Disusun oleh :
Ahmad Tri Widianto
11200980000044
Abstract
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu
kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi. tanah juga berfungsi sebagai
pendukung pondasi dari bangunan.
Dasar Teori
kosong diantara partikel-partikel padat tersebut, jadi seorang ahli teknik sipil
harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya,
penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila
dibebani (Compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap
beban, dan lain-lain.
Tanah yang terdapat pada kawasan tersebut termasuk kedalam jenis tanah
lempung lunak. Ketebalan lempung lunak pada kawasan ini sangat dalam,
sehingga untuk mencapai tanah keras sangat dalam. Lempung lunak memiliki
kadar air yang sangat tinggi dan kemampuan pemampatan yang sangat rendah,
sehingga penurunan akibat beban akan berlangsung sangat lambat. Akibatnya
bangunan konstruksi akan mengalami penurunan menjadi lebih rendah daripada
elevasi rencan, sehingga menyebabkan bangunan akan lebih cepat rusak
daripada umur rencana.
Kuat geser tanah dari benda uji yang diperiksa di laboratorium, biasanya
dilakukan dengan besar beban yang ditentukan lebih dahulu dan dikerjakan
dengan menggunakan tipe peralatan yang khusus. Beberapa faktor yang
mempengaruhi besarnya kuat geser tanah yang diuji di laboratorium, adalah
kandungan mineral dari butiran tanah, bentuk partikel, angka pori dan kadar air,
sejarah tegangan yang pernah dialami, tegangan yang ada di lokasi (di dalam
tanah), perubahan tegangan selama pengambilan contoh dari dalam tanah,
tegangan yang dibebankan sebelum pengujian, cara pengujian, kecepatan
pembebenan, kondisi drainase yang dipilih, drainase terbuka (Drained) atau
drainase tertutup (Undrained), tekanan air pori yang di timbulkan, dan kriteria
yang diambil untuk penentuan kuat geser (Hardiyatmo, 2002:289).
Uji triaksial sudah menjadi cara yang paling terkenal dan paling sering
digunakan untuk mengukur kuat geser tanah. Uji ini lebih banyak digunakan
karena alasan teoritis maupun karena dapat dipakai untuk bermacam-macam
pengujian. Ada tiga jenis uji triaksial yang biasa digunakan, yaitu Uji triaksial
Unconsolidated-Undrained (tak terkonsolidasi-tak terdrainase) (UU), Uji
triaksial Consolidated-Undrained (terkonsolidasi tak terdrainase) (CU), Uji
triaksial Consolidated-drained (terkonsolidasi terdrainase) (CD) (Laurence
2010:240).
Uji Triaksial
Uji triaksial sudah menjadi cara paling terkenal dan yang paling sering
digunakan sekarang ini untuk mengukur kuat geser tanah. Uji ini lebih disukai
baik karena alasan teoritis maupun karena dapat dipakai untuk bermacam-
macam pengujian. Semua jenis uji kekuatan geser dapat dilakukan dengan
alat triaksial. Alat ini dapat pula dipakai untuk mengukur sifat permeabilitas
atau konsolidasi.
tekanan air pori dalam benda uji. Pengukuran tekanan air pori dapat
dilakukan selama pengujian berlangsung.
Gambar 4 Lingkaran Mohr pada Pengujian CU Triaksial
menentukan nilai-nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (φ). Nilai-nilai kuat
geser yang rendah terjadi pada pengujian dengan cara Unconsolidate-
Undrained. Pada tanah lempung yang jenuh air nilai sudut gesek dalam (φ)
dapat mencapai nol, sehingga pada pengujian hanya diperoleh nilai kohesinya.
Nilai Kohesi
Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Bersama dengan
sudut geser dalam, kohesi merupakan kuat geser tanah yang menentukan
ketahanan tanah terhadap deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah,
dalam hal ini berupa gerakan lateral tanah. Deformasi ini terjadi akibat
kombinasi keadaan kritis pada tegangan normal dan tegangan geser yang tidak
sesuai dengan faktor aman dari yang direncanakan. Nilai ini didapat dari
pengujan triaksial test dan direct shear test. Nilai kohesi secara empiris dapat
ditentukan dari data sondir (qc) yaitu sebagai berikut :
c = qc/20……………………………………………………. (2.9)
Dengan,
qc = Data Sondir
Kekuatan geser dalam mempunyai variable kohesi dan sudut geser dalam.
Sudut geser dalam bersamaan dengan kohesi menentukan tanah akibat
tegangan yag bekerja berupa tekanan lateral tanah. Nilai ini juga didapatkan
dari pengukuran engineering properties tanah berupa triaksial test dan direct
shear test. Hubungan sudut geser dalam dan jenis tanah ditunjukkan pada
tabel2.
Alat :
7. Extruder besar
8. Extruder kecil
9. Spatula
11. Can
12. • Oven
Bahan :
Prosedur Kerja
Persiapan
1. Mengeluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung
2. Memasukkannya ke dalam beton silinder uji (dengan menggunakanextruder besar)
dannya dengan gergaji kawat
3. Ratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder ujidengan menggunakan spatula
4. Mengeluarkan sampel uji dari silinder uji dengan menggunakan extruder kecil
5. Timbang Berat awal sampel dan ukur diameter serta masing-masing tinggi nya.
Jalannya Praktikum
1. Gps membran karet pada sampel dengan menggunakan alat penghisap
2. Memasukkan sampel tanah ke dalam sel Triaxial, dan menutupnya dengan rapat
3. Gps sel triaksial pada unit mesin Triaxial.
4. Menyalakan mesin triaksial dan menekan tombol STOP lalu mengatur tuas kecepatan
pada kecepatan penuh
5. Membuat udara pada sel Triaxial dengan menekan tombol UP bersamaan dengan
membuka katup udara bagian atas sampai udara penuh dengan memberi tegangan
minimum pada tabung tersebut dengan menciptakan pompa vakum.
6. Menentukan tekanan minimum
8. Setiap kelipatan 25 pada DDR, LDR dibaca dan mencatat nilai9. Menghentikan mesin
saat nilai LDR tetap sama tiga kali berturut-turut dan bahkan turun.
10. Menguras air pada sel triaxial dengan menekan tombol DOWN
11. Melepaskan sample tanah dari sel triaxial dan mengamati keruntuhan pada sample
tanah tersebut
d1 = 3,62 cm
d1+d2+ d3
d2 = 3,545 cm Diameter = 3 = 3,59 cm
d3 = 3,530 cm
t1 = 7,26 cm
t 2 = 7,28 cm t1+ t2 +t3
Tinggi = 3 = 7,15 cm
t 3 = 7,015 cm
• Berat can
Sample 1 = 21,66 gr
Sample 2 = 8,17 gr
Sample 3 = 9,89 g
1.675+ 1.658+1.638
ρrata-rata = = 1.657 gram/cm3
3
16.415+ 16.248+16.052
γrata-rata = = 16.238 mN/cm3
3
Tegangan normal
ΔL = DDR/1000 Δσ = LRC x (LDR/A’)
ε = ΔL/Lo σ1 = Δσ + σ3
A’ = Ao/1 – ε
Sample 1 (σ3 = 0.6 kg/cm2)
Table 6 Pengolahan Data Sample 1
ΔL ε 1–ε A0 A' Δσ σ1
ΔL ε 1-ε A0 A' Δσ σ1
ΔL ε 1-ε A0 A' Δσ σ1
Diagram Mohr
3
Perbandingan hubungan antara regangan dengan deviator stress
2.5
1.5
0.5
Sigma Column1
Dari penelitian yang dilakukan pada 20 Oktober 2021. Dalam pengambilan contoh
tanah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan pada saat
praktikum. Cara pengolahan Saat mengambil contoh tanah, minyak berguna, yang
dapat membuat contoh tanah lebih mudah keluar.Pastikan untuk menerapkan banyak,
jika tidak proses melepas cincin contoh akan sangat sulit dan contoh tanah bisa rusak.
Ketika melakukan pengujian, itu harus diukur dengan benar dan dilakukan dengan
benar, dan pertimbangan yang cermat harus diberikan pada penggunaan tiga sumbu,
karena kebocoran dapat terjadi selama pengujian tiga sumbu.
KESIMPULAN
Dari hasil pratikum menghasilkan nilai kohesi 0,04 kn/cm2 dan sudut geser yaitu 32
derajat. Hasil uji triaksial unconsolidated-undrained dapat disimpulkan bahwa pada setiap
titik lubang bor nilai kohesi yang dihasilkan meningkat, jenis tanah keras, lunak, lunak
hingga sedang. Jika nilai kohesi meningkat, maka ikatan pada struktur tanah akan
meningkat, sehinggaPartikel semakin dekat dan dekat
2
1
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J. E. 1989. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Edisi kedua.
Jakarta: Erlangga.
1. Jakarta: Erlangga
LAMPIRAN
Gambar 8 penggalian tanah menggunakan auger untuk mengambil sampel tanah terganggu