Anda di halaman 1dari 51

KESETIMBANGAN

Teknik Sipil, STT PLN


Pendahuluan Kesetimbangan Benda Tegar & Titik Berat

Beberapa hal yang berhubungan dengan kesetimbangan


dan titik berat:

1. Pont du Gard di Selatan Perancis adalah sebuah


bangunan yang dibangun oleh bangsa Romawi dua
ribu tahun yang lalu. Sampai sekarang masih berdiri.
(lihat gambar di bawah)
Pendahuluan Kesetimbangan Benda Tegar & Titik Berat

2. Pemain akrobat dengan mudah melakukan aksi


menggantung.
Pendahuluan Kesetimbangan Benda Tegar & Titik Berat

Mobil balap memiliki


desain titik berat
lebih rendah dan
dasarnya lebih lebar
daripada truk.
Pada pokok bahasan
ini akan dipelajari
juga tentang aplikasi
Kesetimbangan.
Sedangkan Benda tegar
Kesetimbangan menunjukkan merupakan kata yang digunakan
suatu keadaan yang berada untuk menunjukkan suatu
dalam kondisi setimbang atau benda yang bentuk atau
seimbang. geometrinya akan selalu tetap
meskipun diberikan gaya.

Sehingga Dapat dikatakann


bahwa sutatu benda tegar akan
mempertahan bentuknya dari
pengaruh gaya.
Kesetimbangan Benda Tegar

Apa itu Kesetimbangan Benda ?

Keseimbangan benda tegar adalah kondisi dimana suatu benda berada


dalam keseimbangan rotasi (artinya benda tersebut tidak mengalami
rotasi/pergerakan).

Agar benda tegar dalam keadaan setimbang maka harus dipenuhi


dua syarat :

1. Gaya eksternal yang bekerja pada benda harus nol.


F=0
untuk benda dalam bidang XY
Fx = 0
Fy = 0
2. Momen gaya pada setiap titik harus nol.
∑=0
1. Momen gaya

2. Penguraian
gaya
PERSAMAAN
3. Gerak translasi
KESETIMBANGAN
BENDA TEGAR dan rotasi

4. Gaya gesek

5. Gaya berat
TTiitik Berat

Jenis Kesetimbangan
Ada tiga jenis kesetimbangan, yaitu :
1. Kesetimbangn stabil (kesetimbangan mantap)
Benda yang memiliki kesetimbangan stabil, jika diganggu
dengan cara memberikan gaya padanya, maka titik berat benda akan
naik. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan kembali pada
kesetimbangan semula.
2. Kesetimbangn labil (kesetimbangan goyah)
Benda yang memiliki kesetimbangan labil, jika diganggu
dengan cara memberikan gaya padanya, maka titik berat benda akan
turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda tidak dapat kembali pada
kesetimbangan semula.
TTiitik Berat

Jenis Kesetimbangan
3. Kesetimbangn netral (kesetimbangan indeferen)
Benda yang memiliki kesetimbangan netral, jika diganggu
dengan cara memberikan gaya padanya, maka titik berat benda tidak
naik maupun tidak turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan
setimbang pada sembarang keadaan.
Kesetimbangan Benda Tegar
Contoh 1.

Sebuah batang homogen AC dengan panjang


panjang 4 m dan massanya 50 kg. Pada ujung C
digantungkan beban yang massanya 20 kg. Batang
ditahan oleh tali T sehingga sistem seimbang. Jika 300

jarak BC 1 m, maka hitunglah tegangan tali T!

Perhatikan gambar berikut, terdapat tiga gaya yang bekerja pada batang AC yaitu
tegangan tali T, berat batang, dan berat beban. Dengan poros berada pada titik A.
Diketahui:
massa beban (mB) = 20 kg
Gays berat beban (wB) = mB.g = 20(10) = 200 N
jarak beban terhadap poros: lAC = 4 m
massa batang (mb) = 50 kg
Gaya berat batang (wb) = mb.g = 50(10) = 500 N
Titik berat batang berada di titik O, sehingga lAO = ½ lAC = ½ (4) = 2 m
tali T dikaitkan pada titik B, sehingga lAB = lAC – lBC = 4 – 1 = 3 m
α = 30°
Ditanya: tegangan tali T
Kesetimbangan Benda Tegar

Jawab:
TTiitik Berat

Berat keseluruhan benda adalah


resultan dari semua gaya gravitasi
berarah vertikal ke bawah dari
semua partikel ini, dan resultan
ini bekerja melalui suatu titik
tunggal yang disebut Titik Berat.
TTiitik Berat

h h
h/2 h/2

Letak titik berat berbagai benda homogen yang bentuknya teratur


TTiitik Berat

Kegiatan: Menentukan Titik Berat !


1. Potonglah karton dengan bentuk kira-
kira seperti gambar
2. Buat tiga buah lobang pada pinggir
potongan karton itu.
3. a. Gantungkan potongan karton
dengan memasukkan lobang ke-1 ke
dalam paku yang berada pada
papan yang sudah disediakan.
b. Ikatkan benang yang sudah diberi
beban pada paku
c. Jika sistem sudah setimbang
buatlah pada karton, garis yang
berimpit dengan benang.
14. Ulangi langkah 3a, b, dan c untuk lobang
ke-2
5. Ulangi langkah 3a, b, dan c untuk lobang
ke-3
TTiitik Berat

Menentukan Absis Titik Berat

x3
Z
w3
x1
w1

x2
w2
x
x

w
TTiitik Berat

Menentukan Ordinat Titik Berat

w3

w Z

w1 y3
w2

y y1
y2
x
TTiitik Berat
Contoh 1.

Sebatang tongkat dari dari kayu yang panjangnya 80 cm


disambung dengan tongkat besi yang panjangnya 20 cm. Kedua O
x1
x2
tongkat memiliki gaya berat sama, yaitu 4 newton dengan titik
w2 =4 N
berat pada pertengahan masing-masing tongkat. Tentukan berat w1 =4 N

tongkat keseluruhan serta letak titik beratnya.

Jawab

Langkah penyelesaian:

Berat tongkat keseluruhan sama dengan Jumlah momen gaya oleh tongkat besi
resultan berat tongkat kayu dan tongakat besi. dan tongkat kayu adalah
w = w1 + w2 = 4 + 4 = 8 N τ= τ 1 + τ 2
Kita ambil ujung kiri tongkat (titik O) sebagai = w1.x1 + w2.x2
titik tumpu.
Momen gaya oleh berat tongkat secara Jadi
keseluruhan adalah w.x = w1.x1 + w2.x2
τ= w.x ( jarak titik berat tongkat 8 N. x = 4 N. 40 cm + 4 N. 90 cm
keseluruhan kita misalkan x) 8 x = 520 cm
x = 65 cm
TTiitik Berat
Contoh 2.

Sistem tiga partikel saling dihubungkan dengan bidang ringan


tidak bermasa terletak pada satu system koordinat seperti
pada gambar disamping. Tentukan pusat massa system !

Jawab

Langkah penyelesaian:
TTiitik Berat
Contoh 3.

Tentukan titik berat benda berupa luasan seperti gambar


disamping

Jawab
Ingat, untuk benda persegi, titik beratnya berada ditengah tengah
sebagai berikut :
TTiitik Berat
Contoh 4.

Dua karton yang berukuran sama, yaitu 6 cm x 12 cm disusun


seperti gambar. Tentukan koordinat titik berat susunan karton
terhadap pojok kiri bawah.

Jawab

Langkah penyelesaian:
Soal
Sebuah palang datar
homogen yang masih
mempunyai Panjang L = 6
m dan massa M = 90 kg
terletak diatas kuda kuda
yang berjarak D = 1.5 m dan
kuda kuda ini terletak pada
jarak yang sama dari pusat
palang . Coki mencoba
berdiri diujung kanan
palang. Jika palang tetap
dan diam bagaimana
kemasifan Coki?
𝑙
𝑀 0 +𝑚 ( )
2
Xpg =
𝑀+𝑚
𝑚 𝐿
=
𝑀+𝑚 2

𝑚 𝐿 𝐷
=
𝑀+𝑚 2 2
mL = ( M +m)D
𝐷
m=M
𝐿−𝐷
1.5 𝑚
= (90 kg)
6 𝑚 −1.5 𝑚
=30 kg
𝐿 𝐷
𝑀 −𝐷/2 +𝑚 ( 2 − 2 )
Xpg =
𝑀+𝑚

=0

𝑚𝐷/2
m= 𝐿 𝑑
2
−( 2 )

𝐷
m=
𝐿−𝐷
1.5 𝑚
= (90 kg)
6 𝑚 −1.5 𝑚
=30 kg
1. Seorang anak memanjat tali dan berhenti pada posisi seperti diperlihatkan gambar
berikut!

Tentukan besar tegangan-tegangan tali yang menahan anak tersebut jika massa
anak adalah 50 kg!
Pembahasan
Penguraian gaya-gaya dari peristiwa di atas seperti berikut:

(Persamaan 1)
2. Salah satu sudut pada persambungan tali pada gambar di bawah
adalah siku-siku. Jika sistem dalam keadaan seimbang,
berapakah perbandingan massa 1 dan massa 2

127° Jawaban
m2

m1
Gunakan perinsip
T2Y T2 keseimbangan benda titik
Yaitu :
T2X
T3 ∑F=0
T1
T1 = W1 = m1.g
T2 = W2 = m2.g
W2
∑ FY = 0
W1
-T1 + T2Y = 0
-T1 + T2 sin 37° = 0

-m1.g + m2.g 3/5 = 0

m1/m2 = 3/5
3.Pedagang beras menggunakan pikulan yang panjangnya 150 cm,
Beban yang dipikul tidak sama, seperti pada gambar. Dimana letak
yang harus dipikul yang tepat supaya pikulan tidak berputar atau
miring.
150 cm
∑Mc = 0
X C 150 - X W2 . BC – W1 . AC = 0
A B
W2 . (150 – X) – W1 . X = 0
480 (150 – X) – 520 X = 0
72000 – 480 X – 520 X = 0
52 kg 48 kg
1000 X = 72000
X = 72 cm
W2
W1
4. Papan nama suatu instansi dipasang seperti gambar. Batang
BD = 150 cm massanya 5 kg terbuat dari besi dan diberi ensel di
B. Papan reklame berukuran 120 x 80 cm terbuat dari papan
homogen dilapisi piber massanya 10 kg. AD adalah kawat besi
ringan. Berapakah besar tegangan pada kawat.

C 30°
B D

STT PLN Jakarta


Gunakan Perinsip
keseimbangan benda tegar
A
∑MB = 0
T
T y
WBD.½BD + WP.90 = TY.BD
C TX 30°
50.75 + 100.90 = 150 TY B D
3750 + 9000 = 150 TY
TY = 12750/150
STT PLN Jakarta
TY = 85

T sin 30° = 85 WBD


WP
T = 85/0,5
T = 170 N
5. Sebuah benda massanya 20
kg (g = 10 m.s-2) terletak
pada bidang miring (θ = 53°)
dalam keadaan diam seperti
terlihat dalam gambar. Jika
koefisien gesek 0,2, maka
besar gaya minimal yang
diperlukan adalah . . . .

A. 124 N
B. 136 N F
C. 180 N
D. 242 N
E. 256 N θ
F
N

W cos 53°
f W
53°

∑F=0
F – W sin 53° - f = 0 . . . .f = µ N . . . . . . . . . . . N = W cos 53°
= 0,2 . 120 = 200 . 3/5
= 24 N = 120 N
F – 200 . 4/5 – 24 = 0
F – 160 – 24 = 0
F = 136 N
6. Seorang anak bermassa 50 kg berdiri diatas tong 50 kg diatas sebuah papan kayu
bermassa 200 kg yang bertumpu pada tonggak A dan C.

Jika jarak anak dari titik A adalah 1 meter dan panjang papan kayu AC adalah 4 m,
tentukan :
a) Gaya yang dialami tonggak A
b) Gaya yang dialami tonggak C
Pembahasan
Berikut ilustrasi gambar penguraian gaya-gaya dari soal di atas :

WB = Wanak + Wtong = 1000 N

a) Mencari gaya yang dialami tonggak A, b) Mencari gaya yang dialami tonggak C,
titik C jadikan poros titik A jadikan poros
7. Seorang anak bermassa 100 kg berada diatas jembatan papan kayu bermassa 100 kg
yang diletakkan di atas dua tonggak A dan C tanpa dipaku. Sebuah tong berisi air
bermassa total 50 kg diletakkan di titik B.

Jika jarak AB = 2 m, BC = 3 m dan AD = 8 m, berapa jarak terjauh anak dapat melangkah


dari titik C agar papan kayu tidak terbalik?
Pembahasan
Ilustrasi gaya-gaya :

Titik C jadikan poros, saat papan tepat akan terbalik NA = 0


8. Perhatikan gambar berikut!

Pada gambar diatas, Z adalah titik berat batang AB yang massanya 10 kg. Jika
system dalam keadaan setimbang maka massa beban c adalah ?
Pembahasan
9. Sebuah tangga seberat 400 N disandarkan pada dinding seperti gambar. Jika dinding
licin dan lantai kasar, serta tangga tepat akan tergelincir maka hitunglah koefisien
gesekan antara lantai dan tangga!

Pembahasan:
Berikut ilustrasi gaya-gaya yang bekerja pada tangga tersebut. Terdapat empat buah
gaya yaitu NB, wt, NA dan f (anak panah berwarna merah).

Diketahui:
Panjang papan: lAB = 10 m
berat tangga (wt) = 400 N
Titik berat tangga berada di titik O, sehingga lOB = lOA = ½
lAB = ½ (10) = 5 m
θ = 53°
Ditanya: Koefisien gesekan antara tangga dan lantai (µ)
Jawab:
Jumlah gaya pada sumbu y (vertikal) dan
sumbu x (horizontal) harus nol:

substitusikan nilai NB pada persamaan (1),


sehingga diperoleh:

Jadi koefisien gesekan antara tangga dan lantai sebesar


0,375
Kesetimbangan dan mengangkat beban
Pada Gambar 1 memperlihatkan sebuah lengan manusia yang
mengangkat beban dan Gambar 2 adalah diagram benda bebas untuk
lengan bawah. Lengan bawah berada dalam kesetimbangan di bawah
pengaruh aksi dari berat beban w, tegagan T pada tendon berhubungan
dengan otot biseps dan gaya E adalah gaya gaya yang dilakukan oleh
lengan atas terhadap lengan bawah yaitu pada sendi sikut. Untuk
memperjelas titik A di mana tendon melekat, digambarkan berada jauh
dari sikut, lebih jauh dari posisi sesungguhnya. Berat w dan sudut θ
diberikan; karena kita ingin mencari tegangan tendon dan kedua
komponen gaya pada sikut (tiga besaran scalar yang tidak diketahui
dalam satu masalah). Abaikan berat lengan bawah.
Diketahui w = 200 N, D = 0.05 m, L= 0.3 m, θ = 80◦ dan θ = h/D
Sehingga h = D tan θ = 0.05 (5.67) = 0.28 m
Tx = T cos θ, Ty = T sin θ ∑E = Lw – DTy = 0

𝑳𝒘
Ty =
𝑫𝑻𝒚
𝑳𝒘
T=
𝑫𝒔𝒊𝒏 θ
∑Fx = Tx + (- Ex) = 0
Untuk mencari Ex dan Ey Ex = Tx = T Cos θ
𝑳𝒘 𝑳𝒘
gunakan syarat pertama = cosθ = cotθ
𝑫𝒔𝒊𝒏 θ 𝑫
untuk kesetimbangan 𝑳𝒘 𝑫
=
∑Fx = 0 dan ∑Fy = 0 𝑫 𝒉
𝑳𝒘
=
𝒉

∑Fy = Ty + Ey+ (-w) = 0


𝑳𝒘
Ey = w
𝒉
𝑳−𝑫 𝒘
=-
𝑫
Alternatif mencari Ex dan Ey ∑A = ( L- D)w +DEy = 0
dengan menggunakan 𝑳−𝑫 𝒘
Ey = -
persamaan torsi. 𝑫

∑B = Lw +hEx = 0
𝑳𝒘
Ex =
𝒉
𝑳𝒘 (𝑳−𝑫)𝒘
T= Ey =
𝑫 𝒔𝒊𝒏 θ 𝑫
𝟎.𝟑𝒎 (𝟐𝟎𝟎𝑵) 𝟎.𝟑𝒎−𝟎.𝟎𝟓𝒎 (𝟐𝟎𝟎𝑵)
= =
𝟎.𝟎𝟓𝒎 (𝟎.𝟗𝟖) 𝟎.𝟎𝟓𝒎

= 1220 N = -1000 N

𝑳𝒘
Ex = - Besar gaya pada sikut
𝒉
adalah
𝟎.𝟑𝒎 (𝟐𝟎𝟎𝑵)
= E= 𝑬𝒙𝟐 + 𝑬𝒚𝟐
𝟎.𝟗𝟖 𝒎

= 210 N = 1020 N
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai