Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

UJI TRIAKSIAL UNCONSOLIDATED UNDRAINED


Dosen pengampu : Dewi Ayu Kusumaningsih, S.T, M.Sc
Asisten laboratorium :
1. Fabila Nur Anjani Safitri (11180980000016)
2. Zulfikri Hakim Akbar (11180980000029)
3. Ahmad Faqih Mahfuz (11180980000036)
4. Syarifah Amwal Thaharah (11190980000006)
5. Gilang Amanda Muhtar (11190980000008)
6. Genta Prasasti (11190980000031)

Disusun oleh :
Ahmad Tri Widianto
11200980000044

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
Maksud dan Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui parameter kuat geser tak terdrainasi suatu tanah (undrained shear
strength), yaitu berupa sudut geser tanah (ϕ) dan nilai kohesi (c).

Abstract

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu
kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi. tanah juga berfungsi sebagai
pendukung pondasi dari bangunan.

Dasar Teori

Tanah didefinisikan sebagai himpunan mineral, bahan organik, dan


endapan-endapan yang relatif lepas (Loose), yang terletak di atas batuan dasar
(bedrock). Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh
karbonat, zat organik, atau oksida-oksida yang mengendap di antara partikel-
partikel (Hardiyatmo, 2002:1).

Sedangkan menurut das dalam bukunya “mekanika tanah 1” (1995:1)


menjelaskan bahwa tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari
agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara
kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang
berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang

kosong diantara partikel-partikel padat tersebut, jadi seorang ahli teknik sipil

harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya,
penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila
dibebani (Compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap
beban, dan lain-lain.

Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan


teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari
bangunan.

Meningkatnya kebutuhan tanah untuk fasilitas manusia berbanding terbalik


dengan semakin terbatasnya lahan yang akan digunakan untuk pembangunan
tersebut sehingga mengkibatkan fasilitas-fasilitas berdiri di tanah yang mungkin
tidak stabil, atau bahkan tanah yang tidak seharusnya didirikan bangunan.
Seharunya bangunan tersebut dapat berdiri pada tanah yang mempunyai kuat
geser rendah.

Tanah yang terdapat pada kawasan tersebut termasuk kedalam jenis tanah
lempung lunak. Ketebalan lempung lunak pada kawasan ini sangat dalam,
sehingga untuk mencapai tanah keras sangat dalam. Lempung lunak memiliki
kadar air yang sangat tinggi dan kemampuan pemampatan yang sangat rendah,
sehingga penurunan akibat beban akan berlangsung sangat lambat. Akibatnya
bangunan konstruksi akan mengalami penurunan menjadi lebih rendah daripada
elevasi rencan, sehingga menyebabkan bangunan akan lebih cepat rusak
daripada umur rencana.

Kekuatan geser tanah adalah kekuatan tanah untuk memikul beban-beban


atau gaya yang dapat menyebabkan kelongsoran, keruntuhan, gelincir, dan
pergeseran tanah. Tanah yang diambil dari lapangan harus diusahakan tidak
berubah kondisinya, terutama pada comtoh asli (Undisturbed), di mana
masalahnya adalah harus menjaga kadar air dan susunan tanah dilapangannya
supaya tidak berubah. (Hardiyatmo, 2002:288)

Kuat geser tanah dari benda uji yang diperiksa di laboratorium, biasanya
dilakukan dengan besar beban yang ditentukan lebih dahulu dan dikerjakan
dengan menggunakan tipe peralatan yang khusus. Beberapa faktor yang
mempengaruhi besarnya kuat geser tanah yang diuji di laboratorium, adalah
kandungan mineral dari butiran tanah, bentuk partikel, angka pori dan kadar air,
sejarah tegangan yang pernah dialami, tegangan yang ada di lokasi (di dalam
tanah), perubahan tegangan selama pengambilan contoh dari dalam tanah,
tegangan yang dibebankan sebelum pengujian, cara pengujian, kecepatan
pembebenan, kondisi drainase yang dipilih, drainase terbuka (Drained) atau
drainase tertutup (Undrained), tekanan air pori yang di timbulkan, dan kriteria
yang diambil untuk penentuan kuat geser (Hardiyatmo, 2002:289).

Uji triaksial sudah menjadi cara yang paling terkenal dan paling sering
digunakan untuk mengukur kuat geser tanah. Uji ini lebih banyak digunakan
karena alasan teoritis maupun karena dapat dipakai untuk bermacam-macam
pengujian. Ada tiga jenis uji triaksial yang biasa digunakan, yaitu Uji triaksial
Unconsolidated-Undrained (tak terkonsolidasi-tak terdrainase) (UU), Uji
triaksial Consolidated-Undrained (terkonsolidasi tak terdrainase) (CU), Uji
triaksial Consolidated-drained (terkonsolidasi terdrainase) (CD) (Laurence
2010:240).

Uji Triaksial

Uji triaksial sudah menjadi cara paling terkenal dan yang paling sering
digunakan sekarang ini untuk mengukur kuat geser tanah. Uji ini lebih disukai
baik karena alasan teoritis maupun karena dapat dipakai untuk bermacam-
macam pengujian. Semua jenis uji kekuatan geser dapat dilakukan dengan
alat triaksial. Alat ini dapat pula dipakai untuk mengukur sifat permeabilitas
atau konsolidasi.

Gambar 1 Alat Pengujian Triaksial

Gambar 2 Skema Pembebanan Pada Uji Triaksial


Ada tiga jenis triaksial yang biasa digunakan, yaitu uji tak terdrainase, uji
tak terkonsolidasi tak terdrainase, dan uji terdrainase.

a. Uji Triaksial Unconsolidated-Undrained (tak terkonsolidasi–tak


terdrainase)

Pada uji triaksial Unconsolidated-Undrained atau Quick Test


(pengujian cepat), benda uji yang umumnya berupa lempung mula-mula
dibebani dengan beban normal, melalui penerapan tegangan deviator
sampai mencapai keruntuhan. Pada penerapan tegangan deviator selama
penggeseran, air tak diizinkan keluar dari benda uji. Jadi, selama pengujian,
katup drainase ditutup. Karena pada pengujian air tidak diizinkan mengalir
ke luar, beban normal tidak ditransfer ke butiran tanahnya. Keadaan tanpa
drainase ini menyebabkan adanya kelebihan tekanan pori (excess pore
pressure) dengan tidak ada tanahan geser hasil perlawanan dari butiran
tanah.

Gambar 3 Lingkaran Mohr pada Pengujian UU Triaksial

b. Uji triaksial Consolidated-Undrained (terkonsolidasi–tak terdrainase)

Pada uji triaksial Consolidated-Undrained atau Consolidated Quick


Test (uji terkonsolidasi cepat), benda uji mula-mula dibebani dengan
tegangan sel tertentu dengan mengizinkan air mengalir ke luar benda uji
sampai konsolidasi selesai. Tahap selanjutnya, tegangan deviator diterapkan
dengan katup drainase dalam keadaan tertutup sampai benda uji mengalami
keruntuhan. Karena katup drainase tertutup, volume benda uji tidak berubah
selama penggeseran. Pada pengujian dengan cara ini, akan terjadi kelebihan

tekanan air pori dalam benda uji. Pengukuran tekanan air pori dapat
dilakukan selama pengujian berlangsung.
Gambar 4 Lingkaran Mohr pada Pengujian CU Triaksial

c. Uji triaksial Consolidated-drained (terkonsolidasi – terdrainase)

Pada uji triaksial Consolidated – Drained, mula-mula tegangan


tertentu diterapkan pada benda uji dengan katup terdrainase terbuka sampai
konsolidasi selesai. Setelah itu, dengan katup drainase tetap terbuka,
tegangan deviator diterapkan dengan kecepatan yang rendah sampai benda
uji runtuh. Kecepatan pembebanan yang rendah dimaksudkan agar dapat
menjamin tekanan air pori nol selama proses penggeseran. Pada kondisi ini
seluruh tegangan selama proses pengujian tanah ditahan oleh gesekan antar
butiran tanah.

Gambar 5 Lingkaran Mohr pada CD Triaksial


Pada uji kuat geser tanah, bila terdapat air di dalam tanah, pengaruh-
pengaruh seperti : jenis pengujian, permeabilitas, kadar air, akan sangat

menentukan nilai-nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (φ). Nilai-nilai kuat
geser yang rendah terjadi pada pengujian dengan cara Unconsolidate-
Undrained. Pada tanah lempung yang jenuh air nilai sudut gesek dalam (φ)
dapat mencapai nol, sehingga pada pengujian hanya diperoleh nilai kohesinya.

Parameter-parameter kuat geser yang diukur dengan menggunakan ketiga


cara pengujian di atas, hanya relevan untuk kasus-kasus dimana kondisi
drainase di lapangan sesuai dengan kondisi drainase di laboratorium. Kuat
geser tanah pada kondisi drainase terbuka (drained) tidak sama besarnya bila
diuji pada kondisi tak drainase (undrained) dapat digunakan untuk kondisi
pembebanan cepat pada tanah permeabilitas rendah, sebelum konsolidasi
terjadi. Kondisi terdrainase (drained) dapat digunakan untuk tanah dengan
permeabilitas rendah hanya sesudah konsolidasi di bawah tambahan tegangan
totalnya telah betul-betul sekali. Kuat geser tanah yang berpermeabilitas
rendah, secara berangsur-angsur berubah dari kuat geser undrained menjadi
kuat geser drained selama kejadian kosolidasi. Pada tanah yang
berpermeabilitas tinggi, kondisi terdrainase (drained) hanya relevan bila tiap
tambahan tegangan yang diterapkan pada waktu singkat, diikuti oleh
menghamburnya seluruh kelebihan tekanan air pori. Sehingga, tambahan
tegangan secara cepat tidak mengakibatkan timbulnya kelebihan tekanan air
pori dalam tanah.

Nilai Kohesi

Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Bersama dengan
sudut geser dalam, kohesi merupakan kuat geser tanah yang menentukan
ketahanan tanah terhadap deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah,
dalam hal ini berupa gerakan lateral tanah. Deformasi ini terjadi akibat
kombinasi keadaan kritis pada tegangan normal dan tegangan geser yang tidak
sesuai dengan faktor aman dari yang direncanakan. Nilai ini didapat dari
pengujan triaksial test dan direct shear test. Nilai kohesi secara empiris dapat
ditentukan dari data sondir (qc) yaitu sebagai berikut :

c = qc/20……………………………………………………. (2.9)
Dengan,

c = Nilai Kohesi (Kg/cm2)

qc = Data Sondir

Table 1 Consistency and Unconfined Compression Strength of Clays

Unconfined Compression Strength


Soil Properties (Kg/cm2)
Very Soft < 0,25
Soft 0,25 – 0,50
Firm 0,5 – 1
Stiff 1–2
Very Stiff 2–4
Hard >4

Sudut Geser Dalam

Kekuatan geser dalam mempunyai variable kohesi dan sudut geser dalam.
Sudut geser dalam bersamaan dengan kohesi menentukan tanah akibat
tegangan yag bekerja berupa tekanan lateral tanah. Nilai ini juga didapatkan
dari pengukuran engineering properties tanah berupa triaksial test dan direct
shear test. Hubungan sudut geser dalam dan jenis tanah ditunjukkan pada
tabel2.

Table 2 Hubungan antara Sudut Geser Dalam dan Jenis Tanah

Jenis Tanah Sudut Geser Dalam (ᴓ)


Kerikil Kepasiran 35o – 40o
Kerikil Kerakal 35o – 40o
Pasir Padat 35o – 40o
Pasir Lepas 30o
Lempung Kelanauan 25o – 30o
Lempung 20o – 25o

Sumber : Das, 1995


Alat-alat dan Bahan

Alat :

1. Unit mesin Triaxial Test

2. Alat untuk memasang membran karet pada tanah uji

3. Pompa penghisap (Vacuum Pump)

4. Membran karet untuk membungkus tanah uji

5. Cetakan Silinder contoh tanah uji

6. Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm

7. Extruder besar

8. Extruder kecil

9. Spatula

10. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

11. Can

12. • Oven
Bahan :

1. Sampel tanah undisturbed (sampel tanah tak terganggu)

Prosedur Kerja

Persiapan
1. Mengeluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung
2. Memasukkannya ke dalam beton silinder uji (dengan menggunakanextruder besar)
dannya dengan gergaji kawat
3. Ratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder ujidengan menggunakan spatula
4. Mengeluarkan sampel uji dari silinder uji dengan menggunakan extruder kecil
5. Timbang Berat awal sampel dan ukur diameter serta masing-masing tinggi nya.

Jalannya Praktikum
1. Gps membran karet pada sampel dengan menggunakan alat penghisap
2. Memasukkan sampel tanah ke dalam sel Triaxial, dan menutupnya dengan rapat
3. Gps sel triaksial pada unit mesin Triaxial.

4. Menyalakan mesin triaksial dan menekan tombol STOP lalu mengatur tuas kecepatan
pada kecepatan penuh
5. Membuat udara pada sel Triaxial dengan menekan tombol UP bersamaan dengan
membuka katup udara bagian atas sampai udara penuh dengan memberi tegangan
minimum pada tabung tersebut dengan menciptakan pompa vakum.
6. Menentukan tekanan minimum

7. mengetahui mesin dan mulai melakukan membaca Load Dial

8. Setiap kelipatan 25 pada DDR, LDR dibaca dan mencatat nilai9. Menghentikan mesin
saat nilai LDR tetap sama tiga kali berturut-turut dan bahkan turun.

10. Menguras air pada sel triaxial dengan menekan tombol DOWN
11. Melepaskan sample tanah dari sel triaxial dan mengamati keruntuhan pada sample
tanah tersebut

Data Hasil Praktikum

d1 = 3,62 cm
d1+d2+ d3
d2 = 3,545 cm Diameter = 3 = 3,59 cm
d3 = 3,530 cm
t1 = 7,26 cm
t 2 = 7,28 cm t1+ t2 +t3
Tinggi = 3 = 7,15 cm
t 3 = 7,015 cm

LRC = 0.148 kg/cm2

• Berat tanah basah


Sample 1 = 125,93gr
Sample 2 = 124,63gr
Sample 3 = 123,15gr

• Berat tanah kering + can


Sample 1 = 111,98 gr
Sample 2 = 95,59 gr
Sample 3 = 91,98 gr

• Berat can

Sample 1 = 21,66 gr

Sample 2 = 8,17 gr
Sample 3 = 9,89 g

Table 3 Data Pengamatan

σ = 0.4 σ = 0.6 σ = 0.8

DDR LDR LDR LDR


25 20 24 20
50 34 50 40
75 46 74 59
100 57 98 77
125 67 115 93
150 78 127 103
175 88 138 130
200 94 138 130
225 100 141 147
250 102 143 147
275 105 143 152
300 106 144 156
325 107 145 159
350 108 146 161
375 109 146 163
400 110 146 164
425 110,5 146 166
450 111 147 167
475 111,5 146 165
500 112 146 165
525 112,5 146 165
550 112 146 165
575 111,5 146 164
600 - 145 -
Pembahasan & Perhitungan
 A = 1/4 π D2 = ¼ x 3.14 x (3.54)2
= 9.83 cm2
 V = A L0 = 9.83 cm2 x 7.645 cm = 75.15 cm3
 Kadar air
W wet −W dry
w= x 100 %
W dry
125.93−(111.98−21.66)
= x 100%
(111.98−21.66)
= 39.42%

Table 4 Perbandingan Kadar Air Sample

Sample 1 Sample 2 Sample 3


W 39.42% 42.56% 50.02%

 Massa jenis dan berat jenis


Wwet
ρ= (gram/cm3) γ = ρ.g (N/m3) ; g = 9.8 m/s2
V
125.93 gram
= = 1.675 x 9.8
75.15 cm 3
= 1.675 gram/cm3 = 16.415 mN/cm3

Table 5 Perbandingan Berat Jenis Sample

Sample 1 Sample 2 Sample 3

ρ 1.675 1.658 1.638

γ 16.415 16.248 16.052

1.675+ 1.658+1.638
ρrata-rata = = 1.657 gram/cm3
3
16.415+ 16.248+16.052
γrata-rata = = 16.238 mN/cm3
3
 Tegangan normal
ΔL = DDR/1000 Δσ = LRC x (LDR/A’)
ε = ΔL/Lo σ1 = Δσ + σ3
A’ = Ao/1 – ε
Sample 1 (σ3 = 0.6 kg/cm2)
Table 6 Pengolahan Data Sample 1
ΔL ε 1–ε A0 A' Δσ σ1

0.025 0.0033 0.99673 9.83 9.862251 0.3001 0.900134

0.05 0.0065 0.99346 9.83 9.894714 0.5086 1.108554

0.075 0.0098 0.99019 9.83 9.927391 0.6858 1.285779

0.1 0.0131 0.98692 9.83 9.960285 0.847 1.446964

0.125 0.0164 0.983649 9.83 9.993398 0.9923 1.592255

0.15 0.0196 0.980379 9.83 10.02673 1.1513 1.751322

0.175 0.0229 0.977109 9.83 10.06029 1.2946 1.894595

0.2 0.0262 0.973839 9.83 10.09407 1.3782 1.978235

0.225 0.0294 0.970569 9.83 10.12808 1.4613 2.061284

0.25 0.0327 0.967299 9.83 10.16232 1.4855 2.085488

0.275 0.036 0.964029 9.83 10.19679 1.524 2.124009

0.3 0.0392 0.960759 9.83 10.2315 1.5333 2.133304

0.325 0.0425 0.957489 9.83 10.26644 1.5425 2.142501

0.35 0.0458 0.954218 9.83 10.30162 1.5516 2.1516

0.375 0.0491 0.950948 9.83 10.33705 1.5606 2.1606

0.4 0.0523 0.947678 9.83 10.37272 1.5695 2.169502

0.425 0.0556 0.944408 9.83 10.40864 1.5712 2.171195

0.45 0.0589 0.941138 9.83 10.4448 1.5728 2.17284

0.475 0.0621 0.937868 9.83 10.48122 1.5744 2.174435

0.5 0.0654 0.934598 9.83 10.51789 1.576 2.175981

0.525 0.0687 0.931328 9.83 10.55482 1.5775 2.177478

0.55 0.0719 0.928058 9.83 10.59202 1.565 2.164952

0.575 0.0752 0.924787 9.83 10.62947 1.5525 2.152476

0.6 0.0785 0.921517 9.83 10.66719 - -


Sample 2 (σ3 = 0.8 kg/cm2)

Table 7 Pengolahan Data Sample 2

ΔL ε 1-ε A0 A' Δσ σ1

0.025 0.0033 0.99673 9.83 9.862251 0.360161 1.160161

0.05 0.0065 0.99346 9.83 9.894714 0.747874 1.547874

0.075 0.0098 0.99019 9.83 9.927391 1.10321 1.90321

0.1 0.0131 0.98692 9.83 9.960285 1.456183 2.256183

0.125 0.0164 0.983649 9.83 9.993398 1.703124 2.503124

0.15 0.0196 0.980379 9.83 10.02673 1.874589 2.674589

0.175 0.0229 0.977109 9.83 10.06029 1.956604 2.756604

0.2 0.0262 0.973839 9.83 10.09407 2.023366 2.823366

0.225 0.0294 0.970569 9.83 10.12808 2.06041 2.86041

0.25 0.0327 0.967299 9.83 10.16232 2.068032 2.868032

0.275 0.036 0.964029 9.83 10.19679 2.075555 2.875555

0.3 0.0392 0.960759 9.83 10.2315 2.08298 2.88298

0.325 0.0425 0.957489 9.83 10.26644 2.090306 2.890306

0.35 0.0458 0.954218 9.83 10.30162 2.097533 2.897533

0.375 0.0491 0.950948 9.83 10.33705 2.090345 2.890345

0.4 0.0523 0.947678 9.83 10.37272 2.083157 2.883157

0.425 0.0556 0.944408 9.83 10.40864 2.075969 2.875969

0.45 0.0589 0.941138 9.83 10.4448 2.08295 2.88295

0.475 0.0621 0.937868 9.83 10.48122 2.061592 2.861592

0.5 0.0654 0.934598 9.83 10.51789 2.054404 2.854404

0.525 0.0687 0.931328 9.83 10.55482 2.047215 2.847215


0.55 0.0719 0.928058 9.83 10.59202 2.040027 2.840027

0.575 0.0752 0.924787 9.83 10.62947 2.032839 2.832839

0.6 0.0785 0.921517 9.83 10.66719 2.011776 2.811776

Sample 3 (σ3 = 1 kg/cm2)

Table 8 Pengolahan Data Sample 3

ΔL ε 1-ε A0 A' Δσ σ1

0.025 0.0033 0.99673 9.83 9.862251 0.300134 1.300134

0.05 0.0065 0.99346 9.83 9.894714 0.598299 1.598299

0.075 0.0098 0.99019 9.83 9.927391 0.879587 1.879587

0.1 0.0131 0.98692 9.83 9.960285 1.144144 2.144144

0.125 0.0164 0.983649 9.83 9.993398 1.377309 2.377309

0.15 0.0196 0.980379 9.83 10.02673 1.520336 2.520336

0.175 0.0229 0.977109 9.83 10.06029 1.79478 2.79478

0.2 0.0262 0.973839 9.83 10.09407 1.90607 2.90607

0.225 0.0294 0.970569 9.83 10.12808 2.001959 3.001959

0.25 0.0327 0.967299 9.83 10.16232 2.14085 3.14085

0.275 0.036 0.964029 9.83 10.19679 2.206184 3.206184

0.3 0.0392 0.960759 9.83 10.2315 2.256561 3.256561

0.325 0.0425 0.957489 9.83 10.26644 2.292128 3.292128

0.35 0.0458 0.954218 9.83 10.30162 2.313033 3.313033

0.375 0.0491 0.950948 9.83 10.33705 2.333741 3.333741

0.4 0.0523 0.947678 9.83 10.37272 2.339984 3.339984


0.425 0.0556 0.944408 9.83 10.40864 2.360348 3.360348

0.45 0.0589 0.941138 9.83 10.4448 2.366345 3.366345

0.475 0.0621 0.937868 9.83 10.48122 2.329881 3.329881

0.5 0.0654 0.934598 9.83 10.51789 2.335829 3.335829

0.525 0.0687 0.931328 9.83 10.55482 2.313634 3.313634

0.55 0.0719 0.928058 9.83 10.59202 2.30551 3.30551

0.575 0.0752 0.924787 9.83 10.62947 2.283463 3.283463

0.6 0.0785 0.921517 9.83 10.66719 - -

Diagram Mohr
3
Perbandingan hubungan antara regangan dengan deviator stress
2.5

1.5

0.5

Sigma Column1

Dari penelitian yang dilakukan pada 20 Oktober 2021. Dalam pengambilan contoh
tanah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan pada saat
praktikum. Cara pengolahan Saat mengambil contoh tanah, minyak berguna, yang
dapat membuat contoh tanah lebih mudah keluar.Pastikan untuk menerapkan banyak,
jika tidak proses melepas cincin contoh akan sangat sulit dan contoh tanah bisa rusak.
Ketika melakukan pengujian, itu harus diukur dengan benar dan dilakukan dengan
benar, dan pertimbangan yang cermat harus diberikan pada penggunaan tiga sumbu,
karena kebocoran dapat terjadi selama pengujian tiga sumbu.

KESIMPULAN

Dari hasil pratikum menghasilkan nilai kohesi 0,04 kn/cm2 dan sudut geser yaitu 32
derajat. Hasil uji triaksial unconsolidated-undrained dapat disimpulkan bahwa pada setiap
titik lubang bor nilai kohesi yang dihasilkan meningkat, jenis tanah keras, lunak, lunak
hingga sedang. Jika nilai kohesi meningkat, maka ikatan pada struktur tanah akan
meningkat, sehinggaPartikel semakin dekat dan dekat
2
1

DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J. E. 1989. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Edisi kedua.
Jakarta: Erlangga.

Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa


Geoteknis). Jilid

1. Jakarta: Erlangga

Widianti, A. Dkk. 2008. Uji Triaksial Unconsolidated-Undrained pada


Campuran Tanah Lanau- - Kapur – Abu – Sekam Padi dan Serat
Karung Plastik. Jurnal Semesta Teknika 11(2). Hal 174 – 175.
2
2

LAMPIRAN

Gambar 6 Penggalian untuk pengambilan sampel tanah tidak terganggu

Gambar 7 pelumasan ring soil agar sampel mudah diambil


2
3

Gambar 8 penggalian tanah menggunakan auger untuk mengambil sampel tanah terganggu

Gambar 9 dimasukkan ring soil ke dalam tanah untuk pengambilan sampel

Gambar 10 pengeluaran sampel dari ring soil


2
4

Gambar 11 sampel tanah yang telah diambil

Gambar 12 sampel ditimbang menggunakan neraca analitik

Gambar 13 pengukuran diameter dan tinggi sampel


2
5

Gambar 14 pemasangan sampel ke mesin uji triaksial

Gambar 15 pemasangan triaxial chamber

Gambar 16 memasukkan air ke dalam tabung air


2
6

Gambar 17 proses pengisian air pada mesin uji triaksial

Gambar 18 LDR dan DDR

Anda mungkin juga menyukai