Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

“PERSAMAAN GELOMBANG”

DISUSUN OLEH :

1. KHAIRUN NISA (E1R016044)


2. NOPIA RIZKI (E1R016064)
3. SANGGA PATIH ALAM (E1R016081)

KELAS : B SORE
SEMESTER : VI (ENAM)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Persamaan Gelombang”
ini merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata kuliah Persamaan Diferensial
Parsial. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bisa
mengaplikasikannya.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan


maupun kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan berupa
kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Mataram, 25 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN)

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………..
C. TUJUAN………………………………………………………………………

BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)

A. PERSAMAAN GELOMBANG………………………………………………
B. PENYELESAIAAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE
PEMISAHAN VARIABEL…………………………………………………...
C. PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE
TRANSFORMASI VARIABEL………………………………………………
D. CONTOH SOAL………………………………………………………………

BAB III ( PENUTUP )

A. KESIMPULAN……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persamaan diferensial merupakan salah satu topik dalam matematika
yang cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut. Hal itu karena banyak
permasalahan kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan dengan
persamaan Diferensial. Persamaan Diferensial secara umum dibagi menjadi
dua, yaitu persamaan diferensial biasa dan Persamaan Diferensial Parsial.
Persamaan diferensial biasa adalah persamaan yang hanya memuat turunan
yang terdiri dari satu atau lebih variable tak bebas dengan satu variable bebas,
sedangkan persamaan Diferensial Parsial adalah persamaan yang memuat
turunan parsial satu atau lebih variable tak bebas terhadap dua variable bebas.

Dalam proses permodelan matematika banyak ditemukan kasus dalam


persamaan diferensial pasrial, diantaranya pada permodelan persamaan panas,
persamaan gelombang, persamaan Laplace. Salah satu persamaan diferensial
parsial adalah persamaan gelombang. Persamaan ini memodelkan fenomena
vibrasi lemah, seperti getaran pada dawai gitar yang dipetik atau tali yang
diayun lemah. Istilah gelombang sendiri bermakna sebagai suatu gangguan
yang menjalar dalam suatu medium. Berdasarkan dimensinya gelombang
dapat dibagi menjadi tiga :

1. Gelombang satu dimensi, yaitu gelombang yang merambat dalam satu


arah, contohnya gelombang tali, gelombang pada dawai dans ejenisnya
2. Gelombang dua dimensi, yaitu gelombang yang merambat dalam bidang,
contohnya gelombang pada air dangkal
3. Gelombang tiga dimensi, yaitu gelombang yang merambat dalam ruang
atau segala arah, contohnya gelombang radio.
Pada makalah ini akan dibahas bagaimana menentukan solusi untuk
permasalah persamaan gelombang dimensi 1.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk umum persamaan gelombang ?
2. Bagaimana menentukan solusi persamaan gelombang dengan metode
pemisahan variable?
3. Bagaimana menentukan solusi persamaan gelombang dengan metode
transformasi variable ?
4. Bagaimana contoh soal dari persamaan gelombang ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk umum persamaan gelombang.
2. Untuk mengetahui solusi persamaan gelombang dengan metode
pemisahan variable.
3. Untuk mengetahui solusi persamaan gelombang dengan metode
transformasi variable.
4. Untuk mengetahui contoh soal dari pesamaan gelombang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PERSAMAAN GELOMBANG
Bayangkan suatu string elastis, misalnya senar biola atau gitar,
ditempatkan pada sumbu-𝑥 yang diikat pada 𝑥 = 0 sampai 𝑥 = 𝐿, kemudian
string itu dipetik dan dibiarkan bergetar seperti pada Gambar 5.1. Masalah
yang akan diamati adalah menentukan getaran dari string, yaitu mencari
perpindahan (defleksi) 𝑢(𝑥, 𝑡) disebarang titik 𝑥 dan sebarang waktu 𝑡 > 0
dari posisi seimbangnya

x (a)
0 L
L
L
0
u

t (b)
0 L
L
0
Gambar 5.1. (a) posisi awal string, (b) posisi simpangan awal 𝒇(𝒙)

Asumsi pada string: (1) massa dari string per unit adalah konstan,
yaitu string homogen, (2) string diasumsikan elastic sempurna (lentur), (3)
gaya pada string adalah tegangan yang diberikan pada string dengan besar dan
gaya peredam sedangkan gaya gravitasi diabaikan. Getaran hanya dalam arah
vertikal, gaya dalam arah horizontal sangat kecil sehingga diabaikan. Untuk
menurunkan getaran dari string ini diperlukan beberapa konsep dasar sebagai
berikut:
1. Hukum Newton 1 berbunyi “jika resultan gaya pada suatu benda sama
dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam”. Yaitu

∑𝐹 = 0

Dan hukum Newton 2 berbunyi “percepatan dari suatu benda akan


sebanding dengan jumlah gaya yang bekerja pada benda tersebut dan
berbanding terbalik dengan massanya”. Atau dapat dinyatakan dengan

∑ 𝐹 = 𝑚𝑎

2. Jika sebuah vector 𝐹 membentuk sudut terhadap sumbu-𝑥 atau komponen


sumbu 𝑦 yaitu
𝐹𝑥 = 𝐹 cos ∅
𝐹𝑦 = 𝐹 sin ∅
3. Turunan parsial dari sebarang fungsi 𝑢(𝑥, 𝑡) di 𝑥 dan 𝑡, didefinisikan
sebagai
𝜕𝑢 𝑢(𝑥 + ℎ, 𝑡) − 𝑢(𝑥, 𝑡)
= lim
𝜕𝑥 ℎ→0 ℎ
𝜕𝑢 𝑢(𝑥, 𝑡 + ℎ) − 𝑢(𝑥, 𝑡)
= lim
𝜕𝑦 ℎ→0 ℎ
Jika nilai limit ini ada.
4. Jika𝑢1 dan 𝑢2 adalah solusi-solusi dari suatu persamaan differensial,
menggunakan prinsip super posisi maka 𝑢 = 𝑐1 𝑢1 + 𝑐2 𝑢2 juga
merupakan solusi untuk persamaan differensial tersebut dimana 𝑐1dan 𝑐2
adalah sebarang konstanta.
Misalkan𝑇1 tegangan dititik 𝑃 dan 𝑇2 tegangan di titik 𝑄 seperti pada Gambar
5.2 berikut.

Gambar 5.2 Defleksi string pada waktu 𝒕


Karena getaran string dalam arah horizontal adalah nol dan string dianggap
bergetar hanya dalam arah vertikal, dengan menerapkan Hukum Newton 1
dan 2 diperoleh:

∑𝐹 = 0

∑ 𝐹 = 𝑚𝑎 ,

Tegangan-tegangan dalam arah horizontal 𝑇1 cos 𝛼 , 𝑇2 cos 𝛽 sehingga:


𝑇1 cos 𝛼 − 𝑇2 cos 𝛽 = 0
Atau
𝑇1 cos 𝛼 = 𝑇2 cos 𝛽 = 𝑇
Tegangan-tegangan dalam arah vertical 𝑇1 sin 𝛼 , 𝑇2 sin 𝛽 serta memiliki 𝑚 =
𝜌. ∆𝑥 dimana 𝜌 adalah koefisien kepadatan string sehingga:
𝑇1 sin 𝛼 − 𝑇2 sin 𝛽 = 𝑚. 𝑎
𝑇1 sin 𝛼 − 𝑇2 cos 𝛽 = 𝜌. ∆𝑥. 𝑎
Karena T = T1 cos α atauT = T2 cosβ, dan bagi kedua ruas pada persamaan
sin 𝛼 sin 𝛽
terakhir dengan 𝑇 kemudian mengingat 𝑡𝑎𝑛 𝛼 = dan 𝑡𝑎𝑛 𝛽 =
cos 𝛼 cos 𝛽

diperoleh :
𝑇2 sin 𝛽 𝑇1 sin 𝛼 𝜌. ∆𝑥 𝜕 2 𝑢
− = .
𝑇 𝑇 𝑇 𝜕𝑡 2
𝑇2 sin 𝛽 𝑇1 sin 𝛼 𝜌. ∆𝑥 𝜕 2 𝑢
− = .
𝑇2 cos 𝛽 𝑇1 cos 𝛽 𝑇 𝜕𝑡 2
𝜌. ∆𝑥 𝜕 2 𝑢
𝑡 cos 𝛽 − 𝑡 cos 𝛼 = .
𝑇 𝜕𝑡 2

𝜕𝑢 𝜕𝑢
Selanjutnya, nilai tan 𝛼 = (𝜕𝑥 ) ⃒𝑥 dan tan 𝛽 = (𝜕𝑥 ) ⃒𝑥+∆𝑥′ diperoleh :

𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜌∆𝑥 𝜕 2 𝑢
( ) ⃒𝑥+∆𝑥′ − ( ) ⃒𝑥 =
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑇 𝜕𝑡 2

Kedua ruas pada persamaan terakhir ini dibagi dengan ∆𝑥 kemudian ∆𝑥


dibiarkan mendekati nol, sehingga :

𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜌∆𝑥 𝜕2 𝑢
⃒ (𝜕𝑥 ) ⃒𝑥+∆𝑥 − (𝜕𝑥 ) ⃒𝑥 ⃒ ⃒ ⃒
𝑇 𝜕𝑡 2
lim = lim
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥

𝜕 𝜕𝑢 𝜌 𝜕2𝑢
[ ] =
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑇 𝜕𝑡 2

𝜌 𝜕2𝑢 𝜕2𝑢
=
𝑇 𝜕𝑥 2 𝜕𝑡 2

𝑇
Misalkan 𝑐 2 = 𝜌 merupakan konstanta positif sebab 𝑇 > 0 dan > 0 , maka :

𝜕2𝑢 2
𝜕2𝑢
= 𝑐
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2

Bentuk dari getaran string tergantung dari simpangan awal yang


diberikan dan kecepatan awal. Misalnya simpangan awal adalah 𝑢(𝑥, 0) =
𝜕𝑢
𝑓(𝑥) dan kecepatan awal ( ) ⃒𝑡=0 = 𝑔(𝑥), sehingga diperoleh persamaan:
𝜕𝑡

𝑢(𝑥, 0) = 𝑓(𝑥)
𝜕𝑢
( )⃒ = 𝑔(𝑥)
𝜕𝑡 𝑡=0

Dan syarat batas

𝑢(0, 𝑡) = 0

𝑢(𝐿, 𝑡) = 0

Persamaan ini disebut persamaan gelombang satu dimensi. Solusi dari


persamaan gelombang akan dicari menggunakan metode pemisahan variable,
transformasi variabel, dan transformasi Laplace.

B. PENYELESAIAAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE


PEMISAHAN VARIABEL

Untuk mencari persamaan gelombang dengan metode pemisahan


variable, asumsikan solusi persamaan gelombang berbentuk 𝑢(𝑥, 𝑡) =
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
𝐹(𝑥)𝐺(𝑦). Turunan parsial kedua 𝑢 terhadap 𝑥 dan 𝑡 adalah dan
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2

disubstitusikan kepersamaan gelombang :

𝐹(𝑥)𝐺 ′′ (𝑡) = 𝑐 2 𝐹′′(𝑥)𝐺(𝑡)

𝐺 ′′ (𝑡) 𝐹 ′′ (𝑥)
= =𝑘
𝐺 𝑐2 𝐹
𝐺 ′′ (𝑡) 𝐹′′ (𝑥)
Diperoleh dua persamaan 𝐺 𝑐 2 = 𝑘 dan = 𝑘. Dari syarat batas
𝐹
𝑢(0, 𝑡) = 0 diperoleh 𝐹(𝐿) = 0karena 𝐺(𝑡) ≠ 0. Begitu juga 𝑢(𝐿, 𝑡) = 0
diperoleh 𝐹(𝐿) = 0karena 𝐺(𝑡) ≠ 0. Ada tiga kemungkinan untuk nilai 𝑘,
𝑘 > 0, 𝑘 < 0, dan 𝑘 = 0.

I. Kasus 1 untuk 𝑘 > 0


Asumsikan 𝑘 = 𝜇 2 > 0, diperoleh 𝐹 ′′ − 𝜇 2 𝐹 = 0 dengan persamaan
karakteristik 𝑟 2 − 𝜇 2 = 0. Sehingga akar – akar persamaan
karakteristiknya 𝑟 = ± 𝜇 dan solusi 𝐹(0) = 0 mengakibatkan 𝐴 = −𝐵
dan dari 𝐹(𝐿) = 0 mengakibatkan 𝐵 = 0 sehingga 𝐴 = 0. Diperoleh
𝐹(𝑥) = 𝐴𝑒 𝜇𝑥 − 𝐵𝑒 𝜇𝑥 = 0 yang berakibat 𝑢(𝑥, 𝑡) = 0 yang
merupakan solusi trivial.
II. Kasus 1 untuk𝑘 = 0
Jika 𝑘 = 0 maka 𝐹 ′′ (𝑥) = 0 yang berakibat𝐹(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏. Karena
𝐹(0) = 0, maka 𝐹(0) = 𝑏 = 0 dan 𝐹(𝐿) = 𝑎𝐿 + 𝑏 = 0. Mengingat
𝑏 = 0, ini berakibat 𝑎 = 0. Sihangga 𝐹(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏 = 0 dan
mengakibatkan 𝑢(𝑥, 𝑡) = 0 yang juga merupakan solusi trivial.
III. Kasus 1 untuk 𝑘 < 0
Asumsikan 𝑘 = −𝑝2 > 0, diperoleh 𝐹 ′′ + 𝑝2 𝐹 = 0 dengan
persamaan karakteristik 𝑟 2 + 𝑝2 = 0 dan solusi merupakan 𝐹(𝑥) =
𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝑝𝑥 − 𝐵𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑥. Dari 𝐹(0) = 0 mengakibatkan 𝐴 = 0 dan
𝑛𝜋
𝐹(𝐿) = 0 mengakibatkan sin pL = 0atau 𝑝 = . Sehingga 𝐹(𝑥) =
𝐿
𝑛𝜋 𝑛𝜋
𝐵 𝑠𝑖𝑛 𝑥. Pilih 𝐵 = 1, dan diperoleh 𝐹𝑛 (𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 dimana 𝑛 𝜖 𝑍.
𝐿 𝐿

𝐺 ′′ (𝑡)
Untuk mencari nilai 𝐺(𝑡), dari persamaan = 𝑘 dengan 𝑘 < 0
𝐺 𝑐2
𝐺 ′′ (𝑡) 𝑛𝜋
diperoleh = −𝑝2 . Ini berakibat 𝐺 ′′ (𝑡) + 𝑝2 𝑐 2 𝐺(𝑡) = 0. Karena 𝑝 = ,
𝐺 𝑐2 𝐿
𝑛𝜋 cnπ
maka 𝐺 ′′ (𝑡) + ( 𝐿 )2 𝑐 2 𝐺(𝑡) = 0. Misalkan λn = , maka 𝐺 ′′ (𝑡) +
L

𝜆𝑛 2 𝐺(𝑡) = 0. Solusi dari persamaan differensial tersebut adalah 𝐺(𝑡) =


𝐶 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐷𝑛 sin 𝜆𝑛 𝑡. Sehingga solusinya adalah

𝑛𝜋
𝑢𝑛 (𝑥, 𝑡) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥[𝐶𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐷𝑛 sin 𝜆𝑛 𝑡].
𝐿

Dengan memanfaatkan prinsip super posisi diperoleh solusi persamaan


gelombang:

∞ 𝑛𝜋
𝑢(𝑥, 𝑡) = ∑ 𝑠𝑖𝑛 𝑥[𝐶𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐷𝑛 sin 𝜆𝑛 𝑡]
𝑛=1 𝐿
Menggunakan syarat awal 𝑢(𝑥, 0) = 𝑓(𝑥) diperoleh

∞ 𝑛𝜋
𝑓(𝑥) = 𝑢(𝑥, 0) = ∑ 𝐶𝑛 sin 𝑥
𝑛=1 𝐿

Yang merupakan deret Fourier sinus sehingga𝑓(𝑥) adalah fungsi ganjil.


Akibatnya nilai koefisien 𝐶𝑛 , yaitu

2 𝐿 𝑛𝜋
𝐶𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin 𝐿 𝑥 𝑑𝑥 .
𝐿 0

𝜕𝑢
Selanjutnya, menggunakan syarat awal │𝑡=0 = 𝑔(𝑥)diperoleh :
𝜕𝑡


𝜕𝑢 𝑛𝜋
= ∑[𝐶𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐷𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡] sin 𝑥
𝜕𝑡 𝐿
𝑛=1

𝜕𝑢 ∞ 𝑛𝜋
𝑔(𝑥) = │𝑡=0 = ∑ 𝐷𝑛 𝜆𝑛 sin 𝑥
𝜕𝑡 𝑛=1 𝐿

Yang juga merupakan deret Fourier sinus sehingga𝑔(𝑥) juga merupakan


fungsi ganjil. Akibatnya nilai koefisien 𝐷𝑛 , yaitu

2 𝐿 𝑛𝜋
𝐷𝑛 𝜆𝑛 = ∫ 𝑔(𝑥) sin 𝑥 𝑑𝑥.
𝐿 0 𝐿

2 𝐿 𝑛𝜋
𝐷𝑛 = ∫ 𝑔(𝑥) sin 𝐿 𝑥 𝑑𝑥.
𝜆𝑛 𝐿 0

2 𝐿 𝑛𝜋
𝐷𝑛 = ∫ 𝑔(𝑥) sin 𝑥 𝑑𝑥.
𝑐𝑛𝜋 0 𝐿

Jadi solusi persamaan gelombang

∞ 𝑛𝜋
𝑢(𝑥, 𝑡) = ∑ 𝑠𝑖𝑛 𝑥[𝐶𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐷𝑛 sin 𝜆𝑛 𝑡]
𝑛=1 𝐿

𝑐𝑛𝜋
Dimana 𝜆𝑛 = dan
𝐿
2 𝐿 𝑛𝜋
𝐶𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin 𝐿 𝑥 𝑑𝑥 .
𝐿 0

2 𝐿 𝑛𝜋
𝐷𝑛 = ∫ 𝑔(𝑥) sin 𝐿 𝑥 𝑑𝑥.
𝑐𝑛𝜋 0

Khususnya jika 𝑔(𝑥) bernilai nol, maka nilai Dn= 0, sehingga :

∞ 𝑛𝜋
𝑢(𝑥, 𝑡) = ∑ 𝐶𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑥
𝑛=1 𝐿

𝑛𝜋 𝑐𝑛𝜋 𝑛𝜋 1 𝑛𝜋
Karena cos 𝜆𝑛 𝑡 . 𝑠𝑖𝑛 𝑥 = cos 𝑡. 𝑠𝑖𝑛 𝑥 = [𝑠𝑖𝑛 { (𝑥 − 𝑐𝑡)} +
𝐿 𝐿 𝐿 2 𝐿
𝑛𝜋
𝑠𝑖𝑛 { 𝐿 (𝑥 + 𝑐𝑡)}]

maka:


1 ∞ 𝑛𝜋 1 𝑛𝜋
𝑢(𝑥, 𝑡) = ∑ 𝐶𝑛 𝑠𝑖𝑛 { (𝑥 − 𝑐𝑡)} + ∑ 𝐶𝑛 𝑠𝑖𝑛 { (𝑥 + 𝑐𝑡)}
2 𝑛=1 𝐿 2 𝐿
𝑛=1

Misalkan 𝑓 ∗ (𝑥) adalah perluasan ganjil dari 𝑓(𝑥) dan mengingat 𝑓(𝑥) =
𝑛𝜋 𝑛𝜋
∑∞
𝑛=1 𝐶𝑛 sin 𝑥 , maka dimiliki 𝑓 ∗ (𝑥 − 𝑐𝑡) = ∑∞
𝑛=1 𝐶𝑛 sin { 𝐿 (𝑥 − 𝑐𝑡}dan
𝐿
𝑛𝜋
𝑓 ∗ (𝑥 + 𝑐𝑡) = ∑∞
𝑛=1 𝐶𝑛 sin { 𝐿 (𝑥 + 𝑐𝑡} ,

Sehingga :

1
𝑢(𝑥, 𝑡) = [𝑓 ∗ (𝑥 − 𝑐𝑡) + 𝑓 ∗ (𝑥 + 𝑐𝑡)]
2

Pemisahan (5.1) ini dapat diartikan bahwa solusi persamaan


gelombang u(x, t) merupakan rata-rata dari fungsi 𝑓 ∗ (𝑥 − 𝑐𝑡) dan 𝑓 ∗ (𝑥 + 𝑐𝑡),
dimana 𝑓 ∗ (𝑥 − 𝑐𝑡) merupakan hasil translasi fungsi 𝑓 ∗ (𝑥) sejauh 𝑐𝑡 satuan ke
kanan dan 𝑓 ∗ (𝑥 + 𝑐𝑡) merupakan hasil translasi fungsi 𝑓 ∗ (𝑥) sejauh 𝑐𝑡 satuan
kekiri.
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
Contoh 5.1: Seleaikan persaman gelombang satu dimensi 𝜕𝑡 2
= 𝑐 2 𝜕𝑥 2 dengan

menggunakan metode pemisahan variable, dimana 𝑐 2 = 1 kecepatan awal


𝜌(𝑥) = 0 dan nilai awal 𝑓(𝑥) yang dinyatakan dalam grafik berikut:

𝑓(𝑥)

𝑥
𝜋 𝜋 3𝜋 𝜋
4 2 4

Gambar 5.3. grafik 𝑓(𝑥)

Penyelesaian : Fungsi 𝑓(𝑥)dapat dinyatakan dalam :

𝜋 3𝜋
0, 0≤𝑥≤ 𝑑𝑎𝑛 ≤𝑥≤𝜋
8 𝜋 4 4
(𝑥 − ) , 𝜋 𝜋
𝑓(𝑥) = 𝜋 4 ≤𝑥≤
8 3𝜋 4 2
− (𝑥 − ) , 𝜋 3𝜋
{ 𝜋 4 ≤𝑥≤
2 4

Karena nilai= 1 𝑑𝑎𝑛 𝐿 = 𝜋 , diperoleh nilai𝐶𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝑛 adalah


2 𝐿 𝑛𝜋
𝐶𝑛 = 𝐿 ∫0 𝑓(𝑥) sin 𝐿
𝑥 𝑑𝑥
𝜋 3𝜋
2 8 𝜋 8 3𝜋
= [∫𝜋2 (𝑥 − ) sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 + ∫ − (𝑥 −
𝜋
4
) sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 ]
𝐿 𝜋 4 𝜋 4
4 2

𝜋 3𝜋
16 𝜋 16 3𝜋
= 𝜋2 ∫𝜋2 (𝑥 − 4 ) sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 − 𝜋2 ∫𝜋4 (𝑥 − 4
) sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
4 2

𝑛 3𝜋
𝑛 2 𝑛 4
16 (𝑥− ) 1 16 (𝑥− ) 1
4 4
= 𝑛2 (− cos 𝑛𝑥 + 𝑛2 sin 𝑛𝑥) − 𝑛2 (− cos 𝑛𝑥 + 𝑛2 sin 𝑛𝑥)
𝑛 𝜋 𝑛 𝜋
4 2

16 𝜋 𝑛𝜋 1 𝑛𝜋 1 𝑛𝜋
= 2
(− cos + 2 sin − 2 sin )
𝑛 4𝑛 2 𝑛 2 𝑛 4
16 1 3𝑛𝜋 𝜋 𝑛𝜋 1 𝑛𝜋
− 2 ( 2 sin − cos − 2 sin )
𝑛 𝑛 4 4𝑛 2 𝑛 2
4 4 𝑛𝜋 16 16 𝑛𝜋 16 𝑛𝜋 16 3𝑛𝜋
= (− 𝑛𝜋 + 𝑛𝜋) cos + (𝑛2 𝜋2 + 𝑛2 𝜋2 ) sin − 𝑛2 𝜋2 sin − 𝑛2 𝜋2 𝑠𝑖𝑛
2 2 4 4

32 𝑛𝜋 16 𝑛𝜋 16 3𝑛𝜋
= 2 2
sin − 2 2 sin − 2 2 𝑠𝑖𝑛
𝑛 𝜋 2 𝑛 𝜋 4 𝑛 𝜋 4
𝑐𝑛𝜋
Nilai Dn = 0 sebab 𝑔(𝑥) = 0. Karena 𝜆𝑛 = = 𝑛𝜋, maka solusi persamaan
𝐿
32 𝑛𝜋 16 𝑛𝜋
gelombangnya adalah 𝑢(𝑥, 𝑡) = ∑∞
𝑛=1 (𝑛2 𝜋 2 sin − 𝑛2 𝜋2 sin −
2 4
16 3𝑛𝜋
𝑠𝑖𝑛 ) 𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜋𝑡 sin 𝑛𝑥.
𝑛2 𝜋 2 4

C. PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE


TRANSFORMASI VARIABEL
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢 𝑇
Bentuk persamaan gelombang = 𝑐 2 𝜕𝑥 2 dengan c2 = 𝜌, merupakan
𝜕𝑡 2

persamaan diferensial hiperbolik dengan B2 - 4AC = 4c2> 0, dengan C =-1.


Penyelesaian persamaan gelombang dengan metode transformasi variable
berarti mencari variable v dan z sehingga persamaan diferensial dalam x dan t
ditransformasikan ke variable v dan z agar mudah diselesaikan.

Untuk mencari nilai v dan z terlebih dahulu ditentukan :

𝑑𝑥 𝐵− √B2 −4AC 𝑑𝑥 𝐵+ √B2 −4AC


𝑑𝑡
= 2𝐴
= −𝑐 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑡
= 2𝐴
= 𝑐
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
Sehingga v(x,t) = x + ct dan z(x,t) = x – ct. nilai 𝜕𝑡 2
𝑑𝑎𝑛 𝜕𝑥 2
diperoleh dari
persamaan :

𝜕2𝑢
= 𝑢𝑣𝑣 𝑣𝑡 2 + 2𝑢𝑣𝑧 𝑣𝑡 𝑧𝑡 + 𝑢𝑧𝑧 𝑧𝑡 2 + 𝑢𝑣 𝑣𝑡𝑡 + 𝑢𝑧 𝑧𝑡𝑡
𝜕𝑡 2

= c2𝑢𝑣𝑣 - 2c2𝑢𝑣𝑧 + 2c2𝑢𝑧𝑧

𝜕2𝑢
= 𝑢𝑣𝑣 𝑣𝑥 2 + 2𝑢𝑣𝑧 𝑣𝑥 𝑧𝑥 + 𝑢𝑧𝑧 𝑧𝑥 2 + 𝑢𝑣 𝑣𝑥𝑥 + 𝑢𝑧 𝑧𝑥𝑥
𝜕𝑡 2

𝑢𝑣𝑣 + 2𝑢𝑣𝑧 + 𝑢𝑧𝑧

𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
Kemudian nilai 𝜕𝑡 2
𝑑𝑎𝑛 𝜕𝑥 2
disubstitusikan kepersamaan gelombang,
sehingga diperoleh :

c2𝑢𝑣𝑣 - 2c2𝑢𝑣𝑧 + 2c2𝑢𝑧𝑧 = 𝑐 2 (𝑢𝑣𝑣 + 2𝑢𝑣𝑧 + 𝑢𝑧𝑧 )

4𝑐 2 𝑢𝑣𝑣 = 0

𝑢𝑣𝑧 = 0

𝑢𝑣 = 𝑓(𝑣)

u(v,z) =∫ 𝑓 (𝑣)𝑑𝑣 + 𝜓(𝑧)

u(v,z) =𝜙(𝑣) + 𝜓(𝑧)

karena v(x,t) = x + ct dan z(x,t) = x- ct, maka :

u(v,z) = ϕ(x + ct) + ψ(x- ct).

Ini disebut solusi d’Alembert dari persamaan gelombang menghormati Jean


Le Rond d’Alembert matematikawan prancis yang memperoleh hasil ini pada
tahun 1747.

Turunan parsial u(x,t) terhadap t adalah :

ut (x, t) = cϕ′(x + ct) + cψ′(x- ct)


Karena syarat awal dari persamaan gelombang adalah :

𝜕2 𝑢
U(x,0) = f(x) dan | 𝑔(𝑥)
𝜕𝑡 2 𝑡=0

Maka :

u(x,0) = 𝜙(𝑥) + 𝜓(𝑥) = 𝑓(𝑥)

𝑢𝑡 (x, 0) = c𝜙′(𝑥) + 𝑐𝜓′(𝑥) = 𝑔(𝑥)

Integralkan persamaan (5.3) terhadap x dengan terlebih dahulu membagi


kedua ruas dengan c, sehingga diperoleh :

1 𝑥
𝜙(𝑥) + 𝜓(𝑥) = ∫ 𝑔(𝑠) + ℎ(𝑥0 )
𝑐 𝑥0

Dengan ℎ(𝑥0 ) = 𝜙(𝑥0 ) + 𝜓(𝑥0 ). Untuk menentukan nilai 𝜙(𝑥)𝑑𝑎𝑛 𝜓(𝑥),


jumlahkan dan kurangkan persamaan (5.2) dan (5.4) sehingga diperoleh :

1 1 𝑥 1
𝜙(𝑥) = 𝑓(𝑥) + ∫ 𝑔(𝑠)𝑑𝑠 + ℎ(𝑥0 )
2 2𝑐 𝑥0 2

1 1 𝑥 1
𝜓(𝑥) = 𝑓(𝑥) + ∫ 𝑔(𝑠)𝑑𝑠 − ℎ(𝑥0 )
2 2𝑐 𝑥0 2

Karena u(x,t) = 𝜙(x + ct) + 𝜓(x- ct), maka :

1 1 𝑥+𝑐𝑡 1 1
u(x,t) = [2 𝑓(𝑥 + 𝑐𝑡) + 2𝑐 ∫𝑥 𝑔(𝑠)𝑑𝑠 + 2 ℎ(𝑥0 )] + [2 𝑓(𝑥 − 𝑐𝑡) +
0

1 𝑥−𝑐𝑡 1

2𝑐 𝑥0
𝑔(𝑠)𝑑𝑠 − 2 ℎ(𝑥0 )]

1 1 𝑥+𝑐𝑡
u(x,t) = 2 𝑓(𝑥 + 𝑐𝑡) + 2
𝑓(𝑥 − 𝑐𝑡) + ∫𝑥−𝑐𝑡 𝑔(𝑠)𝑑𝑠

Khususnya jika g(x) = 0diperoleh :

1 1
u(x,t) = 2 𝑓(𝑥 + 𝑐𝑡) + 2
𝑓(𝑥 − 𝑐𝑡)

yang bersesuaian dengan persamaan 5.1.


D. CONTOH SOAL DAN SOAL LATIHAN

Contoh 5.5 Selesaikan dengan transformasi laplace persamaan diferensial


parsial berikut :

𝜕 2𝑢 2
𝜕 2𝑢
= 𝑐
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2

𝑇
Dimana 𝑐 2 𝜌 𝑑𝑎𝑛 𝑥 > 0, 𝑡 > 0 yang memenuhi syarat batas

sin 𝑡 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 0 ≤ t ≤ 2π
𝑢(0, 𝑡) = 𝑓(𝑡) = {
0, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛

𝜕𝑢
Dan lim 𝑢(𝑥, 𝑡) = 0 untuk 𝑡 ≥ 0 dan syarat awal 𝑢(𝑥, 𝑡) = 0 dan ⃒𝑡=0 = 0
𝑥→∞ 𝜕𝑡

Penyelesaian: kenakan transformasi laplace pada kedua ruas persamaan gelombang,


diperoleh :

𝜕 2𝑢 2
𝜕 2𝑢
ℒ{ } = 𝑐 ℒ { }
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2

𝜕𝑢 𝜕2 𝑈(𝑥, 𝑠)
𝑠 2 𝑈(𝑥, 𝑠) − 𝑠 𝑢(𝑥, 0) − ⃒𝑡=0 = 𝑐2
𝜕𝑡 𝜕𝑥2

𝜕2𝑈
𝑠2𝑈 − 0 − 0 = 𝑐2
𝜕𝑥 2

𝜕 2 𝑢 𝑠2
− =0
𝜕𝑥 2 𝑐2

Diperoleh persamaan diferensial parsial orde dua dengan persamaan karakteristik


𝑠2 𝑠
𝑟2 − 𝑐2
= 0 dengan akar – akar 𝑟 = ± 𝑐 sehingga solusinya :

𝑠 𝑠
𝑈(𝑥, 𝑠) = 𝐴(𝑠)𝑒 𝑐𝑥 + 𝐵(𝑠)𝑒 𝑐𝑥
sin 𝑡 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 0 ≤ t ≤ 2π
Karena 𝑢(0, 𝑡) = { , dengan memanfaatkan fungsi
0 , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛
langkah satuan diperoleh 𝑓(𝑡) = 𝑢(0, 𝑡) = 𝑠𝑖𝑛𝑡 − 𝑈(𝑡 − 2π)𝑠𝑖𝑛𝑡. Sehingga
1 𝑒 −2𝜋𝑠
𝑈(0, 𝑠) = ℒ{𝑓(𝑡)} = ℒ{sin 𝑡 − 𝑈( (𝑡 − 2π) sin 𝑡} = − =
1+ 𝑠2 1+ 𝑠2
1−𝑒 −2𝜋𝑠
,
1+ 𝑠2

Maka :

1 − 𝑒−2𝜋𝑠
𝑈(0, 𝑠) = 𝐴(𝑠) + 𝐵(𝑠) =
1 + 𝑠2

Diberikan lim 𝑢(𝑥, 𝑡) = 0, maka :


𝑥→∞


lim 𝑢(𝑥, 𝑠) = lim ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑢(𝑥, 𝑡)𝑑𝑡
𝑥→∞ 𝑥→∞ 0

𝑠 𝑠 ∞
lim 𝐴(𝑠)𝑒 𝑐𝑥 + 𝐵(𝑠)𝑒 𝑐𝑥 = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 lim 𝑢(𝑥, 𝑡) 𝑑𝑡
𝑥→∞ 0 𝑥→∞

𝑠 𝑠
𝐴(𝑠) lim 𝑒 𝑐𝑥 + 𝐵(𝑠) lim 𝑒 𝑐𝑥 = 0
𝑥→∞ 𝑥→∞

𝑠
𝐵(𝑠) lim 𝑒 𝑐𝑥 = 0
𝑥→∞

1−𝑒 −2𝜋𝑠
Diperoleh 𝐵(𝑠) = 0. Akibatnya, 𝐴(𝑠) = . Sehingga :
1+ 𝑠2

𝑠
1−𝑒 −2𝜋𝑠
𝑈(𝑥, 𝑠) = 𝑒 −𝑐𝑥 x
1+ 𝑠2

Dan

1 − 𝑒 −2𝜋𝑠 −𝑠𝑥
𝑢(𝑥, 𝑡) = ℒ −1 { 𝑒 𝑐 }
1 + 𝑠2
𝑠 𝑥

−1
𝑒 −𝑐𝑥 −1
𝑒 −(2𝜋+ 𝑐)𝑠
= ℒ { }− ℒ { }
1 + 𝑠2 1 + 𝑠2

𝑥 1 𝑥 1
= 𝑈 (𝑡 − ) ℒ −1 { } ⃒𝑡→𝑡−(2𝜋+𝑥) − 𝑈[𝑡 − 2𝜋 + )]ℒ −1 { }⃒ 𝑥
𝑐 1+ 𝑠 2 𝑐 𝑐 1 + 𝑠 2 𝑡→𝑡−(2𝜋+𝑐 )

𝑥 𝑥
= 𝑈 (𝑡 − ) . sin 𝑡 ⃒𝑡→(𝑡−𝑥) − 𝑈[𝑡 − 2𝜋 + )]. sin 𝑡 ⃒𝑡→(𝑡−𝑥)
𝑐 𝑐 𝑐 𝑐

𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
= 𝑈 (𝑡 − ) . sin (𝑡 − ) − 𝑈(2 − 2 𝜋 − ). sin (2 − 2𝜋 − ))
𝑐 𝑐 𝑐 𝑐

𝑥 𝑥 𝑥
Karena sin(2 − 2𝜋 − 𝑐 ) = sin(𝑡 − 𝑐 ), maka 𝑢(𝑥, 𝑡) = 𝑈 (𝑡 − 𝑐 ) . sin (𝑡 −
𝑥 𝑥 𝑥
) − 𝑈(𝑡 − 2 𝜋 − 𝑐 ). sin (𝑡 − 𝑐 )
𝑐

𝑥 𝑥 𝑥
= [𝑈 (𝑡 − ) − 𝑈 (2 − 2𝜋 − )] sin(𝑡 − )
𝑐 𝑐 𝑐

𝑥
sin(𝑡 − ), 𝑥 𝑥
= { 𝑐 < 𝑡 < + 2𝜋
0, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑐 𝑐

Sebagai solusi dari persamaan gelombang dengan syarat batas 𝑢(0, 𝑡) =


sin 𝑡 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 0 ≤ t ≤ 2π
𝑓(𝑡) = { , lim 𝑢(𝑥, 𝑡) = 0 untuk 𝑡 ≥ 0, dan syarat
0 , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑥→∞
𝜕𝑢
awal 𝑢(𝑥, 0) = 0 dan ⃒𝑡=0 = 0.
𝜕𝑡
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
Contoh 5.3. Seleesaikan persamaan gelombang satu dimensi : 𝜕𝑡 2 = 16 𝜕𝑥 2 ,

dimana 0 < 𝑥 < 1 dan 𝑡 > 0, serta nilai awal dan syarat batas adalah :

𝑔(𝑥) = 1

1
4𝑥, 0 ≤ 𝑥 ≤
1 43
𝑓(𝑥) = 1, <𝑥≤
3 4 4
{4(1 − 𝑥), 4 < 𝑥 ≤ 1

Penyelesaian :
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
Persamaan gelombang : 𝜕𝑡 2 = 16 𝜕𝑥 2 dimana 0 < 𝑥 < 1 memiliki c=4 dan

L=1. Nilai 𝐶𝑛 dan 𝐷𝑛 adalah :

2 𝐿 𝑛𝜋
𝐶𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥
𝐿 0 𝐿

1 3
1
4 4
𝐶𝑛 = 2 [∫ 4𝑥. sin 𝑛𝜋𝑥 𝑑𝑥 + ∫ 1. sin 𝑛𝜋𝑥 𝑑𝑥 + ∫ 4(1 − 𝑥). sin 𝑛𝜋𝑥 𝑑𝑥]
1 3
0
4 4

1 3
4𝑥 4 1
𝐶𝑛 = 2 (− 𝑛𝜋 cos 𝑛𝜋𝑥 + sin 𝑛𝜋𝑥⃒40 ) + 2 (− 𝑛𝜋 cos 𝑛𝜋𝑥⃒41 ) +
𝑛2 𝜋 2
4

4(1−𝑥) 4
2 (− cos 𝑛𝜋𝑥 − 𝑛2 𝜋2 sin 𝑛𝜋𝑥 ⃒13 )
𝑛𝜋 4

1 𝑛𝜋 4 𝑛𝜋 1 3𝑛𝜋 1 𝑛𝜋
𝐶𝑛 = 2 (− cos + 2 2 sin ) + 2 (− cos + cos )
𝑛𝜋 4 𝑛 𝜋 4 𝑛𝜋 4 𝑛𝜋 4
4 1 3𝑛𝜋 4 3𝑛𝜋
+ 2 (− 2 2 sin 𝑛𝜋 + cos + 2 2 sin )
𝑛 𝜋 𝑛𝜋 4 𝑛 𝜋 4

8 𝑛𝜋 8 8 3𝑛𝜋
𝐶𝑛 = sin − sin 𝑛𝜋 + sin
𝑛2 𝜋 2 4 𝑛2 𝜋 2 𝑛2 𝜋 2 4
8 𝑛𝜋 8 3𝑛𝜋
𝐶𝑛 = sin + sin
𝑛2 𝜋 2 4 𝑛2 𝜋 2 4

𝐿
2 𝑛𝜋
𝐷𝑛 = ∫ 𝑔(𝑥)𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥
𝑐𝑛𝜋 0 𝐿

1
1
𝐷𝑛 = ∫ 1. sin 𝑛𝜋𝑥 𝑑𝑥
2𝑛𝜋 0

1 1
𝐷𝑛 = (− cos 𝑛𝜋⃒10 )
2𝑛𝜋 𝑛𝜋

1 1 1
𝐷𝑛 = (− cos 𝑛𝜋 + )
2𝑛𝜋 𝑛𝜋 𝑛𝜋

1 1
𝐷𝑛 = − cos 𝑛𝜋 +
2𝑛2 𝜋 2 2𝑛2 𝜋 2
𝑐𝑛𝜋
Karena 𝜆𝑛 = = 4𝑛𝜋, maka persamaan gelombangnya :
𝐿

𝑢(𝑥, 𝑡) = ∑[𝐶𝑛 cos(4𝑛𝜋) 𝑡 + 𝐷𝑛 sin(4𝑛𝜋) 𝑡] sin 𝑛𝜋𝑥


𝑛=1

8 𝑛𝜋 8 3𝑛𝜋 1 1
Dimana 𝐶𝑛 = 𝑛2 𝜋2 sin + 𝑛2 𝜋2 sin dan 𝐷𝑛 = − 2𝑛2 𝜋2 cos 𝑛𝜋 +
4 4 2𝑛2 𝜋 2
Soal latihan

No 1 .Tentukan solusi 𝑢(𝑥,𝑡) dari perrsamaan gelombang satu dimensi menggunakan


𝑇
metode pemisahan variable dengan: Panjang tali L = π dan 𝜌 = 𝑐 2 = 1, defleksi awal

f(x) = sin x , dan kecepatan awal g(x) = 0

Jawaban :

L=π

C2 = 1

f(x) = sin x

g(x) = 0

2 𝐿 𝑛𝜋
𝑐𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥
𝐿 0 𝐿

2 𝜋
𝑐𝑛 = ∫ sin 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 0

2 𝜋1
𝑐𝑛 = ∫ (cos(1 − 𝑛) 𝑥 − cos(1 + 𝑛) 𝑥) 𝑑𝑥
𝜋 0 2

1 𝜋 𝜋
𝑐𝑛 = ∫ cos(1 − 𝑛) 𝑥 − ∫ cos(1 + 𝑛) 𝑥 𝑑𝑥
𝜋 0 0

F(x)= 0 unuk n ≠ 1 , maka untuk n= 1 didapat

1 𝜋
𝑐𝑛 = ∫ 1 − cos 2𝑥 𝑑𝑥
𝜋 0

1 1 1
𝑐𝑛 = (𝜋 − sin 2𝜋 − (0 − sin 0))
𝜋 2 2
1
𝑐𝑛 = (𝜋)
𝜋

𝑐𝑛 = 1 …………..(1)

𝑐𝑛 = 1 𝑑𝑎𝑛 karena nilai g(x) = 0 maka 𝐷𝑛 = 0 didapat bentuk penyelesaian


𝑛𝜋
𝑢(𝑥,𝑡) = ∑ 𝑐𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑥
𝐿
𝑛=1

Sehingga didapat solusi 𝑢(𝑥,𝑡) :

𝑢(𝑥,𝑡) = cos 𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑥

Maka solusi 𝑢(𝑥,𝑡) dari perrsamaan gelombang satu dimensi menggunakan metode
pemisahan variable dengan defleksi awal f(x) dan percepatan awal g(x) adalah
𝑢(𝑥,𝑡) = cos 𝑡 sin 𝑥
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
1. 𝜕𝑡 2
= 𝑐 2 𝜕𝑥 2

Bentuk dari getaran string tergantung dari simpangan awal yang


diberikan dan kecepatan awal. Misalnya simpangan awal adalah 𝑢(𝑥, 0) =
𝜕𝑢
𝑓(𝑥) dan kecepatan awal ( 𝜕𝑡 ) ⃒𝑡=0 = 𝑔(𝑥), sehingga diperoleh persamaan:

𝑢(𝑥, 0) = 𝑓(𝑥)

𝜕𝑢
( )⃒ = 𝑔(𝑥)
𝜕𝑡 𝑡=0

Dan syarat batas

𝑢(0, 𝑡) = 0

𝑢(𝐿, 𝑡) = 0

Persamaan ini disebut persamaan gelomban gsatu dimensi.

2. Jadi solusi persamaan gelombang dengan metode pemisahan variabel

∞ 𝑛𝜋
𝑢(𝑥, 𝑡) = ∑ 𝑠𝑖𝑛 𝑥[𝐶𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐷𝑛 sin 𝜆𝑛 𝑡]
𝑛=1 𝐿

𝑐𝑛𝜋
dimana𝜆𝑛 = dan
𝐿

2 𝐿 𝑛𝜋
𝐶𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin 𝑥 𝑑𝑥 .
𝐿 0 𝐿

2 𝐿 𝑛𝜋
𝐷𝑛 = ∫ 𝑔(𝑥) sin 𝐿 𝑥 𝑑𝑥.
𝑐𝑛𝜋 0

3. Jadi solusi persamaan gelombang dengan metode pemisahan variabel


1 1 𝑥+𝑐𝑡
u(x,t) = 2 𝑓(𝑥 + 𝑐𝑡) + 2
𝑓(𝑥 − 𝑐𝑡) + ∫𝑥−𝑐𝑡 𝑔(𝑠)𝑑𝑠

Khususnya jika g(x) = 0 diperoleh :

1 1
u(x,t) = 2 𝑓(𝑥 + 𝑐𝑡) + 2
𝑓(𝑥 − 𝑐𝑡)

Anda mungkin juga menyukai