deformasinya. Kalau gaya kelebihan lebih dari
satu, gaya kelebihan dikerjakan satu persatu bergantian.

Catatan : deformasi yang dihitung disesuaikan gaya kelebihan yang


dihilangkan.
- gaya vertical  defleksi vertical
- gaya horizontal  defleksi horizontal
- Momen  rotasi

 Setelah deformasi akibat beban yang ada dan gaya-gaya kelebihan


dari struktur statis tertentu tersebut dihitung, dengan melihatkan
kondisi fisik struktur aslinya yaitu struktur statis tidak tertentu, kita
susunan persamaan “Consistent Deformation”

 Dengan bantuan persamaan “Consistent Deformation” gaya-gaya


kelebihan dapat dihitung. Setelah gaya-gaya kelebihan didapat,
gaya-gaya yang lain dapat dihitung dengan bantuan 3 (tiga)
persamaan keseimbangan yang ada.

3
-

Contoh :
1). Balok diatas 2 tumpuan
A – jepit B – rol
RAM
q
R = 4 > 3 (kelebihan 1 R)
RBH Struktur statis tidak tertentu tingkat
A EI B 1 (satu)
RAV RBV – sebagai gaya kelebihan
L RBV B – menjadi bebas
a). Struktur statis tidak tertentu BV – defleksi yang dihitung

Akibat beban yang ada dihitung


A B defleksi vertical di B (BV).
b). Struktur statis tertentu
Akibat gaya kelebihan (RBV) sebagai
q beban dihitung defleksi vertical di
B B (BV RBV)
A
BV
Struktur aslinya B adalah rol, maka
c). Akibat beban yang ada seharusnya defleksi vertical di B
sama dengan nol.
BV RBV
Persamaan“Consistent Deformation”
A B  BV = 0
d). Akibat RBV sebagai beban BV + BV RBV = 0
RBV
Gambar 2.6.

 Dari persamaan “Consistent Deformation” yang disusun RBV dapat


dihitung. Setelah RBV didapat, gaya-gaya yang lain dapat dihitung
dengan persamaan keseimbangan.
3
-

2).
RAM
q Soal no.1 dapat diselesaikan juga sebagai
RAH berikut :
EI B
RAV R = 4 > 3 (kelebihan 1 R)
A L RBV Struktur statis tidak tertentu tingkat 1
a). Struktur statis tidak tertentu
(satu).
RAM-sebagai gaya kelebihan
A B
b). Struktur statis tertentu A – menjadi sendi
q A – rotasi yang dihitung
A Akibat beban yang ada dihitung rotasi di
B
A
A (A)
c). Akibat beban yang ada
RAM Akibat RAM sebagai beban dihitung rotasi

B di A (AM RAM).
AM RAM
A
d). Akibat RAM sebagai beban

Gambar 2.7.

 Struktur aslinya A adalah jepit, sebelumnya rotasi di A sama dengan


nol. Persamaan “Consistent Deformation” :  A = 0
A + AM RAM = 0

 Dari persamaan “Consistent Deformation” yang disusun, gaya


kelebihan RAM dapat dihitung. Setelah RAM didapat, gaya-gaya yang lain
dapat dihitung dengan persamaan keseimbangan.
3
-

3. q
D Portal dengan perletakan A jepit dan
B sendi.
P C
R = 5 > 3 (kelebihan 2 R)

Struktur statis tidak tertentu tingkat 2.

RBH
RAM
B
RAH RBV
A
RAV
a). Struktur statis tidak tertentu

C D

RBV dan RBH – sebagai gaya kelebihan

B B – menjadi bebas
BV dan BH - defleksi-defleksi yang
dihitung

b). Struktur statis tertentu

q
P
Akibat beban yang ada dihitung
C D
defleksi vertical dan defleksi
B horizontal dari B (BV dan BH)
 BV

 BH

c). Akibat beban yang ada


3
-

D
C Akibat gaya kelebihan RBV

dikerjakan sebagai beban,


BVV RBV
dihitung defleksi vertical dan
B
BHV RBV defleksi horizontal dari B (BVV

RBV RBV dan SBHV RBV)


A

d). akibat gaya kelebihan RBV

C D
Akibat gaya kelebihan RBH

dikerjakan sebagai beban,

BVH.RBH B dihitung defleksi vertical dan


RBH defleksi horizontal dari B.

A BHh RBH

e). akibat gaya kelebihan RBH

 Struktur aslinya B adalah sendi, seharusnya defleksi vertical dan


horizontalnya sama dengan nol.
Persamaan “Consistent Deformation”.
(1)  BV = 0  BV + BVV RBV + BVh RBH
(2)  BH = 0  BH + BHV RBV + BHh RBH

 Dengan 2 (dua) persamaan “Consistent Deformation” yang disusun,


gaya kelebihan RBV dan RBH dapat dihitung, setelah RBV dan RBH
didapat, gaya-gaya yang lain dapat dihitung dengan persamaan
keseimbangan.
3
-

B. Menghitung Deformasi dari Suatu Struktur Statis Tertentu


Setelah mempelajari langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk
menyelesaikan struktur statis tidak tertentu dengan metoda “Consistent
Deformation” diatas, maka kita tahu bahwa menghitung deformasi pada
struktur statis tertentu adalah hal yang sangat penting. Untuk menghitung
deformasi ini kita bisa memakai metoda-metoda yang pernah kita pelajari
pada mata kuliah Mekanika Bahan, seperti metoda “Unit Load”, metoda
“Momen Area” dan metoda “Persamaan Garis Statis”. Pada pembahasan
kali ini kita akan menekankan pada metoda “unit load” karena metoda
“unit load” dapat dipergunakan untuk menghitung deformasi dari struktur
balok portal maupun konstruksi Rangka Batang.
Untuk menyegarkan kembali ingatan kita pada metoda “unit load”
marilah kita perhatikan perumusan dan contoh perhitungan dibawah ini.
Untuk struktur balok dan portal statis tertentu rumus deformasi adalah
sebagai berikut :
s Mx mx
 atau  = ∫ dx
o E Ix

 - defleksi  - rotasi
Mx – persamaan momen akibat beban yang ada
mx – persamaan momen akibat beban unit
E - Modulus elastis bahan batang
Ix - Momen Enersia penampang batang
s
∫ dx - Integral seluruh panjang struktur
0

Catatan : Momen positif (+)

Momen negatif (-)

Untuk  (defleksi), beban unit berupa beban unit gaya (  1 ),


sedangkan untuk  (rotasi), beban unit berupa beban unit momen ( 1).
Arah defleksi / rotasi ditentukan oleh nilai hasil perhitungan :
3
-

o Kalau hasil perhitungan positif (+), arah defleksi / rotasi searah


dengan beban unit yang dikerjakan.
o Kalau hasil perhitungan negatif (-) , arah defleksi / rotasi berlawan
arah dengan beban unit yang dikerjakan.

Pada struktur “Konstruksi Rangka Batang” hanya ada defleksi titik


simpul. Untuk struktur konstruksi Rangka Batang statis tertentu, karena
setiap batang mempunyai nilai gaya batang yang tetap (konstant), maka
perumusannya tidak memerlukan perhitungan integral melainkan hanya
penjumlahan secara aljabar saja. Rumus defleksi untuk konstruksi rangka
batang statis tertentu adalah sebagai berikut :
n Si  i
= ∑
i =1 (AE) i

 - defleksi
S – gaya batang akibat beban yang ada.
 - gaya batang akibat beban unit
A – luas penampang batang
E – modulus elastis bahan batang
i – nomor batang dari 1 sampai dengan n
n
∑ - penjumlahan aljabar dari batang no.1 sampai dengan no. n
i =1

Catatan : Gaya batang tarik  (+)


Gaya batang tekan  (-)

Contoh perhitungan deformasi pada struktur statis tertentu

q
1).
Suatu struktur statis tertentu berupa
A EI B
balok kantilever dengan ukuran dan
L pembebanan seperti tergambar.
Hitunglah defleksi dan rotasi titik B
a). Balok Kantilever akibat beban terbagi rata q.
3
-

MA= ½ q L²
Penyelesaian :
q
Akibat beban q

A RA = qL ()
B
RA = qL x MA = ½ qL² ( )

b). Akibat beban q Persamaan momen (Mx) :


MA= L 1
0<x<L
Mx = - ½ qx²
A B Akibat beban unit gaya vertical di B ()
x
RA = 1
RA = 1 ()

c). Akibat beban unit gaya vertical MA = 1 x L = L ( )


di B ()
1 Persamaan momen (mv) :
MA= 1
0<x<L
A B
x mV = - 1 x X = - X
d). Akibat beban unit momen di B
Akibat beban unit momen di B ( )
( )
Gambar 2.8. MA = 1

RA = 0

Persamaan momen (mr)


L Mx.m v 0<x<L
Defleksi di B :  BV = ∫ dx
0 EI
mr = - 1
L ( - 1/2qx²) ( - x ) I L 1 1 1
 BV = ∫ dx = + ∫ q x ³ dx = + [ q x 4 ]0L
0 EI EI 0 2 EI 8

qL4
 BV = + (  ) (kebawah)
8 EI

L Mx m r
∫ dx
Rotasi di B : B = 0 EI
3
-

L ( - 1/2 qx²) ( - 1) I 1 qL³


B = ∫ dx = + [ qx ³]oL = + ( ) (searah jarum
0 EI EI 6 6EI
jam).

2).
P1 = 2t
P2 = 1,5 t
C Suatu konstruksi Rangka Batang
statis tertentu dengan ukuran dan

3 4m beban seperti tergambar.


1 2 Kalau A dan E semua batang

4 5 sama, berapakah defleksi vertical


A B
D di D (DV) dan defleksi horizontal
di B (BH).
3m 3m

a). Konstruksi Rangka Batang  Akibat beban yang ada  [S]


P1 = 2t H = 0  HA = 1,5 t ()
P2 = 1,5 t
C MB = 0  VA x 4 + 1,5 x 4 – 2 x 3 = 0
VA = 0

- 2,5 t V = 0  VB = 2 t ()
o
o Dengan keseimbangan titik simpul

HA=1,5 t gaya-gaya batang didapat sebagai


+ 1,5 t + 1,5 t
D B berikut :
A
S1 = S2 = 0 S3 = -2,5 t
VA = 0
VB = 2 t S4 = S5 = + 1,5 t
b).Akibat beban yang ada

 Akibat beban unit vertical di D (). (V)


- 0,625 - 0,625
RA = RB = 0,5
+1
Gaya-gaya batang didapat :
+ 0,375 + 0,375
V1 = -0,625 V2 = +1
D B
A
1 V3 = -0,625 V4 = V5 = 0,375
VA = 0,5
VB = 0,5

c). Akibat beban unit vertikal di D ()


3
-

C
Akibat beban unit horizontal di B (). (H)

o o HA = 1 ()
o
Gaya-gaya batang didapat :
HA=1 -1 -1 1
D B H1 = H2 = H3 = 0
A
H4 = H5 = - 1
d). Akibat beban unit horizontal di B ()
Gambar 2.9
Tabel Perhitungan Defleksi
No. Batang L / AE S V H SV / AE SH / AE
1 5/AE 0 - 0.625 0 0 0
2 4/AE 0 +1 0 0 0
3 5/AE - 2.5 - 0.625 0 + 7.8125/AE 0
4 3/AE + 1.5 + 0.375 -1 + 1.6875/BE - 4.5/AE
5 3/AE + 1.5 + 0.375 -1 + 1.6875/AE - 4.5/AE
 + 11.1875/AE - 09/AE
5 Si  Vi 11,1875
Defleksi vertical di D : DV = ∑ =+ . () (kebawah)
i =1 AE AE
5 Si  Hi 9
Defleksi horizontal di B : BH = ∑ =- . () (kekanan)
i =1 AE AE
3
-

BAB III
PENUTUP

3.1 Rangkuman
 Persamaan syarat-syarat keseimbangan ada 3 buah : V = 0
H= 0
M= 0
 Konstruksi disebut statis tidak tertentu jika tidak bisa diselesaikannya
dengan bantuan persamaan keseimbangan.
 Tingkat atau derajat ke “statis tidak tentuan” struktur adalah jumlah
kelebihan bilangan yang tidak diketahui dari jumlah persamaan
keseimbangan (3 buah).
 Deformasi suatu titik pada sebuah struktur balok dan portal bisa berupa
defleksi vertical (V), defleksi horizontal (H) atau rotasi ().
 Deformasi dari sebuah perletakan adalah,
Perletakan jepit : v = 0 ; H = 0 ;  = 0
Perletakan sendi : v = 0 ; H = 0
Perletakan rol : defleksi  bidang perletakan rol = 0
 Persamaan “Consistent Deformation” adalah persamaan yang
menyatakan deformasi suatu titik harus sesuai dengan kondisi fisik
struktur asli.
 Jumlah persamaan “Consistent Deformation” yang disusun sejumlah
gaya kelebihan yang ada.
 Gaya kelebihan yang ada sama dengan jumlah tingkat ke statis tidak
tentuan suatu struktur.
3
-

3.2 Kesimpulan
 Struktur statis tidak tertentu adalah struktur yang tidak dapat
diselesaikan hanya dengan persamaan keseimbangan.
 Metoda “Consistent Deformation” untuk penyelesaian suatu struktur
statis tidak tertentu yaitu membuat struktur menjadi statis tertentu
dengan menghilangkan gaya kelebihan yang ada.
 Deformasi dari struktur statis tertentu akibat beban yang ada dan gaya-
gaya kelebihan yang dikerjakan sebagai beban haruslah sesuai dengan
kondisi fisik struktur aslinya yaitu struktur statis tidak tertentu.
 Metoda “Consistent Deformation” untuk penyelesaian suatu struktur
“KRB” statis tidak tertentu yaitu membuat “KRB” tersebut menjadi
struktur statis tertentu dengan menghilangkan gaya kelebihan yang ada.
 Defleksi dari struktur “KRB” statis tertentu akibat beban yang ada dan
akibat gaya kelebihan sebagai beban haruslah sesuai dengan kondisi
fisik dari struktur aslinya, yaitu “KRB” statis tidak tertentu tersebut.

3
-

DAFTAR PUSTAKA

 Chu Kia Wang, “Statically Indeterminate Stuctures”, Mc Graw-Hill,


Book Company, INC.
 Kinney, J.S. “Indeterminate Structural Analysis”, Addison-Wesley
Publishing Co.
 Chu-Kia W, Wirawan K., Nataprawira M. (1994).
 “Analisa Struktur Lanjutan”. Erlangga Jakarta. Ghali, Nevile, Vira
(1990).
 “Analisa Struktur”. Erlangga Jakarta.
 Diktat & Catatan Kuliah. Institut Teknologi Surabaya.
 Diktat & Catatan Kuliah. Fakultas Teknik Unmuh Jember.

Anda mungkin juga menyukai