ANALISIS STRUKTUR
Berbagai macam struktur dan idealisasinya
Sistem Rangka batang 2 Dimensi
Sistem Rangka Batang 3 Dimensi
Sistem Portal 2 Dimensi
Sistem Balok Silang
Sistem Portal 3Dimensi
Deformasi dan Perpindahan (displacement)
• Deformasi aksial
• Deformasi Lentur
• Deformasi torsi
• Defromasi Geser
Deformasi axial
Deformasi Lentur
Deformasi Lentur
Deformasi Geser
Hubungan antara aksi dan deformasi
Action
-External Action
-Internal Action
Deformation
(Flexural, axial,
shearing, torsional)
Displacements
(Translation,
rotation)
Hubungan antara aksi dan Deformasi
Mengingat pengaruh shearing deformation
untuk struktur balok lebih kecil dibanding
pengaruh flexural deformation, maka
biasanya dalam praktek pengaruh shear
dapat diabaikan.
(Pada balok ukuran-ukuran tampang
lintangnya jauh lebih kecil dari pada panjang
baloknya)
Hubungan antara aksi dan Deformasi
Hubungan antara aksi dan Deformasi
Hubungan antara aksi dan Deformasi
• Untuk kondisi balok yang prismatis, hubungan
antra action dan deformation (yang dalam hal
ini dinyatakan seagai displacement) untuk
berbagai macam pembebanan diberikan
sebagai berikut;
• Metode-metode yang bisa dipakai untuk
memperolah hasil-hasil yang diberikan antara lain;
1. Integrasi persamaan differensial balok
2. Moment area method
3. Unit load method
catatan
• Pada rumus-rumus sebelumnya, terdapat 2
anggapan dasar yang dipakai;
1. Material berperilaku LINEAR-ELASTIS,
sehingga berlaku hukum Hooke
2. Displacements yang terjadi relatif jauh lebih
kecil dibandingkan dengan dimensi
strukturnya. Dengan demikian persamaan
kesetimbangan dapat didasarkan pada
geometri struktur sebelum terdeformasi,
sehingga pengaruh interaksi antara axial dan
lentur bisa diabaikan.
Kesetimbangan (equilibrium)
• Salah satu tujuan dari analisis struktur adalah
mengetahui berbagai macam reactions yang timbul
pada dukungan dan internal stress resultant (momen
lentur, gaya lintang, gaya normal dan torsi) yang
terjadi di setiap titik pada struktur akibat applied
forces.
• Solusi yang benar dari reaksi dukungan dan internal
stress resultants tersebut haruslah memenuhi
kondisi-kondisi kesetimbangan statis (static
equilibrium), baik pada:
• Struktur secara keseluruhan
• Setiap bagian dari struktur (yang diambil sebagai free body)
Kesetimbangan (equilibrium)
• Secara umum, kondisi kesetimbangan statis tersebut
dapat dinyatakan sebagai;
• σ 𝐹𝑋 = 0; σ 𝐹𝑌 = 0; σ 𝐹𝑍 = 0;
• σ 𝑀𝑋 = 0; σ 𝑀𝑌 = 0; σ 𝑀𝑍 = 0;
dan persamaan-persamaan tersebut akan memberikan
hubungan antara applied forces dengan internal actions
• Ilustrasi
Pertimbangan kinematis dari struktur yang terdeformasi
sederhana berikut ini: Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh bahwa:
1
𝐹 = = 𝑆 −1
𝑆
𝐿 𝐴𝐸
(1) ...... 𝐷 = 𝐴𝐸
.𝐴 (2) ...... 𝐴 = 𝐿
.𝐷
flexibility stiffness
(F) (S)
Contoh sederhana yang lain:
flexibility
(F)
stiffness
(S)
kondisi
• Pada Pada kondisi
yangyanglebih
lebih kompleks
kompleks prinsip superposisi
prinsip dipakai!
superposisi dipakai!.
Perhatikan contoh berikut
Perhatikan contoh berikut:
FLEXIBILITY STIFFNESS
Contoh
“Displacement” di ujung bebas kantilever yang terjadi akibat “action” tersebut adalah:
D1 : lendutan vertikal
D2 : rotasi
𝐴1 𝐴
Akan dicari hubungan antara “action” dengan “displacement” 1 , yang
𝐴2 𝐴2
𝐹11 𝐹12
memberikan matrix fleksibilitas bila dinyatakan dalam:
𝐹21 𝐹22
𝐷1 𝐹11 𝐹12 𝐴1
=
𝐷2 𝐹21 𝐹22 𝐴2
𝑆11 𝑆12
atau memberikan matrix kekakuan bila dinyatakan dalam:
𝑆21 𝑆22
𝐴1 𝑆11 𝑆12 𝐷1
=
𝐴2 𝑆21 𝑆22 𝐷2
4−3 −2L + 2L 1 0
= 6 6
=
L
−L −3 + 4 0 1