PENDAHULUAN
Dalam perencanaan konstruksi saat ini dikenal dua bahan material yang
cukup populer dalam perencanaan konstruksi gedung bertingkat yaitu beton
dan baja. Struktur yang dihasilkan kedua material ini cukup baik, struktur ini
memiliki struktur yang stabil, cukup kuat, mampu layan, awet serta
memberikan kemudahan dalam pelaksanaan.
Geser Friksi
Geser friksi adalah geser yang arah retaknya disalurkan melalui bidang-
bidang tertentu, seperti : bidang kontak antara bahan-bahan yang berlainan
atau bidang kontak antara dua beton yang dicor pada waktu yang berbeda.
Keadaan ini dapat terjadi pada konsol pendek.
Persayaratan ϕ*Vn > Vu harus terpenuhi
- Jika tulangan geser friksi dipasang tegak lurus arah retak :
Vn = Avf * fy *µ
- Untuk tulanan geser friksi yang membentuk sudut :
Vn = Avf * fy *( µ * sin αf + cos αf )
- Nilai Vn dibatasi maksimum. 0,2 * fc’ * Ac dan 5,5 * Ac (dalam N), dengan
Ac = luas penampang beton yang menahan geser ( Ac = bw * d ), dalam mm2
Koefisien Friksi µ :
Dengan λ = 1,0 untuk beton normal, 0,85 untuk beton ringan-pasir dan, 0,75
untuk beton ringan-total. Jika dilakukan penggantian pasir secara persial
makan nilai λ bias didapatkan dengan menggunkana interpolasi linier dari
kedua harga tersebut di atas.
- Batas atas factor Panjang efektif untuk batang tekan tenpa pangaku yang
tertahan pada kedua unjungnya diambil sebesar :
Untuk 𝜓m < 2
𝟐𝟎 − 𝝍𝒎
𝐤= √𝟏 + 𝝍𝒎
𝟐𝟎
Untuk 𝜓m ≥ 2
𝒌 = 𝟎, 𝟗√𝟏 + 𝝍𝒎
Dimana 𝜓m adalah harga 𝜓 rata-rata dari kedua ujung batang tertekan trsebut
- Batas atas factor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang
kedua ujungnya sendi diambil sebesar
𝒌 = 𝟐, 𝟎 + 𝟎, 𝟑 𝝍
2. Pengaruh kelangsingan
SNI (1991) mensyaratkan pengaruh kelangsingan boleh diabaikan apabila
- Untuk komponen struktur takan yang ditahan terhadap goyangan kesamping.
𝒌𝑰𝒖 𝑴𝟏𝒃
≤ 𝟑, 𝟒 − 𝟏𝟐
𝒓 𝑴𝟐𝒃
- Untuk komponen struktur tekan yang tidak ditahan terhadap goyang
kesamping
𝒌𝑰𝒖
≤ 𝟐𝟐
𝒓
M1b dan M2b adalah momen pada ujung-ujung yang berlawanan pada kolom
dengan M2b adalah momen yang lebih besar dan M1b adalah momen yang
lebih kecil.
3. Metode pembesaran momen
Pembesaran momen bergantung pada kelangsingan batang, desain
panampang dan kekuatan seluruh rangka portal bergoyang. Komponen
struktur tekan harus direncanakan menggunakan beban aksial terfaktor dan
momen terfaktor yang diperbesar.
𝑴𝒔
𝜹𝒔 𝑴𝒔 =
𝚺𝒑𝒖
𝟏−
𝟎, 𝟕𝟓𝚺𝒑𝒄
Dengan
𝝅𝟐 𝑬𝑰
𝑷𝒄 =
(𝒌𝑰𝒖 )𝟐
𝟎, 𝟒𝑬𝒄 𝑰𝒈
𝑬𝑰 =
𝟏 + 𝜷𝒅
𝑬𝒄 = (𝑾𝒄 )𝟏,𝟓 𝟎, 𝟎𝟒𝟑√𝒇′𝒄
𝒎𝒐𝒎𝒆𝒏 𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏𝒂
𝜷𝒅 = ≤𝟏
𝒎𝒐𝒎𝒆𝒏 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏
Dimana 𝚺𝒑𝒖 adalah beban vertical terfaktor pada suatu tingkat dan 𝚺𝒑𝒄 adalah
kapasitas tekan total kolom-kolom pada suatu tingkat.
4. Kuat geser
a. Perencanaan kolom lurus
Mempertimbangkan gaya geser yang bekerja antara lain:
Komponen struktur yang menerima beban aksial tekan
𝑵𝒖 √𝒇′ 𝒄
𝑽𝒄 = (𝟏 + )( ) 𝒃𝒘 𝒅
𝟏𝟒𝑨𝒈 𝟔
𝑵
Dimana besaran 𝑨 𝒖 harus dalam Mpa.
𝒈
b. Kuat geser boleh dihitung dengan perhitungan yang lebih rinci yaitu
𝑽𝒖 𝒅 𝒃 𝒘 𝒅
𝑽𝒗 = [√𝒇′ 𝒄 + 𝟏𝟐𝟎𝝆𝒘 ]
𝑴𝒖 𝟕
𝑽𝒖 𝒅
Dengan nilai Mm menggantikan Mu dan nilai boleh diambil lebih daripada
𝑴𝒖
1,0 dengan
(𝟒𝒉 − 𝒅)
𝑴𝒎 = 𝑴𝒖 − 𝑵𝒖
𝟖
Tetapi dalam hal ini Vc tidak boleh diambil lebih besar dari pada
𝟎, 𝟑𝑵𝒖
𝑽𝒄 = 𝟎, 𝟑√𝒇′ 𝒄𝒃𝒘 𝒅 ∗ √𝟏 +
𝑨𝒈
Bila geser Vu lebih besar dari pada kuat geser ϕVc maka harus disediakan
tulangan geser
𝑨𝒔 𝒇𝒚 𝒅
𝑽𝒔 =
𝑺
Dimana
𝟕𝟓√𝒇′ 𝒄 𝒃𝒘 𝑺
𝑨𝒗 =
(𝟏𝟐𝟎𝟎) 𝒇𝒚
Tidak boleh kurang dari
𝟏𝒃𝒘 𝑺
𝟑 𝒇𝒚
Dengan bw dan S dalama (mm).
Kuat geser Vs tidak boleh diambil dari
𝟐 ′
√𝒇 𝒄 𝒃𝒘 𝒅
𝟑
𝟏
Jika 𝑽𝒔 > 𝟑 √𝒇′ 𝒄 𝒃𝒘 𝒃, maka spasi tulangan geser yang dipasang tegak lurus
terhadap sumbu aksial komponen struktur tidak boleh lebih dari d/2 atau 600
mm.
B. Desain kolom bergoyang
Direncanakan bakolom dengan ukuran 40/40 cm
f’c = 30 Mpa
fy = 320 MPa
Hasil perhitungan momen dari SAP 2000 V 14.1
Hasil momen diperoleh dari perhitungan portal 2, frame/batang no 71, akibat
beban kombinasi 3
(COMB3)
0,35𝐸𝑐 𝐼𝑔 0,35𝑥25,742𝑥2.133.333.333
𝐸𝐼𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = (1+𝛽𝑑 )
= (1+0,505)
= 7,98𝑥1013 N/mm2
Karena gaya geser pada frame no 70 (kolom) < gaya geser pada frame 68
(balok), maka tulangan geser/Sengkang yang dipakai untuk kolom sama
dengan yang di pakai [ada balok, yaitu D10-100 mm pada daerah tumpuan
dan pada daerah lapangan dipakai tulangan D10-175 mm.
2.3. Konsep Desain Sitem Rangka Pemikul Momen
A. SRPMB
B. SRPMM
C. SRPMK
𝑁𝑢 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ + ≤ 1,00
2𝜙𝑁𝑛 𝜙𝑏 𝑀𝑛𝑥 𝜙𝑏 𝑀𝑛𝑦
𝑁
Untuk (𝜙𝑁𝑢 ) ≥ 0,2
𝑛
𝑁𝑢 8 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ { + } ≤ 1,00
𝜙𝑁𝑛 9 𝜙𝑏 𝑀𝑛𝑥 𝜙𝑏 𝑀𝑛𝑦
Dimana Nu dan Nn adalah gaya aksial terfaktor dan kuat nominal penampang
terhadap gaya aksial, Mux dan Mny adalah momen lentur terfaktor terhadap
sumbu x dan y, Mnx dan Mny adalah kuat nominal penampang terhadap
sumbu x dan y, sedangkan 𝜙b adalah factor reduksi kuat lentur diambil =
0,90
2. Balok
a. Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak
boleh lebih kecil dari sepertiga kuat lentur negatifnya pada muka
tersebut
b. Pada kedua ujung komponen struktur lentur tersebut harus dipasang
Sengkang sepanjang jarak dua kali tinggi komponen struktur diukur dari
muka perletakan kearah tengan bentang. Dengan jarak Sengkang
pertama tidak boleh kecil dari 50 mm dari muka perletakan.
Spasi maksimum Sengkang tidak boleh melebihi
d/4
delapan kali diameter tulangan longitudinal terkecil
24 kali diameter Sengkang
300 mm
c. Sengkang harus dipasang di sepanjang bentang balok dengan spasi tidak
melebihi d/2
3. Kolom
a. Spasi maksimum sengkat ikat yang dipasang pada rentang I0 dari muka
hubungan balok-kolom adalah S0.
Spasi S0 tersebut tidak boleh melebihi :
Delapan kali diameter Sengkang ikat
24 kali diameter Sengkang ikat
Setengah dimensi penampang terkecil komponen struktur
300 mm
Panjang I0 tidak boleh kurang dari niali terbesar berikut
Seperenam tinggi bersih kolom
Dimensi terbesar penampang kolom
500 mm
b. Sengkang ikat pertama harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 0,5 S0
dari muka hubungan balok-kolom
c. Tulangan hubungan balok-kolom harus memenuhi
Pada sambungan elemen portal ke kolom harus disediakan tulangan
lateral dengan luas tidak kurang dari
Dan dipasang didalam kolom sejauh tidak kurang dari tinggi bagian
sambungan
d. Spasi Sengkang ikat pada sembarang penampang kolom tidak boleh
melebihi Sg
C. SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus)
Adalah komponen struktur yang mampu memikul gaya akibat eban gempa
dan direncanakan untuk memikul lentur, komponen struktur tersebut juga
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
Gaya aksial tekan terfaktor pada komponen struktur tidak boleh
melebihi 0,1 Ag f’c
Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali
tinggi efektifnya
Perbandingan antar lebar dan tinggi tidak boleh kurang dari 0,3
Lebarnya tidak boleh kurang dari 250 mm dan lebih dari lebar
komponen struktur pendukung (diukur pada bidang tegak lurus terhadap
sumbu longitudinal komponen struktur lentur) ditambah jarak pada tiap
sisi komponen struktur pendukung yang tidak melebihi seperempat
tinggi komponen struktur lentur.
Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur Gedung yang masuk pada
zona 5 dan zona 6 yaitu wilayah dengan tingkat kegempaan tinggi.
Faktor Reduksi Gempa (R) = 8,5
.
Dan tidak boleh kurang dari
3.1. Kesimpulan
Dari materi yang telah di rangkum dapat disimpulkan yaitu:
1. Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien
memerlukan suatu perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan
peraturan – peraturan perencanaan secara tepat dan benar.
2. Pemodelan dan pembebanan sangat berpengaruh terhadap benar atau
tidaknya hasil perhitungan yang akan diperoleh. Kesalahan pada kedua
hal tersebut mengakibatkan kesalahan pada dimensi akhir walaupun
perhitungan yang telah dilakukan sudah benar.
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Pengampu
Oleh