Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

FISIKA MATEMATIKA
REVIEW JOURNAL
BESSEL FUNCTION AND DAMPED SIMPLE HARMONIC MOTION

Surya Jatmika Pendidika Fisika B 19726251026

Dosen Pengampu:
Bapak Dr. Warsono

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Bessel Function and Damped Simple Harmonic Motion
Penulis : Masoud Asadi-Zeydabadi
Asal : Departemen Fisika, Universitas Colorado, Denver, USA
Publisher : Journal of Applied Mathematics and Physics, 2014, 2, 26-34
DOI : http://dx.doi.org/10.4236/jamp.2014.24004

B. Tujuan Penelitian
Penelitian/ penulisan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa Fungsi Bessel memiliki
kemiripan dengan Fungsi Sinusoidal teredam.

C. Latar Belakang
Fungsi Sinusoidal merupakan fungsi umum yang paling popular dikalangan mahasiswa,
sedangkan fungsi Bessel merupakan fungsi yang kurang umum dengan mahasiswa. Fungsi
Bessel dan Sinusoidal merupakan solusi dari persamaan Bessel dan persamaan diferensial
harmonik. Persamaan diferensial tersebut termasuk kelompok persamaan Sturm-Liouville.
𝑑 𝑑𝑣(𝑥)
[𝑓(𝑥) ] + [𝑔(𝑥) + 𝜆𝜔(𝑥)](𝑥) = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
(Persamaan Sturm-Liouville diperoleh dari James. B. Seaborn.2001. Mathematics for
Physical Science. Springer)

Fungsi Bessel dan Sinusoidal merupakan fungsi orthogonal yang muncul dalam persamaan
difernsial parsial. Metode yang digunakan untuk membuktian kesamaan fungsi Bessel dan
fungsi Sinusoidal teredam adalah dengan pendekatan melalui dua contoh kejadian fisika
yaitu pendulum dan sistem pegas bermassa. Hasil observasi menunjukan fungsi Bessel
memiliki kesamaan dengan fungsi sinusoidal dengan penguranan amplitude dan ragam
periode.

D. Teori
a. Pendulum Panjang
Pendulum panjang dikenal juga sebagai pendulum Lorentz yang memiliki persamaan
gerak sebagai berikut.
𝑑2 𝜃 2𝑣 𝑑𝜃 𝑔
+ + 𝑙 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 0 (1)
𝑑𝑡 2 𝑙 𝑑𝑡
Persamaan diatas merupakan persamaan Euler-Lagrange dari sistem Lagrangia
1 𝑑𝑙 2 2
𝑑𝜃 2
L = 𝑚 [( ) + 𝑙 ( ) ] + 𝑚𝑔𝑙𝑐𝑜𝑠𝜃
2 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dimana 𝜃(𝑡) merupakan sudut inklinasi antara pendulum dengan sumbu vertikal dan
g adalah percepatan gravitasi. Kemudian, variabel t diubah menjadi l, maka persamaan
(1) menjadi
𝑑2 𝜃 2 𝑑𝜃 𝑔
+ + 𝑣2𝑙 𝜃 = 0 (2)
𝑑𝑙2 𝑙 𝑑𝑙
Pesamaan (2) diperoleh dari persamaan Lagrange dari gerak pendulum sederhana, yaitu
𝑑
(𝑚𝑙 2 𝜃̇) + 𝑚𝑔𝑙𝑠𝑖𝑛𝜃=0
𝑑𝑡
𝑑 𝑑
Dimana panjang l (kawat) saat t adalah l=l0 + vt. Persamaan l memenuhi 𝑑𝑡 = 𝑣 𝑑𝑙
Maka dari persamaan (1) diperolehlah,
𝑑2 𝜃 𝑑2 𝜃
= 𝑣2
𝑑𝑡 2 𝑑𝑙2
2𝑣 𝑑𝜃 2𝑣 2 𝑑𝜃
=
𝑙 𝑑𝑡 𝑙 𝑑𝑡
𝑔
𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑙
Kemudian nilai diatas disusun sebagai berikut.
𝑑2 𝜃 2𝑣 2 𝑑𝜃 𝑔
𝑣2 + 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 0
𝑑𝑙2 𝑙 𝑑𝑡 𝑙
kemudian persamaan tersebut dibagi dengan v2 akhirnya diperoleh persamaan (2).
Persamaan (2) juga dapat mendeskripsikan variabel massa dari getaran teredam atau
variabel L dari rangkaian RLC (Penjelasan Boas halaman 598).
Solusi persamaan (2) diberikan oleh fungsi Bessel sebagai berikut.
𝐽1 (𝑢) 𝑌1 (𝑢)
𝜃=𝐴 + 𝐵 (3)
𝑢 𝑢
Persamaan (3) pada dasarnya adalah bentuk umum dari fungsi Bessel yaitu
𝑥 2 𝑦 ′′ + 𝑥𝑦 ′ + (𝑥 2 − 𝑝2 )𝑦 = 0 dan 𝑦 = 𝐴𝐽𝑝 (𝑥) + 𝐵𝑁𝑝 (𝑥)
2√𝑔𝑙
Pada persamaan (3) nilai 𝑢 = jika 𝜃 = 𝜃0 dan 𝜃̇ = 0 pada t=0 nilai konstanta
𝑣
𝜋𝑢02 𝜋𝑢02
𝐴=− 𝜃0 𝑌2 (𝑢0 ) dan 𝐵 = − 𝜃0 𝐽2 (𝑢0 ) dimana uo adalah nilai awal dari u. jika lo
2 2
2√𝑔𝑙0
dan v dihubungkan satu sama lain seperti 𝑢 = adalah 0 dari 𝐽2 (𝑢0 ) maka
𝑣
solusinya adalah
𝐽1 (𝑢) 𝑢0 𝜃0
𝜃=𝐶 dimana nilai 𝐶 = 𝐽 (4)
𝑢 1 (𝑢0 )
Untuk memahami solusi fungsi Sinusoidal, persamaan (1) dalam kondisi sudut yang
kecil dapat ditulis
𝑑2𝜃 𝑑𝜃
2
+ 2𝛾(𝑡) + 𝜔02 (𝑡)𝜃 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dimana:
𝑣
𝛾(𝑡) = 𝑙
𝑔
𝜔02 (𝑡) =
𝑙
Perlu diingat ketika l tergayut waktu, γ(t) dan 𝜔0 (𝑡) merupakan fungsi waktu. Jika
suatu kondisi abiatik (perubahan yang lambat) dipertimbangkan atau jika interval
waktu yang kecil dipilih kemudian γ(t) dan 𝜔0 (𝑡) adalah konstan, maka persamaan
geraknya menjadi mirip dengan pendulum sederhana teredam. Kemudian, solusinya
dalam kondisi teredam 𝛾 2 < 𝜔02 adalah 𝜃 = 𝑒 −𝛾(𝑡)𝑡 [𝑐1 sin(𝜔(𝑡)𝑡 + 𝑐2 cos(𝜔(𝑡)𝑡)]
dimana frekuensi gerak diberikan oleh 𝜔2 = 𝜔02 − 𝛾 2 dan ini merupakan fungsi waktu.
Untuk interval waktu yang kecil ∆𝑡 = (𝑡𝑛 − 𝑡𝑛−1 ) solusi pada tn dapat ditulis dalam
keadaan pendulum pada 𝑡𝑛−1 :
𝜃𝑛 = 𝑒 −𝛾𝑛−1 ∆𝑡 [𝑐1,𝑛−1 sin(𝜔𝑛−1 (∆𝑡)) + 𝑐2,𝑛−1 cos(𝜔𝑛−1 (∆𝑡))]
Solusi tersebut menunjukan bagaimana fungsi Bessel dapat dihubungkan dengan solusi
sinusoid teredam.
2√𝑔𝑙
Persamaan gerak dapat juga ditulis dalam keadaan 𝑢 = yang mana merupakan
𝑣
variabel tak berdimensi sebagai berikut
𝑑 2 𝜃 3 𝑑𝜃
+ +𝜃 =0
𝑑𝑢2 𝑢 𝑑𝑢
3
Dalam keadaan ini, koefisien peredam adalah 𝛾(𝑢) = . Dibawah kondisi adiabatik
2𝑢
3
solusi pada lingkungan un adalah 𝜃 ≅ 𝐴𝑛 𝑒 −𝛾𝑛𝑢 sin(𝜔𝑛 𝑢 + 𝑎𝑛 ) dimana 𝛾𝑛 = 2𝑢 𝜔𝑛2 =
𝑛
1 − 𝛾𝑛2 dan untuk 𝛾𝑛 ≪ 𝜔𝑛 kita mempunyai 𝜔𝑛 ≅ 1. Dengan demikian, untuk u yang
luas pendekatan periode mencapai 2 phi seperti fungsi sinusoid. Melalui pembandingan
𝐽1 (𝑢)
dengan solusi pasti (Bessel) pada lingkungan u kita mempunyai ≅
𝑢
𝐶𝑛 𝑒 −𝛾𝑛𝑢 sin(𝜔𝑛 𝑢 + 𝛽𝑛 ) dimana Cn dan βn diberikan melalui kondisi permasalahan
pada un. hasil dalam jurnal ini merupakan suatu pengamaran pendulum dan bukan
pembuktian matematis.

b. Sisem Pegas Bermassa dengan Peningkatan Massa Secara Linier


Pada dasarnya operasi persamaan Euler-Lagrange pada sistem pegas bermassa mirip
dengan sistem pendulum. Variabel pada sistem pegas adalah massa (m) dan panjang
(x). dengan demikian diperoleh persamaan Euler-Lagrange;
𝑑2 𝑥 𝛼 𝑑𝑥 𝑘
2
+ + 𝑥=0
𝑑𝑢 𝑚 𝑑𝑡 𝑚
𝑑2𝑥 1 𝑑𝑥 𝑘
+ + 𝑥=0
𝑑𝑚 2 𝑚 𝑑𝑚 𝛼 2 𝑚
Proses selanjutnya mirip dengan proses pada pendulum dengan perubahan variabel.
c. Quadratic Lagrange Polynomial for Numerical Comparasion
Pada umumnya fungsi sinusoid teredam menyediakan aproksimasi baik untuk fungsi
Bessel. Ini dapat dibandingkan dengan fitting polynomial Lagrange kuadrat berikut

𝑁
𝑢 − 𝑢𝑗
𝑥(𝑢) = ∑ ∏ 𝑥𝑖
𝑢𝑖 − 𝑢𝑗
𝑖=𝑙 1≤𝑗≤𝑁
𝑗≠𝑖
( )
N=3 dan tiga titik, (u1, x1), (u2, x2), dan (u3, x3) dibutuhkan
E. Hasil Observasi
Dalam pengamatan ini terdapat dua variabel tergayut yaitu θ dan l (untuk pendulum) dan
x dan m (untuk pegas bermassa). Kemunculan turunan pertama 𝜃̇ dan 𝑥̇ membuatnya
berbeda dengan gerak harmonik sederhana. Hal ini dikarenakan perubahan momentum
pada variabel kedua l dan m. Secara matemetis, turunan pertama memainkan peran sebagai
peredam yang menyebabkan nilai amplitudo menurun.
Persamaan rapat energi pada pendulum
𝐸 1 2 1 2 𝜃2
̇ ̇
2 ̇ 2 ̇ ̇
2 ̇ 2
= (𝑙 + 𝑙 𝜃 ) − 𝑔𝑙𝑐𝑜𝑠𝜃 ≅ (𝑙 + 𝑙 𝜃 ) − 𝑔𝑙(1 − )
𝑚 2 2 2
𝐸 1 2 𝐶2 2
= 𝑣 − 𝑔𝑙 + ([𝐽1 (𝑢) + 𝐽22 (𝑢)])𝑣 2
𝑚 2 𝑔
Persamaan rapat daya pada pendulum
𝑝 1 𝑑𝐸 𝑣 2𝐶 𝑔
= = −𝑔𝑣 + √ [𝐽1 (𝑢)𝐽0 (𝑢) − 𝐽2 (𝑢)𝐽3 (𝑢)]
𝑚 𝑚 𝑑𝑡 𝑔 𝑙
−𝑔𝑣 = −𝐹𝑇 𝑣 < 0 dimana FT adalah tegangan kawat pada batasan. Sehingga, solusinya
menunjukan sistem energy yang menurun seperti yang diharapkan sesuai dengan osilasi
teredam.

Gambar 1
Gambar 1 menunjukan rapat energi dan rapat daya untuk keadaan v= 0.208 m/s. Kondisi
ini menunjukan rapat daya bernilai negatif dan ini menurun seiring waktu dengan
pendekatan –gv= -2.007 W/kg.
Penurunan amplitudo 𝑒 −𝛾𝑛𝑢 tetapi −𝛾𝑛 berbanding terbalik terhadap un maka laju
perubahan amplitude menurun. Frekuensi angular (𝜔𝑛 = √1 − 𝛾𝑛2 ) meningkat
sebagaimana peningkatan un dan pendekatan 1, lim 𝜔𝑛 = 1, maka periodenya
𝑢𝑛 →∞
berkebalikan dengan u (artinya nilainya menurun ketika u meningkat). Ini berarti untuk
nilai u yang luas, amplitudo dan frekuensi yang ditemui terkadang konstan atau solusi yang
dimiliki serupa dengan gerakan harmonik. Kita ketahui u merupakan fungsi waktu (𝑢 =
2√𝑔𝑙 2√𝑘𝑚
dan 𝑢 = ) dan ini meningkat sesuai waktu dengan konsekuensi periode
𝑣 𝛼
meningkat juga sesuai waktu. Frekuensi dalam keadaan t untuk pendulum dan sistem pegas
𝑔 𝑣2 𝑘 𝛼2
bermassa adalah 𝜔(𝑡) = √ 𝑙 − dan 𝜔(𝑡) = √𝑚 − 4𝑚2 . Untuk nilai waktu yang luas
𝑙2

𝑔 𝑘
(large l dan m) mereka mendekatkan pada √ 𝑙 dan √𝑚. Hal ini berarti mereka mendapatkan
frekuensi yang kecil dan periode menjadi lebih besar seiring peningkatan waktu.
Gambar 2
Gambar 2 menunjukan metode sinusoidal teredam sangat cocok dengan fungsi Bessel
untuk interval waktu yang kecil. Bayangkan masalah pendulum telah dipecahkan dengan
baik untuk beberapa kondisi awal. Solusi ini diberikan pada persamaan (4) melalui fungsi
Bessel dan menemukan nilai un kondisi gerak pasti yang kemudian disubstitusikan kedalam
𝜃 ≅ 𝐴𝑛 𝑒 −𝛾𝑛𝑢 sin(𝜔𝑛 𝑢 + 𝑎𝑛 ), untuk mencari An dan an.
Gambar 3
Menunjukan solusi u0= 5.13562 dengan kondisi awal 𝜃0 = 10 , 𝜃̇ = 0 solusi ini
berhubungan dengan un= 100 yang telah ditunjukan titik pada gambar grafik. Pada titik
tersebut, solusi teredam dan Bessel harus sesuai satu sama lain melalui kondisi un (i.e
𝜃𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝜃𝑛̇ ).
Gambar 4
Menunjukan hasil yang sama namun untuk sistem pegas bermassa.
Gambar 5
u>un hasil yang diperoleh sangat baik. Dalam polynomial Lagrange, fitting tiga titik sangat
dibutuhkan. Akan tetapi, untuk fungsi sinusoidal hanya nilai fungsi Bessel dan turunannya
yang dibutuhkan. Sehingga, metode ini lebih menguntungkan dibanding fitting polynomial
Lagrange.
Gambar 6
Menunjukan fungsi sinusoid teredam merupakan aproksimasi (Bessel) terbaik
dibandingkan fitting polynomial Lagrange. Hal ini jelas untuk interval kuadrat polinomial
yang luas aproksimasi tidak beralasan dan polynomial orde tinggi dengan titik yang banyak
sangat dibutuhkan. Jurnal ini menunjukan dalam interval yang panjang sinusoid teredam
merupakan aproksimasi yang baik.
F. Kesimpulan
Grafik fungsi Bessel mirip dengan solusi sinusoidal teredam. Hal ini telah terbukti
dari hasil observasi dua kejadian fisika (pendulum dan pegas bermassa). Hasilnya
menunjukan bahwa metode kerja taksiran sangat baik khususnya ketika nilai u yang luas.
Fungsi sinusoidal teredam tidak hanya sebagai jalan terbaik untuk menginterpretasikan
sifat persamaan Bessel tetapi juga taksiran numerik.
Dalam jurnal ini, peneliti menggunakan dua kejadian fisika yang dapat
digenaralisasi untuk beberapa persamaan Bessel. Persamaan umum Bessel yaitu.
𝑑 2 𝑦 1 𝑑𝑦 𝑝2
+ + [1 − ]𝑦 = 0
𝑑𝑢2 𝑢 𝑑𝑢 𝑢2
Dengan menggunakan nilai awal taksiran untuk u solusi akhir dapat diberikan pada dua
keadaan yaitu Jp(u) atau Yp(u). Solusi sinusoidal teredam pada titik terdekat yang diberikan
1 𝑝2
(un) diberikan oleh (𝑦 ≅ 𝐴𝑛 𝑒 −𝛾𝑛𝑢 sin(𝜔𝑛 𝑢 + 𝑎𝑛 )) dimana 𝛾𝑛 = 𝑢 dan 𝜔𝑛 = [1 − 𝑢2 ] −
𝑛
𝑝2
𝛾𝑛 ≅ (1 − 𝑢2 ). Nilai fungsi Bessel dan turunannya pada un digunakan untuk mencari nilai
An dan an. Metode ini dapat dipertimbangkan sebagai metode pertubasi yang baik untuk
permasalahan yang melibatkan fungsi Bessel. Metode ini dapat meningkatkan teknik
numeric untuk beberapa persamaan khusus. Persamaan diferensial Legendre diberikan
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
persamaan (1 − 𝑢2 ) − 2𝑢 𝑑𝑢 + 𝑙(𝑙 + 1)𝑦 = 0 dengan −1 ≤ 𝑢 ≤ 1. Kita dapat
𝑑𝑢2
𝑑2 𝑦
menulis persamaan diferensial dalam bentuk persamaan osilasi harmonik teredam −
𝑑𝑢2
𝑑𝑦 2𝑢 𝑙(𝑙+1)
𝛾 𝑑𝑢 + 𝜔2 𝑦 = 0 dengan 𝛾𝑛 = 1−𝑢2 dan 𝜔 = (1−𝑢2 ). Dalam kondisi ini, solusi berkembang
dan omega meningkat sejalan l.

G. Daftar Pustaka
Boas.-----. Matemathical Methods for Physical Science.
James. B. Seaborn.2001. Mathematics for Physical Science. Springer
H. Lampiran Gambar

Figure 1. Energy density and power density for the lengthening pendulum: u0 = 30.571
0 0

Figure 2. The results of exact (Bessel) and the approximation (damped sinusoidal) solu-
tion for the lengthening pendulum ( u 0 30.571, v 0.2048 m/s, 0 5 and  00 ).
Since the small time interval has been used the results of both methods are quite agree
with each other (no differences can be seen).
Figure 3. The results of the exact solution, Bessel function (solid line), and the approxi-

mation
1 m, umethod, damped
5.13562, sinusoidal
0 10 solution
,  0 0,
  (dot line),
u n 100, for therad
n 0.002 lengthening
and  n pendulum:
5.681110l04=
0

rad/s. The solution corresponding to un 100 has been shown by a dot on the graph.

I.

Figure 4 The results of the exact solution (Bessel function, solid line) and the approxi-
mation method (damped sinusoidal solution, dot line) for the mass-spring system: m0 = 1
kg, u0 = 3.832, x0 = 1 m, un = 100, xn = −0.0496 m and xn 0.1915 m/s. The solution
corresponding to un = 100 has been shown by a dot on the graph.
Figure 5. The results of the exact solution (Bessel function, solid line) and the approxi-
mation (damped sinusoidal, dot line) method for the mass-spring system: m0 = 1 kg, u0 =
3.832, x0 = 1 m, un = 10, xn = 0.6106 m and xn 0.1079 m/s. The solution correspond-
ing to un = 10, has been shown by a dot on the graph.

Figure 6. Bessel function, x = J0(u), the damped sinusoidal function, and the
quadratic Lagrange polynomial. The given points for Bessel function, J0(0.5)

= 0.9385, J0(2.0) = 0.2239 and J0(4.0) = −0.3971, are shown in figure.

Anda mungkin juga menyukai