DOSEN PENGAMPU :
Devita Mayasari S.T.,M.Eng
OLEH:
Kelompok 5
Penerapan:
Kekuatan triaksial yang didapat pada kondisi-kondisi tak terkonsolidasi tak
terdrainase berlaku untuk situasi-situasi desain di mana pembebanan sangat
cepat sehingga tidak cukup waktu untuk tekanan air pori yang terbentuk untuk
berdisipasi dan untuk konsolidasi terjadi (artinya drainase tidak terjadi).
Kekuatan triaksial yang diukur pada kondisi-kondisi UU digunakan untuk
menentukan kekuatan pada akhir konstruksi. Konstruksi timbunan pada deposit
lempung merupakan suatu contoh situasi di mana kuat geser tak terdrainase in
situ akan menentukan stabilitas.
Consolidate Undrain (CU). Pada tes ini, drainase diizinkan selama pemberian
tegangan keliling dan spesimen sepenuhnyan terkonsolidasi di bawah tegangan
ini. Drainase tidak diizinkan selama pemberian tegangan deviator. Pengujian
Consolidated Undrain (CU) dilakukan untuk mensimulasikan kondisi lapisan
tanah yang telah terkonsolidasi dan kemudian menerima penambahan beban
yang relatif cepat. Pada kasus ini mula-mula air di dalam pori tanah dibiarkan
mengalir keluar akibat proses konsolidasi, dan setelah tanah terkonsolidasi
sempurna (100%), lapisan tanah tersebut menerima tambahan beban yang
relatif cepat sehingga air di dalam pori tanah pada saat penambahan beban
tidak sempat mengalir ke luar. Sebagai contoh pada kasus ini adalah beban
tanki yang didirikan di atas suatu urugan pada tanah lempung yang telah
mengalami konsolidasi 100%.
Consolidate Drain (CD). Pada tes ini, drainase diizinkan baik selama
pemberian tegangan keliling dan tegangan deviator sehingga spesimen
sepenuhnya terkonsolidasi di bawah tegangan keliling dan tekanan pori ekses
tidak terbentuk selama penggeseran. Pengujian Consolidated Drain (CD)
dilakukan untuk mensimulasikan kondisi pemberian beban pada tanah yang
telah terkonsolidasi dengan kecepatan yang relatif lambat dibandingkan dengan
keluarnya air dari pori tanah.
Hasil-hasil tes CD yang dilakukan pada tanah kohesif bisa diterapkan pada
situasi-situasi di mana konstruksi akan berlangsung pada laju yang cukup
lambat sehingga tidak ada tekanan pori ekses yang terjadi atau waktu yang
cukup telah lewat sehingga semua tekanan pori ekses telah terdisipasi.
Dimana :
q = banyaknya air yang merembes (cm 3 / detik ¿
k = kecepatan merembes (cm/detik)
i = gradient hidrolic
A = luas penampang yang dirembesi (cm 2 ¿
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien
permeabilitasnya. Setidaknya ada enam faktor utama yang mempengaruhi
permeabilitas tanah, yaitu:
Viskositas cairan, yaitu semakin tinggi viskositasnya maka koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin kecil
Distribusi ukuran pori, yaitu semakin merata distribusi ukuran porinya maka
koefisien permeabilitasnya cenderung semakin kecil
Distribusi ukuran butiran, yaitu semakin merata distribusi ukuran butirannya
maka koefisien permeabilitasnya cenderung semakin kecil
Viod ratio, yaitu semakin besar void ratio maka koefisien permeabilitas tanahnya
akan semakin besar
Kekasaran partikel mineral, yaitu semakin besar partikel mineralnya maka
koefisien permeabilitasnya akan semakin tinggi
Derajat kejenuhan tanah, yaitu semakin jenuh tanahnya maka koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi
axL 2,3 h
k= x x log 1
A (t 2−t 1 ) h2
Dengan;
k = koefisien rembesan (cm/detik)
a = luas penampang pipa (cm 2 ¿
L = tinggi contoh tanah (cm)
A = luas penampang tanah (cm2 ¿
t 2 dan t 1 = waktu rembesan (detik)
h = beda permukaan air (cm)
Gambar metode falling head
Pengujian Tinggi Energi Tetap (Constant Head)
Pegujian ini diperuntukkan untuk tanah dengan koefisien rembesan besar
(permeabilitasnya tinggi)atau untuk tanah berbutir kasar. Untuk pengujian
constant head banyaknya air mengalir yang lewat contoh tanah ditampung dalam
gelar ukur. Debit airnya diperhitungkan dan perbedaan ketinggian air tidak
diperhitungkan.
q L
k= x
(t 2−t 1) x A h
Dengan;
k = koefisien rembesan (cm/detik)
q = debit air rembesan yang ditampung (cm 2 /detik ¿
t 2 dan t 1 = waktu rembesan (detik)
A = luas penampang tanah (cm2 ¿
L = tinggi contoh tanah (cm)
h = beda permukaan air (cm)
Gambar metode constant head
3.1. Kesimpulan
Setiap wilayah memiliki ciri dan karakteristik tanah yang berbeda-beda oleh
karena itu perlu pemilihan metode yang benar sehingga dapat mengetahui kebutuhan
bangunan di atas tanah tersebut.
2. Kenapa konsolidasi tanah harus dilakukan dan apakah ada masalah? (Fadilah
Husna 201921006)
Jawab : Konsolidasi harus dilakukan untuk mengetahui penurunan suatu tanah
agar nantinya diketahui besar penurunan suatu tanah sehinggga kontraktor
mengetahui bangunan seperti apa yang harus dirancang untuk tanah terseebut.
Untuk permasalahannya, penurunan suatu pondasi bangunan yang
mengakibatkan bangunan miring apabila penurunan setiap pondasi itu normal
atau tidak terlalu besar maka bangunan akan bagus tetapi jika suatu bangunan
penurunannya berbeda (apalagi jika penurunan nya terlalu besar) maka dapat
merusak bangunan.
3. Cara kerja dari alat direct shear, kurang paham prinsip kerja dr alat tersebut,
dan apa yang di dapat dari pengujian tersebut? (Ari Adriani 201921077)
Jawab : Secara singkat, prinsip kerja dari alat direct ini adalah dengan
memasukkan sample pada kotak geser yang kemudian bila di beri beban dan
di putar engkol pada alat akan membuat kotak geser bergerak berlawanan,
sehingga kita dapat mengetahui besar kuat geser dan kohesi pada sampel
tersebut dengan beban yang diberikan.
4. Mengenai pengujian triacial, membran drvicr tidak boleh robek, untuk udara
apakah dapat mempengaruhi pengujian tersebut, dan apakah mempengaruhi?
(Imas Kusuma Lativa 201921012)
Jawab : Udara dapat mempengaruhi pengujian tersebut, karena jika ada udara
yang masuk maka akan memengaruhi nilai tekanan dan pembacaan pada dial
gauge menjadi kurang tepat.